You are on page 1of 9

Kemoterapi

Tujuan yang diharpkan dari kemoterapi(pengobatan,paliatif) perlu diketahui oleh dokter, perawat,
dan keluarga. Pengetahuan ini dapat membantu dalam pembuatan rencana yang realitis oleh
perawat, pasien dan keluarga. Oengetahuan tentang apa yang di harapkan dan kemungkinan efek
samping kemoterapi. Misalnya. kemungkinan untuk sembuh, hidup lebth panjang tanpa gejala/
tanda dan kanker, atau hanya meringankan gejala kanker agar pasien hidup lebih nyama
merupakan keuntungan yang melebihi resiko efek-efek samping dan kemoterapi, yang sifatnya
sementara. Akan tetapi, ada pula keadaan ketika risiko efek samping dan kemoterapi melebihi
keuntungannya. Keadaan ini meliputi infeksi, diskrasia darah, defek kehamilan, serta disfungsi
ginjal dan hati.
Kemoterapi adjuvan adalah kemoterapi yang diberikan bersama dengan pembedahan atau terapi
radiasi. Tujuannya adalah memusnahkan mikrometastasis yang ada, tetapi sangat kecil untuk
dideteksi lewat teknik-teknik diagnostik vang ada. Jika tidak ditangani, mikrometastasis
mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk tumbuhnya tumor dan kambuhnya kanker. Jika
kemoterapt diberikan ketika populasi sel-sel malignan masih sedikit dan masih rawan terhadap
kemoterapi, sel-sel malignan dapat dimusnahkan secara total. Tujuan pengobatan semacam ini
adalah penyembuhan. Dapat dimengerti jika pasien merasa bahwa kemoterapi adjuvan sia-sia
kalau hasil dan teknik-teknik diagnostik negatif dan mengalami efek-efek samping dari kemoterapi
adjuvan. Dalam hal mi, Perawat mempunyai peranan penting untuk menjelaskan kembali kepada
pasien tentang mikrometastasis yang menyokong pasien untuk meneruskan terapi adjuvan sampai
selesai.
Sel-sel normal dan sel-sel malignan berkembang melewati fase-fase dalam siklus sel sambil
memperbanyak diri t(replikasi) Kemoterapi kanker didasarkan atas pengaruh obat-obat tertentu
dalam mengadakan perubahan pada fase siklus sel oleh karena itu, obat-obat ini dapat menghalang
atau menghentikan pertumbuhan dan replikasi sel-sel. Obat-obat seperti antimetabolit dan alkaloid
vinka yang efektif pada fase tertentu dalam siklus sel ditsebut obat fase spesifik sedangkan obat-
obat yang aktif sepanjang siklus sel disebut obat fase nonspesifik. Obat-obat yang termasuk obat
fase nonspesifik adalaha agens pengelat, antibiotik, nitrosurea, prokarbazin dan dakarbazin.
Kombinasi obat-obat fase spesifik dengan fase nonspesifik telah terbukti memberi manfaat yang
positif dalam pengobatan kanker.
Kemoterapi menjadi lebih efektif jika tumor masih kecil dan tumbuh cepat, serta ketika sebagian
besar dari sel-sel tumor sedang obatan kanker. berkembang biak atau sedang membagi diri
(replikasi). Pada saat ini, sel-sel tumor sangat sensitif terhadap obat-obat kemoterapeutik yang
toksik bagi sel-sel yang sedang membagi diri (obat fase spe-sifik). Tumor yang lebih besar dan
tumbuh perlahan, obat-obat fase nonspesifik karena obat-obat ini efektif jika diberi tanpa
menghiraukan sel-sel sedang mengadakan replikasi atau tidak. Dokter ahli onkologis biasanya
memilih obat-obat sesuai dengan besarnya tumor dan kecepatan tumbuhnya tumor, atau dapat juga
menggunakan kombinasi obat-obat fase spesifik dan fase nonspesifik.
Prinsip pemberian kernoterapi.
1. Kombinasi kemoterapi jauh lebih superior dan pada kemoterapi agens tunggal.
2. Remisi yang total adalah keharusan minimum untuk penyembuhan dan sintasan jangka panjang.
3. Pengobatan pertama yang tuntas dapat memberi kesempatan yang terbaik untuk memperoleh
manfaat yang berarti; maka dari itu. terapi pertama harus dapat memberikan manfaat yang
maksimal.
4. Dosis maksimum obat digunakan untuk memusnahkan sel-sel tumor dengan maksimal.
Penurunan dosis untuk mengurangi toksisitas adalah seperti "killing the patients with kindnesse,
bunuh pasien dengan kasih).
5. Kemoterapi neo-adjuvan (pemberian kemoterapi sebelum bedahan) selalu dianjurkan untuk
pengobatan kanker tertentu. Seperti kanker payudara.
RADIOTERAPI
Radioterapi Radioterapi (RT) telah digunakan sebagai pengobatan kanker sejak ditemukan sinar-
X pada tahun 1895 dan radium pada tahun 1898. Unsur-unsur radiasi utama adalah:
1.Sinar-X terdiri dari radiasi elektromagnetik yang dihasilkan oleh gelombang energi listrik yang
bergerak dalam kecepatan yang sangat tinggi.
2.Radium yang terdiri dari isotop radioaktif isotop yang timbul secara bebas dalam alam.
3.Isotop radioaktif yang dibuat secara artifisial. Isotop radioaktif ini dihasilkan dengan menghujani
isotop dengan elemen-elemen yang mengandung partikel-partikel yang telah diberi energi yang
sangat kuat dalam satu siklotron. Sumber-sumber yang paling lazim dari radiasi untuk terapi
external beam adalah akselerator linear, mesin teleterapi kobalt-60, dan betatron.
Keuntungan dari terapi yartg memakai higtIrtaseriargimbgaeono, puan terapi ini untuk melakukart
penek Kerusakan pada kulit hanya arena 20% dari dosis yang dapat mengenal kulit. Dengan high
energy beams, dosis yang lebihh tinggi dapat diberikan dengan efek samping yang minimal.
Terapi radiasi lebih memberikan manfaat daripada kemoterapi dan pembedahan:
1. Tidak banyak menimbulkan efek toksisitas sistemik kemoterapi
2. mempengaruhi oleh masalah anatomis seperti pada pembedahan
3. dapat memusnahkan tumor tanpa merusak struktur, fungsi, dan kosmetik dari jaringan yang
normal
Terapi radiasi dapat diberikan secara ekstemal (dari luar) me-lalui mesin sinar-X atau dari Kobalt-
60. Radiasi dapat pula diberikan secara intemal (dari dalam) dengan memasang material radioaktif,
seperti radium, ke dalam jaringan tubuh atau rongga tubuh (sealed internal radiation) atau dengan
memberi material radioaktif secara intravena atau per oral, sehingga material radioaktif ini tersebar
ke seluruh tubuh (unsealed internal radiation)
Terapi radioterapi terbagi dalam beberapa:
1. Radioterapi eksternal
2. Radioterapi internal brakhiterapi
3. Radiasi dalam tempat tertutup
4. Radiasi tanpa tempat tertutup
1.radioterapi eksternal
Radioterapi eksternal. Sebelum pengobatan dimulai, pasien harus diperiksa secara teliti di ruangan
radiasi onkologi dan mengikuti tasesimulasi. Pada tahap simulasi ini, ditentukan "target area" yang
tepat dan dibuat sketsa dengan tinta khusus atau tato yang disebut “port". Pembuatan sketsa ini
sangat penting agar hanya tempat yang kecil ini dapat terkena radiasi. Jika diperlukan alat-alat
untuk memobilisasi pasien atau memberi posisi yang tepat pada pasien dan mempertahankan posisi
tersebut, alat-alat itu harus dibuat khusus itu. Pasien pediatrik atau pasien lansia seringkali
memerlukan gips, atau papan khusus, atau safety belt untuk mempertahankan posisi yang tepat.
pada saat simulasi, ditentukan perlunya alat alat untuk melindungi organ tubuh (organ-shieled
devices). Foto-foto Pasien dalam posisi yang tepat, dengan alat-alat imobilisasi dan alat-alat
pelindung organ tubuh disimpan dalam file pasien.

2. Radiasi internal brakhiterapi.


Radinsi intental brakhiterapi. Pada brakhiterapi, zat-zat radio-aktif dimasukkan langsung kedalam
tumor atau diletakkan pada tumor. Radiasi internal dapat diberikan melalui sealed methods (tempat
khusus tertutup rapat) atau unsealed methods(masuk langsung ke dalam tubuh per oral atau per
intravena). Semua rumah sakit menjalankan pengobatan dengan menggunakan instop radiaktif
harus mempunyai seorang ahli fisika yang disebut radiation safety officer, yang menentukan
semua tindakan pencegahan yang perlu diperhatikan dalam setiap situasi. Rumah sakit harus
mempunyai instruksi tertulis mengenai tindakan pencegahan yang harus diikuti para staf yang
terkait harus tahu tentang pencegahan ini.
3. Radiasi dalam tempat tertutup
raidiasi dalam tempat tertutup. Radiasi internal adalah pemberiam radiasi dalam dosis konsentrasi
tinggi langsung ke dalam tumor yang malignan. Biasanya dilakukan dengan memasukkan zat
radioaktif ke dalam rongga tubuh atau ke dalam jaringan.
4. Radiasi tanpa tempat tertutup.
Radiasi tanpa tempat tertutup. Radiasi internal diberikan kepada pasien secara per oral dalam
bentuk “atomic cocktail” atau dalam bentuk cairan yang dimasukkan langsung ke dalam rongga
tubuh(intrakavitas). Kontak atau pemajanan terhadap radiasi yang keluar dari tubuh pasien dapat
diperoleh perawat yang merawat pasies (pemajanan eksternal), atau dapat juga terjadi pemajanan
melalui kontak dengan sekresi yang keluar dari tubuh pasien. Zat-zat radioaktif dapat di peroleh
orang yang merawat pasien melalui inhalasi atau absropsi melalui kulit.
RT PASCA-BEDAH
Keuntungan dan tujuan
1.Luas panyakit yang sebenarnya diketahui sehingga dapat menyesuaikan terapi per individual.
2.Tepi operasi berbatas tegas makroskopik atau mikroskopik
3.memperkecil komplikasi pasca bedah penyembuhan luka intak
4.anastornosis GI dan conduit ileum dapat dilakukan pada lapangan yang tidak mendapatkan
radiasi
5. potensial untuk radiasi yang ridak seperlunya pada beberapa pasien dpaat dikurangi.
Keruglan
1_ Menunda RT sebagai akibat komplikasi pasca bedah memperlambat penyembuhan luka
2 penurunan radiosensitivitas sebagai akibat suplai oksigen oleh vascular
3. adhesi oragan/struktur jaringan [asca-bedah menambah angka komplikasi RT
4. tidak berfek terhadap penyebaran selama operasi
5 Volume jaringan yang normal yang diradiasi lebih besar biasanya semua lapisan jaringan
potenesial terkontaminasi oleh operasi
Situan klinis dapat menandakan rangkaian yang berbeda terapi kombinasi operasi dan terapi
radiasi seperti ini memperbaiki angka control tumor local untuk berbagai kanker yang lanjut, tetapi
kombinasi juga memperbaiki angka penyembuhan dalam waktu yang sama dengan mengurangi
morbiditas yang berkaitan dengan terapi modalitas tunggal yang lebih agresif.

KOMBINASI RADIOTERAPI DENGAN KEMOTERAPI


Umumnya, kemoterapi digunakan dalam bentuk Ajuvan untuk mengkontrol penyakit subklinik di
tempat lain (tubuh atau dalam bentuk tambahan untuk meningkatkan etek lokal radiasi agar dapat
mencapai angka kontrol lokal yang lebih tinggi). banyak obat lainnya bekerja dalam kedua bentuk
ini.
Obat-obat pilihan adalah obat dengan efek toksik dalam organ tidak dimasukkan dalan volume
target radiasi, Salah satu Contoh adalah kombinasi senyawa, cisplatin dengan terapi radiasi untuk
kanker kepala dan leher Di sini toksisitas kemoterapi terutama terhadap hematogenous dan renal.
Toksisitas RT terjadi pada mukosa oral.
kemoterapi dapat dikombinasikan dengan RT dalam tiga cara yang utama
1. Neoajuval: 1-3 serial sebelum RE definitive
2. Ajuvan: setelah RT definitis diselesaikan
3. Bersamaan: selama serial radioterapi
4. 4. Kombinasi di atas.

RADIASI KRANIAL PROFILAKTIK


Kanker tertentu mempunyai insiden yang tinggi mengalami metastasis ke otak (CNS) sekalipun
setelah penyakit primer dikontrol, karena CNS memiliki barier darah otak yang berperan sebagai
tempat perlindungan untuk relaps, Di antara pasien seperti ini radiasi ini kemungkinan dapat
mengurangi angka relaps CNS lokal Jan memperbaiki harapan hidup dengan memberikan terapi
CNS melalui RT kranial profilaktik +/- kemoterapi intratekal. Dosis total yang diperlukan adalah
rendah dan mempunyai efek samping yang minimalnya leukemia limfoblastik akut/limfoma grade
tinggi.
PENATALAKSANAAN:
Insiden gejala sistemik akibat radioterapi bervariasi, Umumnya, semakin besar lapangan terapi,
ukuran fraksi dan dosis total yang diberikan, semakin besar kemungkinan pasten mcngalami
masalah ini. Dosis radiasi yang dapat diberikan terhambat oleb reaksi.

TERAPI PALIATIF
Tujuan radiasi mencakup
• Mungurangi rasa nyeri. biasanya akibat metastasis ke tulang
• Mengurangi nyeri kepala dan disfungsi neurologik akibat metastasis intrakranial
• mengurangi obstruksi, seperti tumor yang melibatkan ureter. esofagus, bronkus. pembuluh limfe
dan pembuluh darah
• mempermudah penyembuhan luka permukaan dengan control tumor local.
• Hemostatik untuk kanker serviks/buli
akut dan kerusakan organ/jaringan yang ireversibel dan berlangsung lambat. Masing-masing organ
mempunyai toleransi yang telah diketahui yang sebaiknya tidak dilampaui.
Bagaimanapun, agar mendapatkan level probabilitas kontrol tumor tertentu, sejumlah tertentu
gejala sisa pada jaringan normal tidak dapat dihindari.
Selama serial radioterapi. rcaksi akut grade ringan sampai moderat seringkali terjadi dan biasanya
dapat diterapi secara konservatif dan mungkin memerlukan penghentian singkat serial tcrapi.
Dimana reaksi kronis biasanya merupakan komplikasi yang membatasi dosis. Reaksi grade yang
hebat sebaiknva dihindari dengan menggunakan regimen fraksionasi dosis-waktu yang tepat,
perencanaan terapi dan pelaksanaannya yang akurat.
Beberapa reaksi akut yang penting setelah RT, dosis ambang dan penatalaksanaannya
KEMAJUAN DALAM TERAPI RADIASI
Riset terkini dalam onko-radiologi memberikan makna sedemikian sehingga memberikan harapan
standar perawatan baru yang lebih baik untuk pasien kanker. Kemajuan terkini dalam terapi radiasi
mencakup upaya untuk memperbaiki efektivitas radiasi dan memperbaiki pola hidup pasien yang
diberi terapi. Inovasi dalam radiobiologi, teknologi pencitraan, teknologi komputer dan teknologi
mesin terapi menghasilkan perubahan yang mencolok dalam perjalanan radioterapi yang
dipraktekkan hingga dewasa ini. Metode yang lebih baru bertujuan untuk meningkatkan ketepatan
terapi, perencanaan dan pemberian dosis yang menggunakan peralatan yang lebih modern.
Beberapa kemajuan inl mencakup
I. Radioterapi Contormal 3D (3 dintensi)
2. IMRT (Intensity Modulated Radiation therapv)
3. SRS/SRT (Stcreotactic Radiosurgery and Radto¬therapy)
4. Brakiterapi intravaskular
I. Radioterapi konformal 3D (Perencanain Terapi Tiga Dimensi dan penyampaian Dosis
konformal), Dalam CRT 3—D, intobilisasi pasien, perencanaan terapi yang dipandu di bawah
pencitraan dan pemberian terapi yang dikontrol komputer dapat memberikan distribusi dosis
radiasi yang sesual dengan bentuk volume tumor. Volume tumor yang berisi kanker dan area
potensial kanker dapat ditentuk.an markanya jauh lebih akurat sebagai mana adanya jaringan
normal yang harus dihindari. Dosis radiasi target dapat ditingkatkan bilamana perlu tanpa
meningkatkan toksisitas jaringan yang normal. Hal ini dapat dicapai dengan menggunakan data
CT dalam komputer perencanaan terapi 3-D

2. 1MRT: IMRT adalah bentuk lanjutan CRT-3D.


merupakan salah satu metode terapi dengan teknologi yang paling maju yang tersedia pada terapi
radiasi eksternal. IMRT memungkinkan radioterapi eksternal yang sangat tepat. Daripada
memberikan dosis radiasi tunggal yang besar, dengan IMRT radiasi dipecah-pecah secara efektif
ke dalam beribu¬ribu dosis radiasi yang tipis dengan intensitas yang bervariasi dengan keakuratan
dalam satuan milimeter. Sinar ini masuk ke tubuh dari banyak sudut dan potongan pada kanker.
Hal ini menghasilkan dosis yang tinggi pada tumor dan dosis yang lebih rendah ke jaringan sehat
di sekitarnya.
Radioterapi modulasi intensitas memungkinkan kita dapat memberikan terapi tumor dengan dosis
yang lebih tinggi, mengulangi terapi kanker yang sebelumnya pernah diradiasi, dan aman
memberikan terapi ke tumor yang lokasinya sangat berdekatan dengan organ yang peka seperti
mata, medula spinalis, atau rektum. Sederhananya, hal ini dapat diterjemahkan ke dalam angka
kontrol kankernya lebih tinggi dan angka efek sampingnya lebih rendah.
3. SRS/SRT (stereotactic radiosurgery and radio-therapy)
Terapi radiasi dosis tinggi terfokus untuk lesi target yang kecil (SRS = Fraksi tunggal, SRT =
Fraksi multipel) dapat diberikan dengan pisau gamma (sinar teleterapi cobalt yang
multipel),terfiksir dan ditujukan dengan tepat) atau terapi radiasi stereotaktik (arkus rotasional
multipel sinar foton dari akselerator linear). Kedua teknik serupa dalam menggunakan sinar foton
energi standar untuk terapi dan mengandalkan imobilisasi pasien yang cermat sekali untuk
mengalirkan terapi ke target yang lokasinya ditentukan dengan pasti dalam sistem pemetaan
koordinat. Teknik ini banyak digunakan dan dijelaskan dengan baik untuk terapi neoplasma
intrakranial (meningioma, neuroma, akustik dan tumor rnetastasis) dan untuk ablasio malformasi
arteriovenosa dan melanoma okular [Peralatan yang digunakan: 1. Pisau gamma (sumber 'Co
multipel) atau 2. Pisau - X (akselerator linear yang dimodifikasi))
4. Brakiterapi intravaskular
Penyempitan ulang ARTERIAL setelah angioplasti atau restenosis terjadi pada 30 sampai 40
persen pasien dan diakibatkan oleh neo-proliferasi dan remodelling konstriktif arteria yang cedera.
Pemasangan stent koronaria menghasilkan penurunan angka restenosis 30 sampai 50 persen
terutama dengan cara mencegah remodelling konstriktif arteria tetapi berdampak pada
penambahan neo¬proliferasi intimal. Sistem yang digunakan untuk terapi radiasi-beta intra-arterial
mempunyai sumber emisi sinar beta Yttrium-90 (masa paruh, 64 jam: energi maksimal, 2,284
Mev), baloon di tengah dan alat penyaluran sinar yang automatik. Dosis 18 Gy tidak hanya
mencegah penyempitan ulang lumen yang umumnya ditemukan setelah angioplasti balon yang
telah berhasil, tetapi sebenarnva menginduksi pelebaran lumen.
Kekurangan (semua teknik)
1. Terapi dengan biaya yang mahal (peralatan mahal dan waktu sena pengerjaan—intensif)
3. Kurangnya data jangka-panjang (harapan hidup/ morbiditas)

You might also like