You are on page 1of 4

Menurut Tjitrosoepomo (1985, 89), akar adalah bagian pokok yang nomor tiga (disamping batang dan

daun) bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan kormus. Akar biasanya mempunyai sifat-sifat
berikut:

a. Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat didalam tanah, dengan arah tumbuh ke
pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotop), meninggalkan udara dan cahaya,

b. Tidak berbuku-buku, jadi juga tidak beruas dan tidak mendukung daun-daun atau sisik-sisik
maupun maupun bagian-bagian lainnya,

c. Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan,

d. Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi pada umumnya pertumbuhannya masih kalah jika
dibandingkan dengan batang,

e. Bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah.

Menurut Tjitrosoepomo (1985, 89), akar bagi tumbuhan mempunyai tugas untuk:

a. Memperkuat berdirinya tumbuhan,

b. Untuk menyerap air dan zat-zat makanan yang terlarut didalam air tersebut, dari dalam tanah,

c. Mengangkut air dan zat-zat makanan terlarut, ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang
memerlukan,

d. Kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan makanan.

Menurut Tjitrosoepomo (1985, 89-90), pada akar umumnya dapat dibeda-bedakan bagian-bagian
berikut:

a. Leher akar atau pangkal akar (collum), yaitu bagian akar yang bersambungan dengan pangkal
batang,

b. Ujung akar (apex radicis), bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan yang masih dapat
mengadakan pertumbuhan,

c. Batang akar (corpus radicis), bagian akar yang terdapat antara leher akar dan ujungnya,

d. Cabang-cabang akar (radix lateralis), yaitu bagian-bagian akar yang tak langsung bersambungan
dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok, dan masing-masing dapat mengadakan
percabangan lagi,

e. Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan berbentuk serabut,

f. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis), yaitu bagian akar yang sesungguhnya
hanyalah merupakan penonjolan sel-sel kulit akar yang panjang,
g. Tudung akar (calyptra), yaitu bagian akar yag letaknya paling ujung, terdiri atas jaringan yang
berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.

Menurut Tjitrosoepomo (1985, 90-91), pada perkembangan lanjutannya, kalau biji mulai berkecambah
sampai menjadi tumbuhan dewasa, akar lembaga dapat memperlihatkan perkembangan yang berbeda
hingga pada tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam sistem perakaran:

a. Sistem akar tuggang, jika akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok yang bercabang-
cabang menjadi akar-akar yang lebih kecil.

b. Sistem akar serabut, jika akar lembaga dalam perkembangan selanjutnya mati atau kemudian
disusul oleh sejumlah akar yang kurang lebih sama besar dan semuanya keluar dari pangkal
batang.

Menurut Tjitrosoepomo (1985, 94-96), berhubung dengan cara-cara hidup yang harus disesuaikan
dengan keadaan-keadaan tertentu, pada berbagai jenis tumbuhan kita dapati akar-akar yang
mempunyai sifat dan tugas khusus misalnya:

a. Akar udara atau akar gantung (radix aereus). Akar ini keluar dari bagian-bagian diatas tanah,
menggantung diudara dan tumbuh kearah tanah, misalnya pada beringin.

b. Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium), yaitu akar-akar yang terdapat pada
tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap air maupun zat makanan
dari inangnya seperti kita dapati pada benalu.

c. Akar pelekat (radix adligans), akar-akar yang keluar dari buku-buku batang tumbuhan memanjat
dan berguna untuk menempel pada penunjangnya saja, misalnya lada dan sirih.

d. Akar pembelit (cirrhus radicalis), juga untuk memanjat, tetapi dengan memeluk penunjannya,
misalnya pada panili.

e. Akar nafas (pneumatophora), yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas hingga
muncul dari permukaan tanah atau ar tempat tumbuhnya tumbuhan, misalnya pada bogem dan
kayu api.

f. Akar tunjang, yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah dan seakan-
akan menunjang batang ini jangan sampai rebah, misalnya pohon pandan dan pohon bakau.

g. Akar lutut, yaitu akar tumbuhan atau lebih tepat jika dikatakan bagian akar yang tumbuh keatas
kemudian membengkok lagi masuk kedalam tanah, sehingga membentuk gambaran seperti
lutut yang dibengkokkan.

h. Akar banir, yaitu akar berbentuk seperti papan-papan yang diletakkan miring untuk
memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar, misalnya pada sukun dan kenari.
Menurut Hidayat (2010, 134), akar merupakan bagian bawah dari sumbu tanaman dan biasanya
berkembang dibawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh diluar tanah. Akar
pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang
berkecambah. Akar embrio juga dinamakan radikula. Pada gymnospermae dan dikotil, akar tersebut
berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran kecil. Pada monokotil,
akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tanaman dan segera mongering. Dari dekat
pangkalnya atau didekatnya akan muncul akar baru yang disebut akar tambahan atau akar adventif.

Menurut Hidayat (2010, 134-139), susunan jaringan primer dalam akar:

a. Tudung akar

Tudung akar terdapat di ujung akar dan melindungi promeristem akar serta membantu
penembusan tanah oleh akar. Tudung akar terdiri atas sel hidup yang sering mengandung pati.

b. Epidermis

Sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula. Namun kadang-kadang dinding
sel paling luar berkutikula. Tebal epidermis biasanya satu lapisan sel, namun pada akar udara
Orchidaceae dan Araceae epifit di daerah tropika, epidermis berlapis banyak dan terspesialisasi
membentuk velamen.

c. Korteks akar

Pada umumnya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada sejumlah besar monokotil yang tidak
melepaskan korteksnya semasa akar masih hidup, banyak sklerenkim dibentuk. Ruang anatrsel
yang dibentuk lisigen atau sizogen sering terdapat pada tumbuhan darat yang terendam air,
seperti padi. Parenkim tersebut dianggap berperan dalam pengangkutan gas dan sebagai wadah
oksigen yang diperlukan dalam respirasi jaringan yang tak bisa memperoleh oksigen dari udara
luar.

d. Eksodermis

Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar korteks akan membentuk
gabus, sehingga terjadi jaringan pelindung yang baru, yakni eksodermis yang akan menggantikan
endodermis.

e. Endodermis

Pada akar yang mengalami penebalan sekunder yang mencolok, endodermis biasanya akan
tanggal bersama dengan sel korteks lainnya, namun akar yang tetap berada dalam stadium
primer sering membentuk dinding sekunder yang tebal, yang terdiri dari lamelasuberin yang
dilapisi oleh lapisan selulosa berlignin.

f. Silinder pembuluh
Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa lapisan sel
disebelah luarnya, yaitu perisikel.

Pada sejumlah tumbuhan, penggantian batang lama oleh batang baru berlangsung pada posisi tertentu
dalam tanah atau permukaannya. Posisi tersebut sering diperoleh dengan penarikan oleh akar khusus
yang disebut akar pengerut atau akar kontraktil. Akar seperti itu banyak terdapat di dikotil basah
(seperti Taraxacum) dan di banyak monokotil berumbi lapis/sisik dan berumbi batang (Allium) (Hidayat,
2010: 140-141).

Akar merupakan struktur pokok tumbuhan yang paling penting. Tanpa akar, tumbuhan tidak akan dapat
hidup. Pada awal pertumbuhan, yang dimulai dari perkecambahan biji, struktur yang pertama tumbuh
adalah akar, disertai tumbuhnya daun pertama. Demikian pula saat tumbuh berkembangbiak secara
vegetatif, baik dengan stek batang maupun stek daun, okulasi ataupun mencangkok, struktur pertama
yang tumbuh adalah akar. Tumbuhnya akar menandakan bahwa tumbuhan siap melakukan
pertumbuhan dan perkembangan menjadi satu individu baru. (Rosanti, 2013: 8)

You might also like