You are on page 1of 1

G

KONTRIBUSI MAKANAN JAJAN DAN AKTIVITAS FISIK


TERHADAP KEJADIAN OBESITAS PADA REMAJA DI
KOTA SEMARANG 2014

I
(Adriyan Pramono & Mohammad Sulchan)
adriyanpram@gmail.com

INTRODUCTION
Obesitas merupakan tanda awal
munculnya penyakit degeneratif. SOME FACTS
Berdasarkan Riskesdas (2007) dan
(2010) prevalensi obesitas meningkat
sebanyak 1,3%. Obesitas dapat terjadi kontribusi energi (kkal/hari)
karena asupan makanan yang western fast food dan
berlebihan atau aktivitas fisik yang makanan jajanan pada remaja
rendah. Konsumsi makanan jajan obes lebih tinggi (154,8 + 80,5
yang tinggi energi juga diperhatikan dan 462,4 + 211,6)
dalam masalah ini. Tujuan penelitian dibandingkan dengan remaja
ini adalah untuk mengetahui risiko
tidak obes (126,2 + 76,1 dan
tingkat aktivitas fisik, kontribusi
291,7 + 148,9).
energi western fast food dan makanan
jajanan lokal terhadap obesitas pada
remaja 12 – 15 tahun.

Kontribusi energi western fast food >


METODE PENELITIAN 126 kkal dan kontribusi energi
makanan jajanan >300 Kal, lebih
Penelitian ini menggunakan studi banyak remaja obes dibandingkan
observasional case control dengan remaja tidak obes.
1040 populasi siswa SMP. Sampel
diambil secara random dan
sederhana dengan subyek terpilih
IMT/U berdasarkan percentil > 95
percentil pada kelompok kasus dan
Terdapat hubungan yang sangat
antara percentil 10 – 85 pada bermakna antara tingkat
kelompok kontrol. Data asupan aktivitas fisik dengan obesitas
energi diperoleh melalui metode pada remaja (p < 0,01).
FFQ semi kuantitatif.
Kontribusi makanan jajan >300
kkal/hari dan aktivitas fisik ringan,
masing-masing mempunyai resiko 3,2
kali dan 5,1 kali lebih besar untuk
mengalami obesitas.

Design by: Alfa Laili Rohmatin


(P17111171001)

You might also like