Professional Documents
Culture Documents
UNIVERSITAS PATTIMURA
FISIOLOGI KEHAMILAN
Disusun oleh:
NIM. 2017-84-030
Pembimbing
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas KehendakNya
penulis dapat menyelesaikan Referat dengan judul “Fisiologi Kehamilan”
Referat ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Kepaniteraan klinik Obstetri dan
Ginekologi. Mengingat pengetahuan dan pengalaman penulis serta waktu yang tersedia
untuk menyusun refereat ini sangat terbatas, penulis sadar masih banyak kekurangan baik
dari segi isi, susunan bahasa maupun sistematika penulisannya. Untuk itu kritik dan saran
pembaca yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
dr. Erwin Rahakbauw, Sp.OG, selaku pembimbing Kepaniteraan klinik Obstetri dan
Ginekologi di RSUD dr. M. Haulussy Ambon, yang telah memberikan masukan yang
berguna dalam proses penyusunan referat ini. Tidak lupa penulis mengucapkan terima
kasih kepada rekan-rekan yang juga turut membantu dalam upaya penyelesaian makalah
ini.
Akhir kata penulis berharap kiranya makalah ini dapat menjadi masukan yang
berguna dan bisa menjadi informasi bagi tenaga medis dan profesi lain yang terkait
dengan masalah kesehatan pada umumnya, dan khususnya tentang masalah adanya benda
asing didalam hidung.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Hal
2.1.1 Definisi…………………………………………………. 2
5
2.1.3 Nidasi……………………………………………………
8
2.1.4 Plasentasi………………………………………………...
10
2.1.5 Selaput dan Cairan Amnion……………………………..
11
2.1.6 Endokrinologi Dalam Kehamilan……………………….
14
2.1.7 Perubahan Anatomi dan Fisiologi ……………………..
18
2.1.8 Tes Kehamilan…………………………………………
1. KESIMPULAN .......................................................................................
25
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. KEHAMILAN
2.1.1. Definisi
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan
dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Dihitung dari saat fertilisasi sampai
kelahiran bayi, kehamilan normal biasanya berlangsung dalam waktu 40 minggu.
Usia kehamilan tersebut dibagi menjadi 3 trimester yang masing-masing berlangsung
dalam beberapa minggu. Trimester 1 selama 12 minggu, trimester 2 selama 15
minggu (minggu ke-13 sampai minggu ke-27), dan trimester 3 selama 13 minggu
(minggu ke-28 sampai minggu ke-40).2,3
5
oleh zona pelusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampula dan isthmus
tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi.2,3,4,5
Jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks vagina dan disekitar porsio pada
waktu koitus. Hanya beberapa ratus ribu spermatozoa dapat terus ke kavum uteri dan
tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai ke bagian ampula tuba dimana
spermatozoa dapat memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi. Hanya satu
spermatozoa yang mempunyai kemampuan (kapasitasi) untuk membuahi. Pada
spermatozoa ditemukan pningkatan konsentrasi DNA di nukleusnya, dan kaputnya
lebih mudah menembus dinding ovum oleh karena diduga dapat melepaskan
hialuronidase.2,3,5
6
Fertilisasi (pembuahan) adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan
spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi
spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum diakhiri dengan fusi materi
genetik. Hanya satu spermatozoa yang telah mengalami proses kapasitasi mampu
melakukan penetrasi membran sel ovum. Untuk mencapai ovum, spermatozoa harus
melewati korona radiata (lapisan luar sel ovum) dan zona pelusida (suatu bentuk
glikoprotein ekstraseluler), yaitu dua lapisan yang menutupi dan mencegah ovum
mengalami fertilisasi lebih dari satu spermatozoa. Suatu molekul komplemen khusus
di permukaan kepala spermatozoa kemudian mengikat ZP3 glikoprotein di zona
pelusida. Pengikatan ini memicu akrosom melepaskan enzim yang membantu
spermatozoa menembus zona pelusida.3,6
Gambar 3. Pembelahan sel mulai dari hasil konsepsi sampai stadium morula
Pada saat spermatozoa menembus zona pelusida terjadi reaksi korteks ovum.
Granula korteks di dalam ovum (oosit sekunder) berfusi dengan membran plasma sel,
sehingga enzim di dalam granula-granula dikeluarkan secara eksositosis ke zona
pelusida. Hal ini yang menyebabkan glikoprotein di zona pelusida berikatan satu
sama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat ditembus spermatozoa.
Proses ini mencegah ovum dibuahi lebih dari satu sperma.3,6
Pembuahan ini akan membentuk zigot yang terdiri dari bahan genetik dari
perempuan dan laki-laki. Pada manusia terdapat 46 kromosom otosom dan 2
kromosom kelamin; pada seorang laki-laki satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan
kematangan, maka ovum matang mempunyai 22 kromosom otosom dan 1 kromosom
7
X atau 22 kromosom otosom serta 1 kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan
yang memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X maka tumbuh sebagai janin
perempuan, sedangkan yang memiliki 44 kromosom otosom serta 1 kromosom X dan
1 kromosom Y akan tumbuh sebagai janin laki-laki.3,7,8
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot.
Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat
asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan ini terjadi, pembelahan-
pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dalam 3 hari terbentuk suatu
kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula
dimana kelompok sel tersebut menyerupai buah murbei. Dalam morula terbentuk
suatu rongga yang disebut eksoselom. Rongga ini terletak tidak tidak ditengah-
tengah, tetapi eksentris. Dengan demikian sel morula saat ini terbagi menjadi 2 jenis.
1) sel-sel yang terletak di sebelah luar, yang merupakan dinding dari telur disebut
trofoblast. Fungsi trofoblast ini adalah untuk mencari makanan bagi sel telur 2) sel-
sel yang terletak di sebelah dalam, yang merupakan kelompok sel, disebut bintik
benih atau nodus embrionale. Bayi akan terbentuk dari sel ini. Kemudian hasil
konsepsi disalurkan ke pars ismika dan pars interstitialis tuba (bagian-bagian tuba
yang sempit) dan terus disalurkan ke arah kavum uteri oleh arus getaran silia pada
permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba. 2,3
2.1.3. Nidasi
Selanjutnya pada hari ke empat hasil konsepsi mencapai stadium blastula yang
disebut blastokista, suatu bentuk yang di bagian luarnya adalah trofoblast dan di
bagian dalamnya disebut masa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi
janin dan trofoblast akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista
diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblast. Trofoblast ini sangat kritis
untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi),
produksi hormon kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran darah
maternal ke dalam plasenta dan kelahiran bayi. Sejak trofoblast terbentuk, produksi
8
hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormone yang
memastikan bahwa endometrium akan menerima (reseptif) dalam proses implantasi
embrio. 2,3,4,9
Trofoblast yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan
jaringan menemukan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel-sel desidua yang
besar-besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh
trofoblast. Nidasi diatur oleh suatu proses yang kompleks antara trofoblas dan
endometrium. Di satu sisi trofoblast mempunyai kemampuan invasi yang kuat, di sisi
lain endometrium mengontrol trofoblast dengan menyekresikan faktor-faktor yang
aktif lokal, yaitu inhibitor cytokines dan protease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi
yang normal adalah hasil keseimbangan proses antara trofoblast dan endometrium.
Trofoblas ekstravili ditemukan di luar villus dan dapat dibagi dalam kategori
endovascular dan interstitial. Trofoblas endovascular menyerang dan mengubah spiral
arteri selama kehamilan untuk membuat aliran darah resistansi rendah yang
merupakan karakteristik dari plasenta. Sedangkan trofoblas interstitial menyerang
desidua dan mengelilingi arteri spiral ibu. 2,3,4,9,10
Kelainan dalam optimalisasi aktivitas trofoblast dalam proses nidasi akan
berlanjut dengan berbagai penyakit dalam kehamilan. Apabila invasi trofoblast ke
arteri spiralis maternal lemah atau tidak terjadi, maka arus darah uteroplasenta rendah
dan menimbulkan sindrom preeklampsia. Kondisi ini akan menginduksi plasenta
menyekresikan substansi vasoaktif yang memicu hipertensi maternal. Kenaikan
tekanan darah ibu dapat merusak arteri spiralis dan tersumbat, sehingga terjadi infark
plasenta. Sebaliknya, invasi trofoblast yang tidak terkontrol akan menimbulkan
penyakit trofoblast gestational seperti mola hidatidosa dan koriokarsinoma.11
Dalam tingkat nidasi, trofoblast antara lain menghasilkan hormon hCG.
Produksi hormone hCG meningkat sampai kurang lebih hari ke-60 kehamilan
kemudian turun lagi. Diduga bahwa fungsinya ialah mempengaruhi korpus luteum
untuk tumbuh terus dan menghasilkan terus progesteron, sampai plasenta dapat
membuat cukup progesteron sendiri. Hormon korionik gonadotropin inilah yang khas
9
untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormon tersebut dapat ditemukan dalam
air kemih ibu hamil.2,3,4
Nidasi terjadi 6 atau 7 hari pasca fertilisasi. Pada umumnya blastokista masuk
di endometrium dengan bagian di mana massa inner-cell berlokasi. Dikemukakan
bahwa hal inilah yang menyebabkan tali pusat berpangkal sentral atau parasentral.
Bila sebaliknya dengan bagian lain blastokista memasuki endometrium, maka
terdapatlah tali pusat dengan insersio velamentosa. Umumnya nidasi terjadi di
dinding depan ata belakang uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi
barulah dapat disebut adanya kehamilan.2,3,9
10
yang lain, yang masuk antara lapisan ektoderm dan entoderm yang menghasilkan
jaringan otot, tulang, jaringan ikat, jantung dan pembuluh-pembuluh darah maupun
pembuluh limfe. Sistem kardiovaskular janin dibentuk kira-kira minggu ke-10.
Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke-12, disusul masa fetal dan
perinatal.2,3,7,8
2.1.4. Plasentasi
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embrio ke dalam embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada
manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi. Dalam 2
minggu pertama perkembangan hasil konsepsi, trofoblast invasif telah melakukan
penetrasi ke pembuluh darah endometrium. Terbentuklah sinus intertrofoblastik yaitu
ruangan-ruangan yang berisi darah maternal dari pembuluh-pembuluh darah yang
dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan-ruangan
interviler dimana vili korialis seolah terapung-apung diantara ruangan-ruangan
tersebut sampai terbentuknya plasenta.2,3,4,5
Tiga minggu pasca fertilisasi sirkulasi darah janin dini dapat diidentifikasi dan
dimulai pembentukan vili korialis. Sirkulasi darah janin ini berakhir di lengkung
kapilar di dalam vili korialis yang ruang intervilinya dipenuhi dengan darah maternal
yang dipasok oleh arteri spiralis dan dikeluarkan melalui vena uterine. Vili korialis ini
akan tumbuh menjadi suatu massa jaringan yaitu plasenta. Darah ibu dan janin
dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion yang dinamakan
plasenta hemokorial.2,3,5
Plasenta merupakan organ penting bagi janin, karena sebagai alat pertukaran zat
antara ibu dan bayi atau sebaliknya. Plasenta berbentuk bundar atau hampir bundar
dengan diameter 15-20 cm dan tebal ± 2,5 cm, berat rata-rata 500 gram.
Plasenta terletak di depan atau di belakang dinding uterus, agak ke atas kearah fundus
uteri, dikarenakan alasan fisiologis, permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas,
sehingga lebih banyak tempat untuk berimplementasi. Plasenta berasal dari sebagian
11
besar dari bagian janin, yaitu villi koriales atau jonjot chorion dan sebagian kecil dari
bagian ibu yang berasal dari desidua basalis.3
12
2.1.5. Selaput dan Cairan Amnion
Selaput amnion merupakan jaringan avascular yang lentur tetapi kuat. Bagian
dalam selaput yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboid yang
asalnya ektoderm. Lapisan dalam amnion merupakan mikrovili yang berfungsi
mentransfer cairan dan metabolik. Bagian luar dari selaput ialah jaringan mesenkim
yang berasal dari mesoderm. Sel mesenkim berfungsi menghasilkan kolagen sehingga
selaput menjadi lentur dan kuat. Disamping itu, jaringan tersebut menghasilkan
sitokin IL-6, IL-8, MCP-1 yang bermanfaat melawan bakteri. Disamping itu, selaput
amnion menghasilkan zat vasoaktif yang menjadikan selaput amnion mengatur
peredaran darah dan tonus pembuluh lokal. 2,3
Kompartemen dari cairan amnion menyediakan ruang bagi janin untuk tumbuh
bergerak dan berkembang. Cairan amnion , normalnya berwarna putih , agak keruh
serta mempunyai bau yang khas agak amis dan manis.Volume cairan amnion pada
kehamilan aterm rata-rata adalah 800 ml, pH 7,2 dan masa jenis 1,0008. Setelah 20
minggu produksi cairan berasal dari urin janin. Tanpa cairan amnion rahim akan
mengerut dan menekan janin, pada kasus– kasus dimana tejadi kebocoran cairan
amnion pada awal trimester pertama janin dapat mengalami kelainan struktur
termasuk distrorsi muka, reduksi tungkai dan cacat dinding perut akibat kompresi
rahim. Selain itu cairan ini juga mempunyai peran protektif pada janin . Cairan ini
mengandung agen-agen anti bakteria dan bekerja menghambat pertumbuhan bakteri
yang memiliki potensi patogen. Cairan amnion juga dapat digunakan sebagai alat
13
diagnostik untuk melihat adanya kelainan kromosom dan kelainan DNA dari 12
minggu sampaai 20 minggu. Cairan amnion yang paling terbanyak adalah >2 liter
disebut dengan polihidramnion yang mungkin berkaitan dengan diabetes atau trisomy
18. Sebaliknya cairan yang kurang disebut oligohidramnion yang berkaitan dengan
kelaina ginjal janin, trisomy 21 atau 13 atau hipoksia janin. Pada cairan amnion
terdapat alfa feto protein yang berasal dari janin, jika kadar AFP rendah, estriol dan
kadar tinggi hCG merupakan penanda sindrom down.2,3
14
2. Laktogen Plasenta Manusia
Hormon polipeptida plasenta kedua, yang juga homolog dengan suatu
protein hipofisis disebut human plasental lactogen (hPL) atau
somatomamotropin korion (hCS). hPL terdeteksi pada trofoblas muda, namun
kadar serum yang dapat dideteksi belum tercapai hingga minggu kehamilan
ke-4-5. hPL adalah suatu protein yang tersusun dari sekitar 190 asam amino di
mana struktur primer, sekunder dan tersier serupa dengan hormon
pertumbuhan (GH). Seperti GH, maka hPL bersifat diabetogenik. hPL juga
memiliki ciri-ciri struktural yang mirip dengan prolaktin (PRL). Fungsi HPL
adalah untuk lipolisis dan meningkatkan kadar asam lemak bebas sirkulasi
serta menginhibisi glukosa dan gluconeogenesis pada ibu sehingga dapat
menghemat glukosa.
2.1.6.2. Hormon-hormon Steroid Plasenta1,2,3,14,16,17
1. Progesteron
Plasenta bergantung pada kolesterol ibu sebagai substratnya untuk produksi
progesteron. Enzim-enzim plasenta memisahkan rantai samping kolesterol,
menghasilkan pregnenolon yang selanjutnya mengalami isomerisasi parsial
menjadi progesteron; 250-350 mg progesteron diproduksi setiap harinya sebelum
trimester ketiga dan sebagian besar akan masuk ke dalam sirkulasi ibu.
Progesteron perlu untuk pemeliharaan kehamilan. Produksi progesteron dari
korpus luteum yang tidak mencukupi turut berperan dalam kegagalan implantasi,
dan defisiensi fase luteal telah dikaitkan dengan beberapa kasus infertilitas dan
keguguran berulang. Lebih jauh, progesteron juga berperanan dalam
mempertahankan keadaan miometrium yang relatif tenang. Progesteron juga
dapat berperan sebagai obat imunosupresif pada beberapa sistem dan
menghambat penolakan jaringan perantara sel T. Jadi kadar progesteron lokal
yang tinggi dapat membantu toleransi imunologik uterus terhadap jaringan
trofoblas embrio yang menginvasinya.
15
2. Estrogen
Prekusor dasar estrogen adalah androgen dengan 19 atom karbon. Senyawa
androgen yang digunakan untuk sintesis estrogen pada awal kehamilan berasal
dari aliran darah ibu. Pada minggu ke 20 kehamilan, sebagian besar estrogen
yang dikeluarkan dalam estrogen yang dikeluarkan dalam urine ibu berasal dari
androgen janin. Produksi estrogen oleh plasenta juga bergantung pada prekursor-
prekursor dalam sirkulasi, namun pada keadaan ini baik steroid janin ataupun ibu
merupakan sumber-sumber yang penting. Kebanyakan estrogen berasal dari
androgen janin, terutama dehidroepiandrosteron sulfat (DHEA sulfat).
DHEA sulfat janin terutama dihasilkan oleh adrenal janin, kemudian diubah
oleh sulfatase plasenta menjadi dehidroepiandrosteron bebas (DHEA), dan
selanjutnya melalui jalur-jalur enzimatik yang lazim untuk jaringan-jaringan
penghasil steroid, menjadi androstenedion dan testosteron. Androgen-androgen
ini akhirnya mengalami aromatisasi dalam plasenta menjadi berturut-turut estron
dan estradiol. Sebagian besar DHEA sulfat janin dimetabolisir membentuk suatu
estrogen ketiga : estriol.
Langkah kunci dalam sintesis estriol adalah reaksi 16- hidroksilasi molekul
steroid. Bahan untuk reaksi ini terutama DHEA sulfat janin dan sebagian besar
produksi 16- -hidroksi-DHEA sulfat terjadi dalam hati dan adrenal janin, tidak
pada plasenta ataupun jaringan ibu.
Tidak seperti pengukuran kadar progesteron ataupun hPL, maka pengukuran
kadar estriol serum atau kemih mencerminkan tidak saja fungsi plasenta, namun
juga fungsi janin. Dengan demikian, produksi estriol normal mencerminkan
keutuhan sirkulasi dan metabolisme janin serta plasenta. Kadar estriol serum atau
kemih yang meninggi merupakan petunjuk biokimia terbaik dari kesejahteraan
janin. Dalam hubungan kehamilan estrogen berfungsi untuk meningkatkan
sintesis progesterone melalui peningkatan uptake LDL dan aktivitas P450cc
sinsisiotrofoblas. Estogen juga berpengaruh terhadap sistem kardiovaskular
16
maternal yaitu menyebabkan vasodilatasi sirkulasi uteroplasenta, meningkatkan
kontraktilitas uterus.
2.1.7. Perubahan Anatomi dan Fisiologi pada Perempuan Hamil
2.1.7.1. Uterus1,2,3,15,18
Uterus yang semula besarnya hanya sebesar jempol atau beratnya 30 gram
akan mengalami hipertrofi dan hiperplasia, sehingga menjadi seberat 1000 gram saat
akhir kehamilan. Otot dalam rahim mengalami hiperplasia dan hipertrofi menjadi
lebih besar, lunak, dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan janin.
17
2.1.7.2. Serviks1,2,3,15
Perubahan penting pada serviks dalam kehamilan ialah menjadi lunak dan
kebiruan satu bulan setelah konsepsi. Perubahan ini tejadi akibat penambahan
vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks, bersamaan dengan
terjadinya hipertropi dan hyperplasia pada kelenjar-kelenjar serviks. Pada akhir
kehamilan serviks menjadi lunak sekali, portio menjadi pendek sehingga dapat
dimasuki dengan mudah oleh satu jari. Serviks yang demikian disebut serviks yang
matang dan merupakan syarat untuk anjuran persalinan.
2.1.7.3. Vagina1,2,3,15,19
Dalam kehamilan, pembuluh darah dinding vagina bertambah sehingga warna
selaput lendirnya membiru (tanda chadwick). Kekenyalan (elastisitas) vagina
bertambah, artinya daya regang bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam
vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam dengan pH 3,5-6,0.
Reaksi asam ini disebabkan oleh terbentuknya asam laktat sebagai hasil
penghancuran glikogen yang berada dalam sel-sel epitel vagina oleh basil Doderlein.
Reaksi asam ini mempunyai sifat bakterisida.
2.1.7.4. Ovarium1,2,3,20,21
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini
akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan
berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah relatif minimal. Singkatnya
sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi
produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat.
Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak
terjadi siklus hormonal menstruasi.
18
2.1.7.5. Kulit2,3
Timbul striae gravidarum yang membentuk garis-garis memanjang atau serong
diperut selama kehamilan berlanjut, kadang-kadang juga terdapat pada buah dada dan
paha. Dapat juga timbul hiperpigmentasi antara lain pada areola mamae, papilla
mammae dan linea alba. Linea alba tampak hitam disebut linea nigra.
Hiperpigmentasi kadang –kadang terdapat pada kulit muka disebut chloasma
gravidarum.
2.1.7.6. Payudara2,3
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan
interstisial payudara. Hormon laktogenik plasenta (diantaranya somatomammotropin)
menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan
produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum.
Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar
Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting
susu membesar dan menonjol.
2.1.7.7. Jantung2,3,5
Selama kehamilan, jumlah darah yang dipompa oleh jantung setiap menitnya
(cardiac output, curah jantung) meningkat sampai 30-50%. Peningkatan ini mulai
terjadi pada kehamilan 6 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 16-28
minggu. Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan frekuensi denyut jantung dan
volume sekuncup. Denyut jantung meningkat dari 70 denyut permenit sebelum hamil
menjadi 78 denyut permenit saat usia kehamilan 20 minggu dengan puncaknya 85
denyut permenit pada akhir kehamilan. Volume sekuncup meningkat dari 64 mL
sampai 70mL pada pertengahan kehamilan tetapi pada akhir kehamilan volume
sekuncup berkurang sedangkan peningkatan curah jantung dipertahankan oleh
peningkatan frekuensi denyut jantung. Ketika melakukan aktivitas/ olahraga, maka
curah jantung, denyut jantung dan laju pernafasan pada wanita hamil lebih tinggi
19
dibandingkan dengan wanita yang tidak sedang hamil. Selama trimester kedua
biasanya tekanan darah menurun tetapi akan kembali normal pada trimester ketiga.1
2.1.7.8. Paru-paru2,3
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya
pembentukan hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari
biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan
lebih banyak oksigen untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil agak
membesar. Lapisan saluran pernafasan menerima lebih banyak darah dan menjadi
agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan
mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini.
2.1.7.9. Pencernaan2,3
Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian bawah
sehingga terjadi sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot di
dalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone. Wanita hamil sering
mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi
karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter di
esofagus bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke
esofagus. Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya
menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik karena asam lambung yang
dihasilkan lebih sedikit.
2.1.7.10. Ginjal2,3
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang
volumenya meningkat (sampai 30-50% atau lebih), yang puncaknya terjadi pada
kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah
ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar). Dalam keadaan
normal, aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri.
Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan, karena itu wanita hamil sering
merasa ingin berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring/ tidur. Pada akhir
kehamilan, peningkatan aktivitas ginjal yang lebih besar terjadi pada wanita hamil
20
yang tidur miring. Tidur miring mengurangi tekanan dari rahim pada vena yang
membawa darah dari tungkai sehingga terjadi perbaikan aliran darah yang selanjutnya
akan meningkatkan aktivitas ginjal dan curah jantung.
21
g. Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus, menyebabkan
kesulitan untuk buang air besar.
h. Pigmentasi kulit
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior menyebabkan
pigmentasi kulit di sekitar pipi (kloasma gravidarum), pada dinding perut (striae
lividae, striae nigra, linea alba makin hitam), dan sekitar payudara
(hiperpigmentasi areola mamae, putting susu makin menonjol, kelenjar
montgomery menonjol, pembuluh darah manifes sekitar payudara).
i. Epulis
Hipertrofi guzi yang disebut epulis, dapat terjadi bila hamil.
j. Varises atau penampakan pembuluh darah vena
Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh
darah vena, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat. Penampakan
pembuluh darah itu terjadi di sekitar genitalia eksterna, kaki dan betis, dan
payudara. Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah persalinan.
22
Gambar 10. Tanda Hegar Gambar 11. Tanda Piscasek
23
2. Pemeriksaan Leopold II, bertujuan untuk menentukan punggung dan
bagian kecil janin di sepanjang sisi maternal
dengan cara:
a. Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.
b. Palpasi dengan satu tangan pada tiap sisi abdomen.
c. Palpasi janin di antara dua tangan.
d. Temukan mana punggung dan bagian ekstremitas.
3. Pemeriksaan Leopold III, bertujuan untuk membedakan bagian persentasi
dari janin dan sudah masuk dalam pintu panggul, dengan cara:
a. Wajah pemeriksa menghadap ke arah kepala ibu.
b. Palpasi di atas simfisis pubis. Beri tekanan pada area uterus.
24
c. Palpasi bagian presentasi janin di antara ibu jari dan keempat jari
dengan menggerakkan pergelangan tangan. Tentukan presentasi
janin.
d. Jika ada tahanan berarti ada penurunan kepala.
25
dengan cara:
a. Wajah pemeriksa menghadap ke arah ekstremitas ibu.
b. Palpasi janin di antara dua tangan.
c. Evaluasi penurunan bagian presentasi.
Pemeriksaan Kehamilan1,2,6,12
1. Feeling atau Intuisi
Tes kehamilan paling sederhana adalah menggunakan feeling atau intuisi.
Beberapa hari setelah masa konsepsi (pertemuan antara sel telur dan
sperma) seorang perempuan dapat merasakan perubahan pada
tubuhnya.Sense of motherhood mulai berkembang. Bahkan, meski
dinyatakan tidak hamil olehd okter yang memeriksa, seorang perempuan
dapat mempunyai pendapat yang berbeda. Pemeriksaan secara fisik
dengan menggunakan USG hanya akan efektif diatas usia kehamilan 4
minggu, tetapi dengan feeling dapat lebih cepat. Keefektifan penggunaan
feeling tentunya tergantung sensitivitas dari perempuan yang
bersangkutan.
2. Test-Pack (Home Pregnancy Test)
Pasangan yang menginginkan segera hamil, biasanya menyediakan tes
kehamilan jenis ini. Selain dijual bebas dan memiliki rentang variasi harga
yang lebar, test-pack juga mudah untuk digunakan.Test-pack
menggunakan ukuran kadar hormone hCG (Human chorionic
gonadotropin) yang dihasilkan oleh plasenta janin. Setiap test-pack
mempunyai kadar sensitivitas berbeda, biasanya pada kisaran 25 mIU/ml
hCG. Test-pack mulai dapat digunakan 14 hari setelah waktu konsepsi
atau sehari setelah periode haid terlambat. Tetapi dianjurkan tujuh hari
setelah berhubungan suami istri. Diperlukan urin segar pertama di pagi
hari agar kadar hCG dalam urin cukup untuk diukur.
26
3. Tes USG
Menurut WHO, sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu
selama trimester pertama, trimester kedua, serta dua kali selama trimester
ketiga. Pemeriksaan dengan menempelkan alat bernama transducer yang
mengeluarkan gelombang suara ultra diperut sehingga di monitor tampak
tampilan fisik yang dikandung.Tujuan untuk mengetahui kondisi fisik
bayi, berapa usia bayi, kapan prediksi persalinan, ada atau tidak cacat
janin dan mengetahui jumlah janin.
4. Tes Urin
Tes kehamilan ini juga mengecek kadar hCG dalam urin Keakuratan
mendekati 100% dan tidak harus menggunakan urin pertama yang keluar
di pagi hari. Tes dapat dilakukan 7-14 hari setelah konsepsi. Tes hCG (
hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan mendeteksi hormone
hCG dalam urin. Kadar terendah yang memberihasil positif yaitu 0,5 hCG
per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG
5. Tes Darah
Seperti tes urin di lab, keakuratan tes kehamilan jenis ini mendekati 100%.
Kadar hCG dapat dideteksi dari beberapa tetes darah. Kelebihan tes darah
adalah juga dapat memperkirakan umur kehamilan awal karena seiring
dengan pertambahan usia kehamilan kadar hCG bertambah. Tes ini dapat
dilakukan paling cepat satu minggu setelah konsepsi.
6. Tes Fisik
Tes kehamilan secara fisik dilakukan oleh bidan atau dokter
kandungan.Bidan akan meraba perut untuk menentukan fundus (puncak)
dari rahim dan juga menentukan perubahan tekstur rahim. Tes ini dapat
dilakukan pada rentang kehamilan 4-6 minggu (paling cepat dua minggu
setelah telat haid).
27
BAB III
PENUTUP
28
DAFTAR PUSTAKA
29
16. Mochtar, Rustam. Sinopsis obstetri : obstetri fisiologi, obstetri patologi. 2nd ed.
Jakarta: EGC. 1998
17. Guyton and hall. Textbook of Medical Physiology . 11th ed. Philadelphia:
Saunders. 2005
18. Perubahan Anatomi pada Ibu Hamil Tiap Trimester [Internet]. Semarang:
Jurnal Bidan Diah; 2012 [updated 2012 Nov 15; cited 2012 Dec 3]. Available
from: URL:
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/11/perubahan-anatomi-pada-ibu-
hamil-tiap_2825.html
19. Morgan, Geri, dkk. Obstetri dan ginekologi panduan praktik. Jakarta: EGC.
2009
20. Hacker NF. Endokrinologi kehamilan. In: Nugroho E. Esensial obstetri dan
ginekologi. 2nd ed. Jakarta: Hipokrates. 2001
30