You are on page 1of 7

1

STRATEGI PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI


MELALUI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KOTA TARAKAN

Nia Kurniasih Suryana 1, Hendris 1


1
Dosen Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Borneo Tarakan
email: zlynia@gmail.com

ABSTRACT

Development of food security in fact is the empowerment of community, this means increasing the
independence and capacity of the community to play an active role in realizing food availability, food
distribution and consumption from time to time. Food security turned out to be weakest in the
farming community of food producers themselves. This research aims to know the strategies of
increased household food security through community empowerment of farmers in Tarakan city. The
research area is determined purposively and considerations in the region have implemented
community empowerment program to improving food security. The respondent are farmers who
cultivates plants horticulture. This research is analyzed using SWOT analysis tools. The research
results show that the strategy of increasing farmer household food security through the empowerment
of communities in Tarakan city was (1) The development of the industry boils down to agricultural
sector by developing derivatives of agricultural products to get high value added; (2) Training,
guidance and coaching in order to increase knowledge and skills of farmers against agricultural
technology; (3) Institutional strengthening of farmers economic by establishing cooperatives; (4) The
increase human resources through education/training apparatus for extension officers.

Key Words : Food security, households farmers, community empowerment, strategy.

ABSTRAK

Pembangunan ketahanan pangan pada hakekatnya adalah pemberdayaan masyarakat, hal ini berarti
meningkatkan kemandirian dan kapasitas masyarakat untuk berperan aktif dalam mewujudkan
ketersediaan pangan, distribusi pangan dan konsumsi pangan dari waktu ke waktu. Ketahanan pangan
ternyata paling lemah pada komunitas petani produsen pangan itu sendiri. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui strategi peningkatan ketahanan pangan rumah tangga petani melalui pemberdayaan
masyarakat di Kota Tarakan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan di wilayah tersebut telah dilaksanakan program pemberdayaan masyarakat dalam
meningkatkan ketahanan pangan. Responden merupakan petani yang mengusahakan tanaman
hortikultura. Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa strategi peningkatan ketahanan pangan rumah tangga petani melalui pemberdayaan masyarakat
di Kota Tarakan adalah (1) Pengembangan industri yang bermuara pada sektor pertanian dengan
mengembangkan turunan produk pertanian untuk mendapatkan nilai tambah yang tinggi; (2)
Pelatihan, penyuluhan dan pembinaan dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan
petani terhadap teknologi pertanian; (3) Penguatan kelembagaan ekonomi petani dengan mendirikan
koperasi; (4) Peningkatan Sumber Daya Manusia aparatur melalui pendidikan/pelatihan bagi tenaga
penyuluh.

Kata kunci : Ketahanan pangan, rumah tangga petani, pemberdayaan masyarakat, strategi.
2

PENDAH ULUAN mempengaruhi ketersediaan pangan, peningkatan


akses terhadap pangan baik secara fisik maupun
Ketahanan pangan mempunyai peran ekonomi, serta penyerapan pangan secara
strategis dalam pembangunan nasional, untuk berimbang dan bergizi menjadi hal yang sangat
memenuhi hal tersebut diperlukan ketersediaan, penting, sehingga ketahanan pangan menjadi
keterjangkauan, dan pemenuhan pangan yang meningkat yang pada akhirnya tercapai
cukup sepanjang waktu, aman, berkualitas, kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan
bergizi seimbang, dan beragam baik pada tingkat fenomena yang telah dikemukakan maka tujuan
nasional maupun daerah hingga merata dari penelitian ini adalah untuk merumuskan
sepanjang waktu dengan memanfaatkan strategi peningkatan ketahanan pangan rumah
sumberdaya, kelembagaan dan budaya lokal tangga pertanian melalui pemberdayaan
(Undang-Undang No 18 Tahun 2012). masyarakat di Kota Tarakan.
Laju pertumbuhan penduduk Kota Tarakan
per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni
dari tahun 2000-2010 rata-rata sebesar 6,50 %. METODOLOGI PENELITIAN
Pendapatan Domestik Regional Bruto Daerah
(PDRB) Kota Tarakan terbesar berasal dari Penentuan Daerah Penelitian
sektor perdagangan, hotel dan restoran (41,92 %) Penentuan lokasi penelitian dilakukan
sementara sektor pertanian (9,31%), hal tersebut secara sengaja (purposive) yaitu di Kota Tarakan
berarti sektor pertanian di Kota Tarakan Provinsi Kalimantan Utara, hal ini dengan
bukanlah sektor yang dominan, namun demikian pertimbangan bahwa : (1) Kota Tarakan telah
potensi yang ada masih dapat dikembangkan melaksanakan beberapa program pemberdayaan
terutama komoditi hortikultura, tanaman pangan, masyarakat yang bertujuan untuk mencapai
peternakan dan perikanan. ketahanan pangan; (2) Kota Tarakan telah
Pendapatan yang diterima oleh setiap memperoleh program pemberdayaan masyarakat
penduduk (PDRB per kapita) Kota Tarakan P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumsi
selama kurun waktu 2009 – 2012 Pangan).
memperlihatkan perkembangan yang terus
meningkat dari 32,36 juta rupiah menjadi 42,91 Metode Pengambilan Sampel
juta rupiah, namun demikian persoalan Dari seluruh populasi yaitu masyarakat Kota
ketahanan pangan tetap masih ada, hal tersebut Tarakan yang memperoleh program
disebabkan oleh karena; (1) perbedaan pemberdayaan masyarakat P2KP (Percepatan
keterjangkauan masyarakat terhadap pangan (2) Penganekaragaman Konsumsi Pangan) sebanyak
terbatasnya sumberdaya alam akibat konversi 120 orang diambil sampel sebanyak 42 orang .
lahan (3) kakunya (rigid) pola konsumsi pangan Hal tersebut mengacu pada pendapat Arikunto
karena kebiasaan dan budaya. (2006) , bahwa apabila objek penelitian lebih
Program-program pemberdayaan dari 100 dapat diambil antara 10-15%, atau 20-
masyarakat yang dilaksanakan di Kota Tarakan 25%, atau lebih tergantung dari waktu, tenaga ,
terutama dalam kegiatan pertanian belum dana, luas wilayah pengamatan atau besar
mencakup konsep bina manusia, bina usaha, bina sedikitnya data, besar kecilnya resiko penelitian
lingkungan dan bina kelembagaan. Upaya yang serta tingkat homogenitas sample. Pengambilan
dilakukan sebagian besar hanya pada bina usaha sampel dilakukan dengan menggunakan metode
yang ditujukan untuk mengembangkan kegiatan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011),
usaha melalui bantuan modal, akan tetapi upaya purposive sampling adalah teknik penentuan
lain seperti peningkatan kemampuan sumber sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam
daya manusia melalui penyuluhan dan pelatihan, penelitian ini yang ditetapkan sebagai sampel
upaya pelestarian lingkungan serta adalah anggota kelompok tani yang masih aktif
pengembangan bentuk organisasi masih kurang. dalam program pemberdayaan masyarakat P2KP
Dalam menjembatani kendala dan tantangan
pembangunan ketahanan pangan tersebut, maka Metode Pengumpulan Data
pengembangan potensi pertanian harus Data yang digunakan dalam penelitian ini
dioptimalkan, selain itu partisipasi masyarakat adalah data primer dan data sekunder. Data
dan proses pemberdayaan masyarakat yang primer digunakan untuk merumuskan strategi
didukung oleh berbagai unsur yang ketahanan pangan melalui pemberdayaan
3

masyarakat. Data primer diperoleh dengan Tabel 1. Identifikasi Analisis Lingkungan


melakukan wawancara kepada rumah tangga Internal (ALI) dan Analisis Lingkungan
yang terpilih sebagai responden dan informan External (ALE)
dengan menggunakan pedoman wawancara Analisis Lingkungan Internal (ALI)
(quesioner) yang akan disiapkan sebelumnya. No Kekuatan (S) Kelemahan(W)
Data sekunder dikumpulkan pada berbagai 1. Tenaga kerja di Pengetahuan petani
instansi yang terkait dengan kajian dari bidang pertanian terhadap teknologi
penelitian ini seperti, Dinas Peternakan dan cukup tersedia masih minim
Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan dan 2. Partisipasi Penggunaan bibit
masyarakat petani bermutu dan berlabel
Kelautan, Badan Pusat Statistik, BAPPEDA Kota
tinggi belum maksimal.
Tarakan dan lain-lain. Data sekunder ini 3. Pengalaman petani Lembaga kelompok
diperoleh dengan melakukan pencatatan dalam usahatani tani belum kuat
dokumen dari instansi-instansi tersebut. 4 Terdapat kelompok Kegiatan pasca panen
tani dan belum optimal
Analisa Data GAPOKTAN
Untuk perumusan strategi peningkatan ketahanan 5 Komoditi sayuran Kemampuan
pangan rumah tangga petani melalui dataran rendah yang manajemen usahatani
pemberdayaan masyarakat , dilakukan analisis beragam masih lemah
SWOT. SWOT mengidentifikasi situasi internal 6. Pendidikan petani
dan eksternal berupa faktor-faktor yang menjadi menengah ke bawah
kekuatan dan kelemahan dan faktor-faktor yang 7. Modal petani yang
rendah
menjadi peluang dan ancaman dari upaya
Analisis Lingkungan Eksternal (ALE)
peningkatan ketahanan pangan melalui
No Peluang (O) Ancaman (T)
pemberdayaan masyarakat di lokasi penelitian. 1. Tersedianya lahan Struktur tanah yang
Identifikasi situasi ini merupakan basis informasi untuk pengembangan kurang mendukung
untuk analisis matriks SWOT, dengan tahapan a) tanaman pangan dan untuk budidaya
membuat daftar kekuatan internal, b) membuat hortikultura dengan pertanian.
daftar kelemahan internal, c) membuat daftar memanfaatkan lahan
peluang eksternal, dan d) membuat daftar tegalan, pekarangan
ancaman eksternal, pada upaya peningkatan dan lahan tidur
ketahanan pangan melalui program 2. Meningkatnya Penyediaan sarana
pemberdayaan di lokasi penelitian (Rangkuti kebutuhan dan selera produksi pertanian
dalam Sipahelut, 2010). produk tanaman masih tergantung dari
pangan dan Pulau Jawa.
hortikultura.
HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Jangkauan pasar yang Persaingan dengan
luas (pulau sekitar produk impor
Untuk merumuskan strategi peningkatan dan luar
ketahanan pangan rumah tangga petani melalui negeri/Malaysia)
pemberdayaan masyarakat di Kota Tarakan 4. Adanya program Program pemberdayaan
diperlukan faktor-faktor kunci yang diidentifikasi pemberdayaan masyarakat masih
berdasarkan Analisis Lingkungan Internal (ALI) masyarakat berorientasi proyek
dan Analisis Lingkungan Eksternal (ALE) 5. Terdapat penyuluh
dengan pendekatan analisis SWOT (Strengths, PNS dan kontrak
Weaknesses, Opportunities, Treats). Strategi Sumber: Data diolah, 2016
dirancang melalui analisis lingkungan internal
dan eksternal dengan mempertimbangkan aspek- Selanjutnya dilakukan penentuan nilai
aspek rasionalitas dan berorientasi keberhasilan bobot, berdasarkan hasil Analisis Lingkungan
(achievement-orientation). Internal (ALI) terdiri atas Kekuatan (Strengths)
dan Kelemahan (Weaknesses) dan Analisis
Lingkungan Eksternal (ALE) terdiri atas Peluang
(Opportunities) dan Ancaman (Threats) yang
telah teridentifikasi, sehingga diketahui skor
kekuatan (S) sebesar 3,48, skor kelemahan (W)
sebesar 3,52, skor peluang (O) sebesar 3,66, dan
skor ancaman (T) sebesar 2,54.
4

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai ALI 2. Strategi ST


sebesar - 0,04 dan nilai ALE sebesar 1,12, 1) Penyuluhan dengan metode pelatihan dan
sehingga dapat disimpulkan kelemahan yang ada pembinaan dalam rangka peningkatan
lebih besar dibanding kekuatan yang dimiliki. pengetahuan dan keterampilan petani
Sedangkan peluang lebih besar dari ancaman, terhadap teknologi pertanian ( S2,4 T3,4 ).
untuk itu diperlukan strategi yang tepat untuk 2) Mengembangkan komoditi unggulan yang
peningkatan ketahanan pangan di Kota Tarakan. kompetitif terutama untuk tanaman pangan
dan hortikultura ( S2,3,5 T3 ).
ALE 3) Pengelolaan lahan dengan menggunakan
teknologi (S1, 3 T1 )
POSISI III POSISI I 3. Strategi WO
UBAH PROGRESIF 1) Penguatan kelembagaan ekonomi petani
STRATEGI STRATEGY dengan mendirikan koperasi ( W3,5O2,3).
2) Peningkatan manajemen dan mutu produk
1,12 melalui program penyuluhan dan pelatihan (
W2,4,6,7 O3,4,5,).
ALI 3) Menambah jumlah penyuluh baik penyuluh
PNS maupun kontrak yang memiliki
-0,04
kompetensi baik ( W3,6 O4,5 ).
4) Pengembangan pertanian terpadu dengan
POSISI IV POSISI II teknologi tepat guna dan ramah lingkungan (
STRATEGI DIVERSIFIKASI
W1,2 O1 ).
BERTAHAN STRATEGY

4. StrategiWT
1) Peningkatan Sumber Daya Manusia aparatur
penyuluh melalui pendidikan / pelatihan (
Gambar 1. Penentuan Strategi Peningkatan W 1,3,6 T4 ).
Ketahanan Pangan melalui 2) Peningkatan teknologi pasca panen agar
Pemberdayaan Masyarakat di Kota produk selalu tersedia sepanjang waktu ( W4
Tarakan T2 ).
3) Intensifikasi pertanian dengan konsep
Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan, pertanian terpadu (Integrated Farming)
dapat diketahui bahwa posisi perumusan strategi melalui penggunaan bibit berlabel, dosis
peningkatan ketahanan pangan melalui pupuk anjuran dan pengendalian hama
pemberdayaan masyarakat di Kota Tarakan terpadu ( W1,2,4 T1,2,3 ).
berada pada startegi III yaitu ubah strategi, Tabel 2. Penentuan Faktor-Faktor Kunci
artinya disarankan untuk mengubah strategi Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui
sebelumnya. Sebab, strategi yang lama Pemberdayaan Masyarakat di Kota Tarakan.
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap
peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja Keterkaitan dengan
organisasi. N Orientasi
o Strategi Rasional
keberhasil
Skor
Melalui analisis SWOT maka ditetapkan itas
an
strategi ke dalam empat kategori yaitu: SO
1. Strategi SO 1. Peningkatan 3 3 6
1) Peningkatan jumlah dan mutu produk jumlah dan
tanaman pangan dan hortikultura melalui mutu produk
sistem agribisnis ( S1,2,3,5 O1,2,3). tanaman pangan
2) Optimalisasi kinerja petugas lapangan / dan hortikultura
penyuluh ( S4 O4,5 ). melalui sistem
3) Pengembangan industri yang berbasis pada agribisnis (
S1,2,3,5 O1,2,3).
sektor pertanian dengan mengembangkan
turunan produk pertanian untuk mendapatkan 2. Optimalisasi 3 3 6
nilai tambah yang tinggi ( S1,5 O 3 ). kinerja petugas
lapangan /
5

penyuluh ( S4 program
O4,5 ). penyuluhan dan
pelatihan (
3. Pengembangan 4 4 8 W2,4,6,7 O3,4,5,).
industri yang 3. Menambah 4 3 7
berbasis pada jumlah
sektor pertanian penyuluh baik
dengan penyuluh PNS
mengembangka maupun kontrak
n turunan yang memiliki
produk kompetensi
pertanian untuk baik ( W3,6 O4,5
mendapatkan ).
nilai tambah
yang tinggi ( 4. Pengembangan 3 3 6
S1,5 O 3 ). pertanian
ST terpadu dengan
1. Penyuluhan 4 4 8 teknologi tepat
dengan metode guna dan ramah
pelatihan dan lingkungan (
pembinaan W1,2 O1 ).
dalam rangka
peningkatan WT
pengetahuan 1. Peningkatan 4 4 8
dan Sumber Daya
keterampilan Manusia
petani terhadap aparatur
teknologi penyuluh
pertanian ( S2,4 melalui
T3,4 ). pendidikan /
pelatihan (
2. Mengembangka 4 3 7 W 1,3,6 T4 ).
n komoditi
unggulan yang 2. Peningkatan 3 3 6
kompetitif teknologi pasca
terutama untuk panen agar
tanaman pangan produk selalu
dan hortikultura tersedia
( S2,3,5 T3 ). sepanjang
waktu ( W4 T2 ).
3. Pengelolaan 3 3 6
lahan dengan 3. Intensifikasi 4 3 7
menggunakan pertanian
teknologi (S1, 3 dengan konsep
T1 ) pertanian
terpadu
WO (Integrated
1. Penguatan 4 4 8 Farming)
kelembagaan melalui
ekonomi petani penggunaan
dengan bibit berlabel,
mendirikan dosis pupuk
koperasi ( anjuran dan
W3,5O2,3). pengendalian
hama terpadu (
2 Peningkatan 4 3 7 W1,2,4 T1,2,3 ).
manajemen dan
mutu produk Sumber: Data diolah, 2016
melalui
6

Berdasarkan hasil skor pada Tabel 2 di KESIMPULAN DAN SARAN


atas , maka dirumuskan empat strategi Kesimpulan
peningkatan ketahanan pangan rumah tangga Strategi pengembangan pertanian untuk
petani melalui pemberdayaan masyarakat di Kota mencapai ketahanan pangan rumah tangga petani
Tarakan. Keempat strategi tersebut adalah : melalui pemberdayaan masyarakat di Kota
1) Pengembangan industri yang berbasis Tarakan meliputi ; (1) Pengembangan industri
pada sektor pertanian dengan mengembangkan yang berbasis pada sektor pertanian dengan
turunan produk pertanian untuk mendapatkan mengembangkan turunan produk pertanian untuk
nilai tambah yang tinggi. mendapatkan nilai tambah yang tinggi; (2)
Industri pengelolaan hasil pertanian (agro- Pelaksanaan penyuluhan dengan menggunakan
Industri) sangat penting untuk mengkaitkan metode pelatihan dan pembinaan dalam rangka
antara sektor pertanian dengan sektor industri peningkatan pengetahuan dan keterampilan
dan untuk meningkatkan nilai tambah produk petani terhadap teknologi pertanian; (3)
pertanian. Peranan industri pengolahan hasil Penguatan kelembagaan ekonomi petani dengan
pertanian dapat menyediakan pangan dalam mendirikan koperasi; (4) Peningkatan Sumber
bentuk jumlah, kualitas dan kuantitas Daya Manusia aparatur penyuluh melalui
(Ambarsari, 2016) pendidikan / pelatihan.
2) Pelaksanaan penyuluhan dengan
menggunakan metode pelatihan dan pembinaan
dalam rangka peningkatan pengetahuan dan Saran :
keterampilan petani terhadap teknologi pertanian. 1. Untuk mencapai terwujudnya ketahanan
Penyuluhan bertujuan merubah perilaku pangan di Kota Tarakan perlu optimalisasi
baik pengetahuan, keterampilan maupun sikap pengembangan potensi sumberdaya pertanian,
agar lebih baik. Keberhasilan pelaksanaan serta dukungan sarana produksi, permodalan,
penyuluhan salah satunya dipengaruhi oleh penyuluhan, inovasi, dan jaminan pasar.
metode yang digunakan. Menurut hasil penelitian 2. Pemerintah membentuk kelembagaan
Retnawati,dkk (2014), metode pelatihan dapat penyuluhan serta melengkapi sarana dan
meningkatkan secara signifikan pengetahuan prasarana penunjang penyuluhan yang
petani dalam menerapkan makan beranekaragam memadai.
di Kecamatan Trawas. 3. Pemerintah perlu membuat kebijakan tentang
3) Penguatan kelembagaan ekonomi petani perlindungan lahan dan pemberdayaan petani,
dengan mendirikan koperasi. serta pelaku-pelaku usaha pertanian lainnya.
Penguatan kelembagaan ekonomi melalui
koperasi, merupakan proses pemberdayaan yang
berhubungan dengan penyediaan input yang DAFTAR PUSTAKA
dapat memperkuat posisi petani.
Koperasi merupakan sarana masyarakat Ambarsari.Wiwik. 2016. Peranana Industri
dalam mengembangkan diri dan meningkatkan Pengolahan Pangan Komoditas Padi. E
kesejahteraan hidupnya (Heriyono, 2012) Journal Unwik.ISSN: 1693-7945.
4) Peningkatan Sumber Daya Manusia
aparatur penyuluh melalui pendidikan / Arikunto.S 2006. Prosedur Penelitian Suatu
pelatihan. Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta.
Tujuan penyuluhan adalah merubah perilaku
yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan Fagi A.M, C.P. Marmaril dan Mahyuddin Syam.
sikap. Sumberdaya penyuluhan harus memiliki 2009. Revolusi Hijau. Peran dan Dinamika
kemampuan penyuluh, materi penyuluhan, Lembaga Riset.Balai Besar Penelitian
sarana penyuluhan, dan biaya yang tersedia Tanaman Padi. Sukamandi, Subang.
untuk pelaksanaan penyuluhan. Penyuluhan
dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, Heriyono. 2012. Peran Koperasi dalam
magang, tugas belajar dan ijin belajar, studi Pengembangan Perekonomian Rakyat.
banding, kerjasama pelatihan dan pendidikan non Jurnal Ekonomi. Vol 1 No.1. ISSN:2302-
formal lainnya (Fagi dan Syam 2009). 7169. September-Desember 2012.
7

Pratowo. Nano.2012. Kemandirian Untuk


mewujudkan ketahanan Ekonomi dan
Ketahanan Pangan (strategi Pemberdayaan
Ekonomi pada Masyarakat Dieng di
Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Organisasi
dan Manajemen, Volume 8, Nomor 2,
September 2012, 135-154

Retnawati. Widajayanti. Nugrahaeni. 2014.


Pengaruh Pelatihan dengan Metode
Simulasi Terhadap Keberhasilan
PenerapanMakan Beraneka Ragam oleh
Kader Pendamping (Studi di Kecamatan
TrawasKabupaten Mojokerto). Jurnal
Manajemen Kesehatan Indonesia. Vol
2.No 3. Desember 2014.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif


Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

You might also like