Professional Documents
Culture Documents
OLEH : Kelompok 7
Om Swastyastu
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah program –
program kesehatan/kebijakan dalam menanggulangi masalah kesehatan utama di Indonesia tepat
pada waktunya. Adapun makalah ini merupakan salah satu tugas dari Keperawatan Komunitas.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang telah
memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku-buku dan beberapa sumber lainnya
sehingga tugas ini bias terwujud. Oleh karena itu, melalui media ini kami sampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Maka itu
kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat memotivasi saya agar
dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii
PENDAHULUAN ........................................................................................................................
2.2 Sistem Pelayanan Kesehatan & Kebijakan Era Otonomi Daerah ...........................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan merata untuk seluruh
masyarakat merupakan keinginan yang menjadi landasan pelaksanaan pembangunan
kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan di Indonesia selama beberapa dekade yang
lalu harus diakui relatif berhasil, terutama pembangunan infra struktur pelayanan kesehatan
yang telah menyentuh sebagian besar wilayah kecamatan dan pedesaan. Namun keberhasilan
yang sudah dicapai belum dapat menuntaskan problem kesehatan masyarakat secara
menyeluruh, bahkan sebaliknya tantangan sektor kesehatan cenderung semakin meningkat.
2.3 Tujuan
2.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana program–program kesehatan/kebijakan dalam
menanggulangi masalah kesehatan utama di Indonesia.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Konsep Pembangunan Kesehatan Indonesia.
2. Untuk mengetahui Sistem Pelayanan Kesehatan & Kebijakan Era Otonomi Daerah?
Pemukiman?
PENDAHULUAN
b. MISI :
c. Penyebaran Pendapatan
Status kesehatan ;
b. Angka kematian bayi, angka kematian anak, umur harapan hidup waktu lahir dan
angka kematian ibu.
dan pelaksanaannya baru dimulai tahun 2001. Tujuan Desentralisasi tersebut di bidang
mengoptimalkan potensi daerah untuk kepentingan daerah dan prioritas Nasional dalam
Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus
wilayah atau daerah masyarakat itu sendiri mulai dari otonomi, politik dan pengaturan
perimbangan keuangan termasuk pengaturan sosial budaya dan ideologi yang sesuai
Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi
pemerintahan di pusat dan daerah dan di lingkungan BUMN atau BUMD dalam bentuk
barang dan atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka
pemerintahan daerah .
2) Unsur kedua adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau
3) Unsur ketiga adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan
(pelanggan).
Puskesmas adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dasar yang disediakan oleh
pemerintah. Puskesmas bersama unit penunjangnya seperti posyandu, pustu, pusling dan
polides sangan penting peranannya karena merupakan pelayanan kesehatan utama yang
dapat menyebar samapai kemasyarakat tingkat desa dan biayanya relative dapat dijangkau
1) Pelayanan Puskesmas
2) Keuangan Puskesmas
diterima di era otonomi daerah keluhan lain berkenaan dengan monopoli pengelolaan
dana oleh kabupaten saat ini, meskipun usulan program dan rencana keuangan tahunan
disusun oleh puskesmas, namun puskesmas hanya menerima dana dalam bentuk
- Kesehatan reproduksi sebatas pada pelayanan teknis medis. Tetapi juga masalah
sosial.
2.3 Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Penyakit adalah adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang
menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang
dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan
seorang dokter. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang
yang satu ke orang yang lain) baik secara langsung maupun melalui perantara. Suatu penyakit
dapat berpindah dari satu orang ke orang yang lain karena adanya penyebab penyakit (agent),
pejamu (host) dan cara penularan (route of transmission). Agent penyakit menular dapat
berupa virus, riketsia, bakteri, protozoa, jamur dan cacing. Agar agent penyebab ini bias
bertahan maka harus terjadi perkembangbiakan, berpindah dari satu host ke host yang lain,
mencapai host yang baru dan menginfeksi host yang baru. Cara penularan yang dapat
dilakukan dengan kontak, inhalasi (air bone infection), kontaminasi (melalui makanan dan
minuman), penetrasi pada kulit dan infeksi melalui plasenta.
a. Beberapa jenis penyakit yang menular:
- Anthrax - Impetigo
- Beguk - Influenza
- Batuk rejan (pertusis) - Kolera
- Beri-beri - Lepra
- Cacingan - Malaria
- Cacar Air (varicella) - Penyakit Meningokokus
- Campak - Penyakit tangan, kaki dan mulut
- Chikungunya - Rabies
- Demam campak - Radang lambung dan usus
- Demam berdarah - Rubeola
- Demam kelenjar - Rubella
- Diare - Tetanus
- Disentri Amuba - Tuberkulosis
- Eritema infektiosum (Parvovirus - Kutu
B19) - Konjungtivitis
- Hepatitis A - Kurap
- Hepatitis B - Kudis
- Hepatitis C - Skarlatina
- Flu Burung
b. Macam penyakit menular:
1) Penyakit karantina atau wabah (UU No.1 dan 2 tahun 1962): Kolera, Pes,
Demam kuning, Deman bolak-balik, Tifus Bercak Wabah, Poliomielitis dan
Difteri).
2) Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi: DBD, Diare, Campak, Pertusis dan
Rabies, Avian Influenza, HIV/AIDS.
3) Penyakit menular dengan potensi wabah rendah: malaria, meningitis,
frambusia, keracunan, influenza, ensefalitis, antraks, tetanus neonatorum
dan tifus abdominalis.
4) Penyakit menular yang tidak berpotensi wabah : kecacingan, lepra, TBC, Sifilis,
Gonore dan Filariasis.
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi
disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia.
Penyakit-penyakit tersebut contohnya ialah; batuk, seriawan, sakit perut, dan sebagainya.
Pengalaman menunjukkan bahwa penyakit menular yang terdapat di dalam wilayah kerja
Puskesmas di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok penyakit menular
sesuai dengan sifat penyebarannya di dalam masyarakat wilayah tersebut, ialah:
1) Penyakit menular yang secara endemik berada diwilayah, yang pada waktu tertentu
dapat menimbulkan wabah, yang dapat dikelompokkan ke dalam penyakit-penyakit
menular potensial wabah.
2) Penyakit menular yang berada di wilayah dengan endemisitas yang cukup tinggi
sehingga jika tidak diawasi dapat menjadi anacaman bagi kesehatan masyarakat umum.
3) Penyakit- penyakit menular lain yang walaupun endemisitasnya tidak terlalu tinggi di
dalam masyarakat, tetapi oleh karena sifat penyebarannya dianggap sangat
membahayakan masyarakat, maka penyakit-penyakit ini perlu diawasi keberadaannya.
Dalam upaya pencegahan terjadinya wabah dan penularan penyakit dalam program
Puskesmas dilaksanakan program P4M (Pencegahan, Pemberantasan, Pembasmian, Penyakit
Menular) dengan tujuan eradikasi penyakit sampai ke akarnya. Kemudian diganti menjadi
P3M (Pencegahan, Pencegahan Penyakit menular) dan P2M & PLP (Pemberantasan Penyakit
Menular & Penyehatan Lingkungan Pemukiman).
1) Penyakit menular
2) Penyakit infeksi
3) Penyakit Kontak
4) Penyakit karantina
5) Penyakit endemi
6) Penyakit epidemi (wabah)
7) Penyakit Pandemi
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan agent / hasil toxin yang berasal dari
reservoir dan ditularkan ke host yang rentan. Mata rantai penularan terdiri dari :
Secara operasional suatu kejadian dapat disebut KLB bila memenuhi satu atau lebih
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit (P2P) terdiri dari kegiatan pengamatan
penyakit, pencegahan termasuk imunisasi serta penanggulangan dan pemberantasan penyakit.
Berbagai cara pencegahan dapat diterapkan salah satunya dengan membangkitkan kekebalan
pada masyarakat melalui pelayanan yang dalam pelaksanaannya diintegrasikan ke dalam
program-program pelayanan perolrangan seperti KIA, UKS, dan kegiatan imunisasi di luar
gedung Puskesmas. Mengingat pentingnya pelayanan imunisasi ini, maka cakupan imunisasi
di dalam masyarakat perlu dimonitor dengan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) imunisasi
Puskesmas menurut distribusi desa.
1) Penularan secara kontak, baik kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
2) Penularah memalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang tercemar.
3) Penularan melalui vektor.
4) Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik, tato.
5) Penularan melalui hubungan seksual.
Surveilans epidemiologi penyakit dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan data
atau informasi melalui pengamatan terhadap kesakitan atau kematian dan penyebaran serta
faktor-faktor yang mepengaruhinya secara sistematik, terus-menerus dengan tujuan untuk
perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini.
Untuk dapat memonitor atau mengamati distribusi penyakit menular di dalam masyarakat
wilayah kerja Puskesmas, dilakukan pencatatan peristiwa kesakitan dan kematian yang
diakibatkan oleh penyakit menular tersebut. Untuk pemantauan penyakit menular tertentu
yang menjadi masalah kesehatan di wilayah Puskesmas disajikan dalam PWS mingguan
Penyakit (contoh PWS [Formulir W2] penyakit campak, diare, DBD, dll). Dengan
penggunaan PWS penyakit sara mingguan ini dapat dikenali atau diketahui secara dini
kenaikan atau distribusi suatu penyakit menular tertentu menurut tempat dan waktu.
Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang
lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan tersebut meliputi:
1. Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar
2. Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
3. Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan
Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai pelaksanaan
kegiatan dari berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana pengelolaan
kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan tersebut
sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu berbagai lintas sector ikut
serta berperan baik kebijakan dan pembangunan fisik serta Departemen Kesehatan sendiri
terfokus kepada hilirnya yaitu pengelolaan dampak kesehatan. Sebagai gambaran pencapaian
tujuan program lingkungan sehat disajikan dalam per kegiatan pokok melalui indikator yang
telah disepakati serta beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi
Adanya perubahan paradigma dalam pembangunan sektor air minum dan penyehatan
lingkungan dalam penggunaan prasarana dan sarana yang dibangun, melalui kebijakan
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang ditandatangani oleh Bappenas, Departemen
Kesehatan, Departemen Dalam Negeri serta Departemen Pekerjaan Umum sangat cukup
signifikan terhadap penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi
khususnya di daerah. Strategi pelaksanaan yang diantaranya meliputi penerapan
pendekatan tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya manusia, kampanye kesadaran
masyarakat, upaya peningkatan penyehatan lingkungan, pengembangan kelembagaan
dan penguatan sistem monitoring serta evaluasi pada semua tingkatan proses pelaksanaan
menjadi acuan pola pendekatan kegiatan penyediaan Air Bersih dan Sanitasi.
2. Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
a) Pengawasan Institusi Pendidikan
Kondisi kesehatan lingkungan pada sekolah dititik beratkan pada aspek hygiene,
sarana sanitasi di sekolah yang erat kaitannya dengan kondisi fisik bangunan sekolah.
Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan di sekolah adalah
:
- Pengendalian faktor risiko lingkungan di sekolah
- Pembinaan kesehatan lingkungan di sekolah dan Pondok Pesantren
- Sosialisasi dan advokasi Kepmenkes 1429/2006 tentang pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Sekolah
- Penilaian lomba sekolah sehat
b) Rumah Sehat
Pada tahun 2006, cakupan rumah sehat mencapai 69%. Kegiatan yang dilakukan:
menyusun persyaratan kualitas udara di dalam rumah serta menyusun petunjuk
pelaksanaan monitoring kualitas udara di dalam rumah.
Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek
yang sangat berpengaruh, antara lain:
- Sirkulasi udara yang baik.
- Penerangan yang cukup.
- Air bersih terpenuhi.
- Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.
- Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak
terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.
c) Pengawasan Tempat-tempat Umum
Pengawasan tempat-tempat umum perlu dilakukan karena tempat berkumpulnya
manusia, yang bisa menjadi sumber penularan berbagai penyakit. Aspek yang dinilai
antara lain :
- Kondisi bangunan meliputi langit-langit, dinding, lantai, ventilasi, pencahayaan, dll
- Sarana sanitasi meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana
pembuagan air limbah, dan sarana pembuangan sampah.
3. Pengendalian Dampak Risiko Pencemaran Lingkungan
Faktor risiko lingkungan dan perilaku masyarakat merupakan satu kesatuan yang memiliki
hubungan timbal balik yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan masyarakat dan
kesehatan lingkungan. fokus pelaksanaan yang perlu dilakukan baik melalui fasilitasi kepada
para pengelola program, advokasi dan sosialisasi kepada para pengambil keputasan daerah
adalah sebagai berikut:
a) AMDAL / ADKL
Kajian aspek kesehatan masyarakat perlu dikaji secara cermat dan mendalam, dengan
metode pendekatan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) dan metode
epidemiologi. Metode analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) ini dapat
dipergunakan untuk identifikasi dampak potensial dari suatu hubungan antara parameter
lingkungan, media lingkungan, penduduk yang terpajan dan dampaknya terhadap
kesehatan.
b) Pengendalian Pencemaran Udara
Saat ini penurunan kualitas udara terutama di kota-kota besar telah menjadi masalah yang
membutuhkan penanganan serius mengingat sudah pada tingkat yang dapat mengganggu
kesehatan masyarakat. Penurunan kualitas udara terjadi karena emisi yang masuk ke udara
melebihi daya dukung lingkungan. Lingkungan tidak mampu menetralisir pencemaran yang
terjadi.
Kota-kota besar maupun pusat-pusat pertumbuhan industri adalah yang paling utama
merasakan dampak penurunan kualitas udara. Salah satu upaya Pemerintah mengatasi
meningkatnya pencemaran udara dari sumber bergerak adalah menghapus bensin bertimbal
(Pb) sejak Juli 2006. Harapannya konsentrasi Pb di udara ambien akan turun.
2.5 Program Pembinaan Kesehatan Komunitas
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas sangat diperlukan upaya agar masalah kesehatan di masa
depan dapat ditanggulangi sehingga mencapai kualitas kesehatan masyarakat yang diinginkan..
Penyakit menular (Communicable Desease) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen
penyebab yang mengakibatkan perpindahan atau penularan penyakit dari orang atau hewan
yang terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan (potential host), baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui perantara (vector) atau lingkungan hidup.
Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. Penyakit
menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah: malaria, demam berdarah dengue,
tuberkulosis paru, HIV/ AIDS, diare, polio, filaria, kusta, pneumonia, dan penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), termasuk penyakit karantina dan risiko masalah
kesehatan masyarakat yang memperoleh perhatian dunia internasional (public health risk of
international concern).
Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang
lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Sistem kesehatan memberi manfaat kepada
mayarakat dengan distribusi yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus pada
tingkat manfaat yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu didistribusikan.
Dalam upaya meningkatkan status derajat kesehatan pada masyarakat Indonesia di masa
sekarang ini, perlu upaya untuk mengenal masalah kesehatan, mengenal program-program
kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan, dan bagaimana pula strategi
pemecahan masalah tersebut yang berlaku. Dalam hal ini pengertian penyakit menular dan cara
pemberantasannya harus dipahami segenap pihak untuk dapat mencegah angka kesakitan di
Indonesia. Penyehatan lingkungan tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan namun pula
peran serta masyarakat sangatlah penting.
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswa
keperawatan khusus pada mata kuliah keperawatan komunitas. Sebaiknya para pembaca
menumbuhkan niat untuk lebih mencari tahu tentang informasi mengenai “” tanpa mengacu
pada satu referensi. Kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran terhadap
makalah penulis yang masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Gosyeng Publishing.
Effendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik
http://data.menkokesra.go.id/content/program-penyehatan-lingkungan
http://www.slideshare.net/alie_yosiah/5-program-pembinaan-kesehatan-komunitas-16247444