Professional Documents
Culture Documents
MODUL ABSORBSI
Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Praswasti Pembangun Dyah Kencana Wulan, M.T.
Disusun oleh:
Kelompok 12 - Senin
1 Universitas Indonesia
KATA PENGANTAR
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas Laporan Praktikum UOP mengenai absorpsi. Tak luput rasa
terima kasih sebesar-besarnya kami ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Praswasti P.D.K.
Wulan, M.T. selaku dosen penanggung jawab modul ini dan tak luput juga kami
ucapkan kepada Sarah Vania selaku pembimbing kami sebagai asisten laboratorium
dalam melaksanakan praktikum absorpsi ini.
Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam pelaksanaan
ataupun penulisan laporan praktikum absorpsi terdapat kesalahan dari kami baik itu
kata-kata ataupun tindakan kami sangat di dalam ruangan laboratorium yang kurang
berkenan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya masukan-masukan yang
bermanfaat dan saran yang dapat membangun untuk kami ke depan.
Semoga laporan praktikum ini dapat bermanfaat dan dapat digunakan sebaik-
baiknya, sehingga wawasan dan pengetahuan pembaca dapat berkembang.
Tim Penyusun
2 Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
APRIL 2019....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................v
1 BAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................6
1.1 Latar Belakang................................................................................................6
1.2 Tujuan Percobaan............................................................................................6
1.3 Prinsip Kerja...................................................................................................6
1.4 Alat dan Bahan................................................................................................7
1.4.1 Alat Percobaan........................................................................................7
1.4.2 Bahan Percobaan.....................................................................................7
1.5 Prosedur Pecobaan..........................................................................................7
1.5.1 Absorbsi Gas CO2 dengan Menggunakan Solvent Air (Analisis Gas). . .7
1.5.2 Absorbsi Gas CO2 dengan Menggunakan Solvent NaOH (Analisis Cair)
8
2 BAB 2 LANDASAN TEORI..............................................................................10
2.1 Definisi Absorpsi..........................................................................................10
2.2 Laju Absorpsi................................................................................................10
2.3 Kolom Absorpsi............................................................................................11
2.4 Faktor yang Memengaruhi Absorpsi.............................................................15
2.5 Aplikasi Absorpsi..........................................................................................16
3 BAB 3 DATA PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA............................18
3.1 Data Percobaan.............................................................................................18
3.1.1 Percobaan 1: Absorbsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas...18
3.1.2 Percobaan 2: Absorbsi CO2 dengan NaOH Menggunakan Analisis Cair
18
3.2 Pengolahan Data...........................................................................................19
3.2.1 Percobaan 1: Absorbsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas...19
3 Universitas Indonesia
3.2.2 Percobaan 2: Absorbsi CO2 dalam larutan NaOH Menggunakan Analisis
Cair 21
BAB 4 ANALISIS.......................................................................................................24
4.1 Analisis Percobaan........................................................................................24
4.1.1 Percobaan 1: Absorbsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas...24
4.1.2 Percobaan 2: Absorbsi CO2 dalam Larutan NaOH Menggunakan
Analisis Cair........................................................................................................25
4.2 Analisis Pengolahan Data dan Hasil Pengamatan........................................25
4.2.1 Absorbsi CO2 dengan Air Menggunakan Analisis Gas.........................25
4.2.2 Absorbsi CO2 dalam Larutan NaOH Menggunakan Analisis Cair.......26
4.3 Analisis Alat dan Bahan................................................................................27
4.4 Analisis Kesalahan........................................................................................28
BAB 5 KESIMPULAN...............................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................30
4 Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
5 Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
6 Universitas Indonesia
1 BAB 1
PENDAHULUAN
7 Universitas Indonesia
1.4 Alat dan Bahan
1.4.1 Alat Percobaan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
1. Menara absorbsi
2. Tangki Gas CO2
3. Tangki Air dan NaOH
4. Gelas Ukur
5. Labu Erlenmeyer
6. Labu Ukur
7. Pipet Tetes
8. Buret
9. Statif
10. Stopwatch
1.4.2 Bahan Percobaan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini antara lain:
1. Air
2. Larutan NaOH
3. Larutan HCl
4. Larutan BaCl2 5%wt
5. Gas CO2
6. Phenolpthalein (PP)
7. Methyl Orange (MO)
1.5 Prosedur Pecobaan
Percobaan absorbsi terbagi menjadi dua, yaitu absorbsi gas CO 2 menggunakan
solvent air (analisis gas) dan absorbsi gas CO2 menggunakan solvent NaOH (analisis
cair).
1.5.1 Absorbsi Gas CO2 dengan Menggunakan Solvent Air (Analisis Gas)
Prosedur percobaan analisis gas sebagai berikut:
1. Mengisi kedua globes dengan alat analisis absorbsi, yaitu larutan NaOH
dengan konsentrasi 1 M. Dalam mengisi larutan NaOH kedalam globes,
praktikan harus memastikan level globes semula berada pada skala 0.
2. Mengisi tangki penampung sirkulasi air / NaOH dengan air bersih sebanyak
¾ volume tangki.
3. Mengatur bukaan C2 dan C3 agar berada pada posisi tertutup, kemudian
dengan menggunakan control valve untuk aliran udara tertutup (C2 dan C3),
8 Universitas Indonesia
kemudian praktikan menyalakan pompa dan mengatur laju alir air yang
mengalir disepanjang kolom absorbsi melalui bukaan control valve C1 agar
memiliki laju 3 L/min.
4. Menyalakan kompresor untuk mengalirkan udara, kemudian praktikan
mengatur laju alir udara yang memasuki kolom absorbsi agar bernilai 30
L/min dengan cara mengatur bukaan control valve C2.
5. Membuka pressure regulating valve pada tabung gas CO2 dan mengatur laju
alir gas CO2 kedalam kolom absorbsi agar bernilai 3 L/min dengan cara
mengatur bukaan control valve C3.
6. Menunggu kolom absorbsi untuk beroperasi selama 15 menit agar keadaan
tunak tercapai, barulah setelah itu praktikan mengambil sampel gas CO2
secara simultan pada titik sampel S1 dan S2. Data yang diperoleh praktikan
adalah perubahan ketinggian larutan NaOH dala globes (V1 dan V2).
1.5.2 Absorbsi Gas CO2 dengan Menggunakan Solvent NaOH (Analisis Cair)
Prosedur percobaan analisis cair sebagai berikut :
1. Mengisi tangki penampung sirkulasi air / NaOH dengan air bersih sebanyak
22 liter, kemudian menambahkan larutan NaOH sebanyak 3.75 liter kedalam
air bersih di dalam tangki.
2. Mengatur bukaan C2 dan C3 agar berada pada posisi tertutup, kemudian
dengan menggunakan control valve untuk aliran udara tertutup (C2 dan C3),
kemudian praktikan menyalakan pompa dan mengatur laju alir air yang
mengalir disepanjang kolom absorbsi melalui bukaan control valve C1 agar
memiliki laju 3 L/min.
3. Menyalakan kompresor untuk mengalirkan udara, kemudian praktikan
mengatur laju alir udara yang memasuki kolom absorbsi agar bernilai 30
L/min dengan cara mengatur bukaan control valve C2.
4. Membuka pressure regulating valve pada tabung gas CO2 dan mengatur laju
alir gas CO2 kedalam kolom absorbsi agar bernilai 3 L/min dengan cara
mengatur bukaan control valve C3.
9 Universitas Indonesia
5. Menunggu kolom absorbsi untuk beroperasi selama 15 menit agar keadaan
tunak tercapai, barulah setelah itu praktikan mengambil sampel secara
simultan pada titik sampel S4 dan S5 sebanyak 25 ml untuk setiap titik
sampel.
6. Meneteskan 1 tetes PP pada sampel S4 pada tabung 1 kemudian melakukan
titrasi pada sampel S4 dengan larutan HCl sampai warna sampel S4 menjadi
bening. Mencatat jumlah HCl yang digunakan (T1). Setelah itu meneteskan 1
tetes MO pada sampel S4 yang sama kemudian melakukan titrasi dengan
larutan HCl sampai warna sampel S4 menjadi merah muda. Mencatat jumlah
HCl yang digunakan (T2).
7. Meneteskan larutan BaCl2 pada sampel S4 pada tabung 2 dengan jumlah
BaCl2 sebanyak T2 dikalikan dengan faktor 1,1 dan meneteskan 1 tetes PP
kemudian melakukan titrasi dengan HCl hingga warna larutan menjadi putih.
Mencatat jumlah HCl yang digunakan (T3).
8. Melakukan prosedur 6 dan 7 untuk sampel S5.
10 Universitas Indonesia
2 BAB 2
LANDASAN TEORI
11 Universitas Indonesia
Komposisi antar-muka (yi,xi) dapat diperoleh dari diagram garis operasi
menggunakan persamaan dibawah :
y− y i k x a
=
( x i−x) k y a
Driving force keseluruhan dapat dengan mudah ditentukan sebagai garis
vertikal atau horizontal pada diagram x-y. Koefisien keseluruhan diperoleh dari kya
dan kxa menggunakan slope lokal kurva kesetimbangan.
1 1 m
= +
K ya ky a kx a
1 1 1
= +
K x a k x a mk y a
12 Universitas Indonesia
Gambar 2. 2 Kolom Absorpsi.
Kolom absorpsi adalah sebuah kolom, dimana ada zat yang berbeda fase
mengalir berlawanan arah (counter current) yang dapat menyebabkan komponen
kimia ditransfer dari satu fase cairan ke fase lainnya, terjadi hampir pada setiap
reaktor kimia. Proses ini dapat berupa absorpsi gas, distilasi, pelarutan yang terjadi
pada semua reaksi kimia.
Campuran gas yang merupakan keluaran dari reaktor diumpankan kebawah
menara absorber. Didalam absorber terjadi kontak antar dua fasa yaitu fasa gas dan
fasa cair mengakibatkan perpindahan massa difusional dalam umpan gas dari bawah
menara ke dalam pelarut air sprayer yang diumpankan dari bagian atas menara.
Peristiwa absorpsi ini terjadi pada sebuah kolom yang berisi packing dengan dua
tingkat. Keluaran dari absorber pada tingkat I mengandung larutan dari gas yang
dimasukkan tadi.
Pada kolom absorpsi ini yang perlu diperhatikan adalah pada dasarnya ini
adalah alat dimana diciptakan bidang (permukaan) kontak antar fasa yang luas.
Makin luas permukaan antar fasanya makin baik. Hal ini dapat dilakukan dengan 2
cara yaitu:
Penyebaran (dispersi) cairan dalam gas
Penyebaran (dispersi) gas dalam cairan
Struktur dari absorber dapat dilihat dalam Gambar 2.2. Penjelasannya adalah
sebagai berikut :
13 Universitas Indonesia
Bagian atas:
- Sebagai outlet dari gas yang telah mengalami kontak dengan absorben.
- inlet dari absorben
- Spray untuk mengubah gas input menjadi fase cair.
Bagian tengah:
- Packed tower untuk memperluas bidang permukaan sentuh sehingga
memudahkan proses absorpsi.
- Disini terjadi kontak antara absorben dengan fluida yang akan di absorpsi.
Bagian bawah:
- Input gas sebagai tempat masuknya gas ke dalam reaktor, dan juga sebagai
outlet dari absorben untuk kemudian di-regenerasi.
14 Universitas Indonesia
Gambar 2. 4 Packed Bed Column.
Plate Column
Spray Column
15 Universitas Indonesia
Gambar 2. 6 Spray Column.
18 Universitas Indonesia
3 BAB 3
DATA PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA
L L
F1=3 =0,05
menit s
L L
F2 =30 =0,5
menit s
19 Universitas Indonesia
L L
F3 =3 =0,05
menit s
S4 (Outlet) 1 3 1,5
S5 (Inlet) - 7 -
Keterangan:
T2 = Total volume HCl yang ditambahkan hingga mencapai end point kedua
atau volume HCl yang digunakan untuk menetralkan basa NaOH dan
Na2CO3 dalam ml
K og=
dimana:
Ga
(
ln 1
P0
A . AH P 1−P0 ) ( )
K og = koefisien transfer massa gas (gmol/atm.m2.detik)
AH = volume kolom absorber, yaitu
21 Universitas Indonesia
π 2 −3 3
AH = ×(0,075) × 1,4=6,19 ×10 m
4
P1 = fraksi mol inlet (Yi) dikalikan tekanan total kolom
P1=0,0909 ×762,7132 mmHg=69,3376 mmH =0,0912 atm
P0 = fraksi mol outlet (Yo) dikalikan dengan tekanan total kolom
P0=0,0355 ×762,7132 mmHg=27,0763 mmH =0,0356 atm
A = luas spesifik (440 m2/m3)
Sehingga diperoleh:
0,0912
)( )
−3 ln
K og=
( 1,2959 ×10 gmol/ s
2 3
440 m /m ×6,19. 10 m−3 3
0,0356
0,0912−0,0356
K og=8,05 × 10−3 gmol /atm. m2 . s
3.2.2 Percobaan 2: Absorbsi CO2 dalam larutan NaOH Menggunakan Analisis Cair
Untuk menentukan nilai dari koefisian transfer massa gas dengan larutan NaOH,
dilakukkan perhitungan sebagai berikut:
a. Menghitung Jumlah CO2 Terabsorbsi Berdasarkan Senyawa CO2 Terabsorb
Karena diasumsikan gas CO2 meripakan gas ideal, maka dianggap fraksi mol gas
CO2 sama dengan fraksi volumenya, sehingga :
V1 F3
Y i= =
V 2 F 2+ F 3
0,05
Y i= =0,0909
0,5+0,05
V 1 62 mL
Y 0= = =28,1818
V 2 2,2 mL
22 Universitas Indonesia
F 2+ F 3 P Kolom 273
G i=( )( )( )
22,42 760 T Kolom +273
Gi=0,02284 gmol /s
Dengan asumsi tidak ada pressure drop terjadi, laju alir gas CO2 keluar dihitung
sebagai :
1−Y i
Go=Gi ( 1−Y o )
1−0,0909 gmol gmol
Go=0 ,02284 ( 1−28,1818 ) s Go=−7,6388 ×10
−4
s
Ga=Gi −Go
−4 gmol
Ga=0,02284−(−7,6388× 10 )=0,0236
s
Konsentrasi NaOH yang masuk dan keluar dapat dihitung dari persamaan
stoikiometri untuk titrasi sebagai berikut :
23 Universitas Indonesia
Dalam titrasi ini, senyawa asam yang digunakan adalah HCl 0,2 M dan senyawa
basa yang digunakan adalah NaOH.
( 1× 0,2 ) ×1,5
C NaOH ,inlet = =0,03 M
1 x 10
( 1× 0,2 ) ×0
C NaOH ,outlet = =0 M
1 ×10
0,05
GNaOH = ( 0,03−0 )=7,5 ×10−4
2
Pada titrasi ini, senyawa asam yang digunakan adalah HCl 0,2 M dan senyawa
basanya adalah Na2CO3. Volume HCl adalah pengurangan T2 dengan T3,
sehingga diperoleh :
24 Universitas Indonesia
( nHCl × C HCl ) ×V HCl
C Na2 CO3, inlet =
nNa 2CO 3 × V N a 2CO 3
( 1 ×0,2 ) ×(3−1,5)
C Na2 CO3, inlet = =0,03 M
1× 10
( 1 ×0,2 ) ×(7−0)
C Na2 CO3, outlet = =0,14 M
1× 10
−3
GNa 2CO 3=−5,5 ×10
25 Universitas Indonesia
BAB 4
ANALISIS
26 Universitas Indonesia
tinggi agar CO2 dapat terdifusi ke air karena kelarutan CO2 ke air berbanding
terbalik dengan temperature.
4.1.2 Percobaan 2: Absorbsi CO2 dalam Larutan NaOH Menggunakan Analisis Cair
8 Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari absorbsi CO2 dengan NaOH
menggunakan alat analisis larutan dan mengetahui laju absorbsi CO2 dalam air
dengan analisis NaOH yang mengalir kedalam absorbsi. Absorben yang
digunakan adalah larutan NaOH yang akan membentuk garam Natrium
Bikarbonat setelah bereaksi dengan CO2.
9 Percobaan ini dilakukan dengan mengatur laju alir udara masuk sebesar 30
L/menit, laju alir larutan 3L/menit. Aliran tersebut dimasukkan ke kolom
absorbsi yang kecil agar waktu kontak antara NaOH dan CO2 lebih besar
sehingga semakin banyak CO2 yang terabsorbsi. Setelah mengatur laju alir, alat
dibiarkan selama 15 menit agar keadaan alat menjadi steady state. Setelah itu
sampel diambil, titrasi dilakukan untuk menganalisis tingkat keasaman larutan.
Jumlah CO2 terabsorbsi dapat diketahui dengan mencari jumlah NaOH dan
Na2CO3 dalam sampel yang dihitung dengan titrasi dengan titran HCl.
10 Terdapat 2 sampel yang akan dititrasi yaitu S4 dan S5. Digunakan indicator
Phenolphthalein untuk menandakan ketika sampel sudah mencapai titik
kesetimbangan setelah titrasi, setelah menggunakan Phenolphthalein, digunakan
juga indicator Methyl Orange untuk mendeteksi asam karbonat. Setelah itu
dilakukan juga titrasi sampel yang sudah ditambahkan BaCl 2. Penambahan BaCl2
dilakukan untuk menetralkan NaOH agar HCl tidak bereaksi dengan Na2CO3.
Titrasi dengan indicator Phenolphthalein kembali dilakukan dengan HCl untuk
mendapatkan T3.
29 Universitas Indonesia
4.4 Analisis Kesalahan
Terdapat beberapa kesalahan yang dilakukan praktikan saat percobaan,
diantaranya:
- Flowmeter yang digunakan tidak konstan sehingga data kurang akurat.
- Sebagian gas CO2 yang terabsorbsi terbuang ke udara sehingga CO 2 yang
diambil sampel tidak akurat.
- Valve bagian atas pada alat absorbsi gas terbuka sehingga terdapat udara yang
terbuang ke atmosfir sehingga tidak terabsorbsi.
- Pembuatan larutan NaOH tidak memiliki kelarutan yang sesuai.
- Pengambilan sampel NaOH tidak tepat sehingga tidak dapat dilakukan titrasi
untuk analisis cair.
30 Universitas Indonesia
BAB 5
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan ini adalah sebagai berikut:
• Absorbsi adalah suatu peristiwa perpindahan massa yang melibatkan pelarutan
suatu bahan dari fasa gas ke fasa cair.
• Absorpsi dapat pula ditingkatkan dengan cara memperluas permukaan kontak.
Pada percobaan ini digunakan packing untuk memperbesar luas permukaan
kontak. Selain itu, dapat juga dengan meningkatkan laju alir dari fluida baik gas
maupun cairan yang melewati kolom absorbsi.
• Tujuan dari operasi absorpsi adalah memisahkan gas tertentu dari campuran gas-
gas dengan menggunakan pelarut.
• Proses absorpsi gas CO2 dalam larutan air dengan kondisi operasi laju alir air
masuk = 3 liter/menit (F1), laju alir udara masuk = 30 liter/menit (F 2) dan laju alir
gas CO2 masuk = 3 liter/menit (F3) menunjukkan hasil yang efektif.
• Berdasarkan data yang didapat, analisis absorpsi CO2-Air dengan metode analisis
gas menghasilkan nilai laju absorpsi CO2 sebesar 0,0316 L/s atau 1,2959 x 10-3
gmol/s., analisis absorpsi CO2-NaOH dengan metode analisis larutan adalah
7,5 ×10−4 , sedangkan hasil tinjauan terhadap Na2CO3 menunjukkan laju
absorpsi −5,5 ×10−3 .
• Berdasarkan hasil yang di dapat, disimpulkan bahwa absorpsi dengan air lebih
efektif dibandingkan dengan absorpsi dengan gas. Hal ini dikarenakan pada
analisis cair, absorpsi yang dilakukan merupakan absorpsi kimiawi yang
melibatkan adanya reaksi, sedangkan pada analisis gas yang terjadi hanyalah
absorpsi fisika dimana spesi hanya cenderung membentuk ikatan Van der Waals
dan tidak memiliki ikatan antar molekul sekuat absorpsi kimiawi.
31 Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Annesini, M., Marrelli, L., Piemonte, V. and Turchetti, L. (2016). Mass Transfer
Coefficient. Artificial Organ Engineering, pp.23-31.
Han, J., Eimer, D. and Melaaen, M. (2013). Liquid Phase Mass Transfer Coefficient
of Carbon Dioxide Absorption by Water Droplet. Energy Procedia, 37, pp.1728-
1735.
McCabe, W., Smith, J. and Harriott, P. (1993). Unit operations of chemical
engineering. New York: McGraw-Hill.
New York: McGraw-Hill.
Perry, Robert H. dan Don W. Green. 1999. Perry’s Chemical Engineers’ Handbook
7th ed.
Treyball, Robert. 1981. Mass Transfer Operation. Malaysia: McGraw-Hill.
32 Universitas Indonesia