You are on page 1of 26

KEBIJAKAN PROGRAM PENCEGAHAN PENULARAN HIV,

HEPATITIS B DAN SIFILIS DARI IBU KE ANAK DALAM


MENDUKUNG AKI DAN AKB

Disampaikan pada Pertemuan


OLEH : Workshop Fasilitator PPIA
DR. ENI GUSTINA, MPH terintegrasi dalam Pelayanan KIA
DIREKTUR KESEHATAN KELUARGA 17 Provinsi
31 Oktober – 2 November 2018
SISTEMATIKA
1 Latar Belakang
PERMASALAHAN
2 Analisis Situasi

3 Kebijakan, Program dan kegiatan

4 Harapan
LATAR BELAKANG
PROGRAM PPIA DAN PERLINDUNGAN ANAK
(UU NO 35 TAHUN 2014)
Pasal 45
•Tanggung jawab orang tua,
keluarga dan Pemerintah (Pusat
dan daerah) dalam menjaga
kesehatan Anak dan merawat
Anak sejak dalam kandungan.
Pasal 46
•Mewajibkan Negara untuk
mengusahakan agar Anak yang
lahir terhindar dari penyakit yang
mengancam kelangsungan hidup
dan/atau menimbulkan kecacatan
PERSENTASE HIV DAN AIDS YANG DILAPORKAN
MENURUT KELOMPOK UMUR
Oktober – desember 2017
Persentase HIV – AIDS paling tinggi pada usia
reproduksi

HIV AIDS
Sumber : Laporan Perkembangan HIV AIDS dan PIMS ,
Triwulan IV , Ditjen P2P, 2017
JUMLAH KUMULATIF AIDS YANG DILAPORKAN
MENURUT PEKERJAAN, 1987 – DES 2017

Ibu Rumah Tangga menduduki urutan kedua


sebagai penderita AIDS

Sumber : Laporan Sumber


Perkembangan
: DitjenHIV
P2P,AIDS dan
Maret PIMS ,
2017
Triwulan IV , Ditjen P2P, 2017
PENULARAN VERTIKAL HIV-SiFILIS dan HEPATITIS B

Penularan HIV Penularan Sifilis PENULARAN HEPATITIS B


45% 67- 90% 95%

Risiko Risiko abortus, lahir mati atau Risiko : 95% Bayi


45% bayi HIV sifilis kongenital Hepatitis B

Dari ibu ke anak yang dikandung, dilahirkan atau disusui


23 NOVEMBER 2017
ANALISIS SITUASI
ANGKA KEMATIAN IBU DI INDONESIA

400 390
359
334 346
300 307 305

228
200

100

0
1994 1997 2002 2007 2010 2012 2015
DHS SUPAS CENSUS

• Angka kematian ibu (AKI) telah mengalami penurunan dari sebesar 346 kematian (SP 2010)
menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup (SUPAS 2015)
• Target target SDGs global, penurunan AKI menjadi kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2030
RS Pemerintah 2.3%
RS Swasta 5.3%
RSIA/RS bersalin 2.5%
Puskesmas 14.6%
Pustu/pusling 3.6%
Polindes/poskesdes 8.9%
Poliklinik swasta 2.9%
SURVEI RUMAH TANGGA

Posyandu 11.3%
pelayanan ANC

Dokter praktek 4.8%


Bidan praktek swasta 40.5%
Persentase tempat pemberi

Lainnya 0.3%

Tidak ANC 3.1%


TEMPAT DAN TENAGA PEMBERI LAYANAN ANC,

dokter kandungan
13.4%

dokter umum
0.5%

bidan
82.4%

perawat
0.5%
layanan ANC
Persentase tenaga pemberi

ANUNG UNTUK MKPD S3 DR RATNA SPOG

Tidak ANC
3.1%
PERSENTASE TIAP ITEM KOMPONEN ANC YANG
DITERIMA IBU SELAMA HAMIL ANAK TERAKHIR
100 93.8 94.8
90.2 89.6
90 84.2
79.1
80
70.9
70 67.5

60
57.8
49.3
50
38.3 35.6
40 34.8
30 23.4
20

10 7.7
3.1 2.7
0

Sirkesnas 2016
CAKUPAN TES IBU HAMIL & POSITIVITY RATE HIV

1.357.255
Jumlah tes HIV pada
Ibu Hamil semakin
meningkat,
walaupun baru
726764 sekitar 27% dari
sasaran ibu hamil
seluruh Indonesia
351011
288111 0,3

101645
21112533 40866 3151 2593 4389 3873
1264 2016

2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Estimasi Ibu Hamil di
Indonesia :
5 juta
Bumil Tes HIV Bumil HIV
CAKUPAN PELAYANAN PPIA INDONESIA,
JANUARI – DESEMBER 2017

Masih tinggi lost Masih adanya


follow Up terapi bayi terdiagnosis
dari ibu hamil HIV Positif
yang HIV dengan
yang diobati
(24%)
CAPAIAN SKRINING SIFILIS PADA IBU HAMIL
Jan – Des 2017

Hanya 21% yang


diobati
Data Deteksi Dini HEPATITIS B Pada Ibu Hamil
(Jan – Des 2017)

Sumber : Subdit Hepatitis dan HISP,2017


KEBIJAKAN, PROGRAM DAN
KEGIATAN
PELAYANAN ANTENATAL TERPADU

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif dan berkualitas yang diberikan
kepada semua ibu hamil serta terpadu dengan program lain yang memerlukan intervensi selama kehamilannya

TUJUAN :
(1) Mengupayakan kehamilan yang sehat;
(2) Melakukan deteksi dini masalah, penyakit dan penyulit/komplikasi kehamilan;
(3) melakukan penatalaksanaan awal kasus serta rujukan cepat dan tepat waktu bila diperlukan;
(4) Persiapan persalinan yang bersih dan aman;
(5) Perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi
penyulit/komplikasi
19
ANC Terpadu:
pelayanan antenatal berkualitas agar: Kehamilan sehat, bersalin
dengan selamat, dan Bayi lahir sehat.

Ibu hamil dengan Rujukan penang


masalah gizi gizi dan tinjutnya
Perencanaan
Ibu hamil berisiko persalinan aman
di faskes
Ibu hamil dgn Penanganan Permenkes No.97
komplikasi komplikasi dan Tahun 2014
kebidanan rujukan

Ibu
ANC Ibu hamil SEHAT Persalinan aman ,Bayi Sehat
hamil

Ibu hamil dengan Rujukan penang


10 T PTM PTM dan tinjutnya

Ibu hamil dgn Rujukan penang


penyakit menular PM dan tinjutnya

Ibu hamil dengan Rujukan penang gg


gangguan jiwa jiwa dan tinjutnya
PROGRAM PENCEGAHAN PENULARAN HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS B
DENGAN PENDEKATAN SIKLUS KEHIDUPAN

•ART
• Kespro remaja (PKPR)
Prong 1 • Konseling: Gizi
•Penyiapan pengungkapan status HIV
HIV/AIDS,NAPZA dll
• Terapi • ART
ARV (ART)
Pelayanan bagi anak • Pemantauan
• Konseling Kespro SD pertumbuhan &
• KIE Kespro Catin Pelayanan bagi anak SMP/A Pelayanan bagi perkembangan
• Pelayanan KB & remaja balita • PMT
• Perencanaan
kehamilan Pelayanan Pelayanan bagi bayi
PUS & WUS Prong 4Lansia
Pemeriksaan Persalinan, nifas &
Prong 2 Kehamilan neonatal • Pemberian makanan pada
bayi: ASI eksklusif
• Imunisasi dasar lengkap • Kualitas
• Persalinan aman: • Hambat
• ANC terpadu ( termasuk tes • ARV profilaksis
partus normal/SC
HIV, Sifilis dan Hepatitis B) • Kotrimoksasol profilaksis Degeneratif
• IMD + Vit K + Hep B0
• Terapi untuk Ibu Hamil • Diagnosis HIV-EID
• ARV Prof – bayi lhr dr ibu HIV ;
Prong 3 terinfeksi
• Konseling persalinan aman,
HBiG –bayi dari ibu hep B dan
BP 50,000 IU –bayi dr ibu sifilis
pemberian makanan pada bayi • ASI eksklusif
• Pendampingan Bumil HIV, • KB pascapersalinan
Sifilis dan Hep B oleh nakes • Pendampingan untuk Ibu Nifas
• Konseling KB pasca persalinan terinfeksi dan Bayi Baru Lahir
STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESEHATAN
Peraturan Pemerintah No 2 tahun 2018 tentang SPM

NO PERNYATAAN STANDAR NO PERNYATAAN STANDAR

1 Setiap ibu hamil mendapatkan pelayanan antenatal 7 Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas
sesuai standar. mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
2 Setiap ibu bersalin mendapatkan pelayanan
8 Setiap penderita hipertensi mendapatkan pelayanan
persalinan sesuai standar.
kesehatan sesuai standar.
3 Setiap bayi baru lahir mendapatkan pelayanan
9 Setiap penderita Diabetes Melitus mendapatkan
kesehatan sesuai standar. pelayanan kesehatan sesuai standar.
4 Setiap balita mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai standar. 10 Setiap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar.
5 Setiap anak pada usia pendidikan dasar
mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar.
11 Setiap orang dengan TB mendapatkan pelayanan TB
sesuai standar.
6 Setiap warga negara Indonesia usia 15 s.d. 59 12 Setiap orang berisiko terinfeksi HIV mendapatkan
tahun mendapatkan skrining kesehatan sesuai pemeriksaan HIV sesuai standar.
standar. Termasuk22 ibu hamil
STRATEGI PELAYANAN PPIA

1. PPIA dilaksanakan di seluruh Indonesia dengan ekspansi bertahap


2. Semua fasilitas pelayanan kesehatan harus dapat memberikan
pelayanan PPIA
3. Perlu adanya jejaring pelayanan PPIA sebagai bagian dari LKB
4. Melibatkan peran swasta dan LSM
5. Daerah menetapkan wilayah yang memerlukan task shifting
6. Ketersediaan logistik (obat dan pemeriksaan tes HIV)
TARGET
1. Skrining pada semua perempuan usia subur yang datang ke
pelayanan KB, jika ditemukan IMS dilakukan tes HIV dan Sifilis
2. Semua ibu hamil dilakukan tes HIV, sifilis dan Hep B pada kunjungan
antenatal pertama sampai menjelang persalinan.
3. Semua ibu hamil dengan HIV dan/atau sifilis, serta ibu hamil dengan
Hep B mendapat tatalaksana sesuai standar.
4. Semua bayi lahir dari ibu dengan HIV dan/atau sifilis mendapatkan
pemeriksaan dan terapi. Bayi lahir dari ibu dengan Hep B
mendapatkan HB0 dan HBIg
PERMASALAHAN IMPLEMENTASI PPIA DI LAPANGAN
LOGISTIK :
1. Belum semua daerah tersedia RDT dan BHP pemeriksaan 3E.
2. Daerah masih mengandalkan pengadaan dari pusat

PENCATATAN DAN PELAPORAN:


1. Belum kuatnya sinkronisasi pencatatan dan pelaporan antara kesga dan P2.
2. Lemahnya jejaring pelaporan dari seluruh fasyankes termasuk swasta.

JEJARING PELAYANAN DAN RUJUKAN KASUS


1. Belum kuatnya jejaring pelayanan PPIA dari tingkat Poskeskel, BPM, Puskesmas dan RS/RS
swasta.
2. RSUD masih merujuk ibu hamil dengan HIV yang akan bersalin ke RS provinsi.
3. Tingginya SC pada pasien HIV tanpa indikasi obstetri yang jelas.
4. Dokter umum di Puskesmas tidak percaya diri memberikan terapi pada ibu hamil dengan
HIV dan Sifilis
DUKUNGAN YANG DI HARAPKAN
1. Adanya Fasilitator yang berperan aktif di 34 provinsi dan
mengembangkan layanan PPIA di tempat kerja
2. Koordinasi dan kerjasama dengan LP/LS terkait dalam
PPIA HIV, Sifilis dan Hepatitis B.
3. Memperkuat jejaring dan koordinasi dengan sektor
terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) serta donor
dalam penyusunan perencanaan PPIA HIV, Sifilis dan
Hepatitis B.
4. Peran serta aktif dalam pencapaian target SPM
TERIMA KASIH

You might also like