You are on page 1of 30

MAKALAH KEPERAWATAN KOMUNITAS I

PROGRAM KESEHATAN/KEBIJAKAN DALAM MENANGGULANGI

MASALAH KESEHATAN UTAMA DI INDONESIA

OLEH : Kelompok 7

1. NI PUTU ITA MARTARIANI (183222941)


2. NI PUTU NICK TRI DANYATI (183222942)
3. NI PUTU RISKI DAMAYANTI (183222943)
4. NI PUTU RITA LAKSMI (183222944)
5. NI PUTU SRI APRIANTINI (183222945)
6. NI PUTU YUVI GITAYANI (183222946)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2018
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu menyelesaikan makalah program –
program kesehatan/kebijakan dalam menanggulangi masalah kesehatan utama di Indonesia tepat
pada waktunya. Adapun makalah ini merupakan salah satu tugas dari Keperawatan Komunitas.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai
pihak dan sumber. Karena itu kami sangat menghargai bantuan dari semua pihak yang telah
memberi kami bantuan dukungan juga semangat, buku-buku dan beberapa sumber lainnya
sehingga tugas ini bias terwujud. Oleh karena itu, melalui media ini kami sampaikan ucapan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya dan jauh dari
kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang kami miliki. Maka itu
kami dari pihak penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat memotivasi saya agar
dapat lebih baik lagi dimasa yang akan datang.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii

PENDAHULUAN ........................................................................................................................

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................

1.2 Rumuan Masalah ....................................................................................................................

1.3 Tujuan .....................................................................................................................................

1.4 Manfaat ...................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................................................

2.1 Konsep Pembangunan Kesehatan Indonesia .........................................................................

2.2 Sistem Pelayanan Kesehatan & Kebijakan Era Otonomi Daerah ...........................................

2.3 Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Pemukiman ...........................

2.4 Program Pembinaan Kesehatan Komunitas ............................................................................

BAB III PENUTUP ......................................................................................................................

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................................

3.2 Saran .......................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan nasional merupakan rangkaian upaya berkesinambungan yang meliputi
seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan
tujuan nasional yang termaktup dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Tujuan utama
pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan
secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional di atas maka melalui
pembangunan kesehatan yang ingin dicapai demi mewujudkan Indonesia sehat sesuai dengan
pembukaan UUD 1945 alinea ke-4. Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan
keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan
untuk menciptakan tata nilai baru dalam masyarakat,. Kebijakan akan menjadi rujukan utama
para anggota organisasi atau anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya
bersifat problem solving dan proaktif. Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan
(Regulation) (Ali, Zaidin.1999).

Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang lebih bermutu dan merata untuk seluruh
masyarakat merupakan keinginan yang menjadi landasan pelaksanaan pembangunan
kesehatan di Indonesia. Pembangunan kesehatan di Indonesia selama beberapa dekade yang
lalu harus diakui relatif berhasil, terutama pembangunan infra struktur pelayanan kesehatan
yang telah menyentuh sebagian besar wilayah kecamatan dan pedesaan. Namun keberhasilan
yang sudah dicapai belum dapat menuntaskan problem kesehatan masyarakat secara
menyeluruh, bahkan sebaliknya tantangan sektor kesehatan cenderung semakin meningkat.

Transisi epidemiologis, yang di tandai dengan semakin berkembangnya penyakit


degeneratif dan penyakit tertentu yang belum dapat diatasi sepenuhnya (seperti TBC, DHF
dan malaria); hal ini merupakan sebagian tantangan kesehatan di masa depan. Tantangan
lainnya yang harus ditanggulangi antara lain adalah meningkatnya masalah kesehatan kerja,
kesehatan lingkungan, masalah obat- obatan; dan perubahan dalam bidang ekonomi,
kependudukan, pendidikan, sosial budaya; dan dampak globalisasi yang akan memberikan
pergaruh terhadap perkembangan keadaan kesehatan masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas sangat diperlukan upaya agar masalah kesehatan di


masa depan dapat ditanggulangi sehingga mencapai kualitas kesehatan masyarakat yang
diinginkan. Sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari pembangunan kesehatan. Intinya
sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang mempunyai tujuan utama untuk
mempromosikan, mengembalikan dan memelihara kesehatan. Sistem kesehatan memberi
manfaat kepada mayarakat dengan distribusi yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai
dan berfokus pada tingkat manfaat yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu
didistribusikan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Konsep Pembangunan Kesehatan Indonesia?

2. Bagaimanakah Sistem Pelayanan Kesehatan & Kebijakan Era Otonomi Daerah?

3. Bagaimanakah Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Pemukiman?

4. Bagaimanakah Program Pembinaan Kesehatan Komunitas?

2.3 Tujuan
2.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana program–program kesehatan/kebijakan dalam
menanggulangi masalah kesehatan utama di Indonesia.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Konsep Pembangunan Kesehatan Indonesia.

2. Untuk mengetahui Sistem Pelayanan Kesehatan & Kebijakan Era Otonomi Daerah?

3. Untuk mengetahui Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan

Pemukiman?

4. Untuk mengetahui Program Pembinaan Kesehatan Komunitas?


2.4 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa Keperawatan
Makalah ini bisa bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan untuk menambah ilmu
pengetahuan tentang program–program kesehatan/kebujakan dalam menanggulangi
masalah kesehatan utama di Indonesia dan dapat digunakan sebagai refrensi tambahan
untuk pendidikan.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Makalah ini dapat bermanfaat sebagai refrensi di Institusi Pendidikan dan sebagai bahan
bacaan tentang program–program kesehatan/kebujakan dalam menanggulangi masalah
kesehatan utama di Indonesia.
BAB II

PENDAHULUAN

2.1 Konsep Pembangunan Kesehatan Indonesia

1. Tujuan Pembangunan Kesehatan Di Indonesia


Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesahatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat,
bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan
dan dengan prilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
optimal diseluruh wilayah Republik Indonesia.
2. Paradigma Sehat
Paradigma sehat adalah cara pandang, pola pikir, atau model pembanguan
kesehatan yang memandang masalah kesehatan saling terkait dan mempengaruhi banyak
faktor yang bersifat lintas sektoral dengan upaya yang lebih diarahkan pada peningkatan,
pemeliharaan, serta perlindungan kesehatan, tidak hanya pada upaya penyembuhan
penyakit atau pemulihan kesehatan.
3. Misi Dan Visi Indonesia Sehat 2015
a. VISI : Indonesia Sehat 2015

b. MISI :

1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.

2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat

3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan


terjangkau

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat


beserta lingkungannya.
4. Ciri – Ciri Masyarakat Yang Sehat

a. peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat


b. mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
c. peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar yang
dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan mutu
lingkungan hidup
d. peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status sosial
ekonomi masyarakat
e. penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit

5. Indikator Yang Berhubungan Dengan Kesehatan Masyarakat


Menurut WHO beberapa indikator dari masyarakat sehat adalah :
a. Keadaan yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat, meliputi :
1) indikator komprehensif- angka kematian kasar menurun
a) rasio angka mortalitas proporsial rendah
b) umur harapan hidup meningkat
2) indikator spesifik- angka kematian ibu dan anak menurun
a) angka kematian karena penyakit menular menurun
b) angka kelahiran menurun
b. Indikator pelayanan kesehatan
1) rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk seimbang
2) distribusi tenaga kesehatan merata
3) informasi lengkap tentang jumlah tempat tidur di rumah sakit, fasilitas kesehatan
lain, dsb.
4) Informasi tentang jumlah sarana pelayanan kesehtan diantaranya rumah sakit,
puskesmas, rumah bersalin, dsb.
6. Faktor – Factor Penyebab Terjadinya Masalah Di Indonesia
a. Faktor lingkungan
1) kurangnya peran serta masyarakat dalam mengatasi kesehatan (masalah-masalah
kesehatan).
2) Kurangnya sebagian besar rasa tanggung jawab masyarakat dalam bidang
kesehatan.
b. Factor perilaku dan Gaya Hidup masyarakat Indonesia
1) masih banyak insiden atau kebiasaan masyarakat yang selalu merugikan dan
membahayakan kesehatan mereka.
2) Adat istiadat yang kurang atau bahkan tidak menunjang kesehatan.
c. Factor social ekonomi
1) tingkat pendidikan masyarakat di Indonesia sebagian besar masih rendah.
2) Kurangnya kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan. Budaya sadar sehat belum
merata ke sebagian penduduk Indonesia.
3) Tingkat social ekonomi dalam hal ini penghasilan juga masih rendah dan
memprihatinkan.
d. Factor pelayanan kesehatan
1) Cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh dimana ada sebagian propinsi
di indonsia yang belum mendapat pelayanan kesehatan maksimal dan belum
merata.
2) Upaya pelayanan kesehatan sebagian masih beriorientasi pada upaya kuratif.
3) Sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan.

7. Strategi Dan Program Pembangunan Kesehatan Di Indonesia


Strategi pembangunan kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Sehat tahun 2010 adalah
sebagai berikut.
a. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan
Semua kebijakan pembengunan nasional yang sedang akan diselenggarakan harus
memiliki wawasan kesehatan. Artinya program pembangunan nasional harus
memberikan konstribusi yang positif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terdapat
dua hal, di antaranya:
1) Pembentukan lingkungan sehat;
2) Pembentukan perilaku sehat;
Untuk terselenggarakannya pembangunan berwawasan kesehatan perlu
dilaksanakan kegiatan sosialisasi, orientasi, kampanye, dan pelatihan. Sehingga
semua pihak terkait memahami dan mampu melaksanakan pembangunan
berwawwasan Internasional.
b. Determinan yang berpengarah dalan perencanaan tenaga kesehatan diantaranya adalah
sebagai berikut.
1) Perkembangan penduduk.
2) Pertumbuhan ekonomi.
3) Kebjaksanaan di bidang kesehatan antara lain: upaya peningkatan kelas rumah
sakit dan deregulasi bidang rumah sakit upaya peninhkatan mutu unit-unit
pelayanan kesehatan, swadaya unit pelayanan kesehatan, serta pengembangan
sector swasta (nasional dan asing).
Dalam penentuan atau perencanaan kebutuhan tenaga kesehatan didasarkan atas
pertimbangan kombinasi dari tiga prinsip, yaitu: memerhatikan rasio tenaga
dengan penduduk; permintaan dan kecenderungan epidemiologi di lapangan; serta
determinan yang ada. Namun, untuk negara Indonesia yang sangat beragam situasi
dan kondisi daerahnya maka keadaan geografi dan kepadatan penduduk
merupakan factor determinan yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan
tentang kesehatan disamping determinan yang disebutkan di atas. Ciri daerah yang
sangat bervariasi merupakan satu permasalahan tersendiri dalam melakukan
perencanaan tenaga kesehatan sehingga kemungkinan tidak dapat diperoleh satu
formula yang dapat digunakan untuk semua wilayah Indonesia.

8. Program Kesehatan Unggulan Di Indonesia


Ditetapkan 10 program kesehatn, sebagai berikut :
a. Program kebijakan kesehatan, pembiayaan kesehatan dan hokum kesehatan
b. Program perbaikan gizi
c. Program pencegahan penyakit menular
d. Program peningkatan prilaku hidup sehat dan kesehatan mental
e. Program lingkungan pemukiman, air dan udara sehat
f. Program kesehatan keluarga, kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
g. Program keselamatan dan kesehatan kerja
h. Program anti tembakau, alcohol, dan madat
i. Program pengawasan obat, bahan berbahaya, makanan
j. Program pencegahan kecelakaan lalu lintas

9. Agenda Millenium Deffelopment Goals (Mdgs)


Adapun kelima agenda tersebut adalah:
a. Agenda ke – 1 memberantas kemiskinan dan kelaparan.
b. Agenda ke – 4 menurunkan angka kematian anak.
c. Agenda ke – 5 meningkatkan kesehatan ibu
d. Agenda ke – 6 memerangi HIV/AIDS, Malaria dan penyakit lainnya.
e. Agenda ke – 7 melestarikan lingkungan hidup

10. Indikator Keberhasilan Pembangunan Kesehatan Kia


Indikator Input : Dapat dilihat dari kebijaksanaan manajemen ( Man, Money, Material,
Method, dsb ).Struktur organisasi serta kondisi keadaan masyarakat
pada saat ini :
a. Komitmen politik mengenai kesehatan bagi semua.

b. Alokasi sumber daya, pembiayaan Kesehatan 5 % dari total pembayaan nasional


dan pembiayaan pembangunan daerah.

c. Penyebaran Pendapatan

d. Angka melek huruf orang dewasa.

e. Ketersediaan sarana kesehatan, Penyebaran dan penggunaannya.

f. Tingkat pertumbuhan penduduk

g. Penduduk yang ikut JPKM

h. Kerangka Organisasi dan proses manajerial.


Indikator Proses : Adanya kemajuan dalam proses manajemen baik dalam perencanaan,
organisasi, staffing, koordinasi, pelaporan dan pembiayaan,
misalnya :
a. Keterlibatan masyarakat dalam mencapai kesehatan bagi semua.

b. Tingkat desentralisasi pengambilan keputusan, pengembangan dan penetapan suatu


proses manajerial bagi pembangunan kesehatan nasional atau pembangunan daerah.

c. Wanita hamil yang memeriksakan kehamilan

d. Penduduk yang tidak merokok dan tidak minum minuman keras.

Indikator Output : Misalnya :


Cakupan :
a. Cakupan pelayanan kesehatan dasar.

b. Cakupan pelayanan rujukan.

Status kesehatan ;

a. Status gizi dan perkembangan Psikososial anak

b. Angka kematian bayi, angka kematian anak, umur harapan hidup waktu lahir dan
angka kematian ibu.

2.2 Sistem Pelayanan Kesehatan & Kebijakan Era Otonomi Daerah

Pemberlakuan otonomi daerah mulai diterapkan melalui UU Nomor 22 Tahun 1999,

dan pelaksanaannya baru dimulai tahun 2001. Tujuan Desentralisasi tersebut di bidang

kesehatan adalah mewujudkan pembangunan nasional di bidang kesehatan yang berlandaskan

prakarsa dan aspirasi masyarakat dengan cara memberdayakan, menghimpun, dan

mengoptimalkan potensi daerah untuk kepentingan daerah dan prioritas Nasional dalam

mencapai Indonesia Sehat 2010


a. Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah kewenangan daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat sesuai dengan peraturan perundang – undangan atau untuk kepentingan

wilayah atau daerah masyarakat itu sendiri mulai dari otonomi, politik dan pengaturan

perimbangan keuangan termasuk pengaturan sosial budaya dan ideologi yang sesuai

dengan tradisi adat istiadat daerah lingkungannya

b. Pelayanan di Era Otonomi Daerah

Sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi

pemerintahan di pusat dan daerah dan di lingkungan BUMN atau BUMD dalam bentuk

barang dan atau jasa baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka

pelaksanaan ketentuan peraturan perundang- undangan (Lembaga Administrasi Negara,

1998). 3 unsur penting dalam pelayanan publik :

1) Unsur pertama adalah organisasi pemberi (penyelenggara) pelayanan yaitu

pemerintahan daerah .

2) Unsur kedua adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang atau masyarakat atau

organisasi yang berkepentingan .

3) Unsur ketiga adalah kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan

(pelanggan).

c. Pelayanan Dasar Kesehatan Di Era Otonomi Daerah

Puskesmas adalah ujung tombak pelayanan kesehatan dasar yang disediakan oleh

pemerintah. Puskesmas bersama unit penunjangnya seperti posyandu, pustu, pusling dan

polides sangan penting peranannya karena merupakan pelayanan kesehatan utama yang
dapat menyebar samapai kemasyarakat tingkat desa dan biayanya relative dapat dijangkau

oleh kantong masyarakat miskin.

1) Pelayanan Puskesmas

Sebagai pusat pelayanan kesehatan dasar tingkat kecamatan umumnya setiap

puskesmas mempunyai seorang dokter yang merangkap sebagai kepala puskesmas

namun tugas administrasi seorang kepala puskesmas acapkali menyita waktu

pelayanannya bagimasyarakat akibatnya penanganan pasien lebih banyak diserahkan

kepada tenaga perawat dan bidan.

2) Keuangan Puskesmas

Puskesmas di beberapa daerah mengeluhkan minimnya dana operasional yang

diterima di era otonomi daerah keluhan lain berkenaan dengan monopoli pengelolaan

dana oleh kabupaten saat ini, meskipun usulan program dan rencana keuangan tahunan

disusun oleh puskesmas, namun puskesmas hanya menerima dana dalam bentuk

program yang telah ditentukan oleh kabupaten.

d. Kebijakan Kesehatan di Era Otonomi Daerah

a. Program Obat Murah

- Kucuran dana yang terkadang macet di tengah jalan.

- Diragukan masyarakat karena kualitas dari obat murah tersebut

b. Alternatif Kesehatan reproduktif di Era Otonomi Daerah

- Prokontra penghapusan dari departemen BKKBN dan Tujuan dari BKKBN

dimasukkan ke dalam departemen baru

- Kesehatan reproduksi sebatas pada pelayanan teknis medis. Tetapi juga masalah

sosial.
2.3 Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Pemukiman

2.3.1 Pemberantasan Penyakit Menular

Penyakit adalah adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang
menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang
dipengaruhinya. Untuk menyembuhkan penyakit, orang-orang biasa berkonsultasi dengan
seorang dokter. Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang
yang satu ke orang yang lain) baik secara langsung maupun melalui perantara. Suatu penyakit
dapat berpindah dari satu orang ke orang yang lain karena adanya penyebab penyakit (agent),
pejamu (host) dan cara penularan (route of transmission). Agent penyakit menular dapat
berupa virus, riketsia, bakteri, protozoa, jamur dan cacing. Agar agent penyebab ini bias
bertahan maka harus terjadi perkembangbiakan, berpindah dari satu host ke host yang lain,
mencapai host yang baru dan menginfeksi host yang baru. Cara penularan yang dapat
dilakukan dengan kontak, inhalasi (air bone infection), kontaminasi (melalui makanan dan
minuman), penetrasi pada kulit dan infeksi melalui plasenta.
a. Beberapa jenis penyakit yang menular:
- Anthrax - Impetigo
- Beguk - Influenza
- Batuk rejan (pertusis) - Kolera
- Beri-beri - Lepra
- Cacingan - Malaria
- Cacar Air (varicella) - Penyakit Meningokokus
- Campak - Penyakit tangan, kaki dan mulut
- Chikungunya - Rabies
- Demam campak - Radang lambung dan usus
- Demam berdarah - Rubeola
- Demam kelenjar - Rubella
- Diare - Tetanus
- Disentri Amuba - Tuberkulosis
- Eritema infektiosum (Parvovirus - Kutu
B19) - Konjungtivitis
- Hepatitis A - Kurap
- Hepatitis B - Kudis
- Hepatitis C - Skarlatina
- Flu Burung
b. Macam penyakit menular:
1) Penyakit karantina atau wabah (UU No.1 dan 2 tahun 1962): Kolera, Pes,
Demam kuning, Deman bolak-balik, Tifus Bercak Wabah, Poliomielitis dan
Difteri).
2) Penyakit menular dengan potensi wabah tinggi: DBD, Diare, Campak, Pertusis dan
Rabies, Avian Influenza, HIV/AIDS.
3) Penyakit menular dengan potensi wabah rendah: malaria, meningitis,
frambusia, keracunan, influenza, ensefalitis, antraks, tetanus neonatorum
dan tifus abdominalis.
4) Penyakit menular yang tidak berpotensi wabah : kecacingan, lepra, TBC, Sifilis,
Gonore dan Filariasis.

Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi
disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan tubuh manusia.
Penyakit-penyakit tersebut contohnya ialah; batuk, seriawan, sakit perut, dan sebagainya.
Pengalaman menunjukkan bahwa penyakit menular yang terdapat di dalam wilayah kerja
Puskesmas di Indonesia dapat dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok penyakit menular
sesuai dengan sifat penyebarannya di dalam masyarakat wilayah tersebut, ialah:
1) Penyakit menular yang secara endemik berada diwilayah, yang pada waktu tertentu
dapat menimbulkan wabah, yang dapat dikelompokkan ke dalam penyakit-penyakit
menular potensial wabah.
2) Penyakit menular yang berada di wilayah dengan endemisitas yang cukup tinggi
sehingga jika tidak diawasi dapat menjadi anacaman bagi kesehatan masyarakat umum.
3) Penyakit- penyakit menular lain yang walaupun endemisitasnya tidak terlalu tinggi di
dalam masyarakat, tetapi oleh karena sifat penyebarannya dianggap sangat
membahayakan masyarakat, maka penyakit-penyakit ini perlu diawasi keberadaannya.
Dalam upaya pencegahan terjadinya wabah dan penularan penyakit dalam program
Puskesmas dilaksanakan program P4M (Pencegahan, Pemberantasan, Pembasmian, Penyakit
Menular) dengan tujuan eradikasi penyakit sampai ke akarnya. Kemudian diganti menjadi
P3M (Pencegahan, Pencegahan Penyakit menular) dan P2M & PLP (Pemberantasan Penyakit
Menular & Penyehatan Lingkungan Pemukiman).

c. Penyakit dapat dibedakan menjadi :

1) Penyakit menular
2) Penyakit infeksi
3) Penyakit Kontak
4) Penyakit karantina
5) Penyakit endemi
6) Penyakit epidemi (wabah)
7) Penyakit Pandemi
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan agent / hasil toxin yang berasal dari
reservoir dan ditularkan ke host yang rentan. Mata rantai penularan terdiri dari :

a. Agent / hasil toksin


b. Reservoir (sumber penularan)
c. Transmisi (cara penularan)
d. Host / penjamu
Kejadian Luar Biasa (KLB) ialah kejadian kesakitan dan atau kematian yang menarik
perhatian umum dan mungkin menimbulkan ketakutan dikalangan mayarakat, atau yang
menurut pengamatan epidemiologik dianggap adanya peningkatan yang berarti dari kejadian
kesakitan/kematian tersebut pada kelompok penduduk dalam kurun waktu tertentu. Termasuk
dalam KLB ialah kejadian kesakitan atau kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit
baik yang menullar maupun tidak menular dan kejadian bencana alam yang diserati wabah
penyakit.

Secara operasional suatu kejadian dapat disebut KLB bila memenuhi satu atau lebih
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1) Angka kesakitan/kematian suatu penyakit menular di suatu kecamatan menunjukkan


kenaikan dua kali atau lebih selama tiga minggu berturut-turut atau lebih.
2) Jumlah penderita baru dalam satu bulan dari suatu penyakit menular di suatu kecamatan
menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih bila dibandingkan dengan angka rata-
rata sebulan dalam setahun sebelumnya dari penyakit menular yang sama di kecamatan
tersebut.
3) Angka rata-rata bulanan dalam satu tahun dari penderita-penderita baru dari suatu
penyakit menular disuatu kecamatan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih bila
dibandingkan dengan angka rata-rata bulanan dalam tahun sebelumnya dari penyakit
yang sama pula.
4) Case fatality rate dari suatu penyakit menular tertentu dalam suatu kurun waktu tertentu
(hari, minggu, bulan) di suatu kecamatan menujukkan kenaikan 50% atau lebih bila
dibandingkan dengan CFR penyakit yang sama dalam kurun waktu yang sama periode
sebelumnya di kecamatan tersebut.
5) Proportional rate penderita baru dari suatu penyakit menular dalam satu periode tertentu,
dibandingkan dengan proportional rate penderita baru dari suatu penyakit menular yang
sama daam tahun yang lalu dengan periode yang sama menunjukkkan kenaikan dua kali
atau lebih.
6) Khusus penyakit-penyakit kolera, pes, DBD/DSS :
a. Setiap peningkatan jumlah penderita-penderita tersebut diatas, di suatu daerah
endemik yang sesuai dengan ketentua-ketentuan di atas.
b. Terdapatnya satu atau lebih penderita kematian menular tersebut diatas, di suatu
Kecamatan yang telah bebas dari penyakit-penyakit tersebut, paling sedikit bebas
selama 4 minggu berturut-turut.
1. Apabila kesakitan atau kematian oleh keracunan yang timbul di suatu
kelompok masyarakat.
2. Apabila di daerah tersebut terdapat penyakit yang sebelumnya tidak ada.
Khusus untuk kasus AFP (Acute Flaccid Paralysis) dan Tetanus neonatorum
ditetapkan sebagai KLB bila ditemukan satu kasus atau lebih.
Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari keadaan yang
lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka (UU No.4 Tahun
1984 tentang wabah penyakit menular)
d. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Penyakit Menular dilaksanakan dengan upaya-upaya :

a. Pengobatan, dengan memberikan pertolongan penderita, membangun pos-pos kesehatan


di tempat kejadian dengan dukungan tenaga dan sarana obat yang memadai termasuk
rujukan.
b. Pemutusan rantai penularan atau upaya pencegahan misalnya, abatisasi pada KLB DBD,
kaporisasi pada sumur-sumur yang tercemar pada KLB diare, dsb.
c. Melakukan kegiatan pendukung yaitu penyuluhan pengamatan. Pemantauan dan logistik.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit (P2P) terdiri dari kegiatan pengamatan
penyakit, pencegahan termasuk imunisasi serta penanggulangan dan pemberantasan penyakit.
Berbagai cara pencegahan dapat diterapkan salah satunya dengan membangkitkan kekebalan
pada masyarakat melalui pelayanan yang dalam pelaksanaannya diintegrasikan ke dalam
program-program pelayanan perolrangan seperti KIA, UKS, dan kegiatan imunisasi di luar
gedung Puskesmas. Mengingat pentingnya pelayanan imunisasi ini, maka cakupan imunisasi
di dalam masyarakat perlu dimonitor dengan Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) imunisasi
Puskesmas menurut distribusi desa.

a. Ada beberapa cara penularan penyakit menular, yaitu :

1) Penularan secara kontak, baik kontak langsung maupun kontak tidak langsung.
2) Penularah memalui vehicle seperti melalui makanan dan minuman yang tercemar.
3) Penularan melalui vektor.
4) Penularan melalui suntikan, transfusi, tindik, tato.
5) Penularan melalui hubungan seksual.
Surveilans epidemiologi penyakit dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan data
atau informasi melalui pengamatan terhadap kesakitan atau kematian dan penyebaran serta
faktor-faktor yang mepengaruhinya secara sistematik, terus-menerus dengan tujuan untuk
perencanaan suatu program, mengevaluasi hasil program, dan sistem kewaspadaan dini.
Untuk dapat memonitor atau mengamati distribusi penyakit menular di dalam masyarakat
wilayah kerja Puskesmas, dilakukan pencatatan peristiwa kesakitan dan kematian yang
diakibatkan oleh penyakit menular tersebut. Untuk pemantauan penyakit menular tertentu
yang menjadi masalah kesehatan di wilayah Puskesmas disajikan dalam PWS mingguan
Penyakit (contoh PWS [Formulir W2] penyakit campak, diare, DBD, dll). Dengan
penggunaan PWS penyakit sara mingguan ini dapat dikenali atau diketahui secara dini
kenaikan atau distribusi suatu penyakit menular tertentu menurut tempat dan waktu.

2.3.2 Penyehatan Lingkungan

Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang
lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai
tujuan tersebut meliputi:
1. Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar
2. Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
3. Pengendalian dampak risiko pencemaran lingkungan
Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai pelaksanaan
kegiatan dari berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana pengelolaan
kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan tersebut
sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu berbagai lintas sector ikut
serta berperan baik kebijakan dan pembangunan fisik serta Departemen Kesehatan sendiri
terfokus kepada hilirnya yaitu pengelolaan dampak kesehatan. Sebagai gambaran pencapaian
tujuan program lingkungan sehat disajikan dalam per kegiatan pokok melalui indikator yang
telah disepakati serta beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:
1. Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi
Adanya perubahan paradigma dalam pembangunan sektor air minum dan penyehatan
lingkungan dalam penggunaan prasarana dan sarana yang dibangun, melalui kebijakan
Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang ditandatangani oleh Bappenas, Departemen
Kesehatan, Departemen Dalam Negeri serta Departemen Pekerjaan Umum sangat cukup
signifikan terhadap penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi
khususnya di daerah. Strategi pelaksanaan yang diantaranya meliputi penerapan
pendekatan tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya manusia, kampanye kesadaran
masyarakat, upaya peningkatan penyehatan lingkungan, pengembangan kelembagaan
dan penguatan sistem monitoring serta evaluasi pada semua tingkatan proses pelaksanaan
menjadi acuan pola pendekatan kegiatan penyediaan Air Bersih dan Sanitasi.
2. Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan
a) Pengawasan Institusi Pendidikan
Kondisi kesehatan lingkungan pada sekolah dititik beratkan pada aspek hygiene,
sarana sanitasi di sekolah yang erat kaitannya dengan kondisi fisik bangunan sekolah.
Kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan di sekolah adalah
:
- Pengendalian faktor risiko lingkungan di sekolah
- Pembinaan kesehatan lingkungan di sekolah dan Pondok Pesantren
- Sosialisasi dan advokasi Kepmenkes 1429/2006 tentang pedoman
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Sekolah
- Penilaian lomba sekolah sehat
b) Rumah Sehat
Pada tahun 2006, cakupan rumah sehat mencapai 69%. Kegiatan yang dilakukan:
menyusun persyaratan kualitas udara di dalam rumah serta menyusun petunjuk
pelaksanaan monitoring kualitas udara di dalam rumah.
Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap beberapa aspek
yang sangat berpengaruh, antara lain:
- Sirkulasi udara yang baik.
- Penerangan yang cukup.
- Air bersih terpenuhi.
- Pembuangan air limbah diatur dengan baik agar tidak menimbulkan pencemaran.
- Bagian-bagian ruang seperti lantai dan dinding tidak lembab serta tidak
terpengaruh pencemaran seperti bau, rembesan air kotor maupun udara kotor.
c) Pengawasan Tempat-tempat Umum
Pengawasan tempat-tempat umum perlu dilakukan karena tempat berkumpulnya
manusia, yang bisa menjadi sumber penularan berbagai penyakit. Aspek yang dinilai
antara lain :
- Kondisi bangunan meliputi langit-langit, dinding, lantai, ventilasi, pencahayaan, dll
- Sarana sanitasi meliputi sarana air bersih, sarana pembuangan kotoran, sarana
pembuagan air limbah, dan sarana pembuangan sampah.
3. Pengendalian Dampak Risiko Pencemaran Lingkungan
Faktor risiko lingkungan dan perilaku masyarakat merupakan satu kesatuan yang memiliki
hubungan timbal balik yang berpengaruh terhadap gangguan kesehatan masyarakat dan
kesehatan lingkungan. fokus pelaksanaan yang perlu dilakukan baik melalui fasilitasi kepada
para pengelola program, advokasi dan sosialisasi kepada para pengambil keputasan daerah
adalah sebagai berikut:
a) AMDAL / ADKL
Kajian aspek kesehatan masyarakat perlu dikaji secara cermat dan mendalam, dengan
metode pendekatan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) dan metode
epidemiologi. Metode analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) ini dapat
dipergunakan untuk identifikasi dampak potensial dari suatu hubungan antara parameter
lingkungan, media lingkungan, penduduk yang terpajan dan dampaknya terhadap
kesehatan.
b) Pengendalian Pencemaran Udara
Saat ini penurunan kualitas udara terutama di kota-kota besar telah menjadi masalah yang
membutuhkan penanganan serius mengingat sudah pada tingkat yang dapat mengganggu
kesehatan masyarakat. Penurunan kualitas udara terjadi karena emisi yang masuk ke udara
melebihi daya dukung lingkungan. Lingkungan tidak mampu menetralisir pencemaran yang
terjadi.
Kota-kota besar maupun pusat-pusat pertumbuhan industri adalah yang paling utama
merasakan dampak penurunan kualitas udara. Salah satu upaya Pemerintah mengatasi
meningkatnya pencemaran udara dari sumber bergerak adalah menghapus bensin bertimbal
(Pb) sejak Juli 2006. Harapannya konsentrasi Pb di udara ambien akan turun.
2.5 Program Pembinaan Kesehatan Komunitas

A. Program Pembinaan kesehatan Komunitas


1. Pengertian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948) Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni
memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha
pengorganisasian masyarakat. Ilmu kesehatan masyarakat merupakan ilmu yang
multidisiplin, karena memang pada dasarnya Masalah Kesehatan Masyarakat bersifat
multikausal, maka pemecahanya harus secara multidisiplin. Secara garis besar, upaya-
upaya yang dapat dikategorikan sebagai seni atau penerapan ilmu kesehatan masyarakat
antara lain sebagai berikut :
a. Pemberantasan penyakit, baik menular maupun tidak menular.
b. Perbaikan sanitasi lingkungan
c. Perbaikan lingkungan pemukiman
d. Pemberantasan Vektor
e. Pendidikan (penyuluhan) kesehatan masyarakat
f. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak
g. Pembinaan gizi masyarakat
h. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
i. Pengawasan Obat dan Minuman
j. Pembinaan Peran Serta Masyarakat

2. Pengertian Kesehatan Lingkungan


Lingkungan merupakan salah satu faktor yang pengaruhnya paling besar terhadap status
kesehatan masyarakat di samping faktor pelayanan kesehatan, faktor genetik dan faktor
prilaku. Bahaya potensial terhadap kesehatan yang diakibatkan oleh lingkungan dapat bersifat
fisik, kimia maupun biologi. Sejalan dengan kebijaksanaan’Paradigma Sehat’ yang
mengutamakan upaya-upaya yang bersifat promotif, preventif dan protektif. Maka upaya
kesehatan lingkungan sangat penting. Semua kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan
oleh para staf Puskesmas akan berhasil baik apabila masyarakat berperan serta dalam
pelaksanaannya harus mengikut sertakan masyarakat sejak perencanaan sampai pemeliharaan.
Kegiatan peningkatan kesehatan lingkungan bertujuan terwujudnya kualitas lingkungan yang
lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala kemungkinan resiko kejadian yang
dapat menimbulkan gangguan dan bahaya kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan
masyarakat yang lebih baik.

B. Konsep dan Fungsi Puskesmas


1. Konsep Puskesmas
a. Defenisi
Suatu kesatuan organisasi fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat di samping memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam
bentuk kegiatan pokok (Depkes 1991). Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT)
dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja.
b. Visi dan Misi Puskesmas
1. Visi
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya
kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat.
2. Misi
- Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
- Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dam masyarakat di wilayah
kerjanya.
- Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
- Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya.
c. Upaya Puskesmas
1) UKM
Upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit
tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta wajib diselenggarakan
puskesmas di wilayah Indonesia. Komponennya :
- Upaya promosi kesehatan
- Upaya kesehatan lingkungan
- Upaya kesehtan Ibu dan Anak serta keluarga berencana
- Upaya perbaikan gizi masyarakat
- Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
- Upaya pengobatan
2) UKP
Upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Komponennya :
- Upaya kesehatan sekolah
- Upaya kesehatan olahraga
- Upaya perawatan kesehatan masyarakat
- Upaya kesehatan kerja
- Upaya kesehatan gigi dan mulut
- Upaya kesehatan jiwa
- Upaya kesehatan usia lanjut
- Upaya pembinaan pengobatan tradisional
d. Program Pokok Puskesmas
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib di
laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 Program Pokok pelayanan
kesehatan di Puskesmas yaitu :
1. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu bentuk pelayanan kesehatan
untuk mendiagnosa, melakukan tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan
oleh seorang dokter secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang
diperoleh selama anamnesis dan pemeriksaan
2. Promosi Kesehatan yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan
untuk membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
3. Pelayanan KIA dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB
di Puskesmas
4. yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia Subur)
untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta pelayanan bayi dan balita.
5. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular yaitu program
pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit
menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta dll).
6. Kesehatan Lingkungan yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk pengendalian pencemaran
lingkungan dengan peningkatan peran serta masyarakat.
7. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan
gizi masyarakat di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih,
Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.

e. Satuan Penunjang Puskesmas


1) Puskesmas Pembantu
Yaitu unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah
yang kecil.
2) Puskesmas Keliling
Yaitu unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan
peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari
puskesmas. Dengan fungsi dan tugas yaitu memberi pelayanan kesehatan daerah
terpencil, transpor rujukan pasien, penyuluhan kesehtan dengan audiovisual.
- Fungsi Puskesmas
Ada tiga (3) fungsi utama yang diemban puskesmas dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan dasar (PKD) kepada seluruh target sasaran masyarakat di wilayah
kerjanya, yakni sebgai berikut :
a. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan
- Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia dan dunia usaha di wilayah
kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yang berwawasan kesehatan.
- Aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan
setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
b. Pusat Pemberdayaan Masyarakat
Memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat.
- Berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk
pembiayaan
- Ikut menetapkan penyelenggaraan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan
- Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat
- Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam
rangka menolong dirinya sendiri
- Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dam
menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer) secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinanmbungan (continue) yang mencakup :
- Pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dengan
pendekatan kelompok.
- Pelayanan medik dasar yang bersifat kuratif dan rehabilitatif dengan
pendekatan individu dan keluarga
Ketiga fungsi utama puskesmas tersebut dan dengan memperhatikan tujuan akhirnya
maka setiap pelaksanan program kegiatan pelayanan kesehatan selalu dilaksanakan dengan
memperhatikan landasan strategisnya yaitu : Perikemanusian, Pemberdayaan dan
Kemandirian, Adil dan merata, Mengutamakan Manfaat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas sangat diperlukan upaya agar masalah kesehatan di masa
depan dapat ditanggulangi sehingga mencapai kualitas kesehatan masyarakat yang diinginkan..
Penyakit menular (Communicable Desease) adalah penyakit yang disebabkan oleh adanya agen
penyebab yang mengakibatkan perpindahan atau penularan penyakit dari orang atau hewan
yang terinfeksi, kepada orang atau hewan yang rentan (potential host), baik secara langsung
maupun tidak langsung melalui perantara (vector) atau lingkungan hidup.
Program pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan, kematian, dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. Penyakit
menular yang diprioritaskan dalam program ini adalah: malaria, demam berdarah dengue,
tuberkulosis paru, HIV/ AIDS, diare, polio, filaria, kusta, pneumonia, dan penyakit-penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), termasuk penyakit karantina dan risiko masalah
kesehatan masyarakat yang memperoleh perhatian dunia internasional (public health risk of
international concern).
Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang
lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Sistem kesehatan memberi manfaat kepada
mayarakat dengan distribusi yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai dan berfokus pada
tingkat manfaat yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu didistribusikan.
Dalam upaya meningkatkan status derajat kesehatan pada masyarakat Indonesia di masa
sekarang ini, perlu upaya untuk mengenal masalah kesehatan, mengenal program-program
kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah kesehatan, dan bagaimana pula strategi
pemecahan masalah tersebut yang berlaku. Dalam hal ini pengertian penyakit menular dan cara
pemberantasannya harus dipahami segenap pihak untuk dapat mencegah angka kesakitan di
Indonesia. Penyehatan lingkungan tidak hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan namun pula
peran serta masyarakat sangatlah penting.
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah sumber bacaan bagi mahasiswa
keperawatan khusus pada mata kuliah keperawatan komunitas. Sebaiknya para pembaca
menumbuhkan niat untuk lebih mencari tahu tentang informasi mengenai “” tanpa mengacu
pada satu referensi. Kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran terhadap
makalah penulis yang masih banyak kekurangan dan perlu perbaikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin.1999. Pokok-pokok Kebijaksanaan Kesehatan Nasional. Depok.

Anderson, Elizabeth T. 2001. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan

Praktik. EGC : Jakarta

Dermawan, Carl O. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta :

Gosyeng Publishing.

Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan

Pemukiman Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1996.

Effendi, Ferry dan Makhfudi. 2009. Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik

dalam Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta.

http://data.menkokesra.go.id/content/program-penyehatan-lingkungan

http://www.slideshare.net/alie_yosiah/5-program-pembinaan-kesehatan-komunitas-16247444

You might also like