You are on page 1of 19

ALAT KESEHATAN PEMENUHAN

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Adi Akbar Sanjaya

2. Annisa Wulandari

3. Lia Baroqah

4. Nadiya Ayu Nopihartati

5. Nofita Sari

6. Rara Andika Afriantari

7. Vemi Eliya Mega Surya

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

limpahan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini,

dengan judul Alat Pemenuhan Kebutuhan Cairan.

Dalam penulisan Makalah ini Kami tidak henti-hentinya mengucapkan

banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

Makalah ini dengan tujuan memberikan informasi tentang Alat Pemenuhan

Kebutuhan Cairan

Kami sadar sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh

dari kesempurnaan sebagaimana pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Oleh

karenanya kami membuka tangan selebar-lebarnya guna menerima saran dan

kritik membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami mengharapkan agar makalah ini dapat berguna bagi

pembaca.

Bengkulu, Februari 2018


1. Selang NGT
a. Definisi Selang NGT
Selang Naso Gastric Tube atau NGT adalah suatu selang yang dimasukkan
melalui hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi
dan obat-obatan kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi
makanan, cairan, dan obat-obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk
mengeluarkan isi dari lambung dengan cara disedot.

b. Fungsi NGT
NGT digunakan untuk memasukan obat-obatan, cairan dan makananan. NGT
ini digunakan hanya dalam waktu yang singkat.

c. Manfaat
1) Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung
(cairan,udara,darah,racun).
2) Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami
kesulitan menelan ( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi) dll.
3) Memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi)
4) Membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung.
5) Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia.
6) Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi
pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi
lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia
d. Standar Operasional penggunaan NGT
1. Mendekatkan alat ke samping klien
2. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
3. Membantu klien pada posisi fowler/semi fowler
4. Mencuci tangan
5. Periksa kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernapas melalui satu lubang
hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang
lain, bersihkan mucus dan sekresi dari hidung dengan kassa/lidi kapas.
Periksa adakah infeksi
6. Memasang handuk diatas dada klien
7. Buka kemasan steril NGT dan taruh dalam bak instrumen steril
8. Memakai sarung tangan
9. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara menempatkan
ujung selang dari hidung klien ke ujung telinga atas lalu dilanjutkan sampai
processus xipodeus
10. Beri tanda pada selang yang telah diukur dengan plester
11. Beri jelly pada NGT sepanjang 10-20 cm dari ujung selang tersebut
12. Meminta klien untuk rileks dan bernapas normal. Masukkan selang
perlahan sepanjang 10 cm. Meminta klien untuk menundukkan kepala
(fleksi) sambil menelan.
13. Masukkan selang sampai batas yang ditandai
14. Jangan memasukkan selang secara paksa bila ada tahanan
15. Jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu lalu ulangi lagi. Anjurkan klien
untuk tarik napas dalam

16. Jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan masukkan ke
hidung yang lain kemudian masukkan kembali secara perlahan

17. Jika klien terlihat akan muntah, menarik tube dan menginspeksi
tenggorokan lalu melanjutkan memasukkan selang secara bertahap.

18. Mengecek kepatenan Masukkan ujung pipa sampai dengan terendam dalam
mangkok berisi air, klem dibuka jika ternyata sonde masuk dalam
lambung maka ditandai dengan tidak adanyagelembung udara yang
keluarMasukkan udara denga spuit 2-3 cc ke dalam lambung sambil
mendengarkan dengan stetoskop. Bila terdengar bunyi kemudian udara
dikeluarkan kembali dengan menarik spuit

19. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman

20. Merapikan dan membereskan alat

21. Melepas sarung tangan

22. Mencuci tangan

23. Mengevaluasi respon klien

24. Pendokumentasian tindakan dan hasil.

2. Cairan Infus

a. Definis Infus
Infus adalah adalah pemasukan suatu cairan atau obat ke dalam tubuh
melalui rute intravena dengan laju konstan selama periode waktu
tertentu. Infusdilakukan untuk seorang pasien yang membutuhkan obat sangat
cepat atau membutuhkan pemberian obat secara pelan tetapi terus menerus.

b. Fungsi Infus

Fungsinya tentu untuk mengganti cairan atau elektrolit tubuh.


c. Manfaat Cairan Infus

Manfaat infus untuk sumber cairan, elektrolit, makanan dan sebagai sarana
pemberian obat intra vena. Dengan diberikan intra vena (melalui vena) sehingga
langsung bisa dimanfaatkan oleh tubuh dan segera berefek.

d. Macam-Macam CairanInfus
1. Asering
Fungsi cairan ini dapat diberikan saat pasien dehidrasi (keadaan shock
hipovolemik dan asidosis), demam berdarahdengue, trauma, dehidrasi berat, luka
bakar dan shock hemoragik. Adapun manfaat cairan asering yaitu Dapat menjaga
suhu tubuh sentral pada anestasi dan isofluran terutama kandungan asetatnya pada
saat pasien dibedah, serta Meningkatkan tonisitas sehingga dapat mengurangi
resiko edema serebral
2. Cairan Kristaloid
a.) Normal Saline
Kegunaannya untuk Mengganti cairan saat diare Mengganti elektrolit dan cairan
yang hilang di intravaskuler Menjaga cairan ekstra seluler dan elektrolit serta
membuat peningkatan pada metabolit nitrogen berupa ureum dan kreatinin pada
penyakit ginjal akut.
b.) Ringer Laktat (RL)
Manfaat cairan Ringer Laktat : Kandungan kaliumnya bermanfaat untuk konduksi
saraf dan otak, mengganti cairan hilang karena dehidrasi, syok hipovolemik dan
kandungan natriumnya menentukan tekanan osmotik pada pasien.
c.) Deaktrosa
Manfaat deaktrosa adalah cairan yang diperlukan pasien pada saat terapi
intravena,dan diperlukan untuk hidrasi ketika pasien sedang dan selesai operasi.
d.) Ringer Asetat (RA)
Komposisi cairan ini hampir sama dengan cairan Ringer Laktat namun keduanya
memiliki manfaat yang berbeda bagi pasien yaitu berguna sebagai cairan
metabolisme di otot pasien, Bermanfaat bagi pasien resusitasi (kehilangan cairan
akut) yang mengalami dehidrasi yang berat dan syok maupun asidosis bagi pasien
diare (yang kehilangan cairan dan bikarbonat masif), demam berdarah,luka bakar
(syok hemoragik) Manfaat yang dirasakan pasien dengan cairan ini 3-4 kali lebih
cepat dan efektif daripada cairan Ringer Laktat (RL).
3. Cairan Koloid
Cairan ini merupakan cairan yang terdiri dari molekul besar yang sulit untuk
menembus pada membran kapiler. Biasanya cairan digunakan untuk mengganti
cairan yang hilang yakni cairan intravaskuler, digunakan untuk membuat tekanan
osmose plasma lebih terjaga dan mengalami peningkatan. Jenis cairan koloid yaitu
a.) Albumin
Adapun manfaat albumin yaitu mengganti jumlah volume yang hilang atau
protein ketika pasien mengalami syok hipovolemia, hipoalbuminemia, saat
operasi ,trauma, gagal ginjal yang akut dan luka bakar. Selain itu, ketika pasien
diterapi dengan albumin dapat memberi pengaruh diuresis yang berkelanjutan
serta membantu dalam penurunan berat badan.
b.) Hidroxyetyl Starches (HES)
Manfaat cairan HES yakni membantu menurunkan permeabilitas pembuluh darah
pada pasien post trauma. sSehingga resiko kebocoran kapiler dapat terhindarkan
dan membantu menambah jumlah volume plasma walaupun pasien mengalami
kenaikan permeabilitas.
c.) Dextran
Manfaat dextran, membantu menambah plasma ketika pasien mengalami trauma,
syok sepsis, iskemia celebral, vaskuler perifer dan iskemia miokard. Selain itu,
cairan dextran memberi efek anti trombus yakni dapat menurunkan viskositas
darah dan mencegah agregasi platelet.
d.) Gelatin
Manfaat : Memberi efek antikoagulan, Dapat membantu menambah volume
plasma pada pasien
4. Cairan Mannitol
Komposisi terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen (C6H14O6). Manfaatnya
yaitu membantu tekanan intrakranial yang tingga menjadi normal atau berkurang,
memberi peningkatan diuresis pada proses pengobatan gagal ginjal (oliguria),
membuateksresi senyawa toksik menjadi meningkat. Bermanfaat juga sebagai
larutan irigasi genitouriner ketika pasien sedang menjalani operasi prostat atau
transuretral.
5. KA-EN 1B
Manfaat cairan KA-EN 1B :
Dapat menjadi cairan elektrolit pasien pada kasus pasien yang sedang dehidrasi
karena tidak mendapat asupan oral dan pasien yang sedang demam. Selain itu
cairan ini bisa diberikan kepada bayi prematur maupun bayi yang baru lahir
sebagai cairan elektrolitnya.
6. KA-EN 3A & KA-EN 3B
Manfaat kedua larutan ini adalah :
Membantu memenuhi kebutuhan pasien akan cairan dan elektrolit karena
kandungan kaliumnya (pada KA-EN 3A mengandung kalium 10 mEq/L dan KA-
EN 3B mengandung kalium 20 mEq/L) yang cukup walaupun pasien sudah
melakukan ekskresi harian.
7. KA-EN MG3
Manfaatnya yakni membantu cairan elektrolit harian pasien maupun saat pasien
mendapat asupan oral terbatas, memenuhi kebutuhan kalium pasien (20 mEq/L)
dan sebagai suplemen NPC yang dibutuhkan pasien (400 kcal/L).
8. KA-EN 4A
Manfaat larutan ini yakni dapat diberikan sebagai larutan infus untuk bayi dan
anak-anak, menormalkan kadar konsentrasi kalium serum pada pasien, membantu
pasien mendapatkan cairan kembali ketika mengalami dehidrasi hipertonik.
9. KA-EN 4B
Manfaat cairan infus KA-EN 4B :
Dapat diberikan pada bayi dan anak–anak usia kurang dari 3 tahun sebagai cairan
infus bagi mereka, mengurangi resiko hipokalemia ketika pasien kekurangan
kalium dan mengganti cairan elektrolit pasien ketika dehidrasi hipertonik.
10. Otsu-NS
Manfaat cairan Otsu-NS yakni mengganti Na dan Cl ketika pasien
diare,mengganti kehilangan natrium pada pasien saat asidosis
diabetikum,insufisiensi adrenokortikal,dan luka bakar. Selain itu, mengganti
cairan saat pasien mengalami dehidrasi akut.
11. Otsu-RL
Manfaatnya yaitu memberi pasien ion bikarbonat dan sebagai cairan asidosi
metabolik dan sebagai resuisitasi.
12. MARTOS-10
Manfaat cairan ini adalah dapat membantu mencukupi suplai air dan karbohidray
pada pasien diabetik secara parental dan dapat memberi nutrisi eksogen pada
pasien kritis penderita tumor,infeksi berat,pasien stres berat maupun pasien
mengalami defisiensi protein.
13. AMIPAREN
Cairan ini bermanfaat bagi pasien yang mengalami stres metabolik berat,
mengalami luka bakar, kwasiokor dan sebagai kebutuhan nutrisi secara parental.
14. AMINOVEL- 600
Manfaatnya adalah meningkatkan kebutuhan metabolik pada pasien yang
mengalami luka bakar, trauma pasca operasi serta pasien yang mengalami stres
metabolik sedang. Selain itu, cairan diberikan kepada pasien GI sebagai
penambah nutrisi.
15. TUTOFUSIN OPS
Manfaatnya yakni memenuhi kebutuhan pasien akan air dan cairan elektrolit baik
saat sebelum,sedang dan sesudah operasi. Selain itu, dapat membantu pasien
mendapatkan kembali air dan cairan elektrolit saat mengalami dehidrasi isotonik
dan kehilangan cairan intarselular, juga memenuhi kebutuhan pasien
akan makanan yang mengandung karbohidrat secara parsial.

e. Prosedur Pelaksanaan
Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1. Melakukan desinfeksi tutup botol cairan
2. Menutup saluran infus (klem)
3. Menusukkan saluran infus dengan benar
4. Menggantung botol cairan pada standard infuse
5. Mengisi tabung reservoir infus sesuai tanda
6. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam slang
7. Mengatur posisi pasien dan pilih vena
8. Memasang perlak dan alasnya
9. Membebaskan daerah yang akan di insersi
10. Meletakkan torniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk
11. Memakai hand schoen
12. Membersuhkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam keluar)
13. Mempertahankan vena pada posisi stabil
14. Memegang IV cateter dengan sudut 300
15. Menusuk vena dengan lobang jarum menghadap keatas
16. Memastikan IV cateter masik intra vena kemudian menarik Mandrin + 0,5 cm
17. Memasukkan IV cateter secara perlahan
18. Menarik mandrin dan menyambungkan dengan selanginfuse
19. Melepaskan toniquet
20. Mengalirkan cairan infuse
21. Melakukan fiksasi IV cateter
22. Memberi desinfeksi daerah tusukan dan menutupdengan kassa
23. Mengatur tetesan sesuai program
Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat-alat

f. cara penyimpanan cairan Infus


Sebaiknya disimpan pada suhu kamar/ruangan antara 25ᵒC - 30ᵒC
3. Infusion set

a. Definisi
infus set adalah seperangkat alat medis yang digunakan untuk
memasukkan cairan infus atau obat-obatan ke dalam tubuh melalui pembuluh
balik (vena) dengan kecepatan yang konstan selama periode waktu tertentu. Infus
set berupa selang sebagai jalur aliran cairan infus dari labu infus ke abbocath.

b. Fungsi
Memasukan cairam infuse atau obat-obatan kedalam tubuh melalui pembuluh
vena
c. Manfaat
memudahkan pemasukan cairan infuse kepada pasien

d. Pemasangan Infusion set


Prinsip pemasangan infuse pada pediatric (anak)

1. Karena vena klien sangat rapuh, hindari tempat-tempat yang mudah digerakkan
atau digeser dan gunakan alat pelindung sesuai kebutuhan (pasang spalk kalau
perlu)
2. Vena-vena kulit kepala sangat mudah pecah dan memerlukan perlindungan
agar tidak mudah mengalami infiltrasi (biasanya digunakan untuk neonatus dan
bayi)
3. Selalu memilih tempat penusukan yang akan menimbulkan pembatasan yang
minimal
Prinsip pemasangan infuse pada lansia
1. Pada klien lansia, sedapat mungkin gunakan kateter/jarum dengan ukuran
paling kecil (24-26). Ukuran kecil mengurangi trauma pada vena dan
memungkinkan aliran darah lebih lancar sehingga hemodilusi cairan intravena
atau obat-obatan akan meningkat.
2. Kestabilan vena menjadi hilang dan vena akan bergeser dari jarum (jaringan
subkutan lansia hilang). Untuk menstabilkan vena, pasang traksi pada kulit di
bawah tempat insersi.
3. Penggunaan sudut 5 – 15 ° saat memasukkan jarum akan sangat bermanfaat
karena vena lansia lebih superficial.
4. Pada lansia yang memiliki kulit yang rapuh, cegah terjadinya perobekan kulit
dengan meminimalkan jumlah pemakaian plester.

e. Bagian Infusion set


1. Spike cup adalah penutup penetrate needle infuse/tranfusi set yang berfungsi
keseterilan penetrate needle infuse
2. Spike/Penetrate Needle Infuse adalah jarum infus/tranfusi set yang berfungsi
sebagai pembolong botol infus dan juga sebagai penghubung pertama cairan
infusan
3. Air Vented adalah lubang kecil pada spike yang berfungsi penyetabil udara
drip chamber dan juga berfungsi sebagai ventilasi ketika memberikan terapi
infusan vial
4. Drip Chamber adalah ruang tetes yang berfungsi untuk mencegah terjadinya
emboli udara
5. Blood Filter adalah bagian khusus pada tranfusi set yang berfungsi sebagai
penyaring darah dan mencegah trombus masuk kedalam sistem aliran darah
6. Solution Filter adalah pengubung drip chamber dengan tube yang berfungsi
untuk mencegah partikel, udara, bekuan darah tranfusi dan mencegah
masuknya bakteri dari cairan infus ke sistem vena
7. Roller clamp set adalah bagian infus set yang menempel pada tube berfungsi
untuk menghentikan dan mengalirkan cairan infusan atau darah
8. Tube adalah selang/pipa infus yang berfungsi sebagai sarana mengalirnya
cairan atau darah dari infusan yang akan menuju vena
9. Y Injection Connector adalah bagian tube infus yang berfungsi sebagai tempat
penyuntikan obat intravena
10. Injection Site adalah adalah bagian infus berbahan karet elastis yang
berfungsi sebagai tempat penusukan jarum suntik untuk pemberian obat intra
vena
11. Connector adalah bagian infus set yang berfungsi sebagai penghubung infus
set ke IV canula dan bisa sebagai tempat spooling infuse
12. Needle hub adalah jarum yang melekat pada konektor berfungsi untuk needle
spooling atau ventilasi dengan menusukkannya ke plabot/vial
13. Needle cap adalah penutup needle hub yang berfungsi untuk menjaga
kesterilan needle hub dan mencegah terjadinya tertusuk jarum

f. Jenis Infus
Infus Set Makro
Infus set makro merupakan infus set yang biasa digunakan untuk memberikan
terapi intravena pada pasien dewasa. Ada juga yang digunakan untuk anak-anak
jika digunakan untuk terapi rehidrasi.
Bagian-bagian infus set makro
 Bagian-bagian infus set makro terdiri dari beberapa bagian, bagian-bagian
tersebut dimulai dari atas hingga ke bagian yang terhubung IV kateter.
 Bagian yang pertama adalah bagian atas infus set. Bagian ini berbentuk seperti
jarum berukuran besar yang di sisi dekat ujungnya terdapat lubang-lubang yang
berfungsi sebagai tempat masuknya cairan infus dari botol ke tabung pengatur
tetesan.
 Bagian yang ke dua dari infus set ini merupakan bagian yang berbentuk seperti
tabung kecil yang berfungsi untuk menyimpan cairan sebelum mengalir ke
dalam selang infus. Di bagian ini juga kita dapat melihat dan mengatur berapa
tetesan infus per menit. Di dalam tabung tersebut terdapat lubang yang
berdiameter kurang lebih 3 mm yang berfungsi sebagai pintu masuk cairan
infus ke tabung infus set.
 Bagian itulah yang membedakan antara infus set makro dan infus set mikro.
Jika infus set makro lubangnya lebih besar, sedangkan infus set mikri hanya
seukuran jarum suntik ukuran 10 cc.
 Bagian ke tiga adalah selang infus. Selang infus merupakan sebuah saluran
yang terbuat dari bahan plastic atau silicon yang elastis yang berbentuk seperti
selang dan didalamnya terdapat lubang yang dapat dialiri oleh cairan.
 Selang infus ini memiliki panjang kurang lebih satu meter. Selang infus ini
memiliki ukuran diameter kurang lebih 3 mm. Di bagian ujung selang infus
biasanya berbeda antara selang infus merek satu dengan merek yang lainnya.
Ada yang berbentuk kerucut yang dapat dimasukkan ke dalam IV cateter
langsung, da nada juga yang berbentuk seperti mur yang dapat diputar dan
dikunci ke IV kateter.
 Sebelum di ujung selang infus, terdapat tempat penyuntikan yang digunakan
untuk memasukkan obat ke dalam infus atau vena. Bentuk-bentuknya kurang
lebih ada beberapa macam, untuk lebih jelasnya silahkan lihat di gambar di
bawah in.
Infus Set Mikro
Infus set mikro merupakan infus set yang biasa digunakan untuk memberikan
terapi intravena pada pasien anak-anak dan bayi. Akan tetapi ada juga pasien
dewasa yang menggunakan infus set mikro seperti pada pasien gagal ginjal kronis.
Bagian-bagian infus set mikro
 Pada umumnya bagian-bagian infus set mikro sama dengan infus set makro.
Hanya saja terdapat sedikit perbedaan pada lubang pengeluaran cairan yang
ada di dalam tabung infus set.
 Pada bagian itu ukurannya biasanya sebesar jarum suntik ukuran spet 10 cc.
Dengan ukuran yang kecil tersebut jika digunakan pada pasien anak-anak tidak
menyebabkan risiko kelebihan cairan jika diberikan terapi intravena. Tetesan
dari infus set mikro tersebut juga lebih sedikit dibandingkan dengan infus set
makro yang memiliki 3 x lebih banyak tetesan sekali tetes.
4. Transfusion set

a. Definisi
Blood Transfusion merupakan peranan penting dalam terapi intravena. Peranan
penting dari alat tersebut adalah sebagai penyalur antara cairan yang ada di dalam
botol menuju ke IV kateter yang di masukkan ke dalam pembuluh darah vena
Atau Merupakan alat bantu saluran masuk serta penyetelan keluarnya darah ke
dalam tubuh atau transfusi darah. Blood Transfusion Set digunakan pada pasien
yang mendapatkan transfusi atau tambah darah. Bagian-bagian tersebut dimulai
dari atas hingga ke bagian yang terhubung IV kateter.
1. Bagian yang pertama adalah bagian atas yang berbentuk seperti jarum
berukuran besar yang di sisi dekat ujungnya terdapat lubang-lubang yang
berfungsi sebagai tempat masuknya cairan dari botol ke tabung pengatur
tetesan.
2. Bagian kedua merupakan bagian yang berbentuk seperti tabung kecil yang
berfungsi untuk menyimpan cairan sebelum mengalir ke dalam selang infuse.
Di bagian ini juga dapat melihat dan mengatur berapa tetesan infuse per menit.
Di dalam tabung tersebut terdapat lubang berdiameter kurang lebih 3mm
berfungsi sebagai pintu masuk cairan infuse ke tabung infuse set. Selain itu, di
dalam tabung infuse set terdapat penyaring yang dapat berfungsi sebagai
penyaring darah ketika melakukan transfuse
3. Bagian ketiga adalah selang infuse. Selang infuse merupakan sebuah saluran
yang terbuat dari bahan plastic atau silicon elastic yang berbentuk seperti
selang dan didalamnya terdapat lubang yang dapat dialiri oleh cairan. Selang
infuse memiliki panjang satu meter dengan ukuran diameter kurang lebih 3mm.
Di bagian ujung selang infuse berbentuk kerucut yang dapat dimasukkan ke
dalam IV kateter langsung atau ada juga yang berbentuk seperti mur yang
dapat diputar dan dikunci ke IV kateter. Hal ini terjadi karena setiap merek
berbeda-beda
4. Sebelum di ujung selang infuse terdapat tempat penyuntikan yang digunakan
untuk memasukkan obat ke dalam infuse atau vena

b. Fungsi dan Manfaat


alat bantu saluran masuk serta penyetelan keluarnya darah ke dalam tubuh atau
transfusi darah.

c. Standar Operasional Pengunaaan


A.Tahap PraInteraksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar

B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga/pasien
3. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
4. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan

C. Tahap Kerja

1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan


2. Cuci tangan
3. Gantungkan larutan NaCl 0,9% dalam botol untuk digunakan setelah
transfusi darah
4. Gunakan slang infus yang mempunyai filter (slang 'Y' atau tunggal).
5. Lakukan pemberian infus NaCl 0,9% terlebih dahulu sebelum pemberian
transfusi darah
6. Lakukan terlebih dahulu transfusi darah dengan memeriksa identifikasi
kebenaran produk darah : periksa kompatibilitas dalam kantong darah,
periksa kesesuaian dengan identifikasi pasien, periksa kadaluwarsanya, dan
periksa adanya bekuan
7. Buka set pemberian darah : Untuk slang 'Y', atur ketiga klem Untuk slang
tunggal, klem pengatur pada posisi off
8. Setelah darah masuk, pantau tanda vital tiap 5 menit selama 15 menit
pertama, dan tiap 15 menit selama 1 jam berikutnya
9. Setelah darah di infuskan, bersihkan slang dengan NaCl 0,9%
10. Catat type, jumlah dan komponen darah yang di berikan
11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

5. Wing Needle

a. Definisi

wing needle memiliki fungsi sebagai alat transfusi cairan tertentu yang
diberikan kepada pasien atau untuk mengambil darah bagi pasien yang mengikuti
kegiatan donor darah. Fungsi dari dua buah sayap yang dimiliki jarum wing
needle adalah sebagai penahan guncangan tangan pasien sewaktu prosedur
dimasukkannya jarum ke dalam pembuluh darah vena dilakukan Wing
needle dilengkapi dengan saluran Fleksibel dan berfungsi menghindarkan
kerusakan pada sample karena guncangan selama prosedur dilaksanakan. Jarum
bersayap atau sering juga dinamakan jarum “kupu-kupu” hampir sama dengan
jarum vakutainer seperti yang disebutkan di atas. Perbedaannya adalah, antara
jarum anterior dan posterior terdapat dua buah sayap plastik pada pangkal jarum
anterior dan selang yang menghubungkan jarum anterior dan posterior. Jika
penusukan tepat mengenai vena, darah akan kelihatan masuk pada selang (flash).

b. Fungsi dan Manfaat

fungsi : sebagai alat transfusi cairan tertentu yang diberikan kepada pasien atau
untuk mengambil darah bagi pasien yang mengikuti kegiatan donor darah.

Manfaat :Membantu memudahkan sewaktu prosedur pelaksanaan

c. standar Operasional Penggunaan

1. Persiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk pengambilan darah


2. Cek kembali identitas pasien dan pemeriksaan darah apa saja yang akan
dilakukan
3. Pasang torniquet pada lengan, di atas bagian yang akan di tusuk
4. Probandus diminta untuk mengepalkan tangan lalu dipompa (digerak-
gerakkan lurus menekuk ke atas dan ke bawah)
5. Palpasi dengan telunjuk untuk memastikan bagian yang akan ditusuk
6. Lepaskan torniquet, lalu jarum pasang pada holder
7. Pasang torniquet diatas pengambilan darah vena/lengan bagian atas
8. Disinfeksi permukaan kulit yang akan ditusuk jarum dengan kapas alkohol
70%
9. Tusukan bagian yang akan diambil darahnya dengan jarum yang telah
dipasang pada holder dengan sudut 15-20o
10. saat indikator darah terlihat dalam jarum maka segera pasang tabung vacum
pada maka darah akan mengalir dengan sendirinya dan lepaskan tourniquet
11. Setelah darah benar-benar tidak mengalir, maka lepaskan tabung
vakum yang telah berisi darah tersebut
12. Apabila masih memerlukan darah untuk beberapa pemeriksaan maka
masukkan lagi tabung vakum sesuai kebutuhan. Apabila tidak maka lepaskan
jarum yang masih menempel didalam vena dan lepaskan jarum dari vena
perlahan-lahan
13. Plester daerah pengambilan darah tadi
14. Jangan lupa homogenkan sample darah, dalam tabung vacum.
15. Tarik bagian wing pada needle ke bawah,untuk memasukkan jarum, agar
aman, lalu buang ke tempat sampah biohazard.

You might also like