Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Host
Terjadinya karies gigi dipengaruhi oleh host yang rentan. Lapisan keras gigi
terdiri dari enamel (lapisan paling luar) dan dentin. Proses karies dimulai dari lapisan
luar, oleh karena itu enamel sangat menentukan terjadinya karies. Karies pada gigi
desidui lebih cepat dibandingkan gigi permanen, hal ini terjadi karena gigi desidui
mengandung lebih banyak bahan organik dan air, sedangkan jumlah mineral lebih
sedikit dibandingkan gigi permanen dan ketebalan enamel gigi desidui hanya
setengah dari gigi permanen. Selain itu, susunan kristal-kristal gigi desidui tidak
sepadat gigi permanen, padahal susunan kristal ini turut menentukan resistensi
enamel terhadap karies, sehingga dapat dikatakan gigi desidui lebih rentan terhadap
karies dibanding gigi permanen.17,18
Karena kerentanan gigi terhadap karies banyak bergantung kepada
lingkungannya, maka peran saliva sangat besar sekali. Saliva merupakan sistem
pertahanan utama dari host terhadap karies. Saliva dapat menyingkirkan makanan dan
bakteri dan menyediakan sistem buffer terhadap asam yang dihasilkan. Saliva juga
berfungsi sebagai reservoir mineral untuk kalsium dan fosfat yang diperlukan untuk
remineralisasi enamel gigi.1
2.1.2 Mikroorganisme
Bakteri yang selalu dikaitan dengan ECC ialah Streptococcus mutans. Pada
anak yang mengalami ECC, level Streptococcus mutansnya melebihi 30% flora pada
2.1.3 Waktu
Bakteri dalam plak memanfaatkan substrat untuk menghasilkan zat asam yang
terus diproduksi selama mengonsumsi makanan kariogenik. Asam ini akan
menyerang permukaan enamel selama 20 menit, hal ini umumnya disebut acid attack.
Acid attack yang berulang dan berkepanjangan dapat menyebabkan kerusakan enamel
secara terus menerus hingga membentuk sebuah kavitas.19 Lamanya waktu yang
dibutuhkan karies untuk berkembang menjadi suatu kavitas cukup bervariasi,
diperkirakan 6-48 bulan.27
2.1.4 Substrat
Substrat adalah campuran makanan halus dan minuman yang dikonsumsi
sehari-hari dan menempel pada gigi. Seringnya mengonsumsi makanan yang
mengandung karbohidrat terutama sukrosa cenderung mengalami kerusakan pada
5
gigi. Gula adalah zat yang paling mudah berdifusi ke dalam lapisan plak yang
terdapat pada permukaan gigi. Bakteri dalam plak, terutama Streptococcus mutans
memanfaatkan nutrien ini untuk menghasilkan asam yang terus diproduksi selama
memakan makanan kariogenik. Asam yang terbentuk akan menyebabkan penurunan
pH. Jika pH turun dibawah 5,5 , maka hal ini dapat menyebabkan demineralisasi
enamel. Meningkatnya konsumsi makanan kariogenik dapat menyebabkan kerusakan
enamel yang berlanjut menghasilkan karies.10 Plak dan asam yang dihasilkan oleh
bakteri di dalamnya juga berimplikasi terhadap penyakit periodontal.19