Professional Documents
Culture Documents
I Wayan Jawat1)
1) Jurusan Teknik Sipil, Universitas Warmadewa, Denpasar, Bali
jawatiwayan76@gmail.com
ABSTRACT
The development of equipment technology were used in construction projects must be
balanced with skill and high level of risk management, the most appropriate solution by
using the safety and health management system so that the assets and labor that is an
investment for the entrepreneur can be saved.
The issues of occupational safety and health can’t be separated from industry
problems, because safety and health are closely related to productivity. Occupational
Safety and Health (OSH) in industry are associated with environmental issues.
The Ritz Carlton Bali project in Sawangan Nusa Dua is one of the projects
undertaken by PT. Tatamulia Nusantara Indah and has ISO certified. The implementation
of OSH standards on this project is contained in the OSH plan and is always carried out
monitoring and evaluation activities by the safety team in the field. To give more
understanding on the implementation of OSH to all project workers was scheduled OSH
simulation for 1 (one) hour adjust to schedule of project and informed by safety team,
including effort of control that must be done.
Based on this, it becomes interesting to do an assessment on OSH Control on
Construction Project at The Ritz Carlton Bali Project in Sawangan Nusa Dua. The
purpose of this study is to understand the control of OSH on construction projects. The
result is a preliminary study was conducted to identify the potential OSH risks of The Ritz
Carlton Bali Project. The procedures for reviewing these OSH risks and their system of
controls are routinely applied to update hazard and risk records. All important risks are
always controlled and monitored. Documented procedures must be available to avoid the
delivery of policies and targets.
ABSTRAK
Perkembangan peralatan teknologi yang digunakan dalam proyek konstruksi tentu
harus diimbangi dengan skill dan tingkat manajemen resiko yang tinggi, solusi yang
paling tepat dengan mengedepankan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
agar aset dan tenaga kerja yang merupakan investasi bagi pengusaha dapat terselamatkan
dengan baik.
Permasalahan tentang keselamatan dan kesehatan kerja tidak dapat dipisahkan dari
permasalahan dunia industri, karena keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan erat
dengan peningkatan produksi dan produktivitas. Dewasa ini umumnya keselamatan dan
kesehatan kerja dalam industri dikaitkan dengan masalah lingkungan.
Proyek The Ritz Carlton Bali di Sawangan Nusa Dua merupakan salah satu proyek
yang dikerjakan oleh kontraktor PT. Tatamulia Nusantara Indah dan telah bersertifikat
ISO. Penerapan standar K3 pada proyek ini tertuang dalam rencana K3 dan selalu
dilakukan monitoring dan evaluasi aktivitas oleh safety team di lapangan. Untuk lebih
memberikan pemahaman dalam penerapan K3 kepada seluruh pekerja proyek dijadwalkan
simulasi K3 selama 1 (satu) jam menyesuaikan dengan schedule project dan
diinformasikan oleh safety team,termasuk upaya pengendalian yang harus dilakukan.
Berdasarkan hal tersebut maka menjadi menarik untuk dilakukan pengkajian
mengenai Pengendalian K3 pada Proyek Konstruksi di Proyek The Ritz Carlton Bali di
Sawangan Nusa Dua. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk lebih memahami
pengendalian K3 pada proyek konstruksi. Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis
disimpulkan bahwa sebelum memulai menerapkan sistem manjemen K3 dilakukan kajian
awal untuk mengidentifikasi potensi risiko K3 pada Proyek The Ritz Carlton Bali.
Prosedur untuk mengkaji ulang risiko-risiko K3 tersebut dan sistem pengendaliannya
diterapkan secara rutin guna memperbaharui rekaman bahaya dan risiko. Semua risiko
yang penting selalu dikendalikan dan dipantau. Tersedianya prosedur yang
terdokumentasi untuk menghindari penyampaian dari kebijakan dan sasaran.
kerja terbatas, intensitas kerja yang sangat 4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja
tinggi, dan bersifat multi disiplin dan multi Nomor PER.02/MEN/1992
crafts serta menggunakan peralatan kerja tentang Tata Cara Penunjukan
yang beragam. Data kecelakaan secara Kewajiban dan Wewenang Ahli
nasional pada sektor konstruksi mencapai Keselamatan dan Kesehatan
31.9 %, industri 31.6 %, transportasi 9.3 Kerja.
%, pertambangan 2.6 %, kehutanan 3.8 %, Regulasi di atas secara tegas dan
lain-lain 20 %. Hal ini membuktikan dalam jelas mengatur bahwa setiap pengerjaan
pengerjaan proyek konstruksi dibutuhkan konstruksi bangunan dibutuhkan
sistem manajemen keselamatan dan keseriusan semua pihak agar
kesehatan kerja yang terintegritas. penyelenggaran keamanan, keselamatan
Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi dan kesehatan kerja pada tempat kegiatan
wajib memenuhi ketentuan tentang konstruksi bangunan dapat terselenggara
keteknikkan, keamanan, keselamatan dan secara optimal.
kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja, Keselamatan kerja telah menjadi
dan lingkungan untuk mewujudkan tertib perhatian di kalangan pemerintah dan
penyelenggaraan pekerjaan konstruksi bisnis konstruksi. Faktor keselamatan
Landasan yuridis mengapa kerja menjadi penting karena sangat terkait
pengerjaan konstruksi harus dengan kinerja karyawan dan pada
memprioritaskan Keselamatan dan gilirannya pada kinerja perusahaan.
Kesehatan dalam bekerja adalah: Semakin tersedianya fasilitas keselamatan
1. Undang-undang Nomor 1 tahun kerja semakin sedikit kemungkinan
1970 tentang Keselamatan Kerja. terjadinya kecelakaan kerja.
2. Undang-undang Nomor 13 tahun Pelaksanaan Kesehatan dan
2003 tentang Ketenagakerjaan. Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu
3. Keputusan Bersama Menteri bentuk upaya untuk menciptakan tempat
Tenaga Kerja dan Menteri kerja yang aman, sehat, bebas dari
Pekerjaan Umum Nomor: pencemaran lingkungan, sehingga dapat
104/KPTS/1986 tentang mengurangi dan atau bebas dari
Keselamatan dan Kesehatan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
Kerja pada Tempat Kegiatan yang pada akhirnya dapat meningkatkan
Konstruksi. efisiensi dan produktivitas kerja.
2 KAJIAN PUSTAKA
1.4 Manfaat Penelitian
2.1 Definisi Job Safety Analysis
1. Hasil dari penelitian ini
Dalam membuat prosedur pekerjaan,
diharapkan dapat menjadi
bahaya yang akan timbul sudah
informasi dan pengembangan
diidentifikasi dan telah disiapkan cara
pengetahuan dalam bidang
penanggulangannya melalui penerapan
pengendalian K3 pada proyek
program analisa keselamatan kerja (Ladou,
konstruksi
2007). Job safety analysis adalah suatu
2. Bagi perusahaan dapat
pendekatan struktural untuk
merumuskan penerapan sistem
mengidentifikasi potensi bahaya dalam
manajemen K3 dalam hal
suatu pekerjaan dan memberikan langkah-
pengendalian K3.
langkah perbaikan (Anonim, 2007).
3. Bagi dunia konstruksi
Job safety analysis merupakan uraian
mendapatkan informasi
setiap operasi dalam pekerjaan, menelaah
mengenai pengendalian K3 pada
bahaya-bahaya dari tiap-tiap kegiatan dan
proyek konstruksi, sehingga
menunjukkan tindakan pencegahannya.
dapat merumuskan kebijakan
Analisa keselamatan kerja berhubungan
dalam menerapkan sistem
dengan penelaahan izin kerja, rencana
manajemen K3 pada proyek.
peralatan, kualifikasi tenaga kerja yang
melakukan pekerjaan dan pedoman kerja
Penutup Kepala/Helm
Kacamata Pelindung
Masker
Identitas (ID)
Baju Lengan Panjang
Sarung Tangan
Sabuk Keselamatan
Sepatu Keselamatan
b. Bertanggungjawab atas
pembuatan rencana K3 di
proyek.
Pemasangan safety sign adalah salah kondisi proyek, ketersediaan biaya, biaya
satu langkah dalam aspek Determining operasional, faktor manusia dan
Control berupa Administrative control lingkungan.
pada terminologi HIRADC.
4.5 Pengendalian Teknis
Sebagaimana kita ketahui, kontrol
Sumber bahaya biasanya berasal dar
terhadap resiko harus dilakukan
peralatan atau sarana teknis yang ada di
diantaranya melalui hirarki proses
lingkungan kerja. Karenanya,
eliminasi, subtitusi, isolasi, engineering
pengendalian bahaya dapat dilakukan
control, administrative control. Ketika
melalui perbaikan pada desain,
hazard (bahaya) sudah diidentifikasi,
penambahan peralatan dan pemasangan
risiko sudah dinilai dan langkah-langkah
peralatan pengaman. Sebagai contoh,
pengendalian resiko menggunakan safety
mesin bising dapat diperbaiki secara teknis
sign sudah dibuat , masalah yang
dengan memasang peredam suara sehingga
seringkali timbul adalah ketika petugas
tingkat kebisingan dapat ditekan.
yang berwenang kebingungan membuat
Pencemaran diruang kerja dapat
safety sign yang baik dan benar yang
diatasi dengan memasang ventilasi yang
mengacu pada standar nasional maupun
baik. Bahaya pada mesin dapat dikurangi
internasional yang ada.
dengan memasang pagar pengaman atau
Pengendalian risiko merupakan
sistem interlock.
langkah menentukan dalam keseluruhan
manajemen risiko. Berdasarkan hasil 4.6 Pengendalian Administratif
analisa dan evaluasi risiko dapat Pengendalian bahaya pada Proyek
ditentukan apakah suatu risiko dapat The Ritz Carlton Bali juga dapat dilakukan
diterima atau tidak. Jika risiko dapat secara administratif misalnya dengan
diterima, tentunya tidak diperlukan mengatur jadwal kerja, istirahat, cara kerja
langkah pengendalian lebih lanjut. atau prosedur kerja yang lebih aman, rotasi
Lingkup kegiatan operasi ini, dimulai sejak Untuk itu petunjuk operasi aman
rancang bangun, konstruksi, operasi, untuk menjalan unit operasi atau
pemeliharaan sampai pasca operasi. suatu sistem dan peralatan
Pengendalian operasi pada proyek ini diperlukan dengan
meliputi: mempertimbangkan kondisi kritis
atau batasan-batasan yang aman,
1. Cara kerja aman (safe working
dimana jika batasan-batasan ini
practices)
dilewati akan menimbulkan hal yang
Setiap kegiatan mengandung
tidak diinginkan.
berbagai bahaya yang berkaitan
dengan K3. Untuk itu ditetapkan 3. Pengadaan dan pembelian
pedoman kerja aman dalam Pengadaan barang dan jasa turut
menjalankan sesuatu aktivitas antara memberikan andil dalam mendukung
lain: K3. Berbagai kelemahan dalam
proses pengadaan dapat berakibat
a. Menjalankan mesin
fatal atau setidaknya mempengaruhi
b. Mengemudikan alat berat
kinerja K3, seperti:
c. Masuk ke dalam ruang
a. Barang atau peralatan tidak
tertutp
memenuhi persyaratan atau
d. Pengelasan dan pemotongan
spesifikasi teknis sehingga
e. Bekerja di ketinggian membahayakan operasi.
Dalam pengembangan cara kerja b. Pengadaan barang atau
aman, juga harus peralatan terlambat tidak
mempertimbangkan persyaratan sesuai dengan agenda atau
teknis dari peralatan, alat pengaman, rencana kerja.
alarm system, jalan, tempat kerja dan
c. Data dan informasi mengenai
faktor operasi lainnya.
barang dan peralatan tidak
2. Prosedur operasi aman (safe memadai khususnya
operating procedures) berkaitan dengan cara
Menjalankan atau penggunaan yang aman.
mengoperasikan sesuatu dapat
menimbulkan bahaya baik bagi
pekerja, sarana maupun lingkungan.
4.10 Rencana Kerja K3 di Proyek The 13. Kesiagaan dan tanggap darurat.
Ritz Carlton Bali
14. Safety patrol.
Untuk penerapan sistem manajemen
15. Inspeksi (K3, kebersihan,alat
K3 di lapangan maka sefety supervisor
berat)
membuat rencana kerja K3 yang meliputi:
16. Pembuatan laporan bulanan
1. Kick off meeting safety dengan
owner dan subkon. 4.11 Kondisi Tanggap Darurat
Ridley, John. (2008). Ikhtisar Kesehatan Wicaksono, I K dan Singgih, M.L. (2011).
dan Keselamatan Kerja Edisi Ketiga. Manajemen Risiko K3 pada Proyek
Jakarta: Erlangga. Pembangunan Apartemen Puncak
Permai Surabaya (Prosiding Seminar
Sedarmayanti. (2011). Tata Kerja dan
Nasional Manajemen Teknologi XIII
Produktivitas Kerja Suatu Tinjauan
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 5
dari Aspek Ergonomi atau Kaitan
Pebruari 2011). Magister Manajemen
antara Manusia dengan Lingkungan
Teknologi – ITS Surabaya.
Kerjanya. Bandung: CV. Mandar
Maju.