Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Komponen utama penyusun terumbu yakni coral (Scleractinia) memiliki
distribusi tertinggi di Indonesia, sekurang-kurangnya diketahui 590 spesies dari 793
jenis yang ada di dunia. Penelitian tentang transplantasi pada suatu komunitas yang
telah rusak dilakukan untuk melihat pertumbuhan dan kemampuan beradaptasi.
Penelitian selama empat bulan pengamatan, rata-rata pertambahan panjang secara linier
pada kedalaman 9 meter; bulan pertama 0,375 cm, bulan kedua 0,632 cm, dan bulan
ketiga 0,732 cm. Pada kedalaman 6 meter; bulan pertama sebesar 0,455 cm, bulan
kedua 0,689 cm, dan bulan ke tiga 1,012 cm, sedangkan di kedalaman 3 meter; bulan
pertama sebesar 0,55 cm, bulan kedua 1,05 cm dan bulan ketiga 1,1. Persentase rata-rata
pertambahan panjang relatif di kedalaman 9 m mengalami peningkatan setiap bulannya.
Bulan pertama 4,25 persen, bulan kedua 8,23 persen, dan bulan ketiga 9, 86 persen.
Begitu juga di kedalaman 6m bulan pertama 4,12 persen, bulan kedua 9,14 persen, dan
bulan ketiga 11,28 persen. Di kedalaman 3 m hanya bulan pertama dan bulan kedua
mengalami peningkatan yaitu bulan pertama sebesar 7,33 persen, bulan kedua 12,73
persen sedangkan dari bulan kedua sampai bulan ketiga mengalami penurunan sebesar
11,7 persen.
Keywords : Ekosistim, Terumbu Karang, Scleractinia, Malalayang, Manado
1
Staf pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
196
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589
cangkang moluska dan alga berkapur. dan keuntungan diri sendiri tanpa
Ekosistem ini memiliki fungsi alamiah memikirkan akibat yang ditimbulkan
sebagai lingkungan hidup, pelindung bagi masyarakat umum di waktu
fisik bagi pulau dan daratan, mendatang.
sumberdaya hayati dan sumber Terumbu karang di
keindahan. Sebagai lingkungan hidup semenanjung Sulawesi Utara tak luput
dan tempat hidup, terumbu karang dari permasalahan yang sama. Hewan
menjadi tempat organisme berkembang pemakan coral ganas Acanthaster
biak dan berproduksi. planci (pumparade) yang semakin
Terumbu karang dan segala meningkat, masuknya
kehidupan yang ada di dalamnya sampah/eutrofikasi, tekanan akibat
merupakan salah satu kekayaan alam aktivitas manusia yang berlebihan,
yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak memang akibat dari kombinasi tersebut
ternilai harganya. Kepulauan Indonesia tidak dapat diprediksi dampak
memiliki keanekaragaman hayati yang kerusakan ataupun kepunahaan karang
tinggi di dunia, disebut sebagai ‘center cepat ataupun lambat, namun antisipasi
of biodiversity’, dan merupakan ‘key of dan upaya penyelamatan sangatlah
marine area’ atau ‘the heart of coral diperlukan. Perairan pantai Malalayang
triangle’. Namun di balik kebanggaan yang terdapat di wilayah perairan Teluk
potensi, nilai dan manfaat ekosistem Manado memiliki terumbu karang yang
terumbu karang yang strategis; potensial dikembangkan. Namun
kuantitas (luasan) dan kualitasnya dari sangat disayangkan terumbu karang
tahun ke tahun merosot tajam (TNC yang terdapat di sekitar perairan
2004, Wilkinson 2004, Tun et al 2008). tersebut terancam akibat aktivitas
Berbagai permasalahan global manusia seperti reklamasi dan kegiatan
mengancam ekosistem laut dunia wisata pantai. Beberapa areal dari
termasuk Indonesia yang pada terumbu di wilayah tersebut telah
akhirnya menyebabkan kehancuran mengalami kerusakan baik secara
ekosistem terumbu karang. Pola alamiah maupun diakibatkan oleh
pembangunan wilayah pesisir dan manusia seperti penangkapan ikan
lautan selain telah menghasilkan dengan alat tangkap yang tidak ramah
sejumlah keberhasilan juga telah lingkungan, ancaman degradasi
meningkatkan kerusakan terumbu keanekaragaman hayati ekosistem
karang di hampir seluruh perairan terumbu karang ini tentunya
Indonesia, berbagai kegiatan memerlukan perhatian guna kelestarian
pemanfaatan wilayah pesisir seperti sumberdaya yang ada. Langkah
pertanian, industri, pengerukan pantai, konservasi seperti penetapan daerah
penangkapan ikan dengan racun serta perlindungan laut maupun
bom ikan, reklamasi pantai dan restorasi/rehabilitasi ekosistem saat ini
peristiwa alami seperti gempa bumi, menjadi tantangan tersendiri dalam
sedimentasi, El Nino dan Tsunami upaya pelestarian sumberdaya.
dapat menganggu atau merusak Rehabilitasi dan restorasi biologis pada
terumbu karang. Sejalan dengan ekosistem terumbu karang berupa
meningkatnya penduduk dan transplantasi hewan karang secara
kesejahteraan masyarakat memacu langsung dapat meningkatkan dan
manusia untuk mengeksploitasi memulihkan terumbu yang
sumberdaya secara besar-besaran terdegradasi.
tanpa memperhitungkan akibatnya. Kerusakan ekosistem terumbu
Kebutuhan ekonomi yang tinggi karang yang terjadi saat ini telah
mendorong manusia melakukan pola memperparah kuantitas dan kualitas
destruktif dalam memanfaatkan hewan karang sebagai komponen
sumberdaya alam dengan hanya utama pembentuk terumbu. Isu
memikirkan keuntungan jangka pendek pemanasan global adalah peringatan
197
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589
198
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589
aktif seperti transplantasi karang atau Acropora sp. (Veron 2000) yang
biota lainnya. Contoh untuk yang terdapat di daerah tersebut. Lokasi
pertama dapat berupa pengelolaan transplantasi yang akan dipilih adalah
untuk mengurangi tekanan akibat pada terumbu terdegradasi atau pada
perikanan, limpasan sedimen, atau terumbu dengan tutupan dan
masuknya limbah. Dengan demikian keragaman jenisnya relatif rendah.
restorasi biologis secara pasif dapat Bibit atau fragmen karang
dilakukan melalui berbagai kegiatan ditransplantasi pada substrat keras
pengelolaan pesisir yang dapat kapur (calcium carbonat) yang
mengurangi tekanan antropogenik merupakan material sisa (skeleton) dari
terhadap ekosistem terumbu karang karang yang telah mati, ditentukan
(Pickering et al 1999, Bowden-Kerby pada 3 kedalaman berbeda masing-
2008). masing di 3, 6, dan 9 meter.
Pengambilan bibit / fragmen dari
Kegiatan restorasi biologis
induk karang Acropora dilakukan
secara aktif yang paling sering
secara hati-hati menggunakan penjepit
dilakukan adalah transplantasi karang
(tang) untuk memotong ujung cabang
atau biota lain pada kawasan yang
dengan kisaran panjang antara 6-10
sudah rusak. Yang harus diingat adalah
cm. Fragmen yang telah dipotong
minimalisasi kerusakan terhadap
dikumpulkan ke dalam keranjang dan
kawasan yang lebih baik yang menjadi
dibawa pada lokasi transplantasi
donor transplantasi, dan
masing-masing sebanyak 30 fragmen
memaksimalkan kemungkinan hidup
per kedalaman (3, 6, dan 9 meter).
transplan pada terumbu yang akan
Teknik transplantasi fragmen ke
dipulihkan Akhirnya kegiatan restorasi
substrat karang mati adalah mencari
hanya dapat berhasil dalam jangka
lubang alami berdiameter yang sama
panjang jika komunitas di terumbu
dengan fragmen, atau melubangi
karang telah mandiri dan berfungsi
terumbu dengan bor, pahat ataupun
dengan baik (Bowden-Kerby 2008,
obeng sesuai ukuran. Area di sekitar
Edwards & Gomez 2008). Saat ini
lubang transplantasi dikikis hingga
sudah tersedia banyak pilihan yang
bersih kemudian fragmen di masukkan
menjanjikan hasil yang baik sehingga
dan distabilkan dengan perekat epoxy
para praktisi dapat mengurangi efek
di satu sisi dan di sisi lainnya ditekan
samping mulai dari pemilihan sumber
hati-hati hingga menyentuh substrat,
transplantasi hingga memaksimalkan
proses ini akan mempercepat
efektivitas dari karang yang digunakan.
penempelan fragment pada substrat.
Pilihan yang tersedia mulai dari
Jarak terdekat antara fragmen satu
bagaimana memilih sumber
dengan yang lainnya kurang lebih 20
transplantasi, baik dengan propagasi
centimeter.
seksual maupun aseksual secara in situ
Pengukuran panjang dilakukan
(di laut) atau ex situ (di akuarium)
setelah semua fragmen (90 fragmen)
METODE selesai ditransplantasi (data awal).
Sebelum kegiatan transplantasi Fragmen akan diukur mulai dari
dimulai, survey awal dengan pangkal yang dibatasi dengan garis
menggunakan SCUBA (self containe epoxy sampai pada ujung cabang
breathing apparatus) dilakukan untuk dengan ketelitian 1 mm. Pengamatan
mengidentifikasi jenis karang induk dan perkembangan fragment yaitu
lokasi terumbu yang cocok untuk ketahanan hidup dan pertumbuhannya
penelitian ini (Hill dan Wilkinson 2004). akan dilakukan setiap bulannya selama
Induk karang yang yang akan dijadikan 3 bulan (akhir pengambilan data).
bibit transplantasi adalah jenis karang Pencatatan data bawah air dengan
batu bercabang dan sehat dari genus menggunakan underwater sheet dan di
199
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589
200
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589
10 9m
8 Pertambahan rata-rata panjang
6m
6 cabang secara linier pada masing-
4 3m masing kedalaman yang sama yaitu 9
2
meter pada bulan pertama sampai yang
0
keempat mengalami penigkatan. Sama
I II III
Bulan halnya di kedalaman 6 dan 3 meter
juga mengalami peningkatan
Gambar 2. Pertambahan panjang relatif
pertambahan panjang setiap bulannya.
Persentase rata-rata Hasil analisis anova tidak
pertambahan panjang relative di terlihat perbedaan nyata antara 3
kedalaman 9m mengalami peningkatan kedalaman selama empat bulan
setiap bulannya bulan pertama 4,25 pengamatan
persen, bulan kedua 8,23 persen, bulan
ketiga 9, 86 persen begitu juga di DAFTAR PUSTAKA
kedalaman 6m bulan pertama 4,12
persen, bulan kedua 9,14 persen bulan Bowden-Kerby A (2008) Coral
ketiga 11,28 persen tetapi beda halnya Transplantation and Restocking
di kedalaman 3m hanya bulan pertama to Accelerate the Recovery of
mengalami peningkatan yaitu bulan Coral Reef Habitats and
pertama 7,33 persen, bulan kedua Fisheries Resources Within No-
201
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589
202
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 1:(4), September 2013 ISSN: 2302-3589
Lampiran :
203
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax