Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing :
Dra. Urip Wahyuningsih, M.Pd.
Di susun Oleh :
Al Jannatur Rosinta (16050404050)
S1 Pendidikan Tata Busana (B)
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena berkat
limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan “Laporan
Perencanaan Praktik Manajemen Busana Anak“Busana Pesta Anak””
Sholawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Junjungan kita Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wasallam dengan besar harapan untuk menjadi penerima syafaat dari
beliau.
Keberhasilan penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan yang telah diberikan
oleh Ibu Dra. Urip Wahyuningsih, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Manajemen Busana Anak.
Penulis berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat untuk penulis sendiri khususnya untuk
para pembacanya.
Tiada gading yang tak retak, atas kekurangan yang ada dalam laporan ini penulis
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak.
Al Jannatur Rosinta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Busana anak adalah segala sesuatu yang dipakai anak-anak mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Segala pelengkap busana yang dikenakan anak seperti
bando, topi, sepatu, tas merupakan busana (Hasanah, 2011: 3). Seiring dengan
perkembangan mode busana yang selalu berubah membuat busana anak mengikuti tren
busana dewasa, sehingga ada kesan bahwa busana anak merupakan busana dewasa dalam
bentuk kecil. Perbedaan dari busana anak dan busana dewasa hanyalah ukuran semata. Hal
ini tentunya tidak benar, karena busana anak tidak dapat dibuat dengan model yang
sembarangan.
Istilah busana berasal dari bahasa sansekerta yaitu “bhusana” dan istilah yang popular
dalam bahasa Indonesia yaitu “busana” yang dapat diartikan “pakaian”. Namun demikian
pengertian busana dan pakaian terdapat sedikit perbedaan, dimana busana mempunyai
konotasi “pakaian yang indah”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:812). busana adalah barang apa yang
dipakai (baju, celana, dsb). Pakaian atau busana merupakan kebutuhan pokok manusia selain
makanan dan tempat berteduh atau tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan busana
untuk melindungi dan menutup dirinya. Sedangkan pengertian anak menurut Arifah Arianto
dapat digolongkan menjadi 3 yaitu : usia anak bayi, anak-anak dan anak besar sesuai umur
dan kegiatan atau aktivitasnya.
Secara umum busana anak terbagi menjadi 3 yaitu : 1.) Busana anak berdasarkan usia 2.)
Busana anak berdasarkan jenis kelamin 3.) Busana anak berdasarkan kesempatan
pemakaiannya.
Semakin berkembangnya zaman desain dan model busana anak semakin bervariasi,
makalah ini bertujuan mengubah desain yang ada menjadi desain yang baru dengan
memodifikasi beberapa bagian busana anak seperti bagian lengan, potongan pinggang, rok,
dan pada bagian yang lain.
B. Rumusan Masalah
D. Manfaat Penulisan
Penulis berharap dengan adannya laporan ini dapat menjadi pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca terutama berkaitan tentang sistematika kerja, persiapan alat
dan bahan, perencanaan kebutuhan bahan dan harga serta managemen atau alokasi waktu
yang diterapkan dalam pembuatan busana pesta untuk anak. Hal ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi pemula yang belajar di dunia fashion agar mengetahui segala hal-hal yang
berkaitan mengenai cara dalam memanagemen pembuatan busana dari awal hingga proses
akhir.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Busana Anak
Busana anak adalah segala sesuatu yang dipakai anak-anak mulai dari ujung rambut
sampai ujung kaki. Segala pelengkap busana yang dikenakan anak seperti
bando, topi, sepatu, tas merupakan busana (Hasanah, 2011: 3). Seiring dengan
perkembangan mode busana yang selalu berubah membuat busana anak mengikuti tren
busana dewasa, sehingga ada kesan bahwa busana anak merupakan busana dewasa dalam
bentuk kecil. Perbedaan dari busana anak dan busana dewasa hanyalah ukuran semata. Hal
ini tentunya tidak benar, karena busana anak tidak dapat dibuat dengan model yang
sembarangan.
Istilah busana berasal dari bahasa sansekerta yaitu “bhusana” dan istilah yang popular
dalam bahasa Indonesia yaitu “busana” yang dapat diartikan “pakaian”. Namun demikian
pengertian busana dan pakaian terdapat sedikit perbedaan, dimana busana mempunyai
konotasi “pakaian yang indah”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:812). busana adalah barang apa yang
dipakai (baju, celana, dsb). Pakaian atau busana merupakan kebutuhan pokok manusia selain
makanan dan tempat berteduh atau tempat tinggal (rumah). Manusia membutuhkan busana
untuk melindungi dan menutup dirinya. Sedangkan pengertian anak menurut Arifah Arianto
dapat digolongkan menjadi 3 yaitu : usia anak bayi, anak-anak dan anak besar sesuai umur
dan kegiatan atau aktivitasnya.
Busana berdasarakan jenis kelamin dibagi menjadi busana anak permpuan dan busana anak
laki-laki. Busana anak laki-laki dipilih dengan model sederhana seperti T-shirt, kemeja yang
dapat dikombinasikan dengan rompi atau celana.
Sedangkan busana anak perempuan biasanya menggunakan berbagai model. Busana anak
perempuan lebih banyak menggunakan variasi warna dan hiasan mulai dari lace, aplikasi,
sulaman, pita, payet yang penggunaannya disesuaikan dengan kesempatan pemakaian.
a) Busana bermain
b) Busana sekolah
Pada umumnya di indonesia umumnya busana sekolah yang dipakai anak adalah
busana yang telah ditentukan oleh sekolah masing-masing yang biasa. Bahan yang
digunakan adalah jenis bahan katun. Corak yang digunakan untuk hari-hari
tertentu berupa batik, kotak-kotak.
c) Busana olahraga
Bahan yang digunakan untuk olahraga adalah jenis bahan kaos dan katun. Untuk
modelnya dibuat longgar agar tidak mengganggu pergerakan anak serta aman jika
digunakan.
d) Busana pesta
Jenis bahan yang digunakan, warna, corak dan hiasan yang digunakan sangat
berbeda. Bahan yang digunakan untuk kesempatan pesta lebih terkesan mahal
serta hiasan yang digunakan lebih meriah dan model untuk busana pesta juga lebih
glamour.
e) Busana Tidur
Bahan yang dapat digunakan untuk busana tidur antara lain katun dan bahan kaos.
Untuk warna dapat dipilih warna-warna yang lembut dan dengan corak yang tidak
terlalu ramai seperti bunga-bunga kecil, garis-garis dan bola-bola. Model untuk
anak perempuan yaitu baby doll, celana, piyama. Untuk anak laki-laki yaitu
piyama.
f) Busana rekreasi
Dalam pemilihan busana rekreasi sebaiknya harus cermat dalam pemilihan bahan,
desain, warna, serta tekstur kain agar nyaman jika dipakai. Busana rekreasi
dipakai untuk berlibur ke suatu tempat wisata. Busana yang dipakai adalah busana
yang nyaman, simpel, dan santai.
1. Katun
Bahan katun combed terbuat murni 100% dari serat kapas alami. Bahan combed
berkarakteristik memiliki tekstur yang halus, dingin, nyaman, dan menyerap keringat,
sehingga sangat nyaman dan cocok dipakai di Negara tropis seperti Indonesia. Kain Combed
memiliki serat benang yang lebih halus dan rata sehingga penampilannya akan menjadi lebih
halus , rata dan rapi. Ada beberapa jenis kain combed yang ada di pasaran. Hal ini dibedakan
berdasarkan jenis benang yang digunakan serta setting gramasinya (gr/m2). Ada 3 varian
combed, Ada combed 20s, 24s, 30s. hal yang membedakan adalah ketebalan kain combed.
Kain 20s memiliki ketebalan yang paling tebal, sedangkan combed 30s memiliki ketebalan
yang paling tipis. Kain Combed 20s merupakan kain yang paling banyak dipakai dan menjadi
favorit kaos distro karena selain kenyamanan ketika digunakan, harganya juga tidak mahal.
Kain katun kaos memiliki karakteristik bahan yang fleksibel dimana bisa membuat anak
bebas untuk bergerak. Karena materialnya yang lembut dan menyerap keringat, maka tidak
akan membuat anak rewel meski bermain seharian. Selain itu, bahan katun yang
dikombinasikan dengan bahan polyester juga pas jika digunakan sebagai bahan utama
pembuatan pakaian anak. Selain lembut, kain katun juga bisa membuat anak terasa hangat
pada saat cuaca dingin seperti musim hujan.
4. Kain Minky
Kain ini merupakan jenis kain seperti beludru yaitu kain yang terbuat dari microfiber
dan memiliki tekstur lembut dan halus. Selain itu, kain ini juga memiliki kemewahan
tersendiri sehingga sangat sesuai jika digunakan untuk membuat berbagai macam
perlengkapan bayi, misalnya, pakaian bayi, selimut, penutup stroller bayi, sprei, bantal,
maupun jaket bayi.
5. Cotton Viscose (CVC)
Jenis katun yang satu ini dikenal dengan sebutan CVC, yaitu bahan hasil pencampuran dari
cotton combed dan viscose yang nyaman dikenakan oleh anak-anak. Jenis bahan kaos ini
adalah campuran dari 55% Cotton Combed dan 45% Viscose. Kelebihan dari bahan ini
adalah tingkat shrinkage-nya (susut pola) lebih kecil dari bahan Cotton. Jenis bahan ini juga
bersifat menyerap keringat. Viscose biasa juga disebut rayon. Sebuah bahan serat sintesa
celulosa organic (buatan manusia) yang biasa digunakan sebagai bahan kain. Teksturnya
memiliki kesamaan dengan tekstur kapas. Viscose biasanya digunakan untuk menambahkan
kenyamanan pada serat sintesis dan juga menambah kecerahan warna. Serat Viscose
mempunyai tahanan kelembaban yang lebih tinggi, kecemerlangan warna yang lebih baik dan
lebih lembut dibanding kapas. Namun kain ini terkesan mewah, sehingga harganya mahal dan
jarang tersedia di pasaran.
Konstruksi pola busana adalah satu mata pelajaran di bidang studi Tata Busana yang
merupakan inti dari pengetahuan tentang pembuatan pola, tanpa pola, pembuatan busana
dapat dilaksanakan tetapi kup dari busana tersebut tidak akan memperlihatkan bentuk tubuh
seseorang.
Pita ukur cm digunakan untuk mengambil ukuran badan seseorang yang akan membuat
busana. Pita ukur juga dipakai untuk menggambar pola pakaian dan digunakan pada waktu
penyesuaian pola. Pita ukuran ada berbagai macam, yakni ada yang menggunakan ukuran
centimeter dan ada yang ukuran inchi, bahkan ada yang menggunakan kedua ukuran tersebut.
2. Penggaris
Untuk menggambar pola diperlukan penggaris dengan bentuk yang berbeda-beda. Penggaris
lurus digunakan untuk membuat garis lurus.Penggaris lengkung digunakan untuk membuat
garis melengkung seperti garis lingkar leher, lingkar kerung lengan, kerah, dan garis sisi rok.
Sedangkan penggaris segitiga siku-siku digunakan untuk membuat garis sudut, seperti garis
badan dan tengah muka, garis badan dan tengah belakang serta garis lebar muka dan garis
lebar punggung.
Kertas pola (Buku Pola atau Buku Kostum) merupakan tempat menggambar pola. Kertas
pola merupakan alat penting untuk menggambar pola. Kertas yang biasa digunakan untuk
menggambar pola dengan ukuran centimeter adalah kertas dorslag, kertas karton, kertas
manila, atau kertas koran. Buku pola digunakan untuk menggambar pola busana dengsn
ukuran skala. Buku pola yang baik berukuran folio kertasnya berwarna putih, tebal, dan
halaman terdiri dari kertas bergaris dan kertas polos dengan leteknya yang berselang-seling.
4. Skala
Skala atau ukuran perbandingan adalah alat ukur yang digunakan untuk menggambar pola di
buku pola. Skala ada yang menggunakan ukuran satu berbandingdua, satu berbanding empat,
satu berbanding enam, dan satu berbanding delapan. Skala yang baik terbuat dari bahan yang
agak tebal seperti karton, dan berbentuk segi panjang, dan letak garis lurus ukuran tepat pada
tepi skala.
Pensil digunakan untuk menggambar pola di buku pola atau di kertas pola. Pensil yang baik
digunakan untuk menggambar pola ada beberapa macam, yakni pensil yang terbuat dari
grphite, pensil ini bagus dan memiliki ukuran yang berbeda. Untuk yang agak keras dengan
kode H/HB pensil ini tulisannya jelas dan mudah dihapus jika terjadi kesalahan. Pensil ini
juga digunakan untuk menggambar garis-garis pola, setelah polanya selesai dibuat, garis
dengan pensil ini dipertajam dengan pensil berwarna. Pensil berwarna merah untuk garis pola
bagian muka dan pensil biru untuk garis pola bagian belakang. Garis bantu pola dipertajam
dengan pulpen warna hitam.
6. Penghapus
7. Jarum
Jarum pentul yang baik terbuat dari baja dan berukuran panjang 3 s.d 4 cm. Bentuk jarum
pentul/jarum penyemat yang dipergunakan pada pembuatan pola adalahjarum pentul yang
baik yaitu ujungnya runcing dan terdapat pegangan mutiara dipangkalnya, sehingga mudah
dalam menggunakannya.
8. Pensil merah
untuk menggambar garis pola jadi bagian muka.
9. Pensil Biru
untuk menggambar garis pola jadi bagian belakang.
10. Gunting kertas
untuk menggunting kertas pola kecil maupun besar.
F. Desain Inspirasi
G. Desain Modifikasi
H. Analisis Desain
UKURAN BADAN
Lingkar Leher 28,4 cm
Lingkar Badan 61 cm
Lingkar Pinggang 58 cm
Lingkar Panggul 65 cm
Tinggi Panggul 14,1 cm
Panjang Punggung 27,8 cm
Lebar Punggung 25,2 cm
Lebar Kerung 15 cm
Pinggang - Lutut 40 cm
Tinggi - Tengkuk 96,2 cm
Tinggi Duduk 19,2 cm
Panjang Bahu 8,6 cm
Kaki Bagian Dalam 51,5 cm
Lingkar Kepala 53 cm
Ketebalan Pergelangan Kaki 17 cm
Lengan Atas 20 cm
Pergelangan Lengan 13,4 cm
Panjang Lengan Panjang 41,5 cm
J. Pola Dasar Busana Anak
1. Pola furing
2. Pola petikut
J. Rancangan Bahan
Gambar design
harus dibuat
berbeda dengan
desain inspirasi
1. Membuat design dan sebagus
mungkin dan
sesuai dengan
desain inspirasi
Analisa dilakukan
2. Menganalisa design
sedetail mungkin
Furing hero
Hasil jadi
2. Rancangan Harga
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Dengan pembuatan perencanaan ini kita dipermudah untuk mengetahui harga dari
suatu kain peralatan penunjang, sehingga kita dapat mengestimasi harga bahan
terkait.
2. Perencanaan dapat memberikan efek efisien baik dari sisi waktu, tenaga, bahan,
dan pelaksanaan yang terstruktur. Hal ini sangat penting agar dapat menghasilkan
busana yang memuaskan dan sesuai harapan.
3. Kualitas dan kuantitas dari barang akan terjamin mutunya dengan adanya
perencanaan secara baik.
4. Perencanaan yang dibuat dapat meminimalisir kelebihan bahan.
5. Dengan adanya perencanaan ini akan sangat efektif untuk para desainer agar
pekerjaan kita terstuktur dan tampak professional.
B. SARAN
1. Mempersiapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum melakukan perencanaan.
2. Dalam perencanaan praktek perlu dilakukan secara teliti untuk mengetahui detail
detail pembuatan busana.
3. Dan untuk mahasiswa tata busana ataupun desainer seharusnya membuat
perencanaan praktek, sebelum melakukan praktek.