You are on page 1of 8

ABSTRAK

Urtikaria akut merupakan satu dari beberapa penyakit yang memiliki kesamaan
dalam reaksi kulit terhadap suatu kondisi. Penyebabnya masih belum diketahui secara
pasti mengenai penyebab patogenesis yang terjadi pada aktivasi mast sel karena infeksi.
Akan tetapi tidak diragukan bahwa pada urtikaria akut yang terjadi secara spontan bisa
disebabkan oleh infeksi serta semua jenis urtikaria kronis bisa dikatakan akut. Pada
beberapa studi yang telah dievaluasi menunjukan bahwa Helicobacter memberi kontribusi
yang lumayan banyak terhadap penyebab urtikaria.
Urtikaria akut biasanya menyerang anak – anak di usia balita. Tanda yang
biasanya muncul yaitu dengan adanya bercak kemerahan pada permukaan kulit tubuh,
adanya edema serta infeksi pada bagian tubuh yang terserang. Bagian tubuh yang
diserang bisa meliputi seluruh bagian tubuh.

1
PENDAHULUAN

Urtikaria merupakan kelainan pada kulit seperti timbulnya bercak kemerahan


pada kulit disertai dengan rasa gatal pada area yang terkena. Gatal yang timbul biasanya
disertai dengan rasa perih dan bertambah parah pada pada sore atau malam hari. Kelainan
ini disebabkan karena adanya alergi terhadap suatu benda asing. Selain itu kelainan ini
terjadi karena sel basofil melepaskan mediator yang biasanya histamine. Penyebab secara
langsung dan tidak langsung pada urtikaria adanya autoreactivity sistem imun tubuh oleh
antibody fungsional yg dikerahkan pada afinitas terhadap IgE reseptor yang tinggi atau
IgE sendiri, infeksi (oleh Helicobacter pylori), reaksi hipersensitivitas terhadap faktor
non-alergi, serta lainnya seperti penyakit internal.
Pada urtikaria jangka panjang, pembuatan diagnosa didasarkan pada riwayat
penyakit terdahulu pasien. Terapi yang diberikan adalah dengan menghilangkan zat-zat
spesifik maupun non-spesifik yang merupakan pemicu serta penggunaan pengobatan
symptomatic. Urtikaria diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu urtikaria akut, dan kronis.
Sementara urtikaria kronis digolongkan lagi menjadi urtikaria kronis autoimun,
idiophatik, dan fisik. Berikut gambar klasifikasinya.

2
ISI

A. Definisi

Urtikaria merupakan penyakit yang dialami oleh 5% populasi umum dan


menjadikan bukan hanya suatu penyakit yang akut tetapi juga kronis. Urtikaria termasuk
penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya bercak kemerahan serta rasa gatal pada
area yang terkena. Biasanya disertai dengan adanya edema pada area tertentu. Pada
tingkat yang lebih parah akan menyebabkan terjadinya angioedema. Urtikaria dibedakan
menjadi 3 jenis sesuai dengan lamanya penyakit tersebut yaitu akut atau terjadi secara
spontan, kronis, serta urtikaria yang terjadi dengan adanya selang waktu.
Pada urtikaria jenis akut bercak kemerahan dan gatal akan bertahan selama
kurang dari enam minggu dan kan diklasifikasikan sebagai kronis bila lebih dari enam
minggu. Selain itu physical urticatia biasanya dipengaruhi secara langsung oleh faktor
lingkungan seperti suhu, tekanan, dan getaran. Urtikaria juga bisa disebabkan oleh alergi
terhadap suatu substansi tertentu. Pada pasien urtikaria dapat ditemui dua atau lebih
subtipe urtikaria.

B. Etiologi Acute Urticaria

Penyebab utama terjadinya urtikaria akut adalah obat-obatan, makanan, infeksi


virus, infeksi parasit, gigitan serangga, dan kontak langsung terhadap zat-zat
alergen.Obat-obatan yang diketahui sebagai penyebab umum urtikaria dan angioedema
yaitu antibiotik (penicillins dan sulfonamida), obat anti-inflamasi non-steroid, aspirin,
opium dan narkotik. Makanan-makanan yang biasanya menyebabkan urtikaria adalah

3
telur, susu, kacang-kacangan, ikan, dan kerang. Sekitar 50% pada pasien dengan urtikaria
akut, penyebabnya masih belum diketahui. Urtikaria kronis biasanya lebih sering
terjangkit pada perempuan dari pada laki – laki, sedangkan pada urtikaria akut lebih
sering menyerang balita laki – laki dan perempuan. Anak – anak lebih sering terjangkit
urtikaria akut dikarenakan imun dalam tubuh anak – anak belum terbentuk dengan
sempurna sehingga ketahanan tubuhnya masih rentan terhadap penyakit ini.

C. Epidemiologi

Penyebab rata-rata dari urtikaria akut disebabkan oleh infeksi virus secara umum,
terutama pada anak-anak tetapi juga pada orang dewasa. Pada beberapa data bahwa
penyebab umumnya infeksi. Infeksi pada anak sering terjadi pada saluran pernafasan atau
infeksi digestif. Selain itu pada anak-anak urtikaria bisa terjadi akibat hipersensitivitas
pada substansi tertentu yang ada pada makanan atau lingkungan sekitar. Hipersensitivitas
pada imun tubuh disebabkan oleh tingginya reseptor IgE sehingga memicu sel mast untuk
mensekresikan histamin.

D. Karakteristik

Ciri-ciri orang yang terkena urtikaria akan tampak bercak kemerahan dan bintik-
bintik pada kulit serta terasa gatal pada area yang bewarna merah yang disebabkan oleh
meningkatnya aliran darah dan permeabilitas pembuluh darah. Bintik-bintik yang timbul
memiliki ukuran yang bervariasi dan tidak sama, bisa merupakan satu atau banyak bintik.
Edema pada selaput tissue merupakan hasil dari meningkatnya permeabilitas pembuluh
darah. Pembengkakan ini lebih terasa sakit daripada gatal. Urtikaria mempengaruhi
lapisan superfial kulit sedangkan angioedema terjadi pada lapisan submucosa, lapisan
dalam retikular kulit dan lapisan subcutanneous.

E. Diagnosa dan terapi

Banyak kondisi pada pasien dapat membingungkan untuk mengidentifikasi


urtikaria, terutama urticarial vasculities dan mastositosis sistemik. Pada urticarial
vasculities, bercaknya akan lebih terasa sakit, dan meninggalkan bekas. Mastositosis
sistemik merupakan kondisi langka yang melibatkan organ dalam selain kulit. Untuk
menentukan pasien menderita urtikaria dapat dilakukan SPT (skin prick tests) dan test

4
serum IgE sangat membantu untuk membangun diagnosa urtikaria akut yang disebabkan
oleh alergi makanan, sengatan serangga dan beberapa antibiotik.
Terapi yang dapat diberikan pada pasien dewasa urtikaria akut bisa dilakukan
dengan meniadakan faktor-faktor yang dapat memicu alergi. Selain itu juga dapat
diberikan terapi gen. Pada anak kecil faktor-faktor alergi yang dapat dikonsumsi dapat
diberikan untuk memberikan toleransi imun pada anak terhadap makanan-makanan
tersebut. Terapi gen juga dapat diberikan. Pemberian antihistamin dapat membantu
kontrol pada symptom yang ada.

Table 1 Conditions to consider in the differential diagnosis of urticaria

Urticarial vasculitis • Lesions are usually painful (rather than pruritic), last >48
hours, and leave discoloration on the skin.

Systemic • Rare condition that involves the internal organs (liver, spleen,
mastocytosis lymph nodes, bone marrow), in addition to the skin

• Chronic, highly pruritic inflammatory skin disease


Atopic dermatitis • Clinical manifestations vary with age

• Chronic, autoimmune, blistering skin disease


Bullous pemphigoid Erythema multiforme • Acute, self-limited, skin condition
• Considered to be a type IV hypersensitivity reaction to certain
infections, medications, and other
various triggers

Familial cold • Rare, inherited inflammatory disorder characterized by


autoinflammatory recurrent episodes of rash, fever/chills, joint
syndrome pain, and other signs/symptoms of systemic inflammation
triggered by exposure to cooling
temperatures
• Onset usually occurs during infancy and early childhood and
persists throughout the patient’s life

Fixed drug eruptions • Lesions occur from exposure to a particular medication and
occur at the same site upon reexposure
to the offending medication
• Lesions usually blister and leave residual pigmentation

Subacute cutaneous • A non-scarring, photosensitive skin condition


lupus erythematosus • May occur in patients with systemic lupus erythematosus (SLE)
and Sjögren syndrome

Pruritic urticarial • Benign skin condition that usually arises late in the third
papules and plaques trimester of a first pregnancy
of
Pregnancy
• Rare genetic disease that causes hearing loss and recurrent
Muckle-Wells hives
syndrome • May lead to amyloidosis

5
• Rare disease characterized by chronic, non-pruritic hives,
Schnitzler’s
periodic fever, bone and joint pain, swollen lymph glands and an
syndrome with
monoclonal IgG enlarged spleen and liver.
kappa gammopathy

F. Imunnopatologi Penyakit

Patologi penyakit ini disebabkan oleh keturunan genetik yang diwariskan dari
keluarga, yang menunjukkan bahwa sirkulasi antibodi dengan autoimmune thyroid telah
ditemukan sejak lama, dan anti-thyroidglobulin atauanti-thyroid peroksidase dapat
ditemukan pada 25-30% pada pasien penderita urtikaria akut. Kelainan genetic yang ada
disebabkan oleh disposisi genenetic. Mekanisme yang melibatkan regulasi dan aktivasi
sel imun pada urtikaria akut masih belum diselidiki secara menyeluruh.
Penelitian patogenesis pada pasien dengan urtikaria memiliki penyakit autoimun
kulit yang berhubungan dengan antibody untuk IgE reseptor. Selain itu Th0 limfosit dapat
ditemukan pada lapisan kulit penderita urtikaria akut.

6
KESIMPULAN

Urtikaria adalah penyakit kulit yang sering di jumpai. Urtikaria ialah reaksi di
kulit akibat bermacam-macam sebab, biasanya ditandai dengan edema (bengkak)
setempat yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, berwarna pucat dan
kemerahan, meninggi di permukaan kulit serta disertai keluhan gatal, rasa tersengat atau
tertusuk. Di Indonesia, urtikaria dikenal dengan nama lain biduran atau kaligata.
Walaupun pathogenesis dan penyebab yang di curigai telah di temukan,ternyata
pengobatan yang di berikan kadang-kadang tidak memberi hasil seperti yang di harapkan.

Urtikaria diklasifikasikan menjadi dua yaitu urtikaria akut dan urtikaria kronik.
Urtikaria akut biasanya menyerang (terjangkit) pada anak – anak dan urtikaria kronik
menyerang orang dewasa terutama pada perempuan dibandingkan laki – laki. Ciri-ciri
orang yang terkena urtikaria akan tampak bercak kemerahan dan bintik-bintik pada kulit
serta terasa gatal pada area yang bewarna merah yang disebabkan oleh meningkatnya
aliran darah dan permeabilitas pembuluh darah.

Terapi yang dapat diberikan pada pasien dewasa urtikaria akut bisa dilakukan
dengan meniadakan faktor-faktor yang dapat memicu alergi. Selain itu juga dapat
diberikan terapi gen. Pada anak kecil faktor-faktor alergi yang dapat dikonsumsi dapat
diberikan untuk memberikan toleransi imun pada anak terhadap makanan.

7
DAFTAR PUSTAKA

 Bettina Wedi, Ulrike Raap, Dorothea Wieczorek and Alexander Kapp. Allergy,
Asthma & Clinical Immunology. Review Urticaria and infections. 2009
 Wardhana, E.A. Datau. SPECIAL ARTICLE. Chronic Autoimmune Urticaria.
2012
 Amin Kanani1*, Robert Schellenberg1, Richard Warrington2. Allergy, Asthma
& Clinical Immunology. Urticaria and angioedema. 2011

You might also like