You are on page 1of 25

LAPORAN PRAKTIKUM

HIDROLIKA II – IL2102

MODUL II

ALIRAN BERUBAH BERATURAN

Nama Praktikan : Clarita D.P Bangun

NIM : 15717020

Kelompok/Shift : 3/ 16.00 - 17.00

Tanggal Praktikum : 28 Januari 2019

Tanggal Pengumpulan : 11 Februari 2019

PJ Modul : Abraham

Asisten : Abraham

PROGRAM STUDI REKAYASA INFRASTRUKTUR LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2019
I. TUJUAN

1. Menentukan debit teoritis dari Venturimeter.


2. Menentukan debit teoritis dari Orificemeter.
3. Menentukan nilai koefisien discharge (Cd) dari Venturimeter.
4. Menentukan nilai koefisien discharge (Cd) dari Orificemeter.

II. PRINSIP PERCOBAAN

Prinsip dasar praktikum alat ukur debit saluran tertutup yaitu dimulai dengan
mengukur temperatur awal fluida sebelum precobaan dimulai. Lalu aktifkan
Hydraulic bench dan keluarkan udara yang ada di dalam piezometer yang bertujuan
untuk memudahkan pengamatan agar lebih akurat dan pastikan posisi muka air ada di
ketinggian yang ditetapkan. Perhitungan dan pengukuran debit dilakukan sebanyak
lima kali dengan pengukuran waktu tiga kali setiap variasi debitnya. Pada setiap
variasi debit, kita harus mengukur ketinggian air pada venturimeter (hA dan hB) serta
ketinggian air pada orificemeter (hE dan hF). Dan setelah percobaan selesai,
ukur kembali temperatur air pada Hydraulic Bench agar didapatkan massa jenis
fluida yang digunakan pada percobaan.

III. TEORI DASAR


Gambar 1. Alat ukur Venturimeter, Orificemeter, Manometer dan Rotameter
(Sumber: http://4.imimg.com/data4/RB/PX/MY-753942/combine-unit-rota-meter-venturimeter-500x500.jpg )

Gambar 2. Alat ukur Venturimeter, Orificemeter, Manometer dan Rotameter


(Sumber: http://4.imimg.com/data4/RB/PX/MY-753942/combine-unit-rota-meter-venturimeter-500x500.jpg )

Gambar 3. Alat ukur Venturimeter, Orificemeter, Manometer dan Rotameter


(Sumber: http://4.imimg.com/data4/RB/PX/MY-753942/combine-unit-rota-meter-venturimeter-500x500.jpg )
Venturimeter

Gambar 4. Alat ukur Venturimeter


(Sumber: http://1.bp.blogspot.com/-9rNyzbeCPfI/VCrvwL7oo1I)

Persamaan dasar yang digunakan pada venturimeter adalah persamaan Bernoulli.


Misalkan kecepatan rata-rata awal adalah V1 dan kecepatan rata-rata akhir adalah
V2, serta densitas fluida adalah ρ, maka:

Di bawah ini merupakan persamaan kontinuitas:

𝑣1 𝐴 = 𝑣2 𝑎  𝑣2= 𝐴 𝑣1
𝑎

Dan dari persamaan Bernaulli adalah

1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣1 2 + 𝜌𝑔ℎ1 = 𝑃2 + 𝜌𝑣2 2 + 𝜌𝑔ℎ2
2 2
1 1
𝑃1 + 𝜌𝑣1 2 = 𝑃2 + 𝜌𝑣2 2
2 2

Kemudian gabungkan kedua persamaan di atas


1 2
1 𝐴2 2
𝑃1 + 𝜌𝑣1 = 𝑃2 + 𝜌 2 𝑣1
2 2 𝑎

1 𝐴2 − 𝑎2
𝑃1 − 𝑃2 = 𝜌𝑣1 2 ( )
2 𝑎2

Pada venturimeter, gesekan dapat diabaikan dan venture diasumsikan


terpasang secara horizontal tanpa pompa. Dan tekanan di P sama dengan
tekanan di R.

𝑃1 + 𝜌𝑔𝑡 = 𝑃2 + 𝜌𝑔(𝑡 − ℎ) + 𝜌′𝑔ℎ

𝑃1 = 𝑃2 − 𝜌𝑔ℎ + 𝜌′𝑔ℎ

𝑃1 − 𝑃2 = 𝑔ℎ(𝜌′ − 𝜌)

Dari persamaan-persamaan di atas,

1 𝐴2 − 𝑎2
𝜌𝑣1 2 ( ) = 𝑔ℎ(𝜌′ − 𝜌)
2 𝑎2

2𝑔ℎ(𝜌′ − 𝜌)𝑎2
𝑣1 2 =
𝜌(𝐴2 − 𝑎2 )

2𝑔ℎ(𝜌′ − 𝜌)𝑎2
𝑣1 = √
𝜌(𝐴2 − 𝑎2 )

Debit (laju volume aliran) di dapatkan sebagai berikut 𝑄 = 𝑣1 𝐴

2𝑔ℎ(𝜌′ − 𝜌)
𝑄 = 𝑎𝐴√
𝜌(𝐴2 − 𝑎2 )

Teori Ideal Venturimeter


2𝑔∆ℎ
𝑄 = 𝐴√ 2
(𝑋 − 1)

Dimana,

A = Area di venturi inlet,

g = percepatan gravitasi,

X = perbandingan area di venture inlet ke leher. (X = A/a).

𝑝1 𝑝2
∆ℎ = ℎ1 − ℎ2 = −
𝜌𝑔 𝜌𝑔

Dalam hal ini, untuk perhitungan diperlukan faktor koreksi atau koefisien
discharge,karena agar dapat menghasilkan perhitungan yang tepat walaupun terdapat
faktor gesekan fluida dan terjadi turbulensi. Maka persamaannya menjadi:

2𝑔∆ℎ
𝑄 = 𝐶𝑑 𝐴√ 2
(𝑋 − 1)

Orificemeter

Orificemeter adalah salah satu alat untuk mengukur laju aliran di dalam pipa dan
merupakan alat yang paling sederhana dibandingkan alat ukur laju aliran lainnya.
Untuk venturimeter, dengan sistem manometer tertentu, laju aliran maksimum yang
dapat diukut terbatas, maka jika laju aliran tersebut berubah-ubah, diameter leher
akan terlalu kecil untuk menampung laju aliran maksimum yang baru. Dan
orificemeter adalah alat untuk mengatasi kekurangan dari alat ukur venturimeter
dengan konsumsi daya yang lebih tinggi.
Gambar 5. Alat ukur Orificemeter
(sumber: http://instrumentationandcontrollers.blogspot.co.id/2011/01/how-to-measure-flow-
using-orifice-meter.html)
Prinsip alat ini hampir sama dengan prinsip alat ukur venturimeter. Penurunan
penampang arus aliran melalui orificemeter mengakibatkan head kecepatan naik dan
head tekanan turun. Penurunan tekanan diantara kedua titik sadap diukur dengan
menggunakan manometer. Persamaan Bernaulli memberikan koreksi peningkatan-
peningkatan head kecepatan dengan penurunan head tekanan.
Jika diasumsikan pipa horizontal dan tidak ada pengaruh viskositasm maka
penetapan persamaan Bernaulli di kedua titik adalah:

2(𝑃1 − 𝑃2 )
𝑄𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 𝐴2 𝑣2 = 𝐴2 √
𝜌(1 − 𝛽 4 )

Terdapat kerugian head antara titik 1 dan 2 sehingga berlaku persamaan :

𝑄 = 𝐴1 𝑣1 = 𝐴2 𝑣2

dan

𝑃1 𝑣1 2 𝑃2 𝑣2 2
+ = + + ℎ𝐿
𝛾 2𝑔 𝛾 2𝑔

Pada gambar di atas, tekanan di vena kontrakta lebih kecil dari tekanan di titik
1. Pertama disebabkan karena luas vena kontrakta lebih kecil dari luas awal. A2
dinyatakan dengan A2 = C x A0, dimana C adalah koefisien kontraksi dengan nilai
lebih kecil dari 1.Kedua disebabkan oleh adanya suati kerugian head yang tidak
dapat dihitung secara teoritis. Jadi, sebuah koefisien discharge orifis Co digunakan
untuk memperhitungkan kedua efek tersebut.

2(𝑃1 − 𝑃2 )
𝑄 = 𝐶0 𝑄𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙 = 𝐶0 𝐴0 √
𝜌(1 − 𝛽 4 )

Koefisien discharge orifice meter ditentukan oleh konstruki orifice meyer itu sendiri.
Kondisi standar orifice meter pun ditentukan untuk untuk memberi akurasi sebaik
mungkin. Gambar dibawah ini menunjukkan koefisien discharge dari orifice meter

Agar dapat melakukan pengendalian atau proses-proses industri, kuantitas bahan yang
masuk dan keluar dari proses perlu diketahui. Kebanyakan bahan ditransportasikan
diusahakan dalam bentuk fluida, maka penting sekali mengukur kecepatan aliran
fluida dalam pipa. Berbagai jenis meteran digunakan untuk mengukur laju arus seperti
Flat orifice.
Untuk plat orifice ini, fluida yang digunakan adalah jenis cair dan gas. Pada
Flat orifice ini piringan harus bentuk plat dan tegak lurus pada sumbu pipa. Piringan
tersebut harus bersih dan diletakkan pada perpipaan yang lurus untuk memastikan
pola aliran yang normal dan tidak terganggu oleh fitting, kran atau peralatan lainnya.
Prinsip dasar pengukuran Flat orifice dari suatu penyempitan yang menyebabkan
timbulnya suatu perbedaan tekanan pada fluida yang mengalir.
Flat orifice dapat dibagi atas 3 jenis, yaitu :
1. Jenis Concentric Orifice
2. Jenis Eccentric Orifice
3. Jenis Segmental Orifice

Jenis Concentric Orifice


Pada jenis Concentric Orifice dipergunakan untuk semua jenis fluida yang tidak
mengandung partikel-partikel padat. Concentric dibuat dengan mengebor port secara
sentrik dalam bagian tengah. Tipe orifice ini lebih popular karena konstruksinya yang
lebih sederhana dan mudah dibuat. Jenis ini dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Alat ukur Orificemeter tipe Concentric
(sumber: http://www.prisma-instruments.com/en/measurement-and-regulation-
instruments/flow-instruments/orifice-plates)

Jenis Eccentric Orifice


Eccentric Orifice memiliki potongan lubang pembatas secara eccentric sehingga
mencapai bagian dasar pipa. Pada jenis eccentric orifice ini dipergunakan untuk fluida
yang mengandung partikel-partikel padat. Tipe orifice ini sangat bermanfaat untuk
pengukuran cairan yang telah memiliki padatan. Bila padatan tidak berkumpul pada
orifice, maka sisi orifice tidak akan mengalami kerusakan atau error dalam
pengukurannya dapat dikurangi. Jenis Eccentric Orifice dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 7. Alat ukur Orificemeter tipe Eccentric


(sumber: http://www.hydropneumatics.co.in/images/Eccentric%20Orifice%20Plate.jpg)

.
Jenis Segmental Orifice
Pada jenis segmental orifice ini dipergunakan untuk mengukur laju aliran yang
mengandung padatan, sama seperti jenis eccentric orifice hanya saja kalau jenis
eccentric berbentuk lingkaran yang berada di bawah atau dekat dasar pipa, sedangkan
kalau jenis segmental ini berlubang setengah lingkaran. Plat Orifice jenis Segmental
dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Alat ukur Orificemeter tipe Segmental


(sumber: http://static1-velaeasy.readyplanet.com/www.sivaee.com/images/content/original-
1399008486784.png)

Perbedaan Venturimeter dan Orificemeter

Gambar 9. Perbedaan Venturimeter dan Orificemeter


(sumber: https://imgv2-2-
f.scribdassets.com/img/document/313532934/original/071654271a/1464817778)

Perbedaan antara venturimeter dan orificemeter adalah pada venturimeter


tidak lebih ekonomis dibandingkan orificemeter. Pada plat orifice sangatlah murah
dan lebih ekonomis dibandingkan venturimeter. Bukan hanya itu, pada orificemeter
didapat nilai debit yang lebih akurat dibandingkan venturimeter. Tetapi, pada
orificemeter dibutuhkan energy yang cukup banyak dikarenakan pada orificemeter
terjadi perubahan diameter secara tiba-tiba, sedangkan pada venturimeter terjadi
perubahan diameter secara perlahan. Pada orificemeter kapasitas pengukuran rendah
dan pada venturimeter kapasitas pengukuran tinggi.
Pada orificemeter terdapat meteran orifice. Meteran Orifice mempunyai
kelemahan tertentu dalam praktek pabrik padaumumnya. Alat ini cukup mahal,
mengambil tempat cukup besar, dan diameter leher terhadap diameter pipa tidak dapat
diubah-ubah. Untuk meteran tertentu dengan sistem manometer tertentu pula, laju
aliran maksimum yang dapat diukur terbatas sehingga apabila laju aliran berubah,
diameter leher mungkin menjadi terlalu besar untuk memberikan bacaan yang
teliti,atau terlalu kecil untuk dapat menampung laju aliran maksimum yang baru.
Meteran Orificedapat mengatasi keberatan-keberatan terhadap venturi, tetapi
konsumsi dayanya lebih tinggi.

IV. DATA DAN PERHITUNGAN


Diameter pipa
dA = 26mm

dB = 16mm

dE = 51mm

dF = 20mm

Massa beban : 2,5 kg

Massa air : 7,5 kg (3x massa beban)

Tawal : 25oC

Takhir : 25oC

Tabel 1. Tabel Temperatur Terhadap Densitas Air


No. Temperatur (oC) Densitas Air (kg/m3)
1 20 998,23
2 30 995,62
3 40 992,24
4 50 988,07
5 60 983,24
6 70 977,81
7 80 971,83
Sumber: Sobbich, E. Nilai Baku Konvensional Densitas Air. 2008. digilib.batan.go.id (Diakses pada 9
November 2014)

1005

1000
Densitas Air (kg/m3)

995

990

985
y = -0.4422x + 1008.8
980 R² = 0.9827
975

970
0 20 40 60 80 100
Temperatur (oC)

Grafik 1. Grafik Temperatur terhdap Densitas Air


Hubungan antara temperatur dengan densitas air digambarkan pada grafik
regresi linier dengan persamaan:

y(x) = - 0,4422x + 1008,8

Jika x sama dengan 25, maka:

y(25) = - 0,4422 (25) + 1008,8

= - 11,055+ 1008,8

= 997,745
Jadi, densitas air pada temperatur 25oC adalah 997,745 kg/m3.
Volume air = Massa air / Massa jenis air
= 7,5 kg/ 997,745 kg/m3
= 7,52 x 10-3 m3
variasi Ha (mm) Hb (mm) delta H (mm) t (s)
1 340 151 189 17,52
338 147 191 19,33
335 145 190 17,82
2 333 148 185 18,15
322 140 182 19,49
324 148 176 19,11
3 319 153 166 19,87
317 152 165 20,7
317 152 165 18,26
Tabel 2. Data Ketinggian Muka Air dan Waktu pada Venturimeter

Variasi Hf (mm) He (mm) Delta H (mm) t (s)


1 105 350 245 17,52
95 375 280 19,33
100 380 280 17,82
2 105 340 235 18,15
105 340 235 19,49
108 340 232 19,11
3 110 338 228 19,87
110 335 225 20,7
100 335 235 18,26
Tabel 3. Data Ketinggian Muka Air dan Waktu pada Orificemeter

Variasi t rata-rata Q aktual delta Hab Vb (m/s) Qhitung


(s) (m^3/s) avg (mm) (m^3/s)
1 18,22333333 0,000412658 190 2,449486244 0,000489897
2 18,91666667 0,000397533 181 2,390768316 0,000478154
3 19,61 0,000383478 165,3333333 2,28265447 0,000456531
Tabel 4. Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Venturimeter

Variasi t rata-rata Qaktual delta Hef Vf (m/s) Qhitung


(s) (m^3/s) avg (mm) (m^3/s)
1 18,22333333 0,000412658 268,3333333 2,494135206 0,000783158
2 18,91666667 0,000397533 234 2,329257942 0,000731387
3 19,61 0,000383478 229,3333333 2,305747167 0,000724005
Tabel 5. Hasil Perhitungan Debit dan Kecepatan pada Orificemeter

Dari data yang didapatkan saat praktikum, kita diharuskan untuk mencari besar nilai
debit aktual, debit teoritis dan kecepatan pada pipa venturimeter dan orificemeter.
Untuk mencari debit aktual, kita dapat menggunakan rumus:
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 =
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

Nilai debit aktual untuk variasi 1 adalah:

7,52𝑥10−3
𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 = = 4,126𝑥10−4 𝑚3 /𝑠
18,233

Nilai debit aktual untuk variasi lainnya pada pipa venturimeter dan orificemeter
terdapat pada tabel 4 dan 5. Selanjutnya, untuk mencari besar nilai debit teoritis kita
diharuskan untuk mencari besar nilai kecepatan pada pipa venturimeter dan
orificemeter. Nilai kecepatan pada pipa venturimeter dapat dicari dengan rumus:

0,5
2g 𝑃𝑎 𝑃𝑏
𝑣𝐵 = [ 𝑥 (𝜌𝑔 − 𝜌𝑔)]
Ab 2
1−(Aa)

𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ≈ ∆ℎ0,5

(𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙)2 ≈ ∆ℎ

Sehingga didapatkan rumus untuk mencari debit teoritis yaitu:

0,5
2𝑔
𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 = 𝐴𝑏 𝑥 [ 𝐴𝑏 2
𝑥∆ℎ]
1−( )
𝐴𝑎

Untuk mencari besar nilai kecepatan dan debit teoritis pada pipa orificemeter, kita
hanya perlu mengganti luas B dengan luas F, begitupula dengan kecepatan pada pipa
B diganti dengan kecepatan pada pipa F.

Besar nilai kecepatan dan debit teoritis pada venturimeter untuk variasi satu adalah:

0,5
2𝑥9,81
𝑣𝐵 = [ 0,016 2
𝑥0,19] = 2,45𝑚/𝑠
1−( )
0,026

𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 1 = 𝐴𝐵 𝑥 𝑣𝐵 = 2𝑥10−4 𝑥 2,45 = 4,89𝑋10−4 𝑚3 /𝑠

Besar nilai kecepatan dan debit teoritis pada orificemeter untuk variasi satu adalah:
0,5
2𝑥9,81
𝑣𝐵 = [ 0,02 2
𝑥0,268] = 2,5𝑚/𝑠
1−( )
0,051

𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑠𝑖 1 = 𝐴𝐵 𝑥 𝑣𝐵 = 3,14𝑥10−4 𝑥 2,5 = 7,83𝑋10−4 𝑚3 /𝑠

Nilai debit teoritis dan kecepatan untuk variasi lainnya pada pipa venturimeter dan
orificemeter terdapat pada tabel 4 dan 5.

V. ANALISIS

Dalam menghitung Qaktual kita menggunakan rumus volume dari fluida yang
digunakan dibagi dengan rata-rata waktu pada setiap variasi. Volume didapat dari
massa air dengan massa jenis air yang didapat dari hasil regresi. Massa air yang
digunakan adalah 7,5 kg yang didapat dari perbandingan LA : LB = 3 : 1, dan LA : LB
= MA : MB, maka MA=3MB dengan MB=2,5 kg. Maka dari itu, massa beban
berbanding terbalik dengan panjang lengannya, karena semakin besar panjang lengan
maka semakin kecil massanya, begitu juga sebaliknya. Semakin lama waktu yang
dibutuhkan untuk terjadinya keseimbangan pada hydraulic bench menunjukkan
debit fluida yang keluar semakin kecil begitu sebaliknya semakin cepat waktu
yang dibutuhkan hydraulic bench mencapai keseimbangannya maka semakin besar
atau kencang debit yang keluar.

Dari data yang telah diperoleh dari hasil pengamatan dan juga perhitungan
pada Venturimeter dan Orificemeter, terdapat beberapa variabel yang dapat dianalisis
hubungannya. Di antaranya yaitu hubungan antara Qaktual terhadap Qteoritis dan
hubungan antara Qaktual terhadap hab dan hef.

1. Pada Venturimeter
a. Hubungan antara Qaktual terhadap hab
Grafik Hubungan Debit Aktual terhadap Delta H
pada Venturimeter
0.195
0.19
0.185
Delta H (m)

0.18
0.175
0.17 y = 601921x1,9198
0.165
R² = 0,9648
0.16
0.00038 0.000385 0.00039 0.000395 0.0004 0.000405 0.00041 0.000415
Debit Aktual (m^3/s)

delta Hab avg (m) Power (delta Hab avg (m))

( Grafik 2. Grafik Hubungan antara Qaktual terhadap hab pada Venturimeter )

Dari grafik diatas didapatkan persamaan y= 601921x1,9198 persamaan tersebut


menunjukkan bahwa 𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 ≈ ∆ℎ0,5 dimana ∆ℎ ≈ (𝑄𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙)2 . Sehingga
didapatkan pangkat pada persamaan power pada grafik diatas harus mendekati 2.
Hasil yang kami dapatkan yaitu 1,9198 , dapat disimpulkan bahwa data yang kami uji
saat percobaan cukup akurat karena nilai yang didapatkan mendekati 2.

b. Hubungan antara Qaktual terhadap Qteoritis


Grafik Hubungan Debit Aktual terhadap Debit
Teoritis
0.000495
0.00049 y = 1.1388x + 2E-05
Q teoritis (m^3/s) 0.000485 R² = 0.9642
0.00048
0.000475
0.00047
0.000465
0.00046
0.000455
0.00045
0.00038 0.000385 0.00039 0.000395 0.0004 0.000405 0.00041 0.000415
Q aktual (m^3/s)

Qteoritis (m^3/s) Venturimeter Linear (Qteoritis (m^3/s) Venturimeter)

( Grafik 3. Grafik Hubungan antara Qaktual terhadap Qteoritis pada Venturimeter )

Dari kurva di atas didapatkan nilai koefisien discharge pada venturimeter, yaitu:
1 1
𝐶𝑑 𝑉𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝑚 = 1.1388 = 0,8781

Koefisien discharge (Cd) adalah bilangan yang menunjukkan besar kecilnya tahanan
fluida yang diterima oleh suatu benda. Harga koefisien drag yang kecil menunjukkan
hambatan fluida yang diterima benda saat berjalan adalah kecil, dan begitu juga
sebaliknya. Nilai koefisien dischare yang kami dapatkan yaitu 0,8781.

Gambar 10. Nilai Koefisien Discharge terhadap pipa yang digunakan.


(sumber: http://www.brighthubengineering.com/hydraulics-civil-engineering/58434-drag-force-
for-fluid-flow-past-an-immersed-object/)
Nilai koefiesien discharge yang kami dapatkan mendekati nilai 0,82 yaitu nilai
koefisien dischage dari pipa berbentuk tabung panjang. Dapat disimpulkan, bahwa
data yang kami dapatkan cukup akurat karena pada saat percobaan, pipa yang kami
gunakan dalam percobaan yaitu berbentuk tabung panjang dengan diameter yang
kecil.

2. Pada Orificemeter
1. Hubungan antara Qaktual terhadap Qteoritis

Grafik Hubungan Debit Aktual terhadap


Debit Teoritis pada Orificemeter
0.00079
y = 2.0449x - 7E-05
0.00078
R² = 0.8571
0.00077
Debit Teoritis (m^3/s)

0.00076
0.00075
0.00074
0.00073
0.00072
0.00071
0.00038 0.000385 0.00039 0.000395 0.0004 0.000405 0.00041 0.000415
Debit Aktual (m^3/s)

Qteoritis (m^3/s) Linear (Qteoritis (m^3/s))

( Grafik 4. Grafik Hubungan antara Qaktual terhadap Qteoritis pada Orificemeter )

Dari kurva di atas didapatkan nilai koefisien discharge pada orificemeter, yaitu:

1 1
𝐶𝑑 𝑂𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = = = 0.489
𝑚 2,0449

2. Hubungan antara Qaktual terhadap hef


Grafik Hubungan Debit Aktual terhadap Delta
H pada Orificemeter
0.275
0.27
0.265
Debit Aktual (m^3/s)

0.26
0.255
0.25
0.245
y = 5E+06x2.1537
0.24
0.235
R² = 0.8583
0.23
0.225
0.22
0.00038 0.000385 0.00039 0.000395 0.0004 0.000405 0.00041 0.000415
Delta Hef (m)

Delta Hef avg (m) Power (Delta Hef avg (m))

( Grafik 5. Grafik Hubungan antara Qaktual terhadap hef pada Orificemeter )

Grafik Qaktual terhadap Δh pada venturimeter dan orificemeter mengalami


peningkatan, karena perbedaan ketinggian berbanding lurus dengan debitnya.
Peningkatan juga terjadi pada grafik Qaktual terhadap Qteoritis karena
√∆ℎ~𝑄𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠/ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sesuai dengan persamaan:

2𝑔
𝑣𝐹/𝐵 = ∆ℎ
√ 𝐴𝐹/𝐵 2
1 − (𝐴 )
𝐸/𝐴

Sehingga, Qteoritis = AB/F x VB/F

Dari grafik diatas, didapatkan persamaan y= 5E + 0,6x2,153 nilai yang didapatkan


melebihi 2, adanya kesalahan dari praktikan saat mengukur ketinggian muka air dapat
menjadi salah satu faktor yang menyebabkan nilai yang didapatkan kurang sesuai
dengan yang diharapkan.

Untuk aliran yang melewati orificemeter, nilai dari Cd tergantung pada bilangan
Reynolds (Re) dan rasio diameter orifice dan diameter dalam dari pipa (β).

Bilangan Reynolds (Re) dirumuskan sebagai berikut,

ρvD 4ṁ
Re = =
μ πμD
Nilai Cd dapat diperoleh dengan persamaan,

91.71β2.5
Cd = 0.5959 + 0.0312β2.1 − 0.184β8 +
Re0.75

Persamaan tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik berikut :

Gambar 7. Diagram Coefficient of Discharge (Cd)


(Sumber : https://febrisetianto.files.wordpress.com/2011/02/laporan-perancangan.docx)

d
Diketahui bahwa rasio diameter β = D

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa hasil Qhitung pada venturimeter mendekati nilai
Qaktual nya, namun hasil Qhitung pada orificemeter tidak terlalu mendekati nilai nilai
Qaktual nya . Jika dibandingkan dengan diagram Cd Orifice literatur diatas nilai
koefisiensi discharge alat ukur orifice maupun venturimeter mendekati nilai Cd =
0.65 ,sedangkan nilai yang penulis dapatkan dalam percobaannya yaitu 0.87 untuk
Venturimeter dan 0.489 untuk Orificemeter. Faktor perbedaan nilai koefisien
discharge pada setiap alat ukur dapat dipengaruhi oleh karakteristik alat tersebut
terhadap jenis fluida yang dilaluinya, hal ini dapat dilihat dari dimensi alat ukur yang
berbeda seperti jarak antar diameter pipa besar yang menyempit ke pipa kecil. Pada
Venturimeter jarak antar pipa tersebut konstan menyempit mengikuti diameter pipa
kecil berbeda dengan Orificemeter yang tidak ada jarak sama sekali antar perubahan
diameter pipa hal ini dapat berpengaruh terhadap kecepatan fluida saat melalui alat
ukur dan nilai bilangan Reynolds semakin tinggi bilangan Reynolds maka nilai Cd
semakin kecil dalam hal ini akan menetukan pula nilai entrance losses .

Debit perhitungan pada venturimeter dan orificemeter berbeda dengan Q aktual. Hal ini
dikarenakan, pada alat pengukur rotameter terjadi perubahan debit secara signifikan
yang menyebabkan piezometer berubah secara drastis. Pada rotameter juga terdapat
lumut-lumut yang dapat memperlambat laju aliran dan memperlambat putaran
rotameter.

Kesalahan dalam praktikum ini dapat ditentukan oleh kesalahan dalam


pengukuran seperti kesalahan pembacaan (paralaks) dan kesalahan pemberhentian
stopwatch, yang jika waktu nya semakin cepat semakin rentan akan kesalahan. Dapat
disebabkan juga karena ketidaktepatan dalam pembacaan ketinggian pada ha, hb, he,
dan hf oleh faktor tidak stabilnya ketinggian air yang selalu berubah-ubah, sehingga
hasil perubahan ketinggian tidak akurat dan dapat mempengaruhi perhitungan Vb atau
Vf dan dapat juga mempengaruhi perhitungan Qteoritis. Selain karena faktor pengamat,
ketidakakuratan hasil perhitungan juga dapat disebabkan endapan mikroorganisme
dan bahan pipa tersebut dalam hal ini koefisien hazen wiliams pada pipa venturimeter,
orificemeter maupun manometer yang dapat menyebabkan terjadinya gesekan yang
dapat mempengaruhi nilai major losses serta adanya peralatan accessories seperti
valve dan elbow yang dapat mempengaruhi nilai minor losses antara fluida dengan
permukaan pipa atau selang. Faktor jumlah percobaan pada setiap variasi juga dapat
mempengaruhi perbedaan tinggi masing-masing alat ukur semakin banyak data
percobaan yang diperoleh maka semakin akurat juga hasil data yang dapat dihitung.
Faktor lainnya yaitu masih adanya gelembung udara pada perpipaan saat praktikum
dilakukan,sehingga menyulitkan praktikan untuk mengukur tinggi muka air secara
akurat.

VI. APLIKASI DI BIDANG RIL

- Penggunaan Hydraulic Bench untuk mengukur besarnya debit aktual dalam sistem
penyediaan air minum. Di PDAM dilakukan pengecekan secara berkala mengenai
debit yang keluar dan debit yang diterima masyarakat di kompleks atau bahkan
rumahnya sendiri guna efektifitas dan efisiensi cadangan air.
- Dalam bidang Rekayasa Infrastruktur Lingkungan khususnya Bangunan
pengolahan air bersih Venturimeter digunakan utnuk menentukan besarnya debit
air yang didistribusikan kepada konsumen khususnya oleh PDAM dan
menghitung laju aliran air yang diperlukan dalam sistem perpipaan berdasarkan
perbedaan tinggi sehingga dapat ditentukan Headlosses dan Energylosses guna
menentukan skala pembangunan bangunan penghilang tekanan pada saluran pipa
tertutup dari bangunan penangkap sumber air hingga saluran distribusi ke
pemukiman agar tekanan yang diberikan tidak melampaui batas yang telah
ditentukan yang dapat berakibat pada kerusakan pipa serta menghitung kapasitas
pompa air yang akan digunakan.

-
Gambar 11. Sistem Bangunan Pengolahan air
(Sumber : http://aladintirta.blogspot.co.id/2010/12/kita-sudah-berdiskusi-tentang-masalah.html)

Gambar 12. Sistem Bangunan Pengolahan air


(Sumber : http://www.kelair.bppt.go.id/sitpapdg/Patek/Spah/spah11.jpg)
- Dalam bidang Rekayasa Infrastruktur Lingkungan Orificemeter dapat digunakan
dalam survey perencanaan pembangunan bangunan air di lapangan untuk
mengukur aliran fluida misal di sungai, danau atau waduk dimana lokasi aliran air
tersebut akan dialirkan melewati bangunan penyadap air sehingga dapat
ditentukan jumlah saluran penyadap air yang ideal yang selanjutnya akan menuju
bak penampung air sebelum melalui proses pengolahan kualitas air.
- Orifiecemeter digunakan untuk mengontrol aliran bendungan banjir dalam
struktur sebuah bendungan, plat orifice ditempatkan diseberang sungai dan dalam
operasi normal, air mengalir melalui plat orifice sebagai lubang substansial besar
dari aliran normal cross. Ketika banjir naik, laju aliran banjir keluar dari plat
orifice yang kemudian hanya dapat melewati aliran yang ditentukan oleh dimensi
fisik lubang tersebut. Arus ini kemudian muncul kembali di belakang bendungan
yang rendah dalam resevoir sementara, yang perlahan dibuang melalui mulut
orifice ketika banjir reda.
- Dalam bidang Rekayasa Infrastruktur Lingkungan Venturimeter dan Orificemeter
dapat juga digunakan dalam survey perencanaan instalasi pengolahan air limbah
baik domestik maupun pada limbah industri.

-
Gambar 13. Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah

(Sumber: https://kakilimasubang.files.wordpress.com/2012/01/3-7h.jpg)

VII. KESIMPULAN

1. Besar debit teoritis (Qteoritis ) dari Venturimeter dan Orificemeter dari hasil
percobaan yaitu :
Variasi Qteoritis (m^3/s) Venturimeter Qteoritis (m^3/s) Orificemeter
1 0,000489897 0,000783158
2 0,000478154 0,000731387
3 0,000456531 0,000724005
Tabel 6. Hasil Perhitungan Debit Teoritis dari Venturimeter dan Orificemeter

2. Nilai koefisien discharge ( Cd ) dari Venturimeter dan Orificemeter dari


percobaan yaitu sebagai berikut :
1 1
𝐶𝑑 𝑉𝑒𝑛𝑡𝑢𝑟𝑖𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝑚 = 1.1388 = 0.8781

1 1
𝐶𝑑 𝑂𝑟𝑖𝑓𝑖𝑐𝑒𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 = 𝑚 = 2,0449 = 0.489

3. Perbedaan nilai koefisiensi discharge pada kedua alat ukur dengan sumber
literatur dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a. Karakteristik alat tersebut terhadap jenis fluida yang dilaluinya, perubahan
discharge coefficient (Cd) akibat variasi dimensi geometris seperti rasio
diameter, panjang pipa pada hulu aliran, posisi pressure tap dan ketebalan
venturi dan orifice plate; maupun akibat gangguan aliran seperti kavitasi atau
adanya fitting (belokan, perubahan penampang aliran). hal ini dapat dilihat
dari dimensi alat ukur yang berbeda seperti jarak antar diameter pipa besar
yang menyempit ke pipa kecil hal ini akan menetukan nilai entrance losses.
b. Kesalahan dalam praktikum ini dapat ditentukan oleh kesalahan dalam
pengukuran seperti kesalahan pembacaan (paralaks) adanya gelembung udara
pada perpipaan saat praktikum berlangsung dan kesalahan pemberhentian
stopwatch, yang jika waktu nya semakin cepat semakin rentan akan kesalahan.
c. Faktor tidak stabilnya ketinggian air yang selalu berubah-ubah.
d. Endapan mikroorganisme dan bahan pipa tersebut dalam hal ini koefisien
hazen wiliams pada pipa venturimeter, orificemeter maupun manometer yang
dapat menyebabkan terjadinya gesekan yang dapat mempengaruhi nilai major
losses serta adanya peralatan accessories seperti valve dan elbow yang dapat
mempengaruhi nilai minor losses antara fluida dengan permukaan pipa atau
selang.
e. Faktor jumlah percobaan pada setiap variasi dapat mempengaruhi perbedaan
tinggi masing-masing alat ukur, semakin banyak data percobaan yang
diperoleh maka semakin akurat juga hasil data yang dapat dihitung.

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Giles, Ranald V. 196. Seri Buku Schaum. Mekanika Fluida dan Hidraulika.
Guildford:Erlangga.

Victor, Stereten L. 1996. Fluid Mechanics. USA: McGraw Hill Book Company

Steerter, Victor L. & E. Benjamin Wylie. 1999. Mekanika Fluida Edisi Delapan jilid
I. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Munson , Bruce R., Young ,Donald F., Okiishi ,Theodore H. “Mekanika Fluida (Jilid
2)”,Edisi 4.2006.penerbit:erlangga

You might also like