Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Development of food security in fact is the empowerment of community, this means increasing the
independence and capacity of the community to play an active role in realizing food availability, food
distribution and consumption from time to time. Food security turned out to be weakest in the
farming community of food producers themselves. This research aims to know the strategies of
increased household food security through community empowerment of farmers in Tarakan city. The
research area is determined purposively and considerations in the region have implemented
community empowerment program to improving food security. The respondent are farmers who
cultivates plants horticulture. This research is analyzed using SWOT analysis tools. The research
results show that the strategy of increasing farmer household food security through the empowerment
of communities in Tarakan city was (1) The development of the industry boils down to agricultural
sector by developing derivatives of agricultural products to get high value added; (2) Training,
guidance and coaching in order to increase knowledge and skills of farmers against agricultural
technology; (3) Institutional strengthening of farmers economic by establishing cooperatives; (4) The
increase human resources through education/training apparatus for extension officers.
ABSTRAK
Pembangunan ketahanan pangan pada hakekatnya adalah pemberdayaan masyarakat, hal ini berarti
meningkatkan kemandirian dan kapasitas masyarakat untuk berperan aktif dalam mewujudkan
ketersediaan pangan, distribusi pangan dan konsumsi pangan dari waktu ke waktu. Ketahanan pangan
ternyata paling lemah pada komunitas petani produsen pangan itu sendiri. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui strategi peningkatan ketahanan pangan rumah tangga petani melalui pemberdayaan
masyarakat di Kota Tarakan. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan di wilayah tersebut telah dilaksanakan program pemberdayaan masyarakat dalam
meningkatkan ketahanan pangan. Responden merupakan petani yang mengusahakan tanaman
hortikultura. Penelitian ini dianalisis menggunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa strategi peningkatan ketahanan pangan rumah tangga petani melalui pemberdayaan masyarakat
di Kota Tarakan adalah (1) Pengembangan industri yang bermuara pada sektor pertanian dengan
mengembangkan turunan produk pertanian untuk mendapatkan nilai tambah yang tinggi; (2)
Pelatihan, penyuluhan dan pembinaan dalam rangka peningkatan pengetahuan dan keterampilan
petani terhadap teknologi pertanian; (3) Penguatan kelembagaan ekonomi petani dengan mendirikan
koperasi; (4) Peningkatan Sumber Daya Manusia aparatur melalui pendidikan/pelatihan bagi tenaga
penyuluh.
Kata kunci : Ketahanan pangan, rumah tangga petani, pemberdayaan masyarakat, strategi.
2
4. StrategiWT
1) Peningkatan Sumber Daya Manusia aparatur
penyuluh melalui pendidikan / pelatihan (
Gambar 1. Penentuan Strategi Peningkatan W 1,3,6 T4 ).
Ketahanan Pangan melalui 2) Peningkatan teknologi pasca panen agar
Pemberdayaan Masyarakat di Kota produk selalu tersedia sepanjang waktu ( W4
Tarakan T2 ).
3) Intensifikasi pertanian dengan konsep
Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan, pertanian terpadu (Integrated Farming)
dapat diketahui bahwa posisi perumusan strategi melalui penggunaan bibit berlabel, dosis
peningkatan ketahanan pangan melalui pupuk anjuran dan pengendalian hama
pemberdayaan masyarakat di Kota Tarakan terpadu ( W1,2,4 T1,2,3 ).
berada pada startegi III yaitu ubah strategi, Tabel 2. Penentuan Faktor-Faktor Kunci
artinya disarankan untuk mengubah strategi Peningkatan Ketahanan Pangan Melalui
sebelumnya. Sebab, strategi yang lama Pemberdayaan Masyarakat di Kota Tarakan.
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap
peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja Keterkaitan dengan
organisasi. N Orientasi
o Strategi Rasional
keberhasil
Skor
Melalui analisis SWOT maka ditetapkan itas
an
strategi ke dalam empat kategori yaitu: SO
1. Strategi SO 1. Peningkatan 3 3 6
1) Peningkatan jumlah dan mutu produk jumlah dan
tanaman pangan dan hortikultura melalui mutu produk
sistem agribisnis ( S1,2,3,5 O1,2,3). tanaman pangan
2) Optimalisasi kinerja petugas lapangan / dan hortikultura
penyuluh ( S4 O4,5 ). melalui sistem
3) Pengembangan industri yang berbasis pada agribisnis (
S1,2,3,5 O1,2,3).
sektor pertanian dengan mengembangkan
turunan produk pertanian untuk mendapatkan 2. Optimalisasi 3 3 6
nilai tambah yang tinggi ( S1,5 O 3 ). kinerja petugas
lapangan /
5
penyuluh ( S4 program
O4,5 ). penyuluhan dan
pelatihan (
3. Pengembangan 4 4 8 W2,4,6,7 O3,4,5,).
industri yang 3. Menambah 4 3 7
berbasis pada jumlah
sektor pertanian penyuluh baik
dengan penyuluh PNS
mengembangka maupun kontrak
n turunan yang memiliki
produk kompetensi
pertanian untuk baik ( W3,6 O4,5
mendapatkan ).
nilai tambah
yang tinggi ( 4. Pengembangan 3 3 6
S1,5 O 3 ). pertanian
ST terpadu dengan
1. Penyuluhan 4 4 8 teknologi tepat
dengan metode guna dan ramah
pelatihan dan lingkungan (
pembinaan W1,2 O1 ).
dalam rangka
peningkatan WT
pengetahuan 1. Peningkatan 4 4 8
dan Sumber Daya
keterampilan Manusia
petani terhadap aparatur
teknologi penyuluh
pertanian ( S2,4 melalui
T3,4 ). pendidikan /
pelatihan (
2. Mengembangka 4 3 7 W 1,3,6 T4 ).
n komoditi
unggulan yang 2. Peningkatan 3 3 6
kompetitif teknologi pasca
terutama untuk panen agar
tanaman pangan produk selalu
dan hortikultura tersedia
( S2,3,5 T3 ). sepanjang
waktu ( W4 T2 ).
3. Pengelolaan 3 3 6
lahan dengan 3. Intensifikasi 4 3 7
menggunakan pertanian
teknologi (S1, 3 dengan konsep
T1 ) pertanian
terpadu
WO (Integrated
1. Penguatan 4 4 8 Farming)
kelembagaan melalui
ekonomi petani penggunaan
dengan bibit berlabel,
mendirikan dosis pupuk
koperasi ( anjuran dan
W3,5O2,3). pengendalian
hama terpadu (
2 Peningkatan 4 3 7 W1,2,4 T1,2,3 ).
manajemen dan
mutu produk Sumber: Data diolah, 2016
melalui
6