You are on page 1of 24

III.

HASIL PENGKAJIAN (MAN, MONEY, MATERIAL, MARKETING,


METHOD)
A. MAN (M1)
1. Perencanaan
a. Penyusunan Visi Misi Ruang Gandasturi
1) Wawancara : Berdasarkan hasil wawancara dari salah satu
perawat di Ruang Gandasturi, dikatakan bahwa ruangan sudah
memiliki visi dan misi yang selaras dengan visi misi RSUP
Sanglah. Adapun Visi Ruang Gandasturi adalah “Menjadikan
Lanjut Usia dengan kualitas hidup yang baik, di rumah dan di
masyarakat, dalam rangka Indonesia sehat di tahun 2019”.
Serta Misi Ruang Gandasturi adalah :
a) Menyediakan pelayanan kesehatan bagi lanjut usia untuk
membantu mereka agar mandiri secara maksimal dalam
hidup sehari-hari, dengan demikian mereka memiliki
kualitas hidup lebih baik dan dapat hidup nyaman di rumah
selama mungkin.
b) Menyelenggarakan pelayanan rawat inap yang paripurna
bermutu dan berkeadilan untuk masyarakat menengah ke
bawah.
c) Menyelenggarakan pendidikan tenaga kesehatan
bersinergi dengan pelayanan untuk melahirkan tenaga
professional dan nasionalis.
d) Menyelenggarakan, memfasilitasi penelitian dalam bidang
kesehatan.
2) Observasi : Di ruangan hanya terdapat visi misi RSUP
Sanglah, sementara visi misi ruangan Gandasturi belum
terpajang.
b. Pengusulan Ketenagaan Keperawatan di Ruang Gandasturi
c. Libur dan Cuti Ketenagaan Keperawatan
Untuk cuti tahunan masing – masing pegawai mendapatkan 12
hari libur atau satu kali dalam sebulan, perawat juga mendapatkan
cuti hamil dan cuti melahirkan untuk pegawai kontrak dan
pegawai negeri sipil selama 3 bulan. Ketika ada pegawai yang cuti
maka tugasnya akan diambil alih petugas yang lain.
d. Penyusunan Rencana Harian, Bulanan dan Tahunan
1) Penyusunan Rencana Harian
a) Wawancara : Menurut salah satu perawat di ruangan,
rencana harian di ruangan sudah tersusun seperti SPO yang
sudah ada, pelayanan, pengorganisasian dan rapat. Jika ada
hal khusus akan dibuatkan rencana harian baru sesuai
dengan kondisi pada saat itu.
b) Observasi : Dari hasil pengamatan kegiatan harian
dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disusun
atau yang sudah disampaikan pada saat morning briefing
oleh kepala ruangan atau yang mewakili dan sesuai
rencana timbang terima dari petugas sebelumnya.
Dari hasil wawancara dan observasi yang telah
dilakukan didapatkan bahwa di Ruang Gandasturi, rencana
rutin ruangan biasanya diinformasikan terlebih dahulu oleh
Kepala Ruangan atau yang mewakili saat morning briefing.
Selain itu Kepala Ruangan juga merencanakan solusi bersama
dan mengutarakan pendapat alternatifnya kepada seluruh staff
secara terbuka saat morning briefing. Sedangkan untuk
perencanaan terhadap pasien, perawat yang bertanggung
jawab terhadap pasien tersebut sudah melakukan perencanaan
berupa rekomendasi yang ditulis dalam SBAR yang
diberitahukan kepada perawat jaga saat operan.
2) Penyusunan Rencana Bulanan
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat di
Ruang Gandasturi mengatakan bahwa terdapat rapat bulanan
di ruangan yaitu CGA meeting yang merupakan rapat untuk
membahas kasus pasien yang tidak mengalami peningkatan
kesehatan. Rapat tersebut diikuti oleh dokter, perawat, gizi
maupun apoteker. Rapat instalasi rutin dilaksanakan setiap
bulan. Selain itu di RSUP Sanglah juga mengadakan rencana
bulanan seperti NGR (Nursing Grand Round) yang dimana
NGR ini merupakan pelatihan dan pendidikan untuk seluruh
tenaga keperawatan di RSUP Sanglah yang dilakukan setiap 1
bulan minimal 1 jam. Jadi selama 1 tahun pelatihan ini
ditotalkan menjadi 20 jam (wajib) baik dalam pelatihan NGR
ataupun seminar guna meningkatkan pendidikan dan
keterampilan tenaga keperawatan di RSUP Sanglah.
3) Penyusunan Rencana Tahunan
2. Staffing
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan atau yang
mewakili bahwa di Ruang Gandasturi memiliki tenaga keperawatan
yang kompeten, bertanggung jawab dan disiplin dalam memberikan
asuhan keperawatan.
a. Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Dalam menerapkan model asuhan keperawatan professional
dibutuhkan tenaga yang mampu memberikan asuhan keperawatan
professional. Untuk itu penataan tenaga keperawatan dalam ruang
rawat inap sangat diperlukan. Berikut ini akan dipaparkan
beberapa pedoman dalam penghitungan kebutuhan tenaga
keperawatan di ruang rawat inap.
1) Pedoman cara penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan
(Depkes RI, 2002)
a) Pengelompokan unit kerja di rumah sakit
Kebutuhan tenaga keperawatan (perawat dan bidan) harus
memperhatikan unit kerja yang ada di rumah sakit. Secara
garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumah
sakit sebagai berikut :
(1) Rawat inap dewasa
(2) Rawat inap anak/perinatal
(3) Rawat inap intensif
(4) Gawat darurat (IGD)
(5) Kamar bersalin
(6) Kamar operasi
(7) Rawat jalan
Pengelompokkan unit kerja di Ruang Gandasturi
berdasarkan 2 PP yakni:
(1) PP 1 (Kamar 1 (bed 1-2), dan VIP (1-4) ruang
pemulihan keadaan umum.
(2) PP 2 (Kamar 2 (bed 1-4) ruang pemulihan keadaan
umum dan (Kamar 3 (bed 1-3) ruang intermediet.
b) Model pendekatan dalam penghitungan kebutuhan tenaga
keperawatan
Terdapat beberapa model pendekatan yang dapat
dipergunakan dalam penghitungan kebutuhan tenaga
keperawatan (perawat dan bidan) di ruang rawat inap
rumah sakit.
Cara perhitungan berdasarkan klasifikasi pasien
(1) Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
(2) Rata – rata pasien per hari
(3) Jam perawatan yang diperlukan/hari/pasien
(4) Jam perawatan yang diperlukan/ruangan/hari
(5) Jam efektif setiap perawat/bidan adalah tujuh jam per
hari
Tabel 3. Rata – Rata jumlah pasien per hari dari tanggal 24 Desember
– 29 Desember 2018
No.
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Rata – rata
Kamar
VIP 0 0 0 0 0
1 0 0 0 1 0,25
2 1 1 1 1 1
3 2 2 3 3 2,5
Jumlah 3 3 4 4 3.75
Dapat ditarik kesimpulan, jumlah rata – rata pasien
per hari di Ruang Gandasturi dari tanggal 24 Desember -
29 Desember 2018 adalah 3,75 atau dibulatkan menjadi 4
pasien.
Dengan mengasumsikan jumlah jam keperawatan
setiap pasien dalam sehari = 6,5 jam (jam rata-rata
kebutuhan perawatan setiap pasien dalam 24 jam bagi
campuran pasien geriatri) serta jumlah jam kerja perawat
per hari adalah 8 jam, maka dapat dicari jumlah perawat
yang dibutuhkan per hari selama periode 24 Desember
2018 - 29 Desember 2018, yaitu dengan rumus :

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛/𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛/ℎ𝑎𝑟𝑖
=
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡/ℎ𝑎𝑟𝑖

Jumlah Perawat = 4 x 6,5

Jumlah Perawat = 3,25

Jumlah Perawat = 4

Jumlah perawat yang lepas dinas per hari kurang


lebih 2 orang, sehingga jumlah total perawat yang
diperlukan selama periode 24 Desember - 29 Desember
2018 per hari sesuai rumus Depkes. RI 2002 adalah 6
orang.
Sesuai pengkajian dan observasi yang telah
dilakukan didapatkan bahwa perhitungan kebutuhan
tenaga kerja di Ruang Gandasturi sesuai dengan hasil
yaitu:
Perhitungan Kebutuhan Tenaga Ruang Gandasturi

NO. JENIS/KATEGORI RATA-RATA RATA-RATA JUMLAH JAM


PASIEN/HARI JAM PERAWATAN/
PERAWATAN HARI
PASIEN/HARI
a B C D E
1 Pasien ACKD 1 3,5 3,5
2 Pasien Sindrom 1 6,5 6,5
Delirium
3 Pasien PPOK 1 6,5 6,5
4 Pasien Stroke 1 6,5 6,5
5 Pasien disfagia 1 3,5 3,5
Jumlah 5 26,5 26,5

Keterangan :
 Jumlah hari minggu dalam setahun (52)
 Cuti (12 kali)
 Hari Besar (14 kali)
 Jumlah perawat yang dibutuhkan (6)
 Jumlah hari efektif kerja/tahun (286)

52 + 12 + 14 𝑥 6
Loss day =
286

78𝑥6
= = 1,63 = 2 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
286

Tugas non medis = 25%

6 𝑥 4 𝑥 25% = 6 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔

Total Kebutuhan Tenaga Kerja :


6 + 2 + 6 = 14 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
2) Menurut Douglas (1984)
Tabel 4. Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Pasien Menurut Douglas
No Klasifikasi dan Kriteria
1 Asuhan keperawatan minimal (minimal care/perawatan mandiri), memerlukan waktu
2 jam perhari dengan kriteria :
a) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
b) Makan dan minum dilakukan sendiri.
c) Ambulasi dengan pengawasan.
d) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.
e) Pengobatan minimal, status psikologis stabil
2 Asuhan keperawatan sedang (partial care/intermediate care), pasien memerlukan
bantuan perawat sebagian, memerlukan waktu 3,08 jam/hari, dengan kriteria :
a) Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
c) Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
3 Asuhan keperawatan agak berat, pasien memerlukan bantuan perawat sebagian,
memerlukan waktu 4 jam/hari, dengan kriteria :
a) Sebagian besar aktifitas dibantu.
b) Observasi tanda-tanda vital setiap 2 – 4 jam sekali.
c) Terpasang folley cateter, intake output dicatat.
d) Terpasang infuse.
e) Pengobatan lebih dari sekali.
f) Persiapan pengobatan perlu prosedur
4 Asuhan keperawatan maksimal (total care), pasien membutuhkan bantuan perawat
sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat lebih lama 6,16 jam/hari, dengan kriteria:
a) Segala aktivitas diberikan perawat.
b) Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam.
c) Makan memerlukan NGT, terapi intra vena.
d) Penggunaan suction.
e) Gelisah/disorientasi
Douglas menetapkan jumlah perawat yang
dibutuhkan dalam satu unit perawatan berdasarkan
klasifikasi pasien, dimana masing – masing kategori
mempunyai nilai standar per shif, yaitu sebagai berikut :
Tabel 5. Nilai standar jumlah perawat per-shif berdasarkan klasifikasi
pasien
Klasifikasi Pasien

Jumlah Minimal Parsial Total


pasien
P S M P S M P S M

1 0,17 0,14 0,10 0,27 0,15 0,07 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,20 0,54 0,30 0,14 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,30 0,81 0,45 0,21 1,08 0,90 0,60

Dst

Tabel 6. Perkiraan Kebutuhan Jumlah Tenaga Perawat Berdasarkan


Tingkat Ketergantungan Pasien di Ruang Gandasturi RSUP Sanglah
pada tanggal 24 Desember 2018
Tingkat Ketergantungan Jumlah Kebutuhan

Keterangan Jumlah pasien Pagi Siang Malam

Minimal 0 0 x 0,17 = 0 0 x 0,14 = 0 0 x 0,10 = 0

Partial 1 1 x 0,27 = 0,27 1 x 0,15 = 0,15 1 x 0,07 = 0,07

Total 2 2 x 0,36 = 0,72 2 x 0,30 = 0,6 2 x 0,20 = 0,4


Jumlah 3 0,99 = 1 0,75 = 1 0,47 = 1

Total kebutuhan tenaga perawat :


Pagi : 1 orang

Siang : 1 orang

Malam : 1 orang

Jumlah : 3 orang

Jumlah tenaga keperawatan lepas dinas kurang lebih 2 orang


Jadi jumlah keperawatan yang dibutuhkan di Ruang Gandasturi
pada tanggal 24 Desember 2018 menurut rumus Douglas adalah = 5
orang perawat/hari.
Berdasarkan data kuantitatif (perhitungan data menggunakan
Depkes RI) Ruang Gandasturi seharusnya memiliki jumlah tenaga
keperawatan sebanyak 6 orang per hari dan saat ini Ruang
Gandasturi memiliki 13 orang tenaga keperawatan. Di Ruang
Gandasturi tidak terdapat perawat yang cuti.
Berdasarkan data kualititatif pasien di Ruang Gandasturi pada
tanggal 24 Desember 2018 rata-rata pasien sebanyak 3 orang
sebanding dengan perawat jaga yaitu 2 orang setiap shift.
3. Pengorganisasian

Kepala Instalasi Geriatri

Koordinator Umum Koordinator Pelayanan

Kepala Ruangan

Inventaris CS Umum/Admin PP 1 PP 1
1
2
3 PA Petugas Gizi PA
1 1
2 2
3 Farmasi 3
4 4
5
a. Pengorganisasian Perawatan Klien
1) Wawancara : dari hasil wawancara yang dilakukan dengan
perawat jaga, diperoleh informasi bahwa metode penugasan
yang dilakukan adalah metode perawat primer (PP), dimana
terbentuk 2 perawat primer di ruangan.
2) Observasi : dari hasil pengamatan, memang benar terdapat 2
perawat primer yang terbagi di ruangan. Pada tanggal 24
Desember – 27 Desember Setiap P1 memiliki 1 pasien dan PP
2 memiliki 4 pasien. Pembagian perawatan klien di Ruang
Gandasturi menggunakan sistem tenaga perawatan klien
berdasarkan jumlah kamar, jadi setiap perawat pelaksana
melakukan tugasnya di kamar yang ditentukan oleh PP.
b. Uraian Tugas
1) Kepala Ruangan
a) Nama Jabatan : Kepala Ruangan
b) Tugas Pokok :
c) Fungsi :
d) Uraian Tugas :
e) Tanggung Jawab :
f) Wewenang :
2) Perawat Primer (PP)
a) Nama Jabatan : Perawat Primer (PP)
b) Tugas Pokok :
c) Fungsi :
d) Uraian Tugas :
e) Tanggung Jawab :
f) Wewenang
g) Metode pemilihan perawat primer (PP)
3) Perawat Associate (PA)
a) Nama jabatan : Perawat Associate (PA)
b) Tugas Pokok :
c) Fungsi :
d) Uraian Tugas
e) Tanggung Jawab :
f) Wewenang
a. Wawancara : dari hasil wawancara kepada perawat jaga,
diketahui bahwa setiap perawat sudah mempunyai dan
mengetahui uraian tugas masing – masing bagi tiap tenaga
keperawatan Dari hasil wawancara juga dikatakan bahwa
tugas perawat tidak sesuai dengan pembagian tugas ataupun
struktur organisasi yang ada di ruangan. Apabila pasien yang
ada di Ruang Gandasturi banyak sedangkan tenaga
keperawatan kurang mengakibatkan beban kerja setiap
perawat menjadi bertambah, seperti halnya yang menjadi PP
ia tidak murni hanya sebagai seorang PP melainkan ia juga ikut
terjun merangkap menjadi PA.
b. Observasi : dari hasil pengamatan yang dilakukan di ruangan
perawat di Ruang Gandasturi bekerja tidak sesuai dengan
pembagian tugas mereka yang seharusnya. Seperti PP yang
merangkap menjadi PA dan terkadang PP ataupun PA
membantu mengerjakan tugas PP ataupun PA yang lain.
c. Pendokumentasian Asuhan Keperawatan
1) Wawancara: dari hasil wawancara dengan perawat jaga,
didapatkan informasi bahwa pendokumentasian asuhan
keperawatan sesuai dengan format yang ada yang sudah
disepakati oleh RSUP Sanglah.
2) Observasi : dari hasil pengamatan tersedia lembar penulisan
standar asuhan keperawatan. Seperti lembaran implementasi,
catatan terintergrasi, SBAR, lembar evaluasi, keseimbangan
cairan, pengkajian keperawatan.
Dalam pendokumentasian asuhan keperawatan di Ruang
Gandasturi RSUP Sanglah telah memiliki format
pendokumentasian. Format dokumentasi perawatan pasien yang
digunakan di ruang Kamboja dapat dilihat pada table berikut :

No Uraian Form Yang


Melengkapi
1. Form : RM 6.1 Discharge summary Dokter
2. Form : RM 6.2 Catatan Keperawatan Pemulangan pasien Perawat
Form : RM 6.4 Rencana Pemulanga Pasien (Discharge Perawat
Planning)
3. Form : RM 1.1 General Consent Rawat Inap Perawat
4. Form : RM 1.2 General Consent Rawat Jalan (dari IGD) Perawat
5. Form : RM 1…. Informed consent Dokter
6. Form : RM 1.12 Pengkajian Kebutuhan edukasi pasien dan Perawat
Keluarga
7. Form : RM 1.12.1 Catatan Informasi dan Edukasi Terintegerasi Perawat
8. Form : RM 5…. Pengkajian keperawatan RI Perawat
9. Form: RM.10.2.1 Triage Pasien Gawat Darurat Dokter
10. Form : RM.10.3 Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Perawat
11. Form : RM 12.1 Pengkajian Gizi RI, Gizi Anak, Gizi Ahli Gizi
Geriatrik
12. Form : RM. 2.1 Catatan perkembangan pasien terintegrasi Dokter,
Perawat
13. Form : RM. 2.1.1 Catatan Timbang terima pasien- SBAR Perawat
14. Form : RM. 2.2 Catatan Pemindahan Pasien antar ruangan Perawat
15. Form : RM. 2.2.1 Catatan Pemindahan Pasien antar RS Perawat
16. Form : RM. 5.1. Rencana Keperawatan Perawat
17. Form : RM 5.13 Pengkajian Risiko Jatuh Dewasa (Skala Morse) Perawat
18. Form : RM 5.17 Pengkajian Keperawatan Geriatri Rawat Inap Perawat
19. Form : RM 5.18 Pengkajian Risiko Gangguan Integritas Kulit Perawat
Skala Braden Pasien Dewasa
20. Form : 5.21 Implementasi Keperawatan Perawat
21. Form : RM. 2.3 Catatan Observasi Komprehensif Perawat
22. Form : RM. 2… Observasi /Monitoring Perawat
23. Form : RM. 2.8 Keseimbangan Cairan Perawat
24. Form : RM. 2.12 Monev Transfusi Darah (Label Darah Perawat
Klip)
25. Form : RM 11.2 Obat Perawat
Tabel Dokumentasi Asuhan Keperawatan :

No 5 Langkah Standar Fakta Kesenjangan

1 Pengkajian 1. Mencatat data yang dikaji sesuai Berdasarkan 3 Sudah sesuai


dengan pedoman pengkajian RM pasien yang dengan
2. Data dikelompokkan secara diambil, standar
komprehensif ditemukan
(indikator pengkajian : identitas, poin/kolom
alasan masuk, faktor predisposisi, pengkajian sudah
pemeriksaan fisik psikososial, lengkap.
status mental, kebutuhan
perencanaan pulang)
3. Data dikaji sejak pasien masuk
sampai pulang
4. Masalah dirumuskan berdasarkan
kesenjangan antara status
kesehatan fisik dan atau mental
dengan norma dan pola fungsi
kehidupan
5. Singkatan/istilah yang digunakan
berlaku secara umum (ada daftar
singkatan dan istilah yang di
putuskan oleh RS dan disebarkan
ke rumah sakit)
6. Tidak ada aspek pengkajian/no,
kolom pengkajian yang kosong
7. Data identitas pasien tertulis
lengkap (nama, umur, jenis
kelamin, no. RM)
8. Dapat diidentifikasi dengan jelas
oleh perawat yang melakukan
pengkajian dan waktu pelaksanaan
pengkajian (tanggal, jam , nama
lengkap perawat yang mengkaji
dan ttd perawat)
2 Diagnosis 1. Diagnosis keperawatan ditegakkan Berdasarkan Sudah sesuai
berdasarkan analisis data sesuai dari 3 RM dengan
dengan temuan data maladaptif pasien yang standar
selama pengkajian berlangsung diambil dan dari
2. Diagnosis keperawatan dirumuskan hasil observasi,
berdasarkan buku/dasar acuan didapatkan hasil
keperawatan bahwa diagnosa
3. Diagnosa keperawatan dibuat oleh keperawatan
Katim yang
4. Ada nama lengkap perawat dan dirumuskan
tanda tangan perawat yang sudah
merumuskan diagnosis berdasarkan
5. Katim memperbaharui rumusan dasar acuan
diagnosis sesuai dengan keperawatan.
perkembangan assesment/analisis
pada evaluasi sesuai indikator
SOAP (Subjective, Objective,
Assesment, Planning)
3 Perencanaan 1. Perencanaan asuhan keperawatan Berdasarkan Sudah sesuai
sesuai dengan diagnosis dari 3 RM dengan
keperawatan pasien yang standar
2. Perencanaan asuhan keperawatan diambil,
disusun menurut urutan prioritas didapatkan hasil
tindakan yang berdasarkan bahwa
prioritas pemilihan diagnosis perencanaan
sesuai dengan core problema dan asuhan
etiologi keperawatan
3. Rumusan tujuan dilengkapi sudah sesuai
dengan kriteria hasil sesuai dengan dengan
konsep SMART yaitu harus diagnosa
spesifik (specific), bisa diukur keperawatan.
(measureable), bisa diterima
(achieveable), bisa dipercaya
(reliable), waktu yang terukur
(timeable) dengan mengandung
komponen perubahan ke arah
positif kondisi klinis pasien.
4. Rencana tindakan mengacu pada
tujuan dengan kalimat perintah,
terinci dan jelas dan atau
melibatkan pasien /keluarga
5. Rencana tindakan komprehensif :
mengandung rencana tindakan
independen, dependen,
interdependen
4 Implementa 1. Implementasi dilaksanakan Berdasarkan Sudah
si mengacu pada rencana dari 3 RM sesuai
keperawatan pasien yang dengan
2. Bukti implementasi dicatat diambil, standar
langsung pada format yang resmi, ditemukan
terdapat tanggal, jam, no bahwa
diagnosis. dokumentasi
3. Rumusan kalimat implementasi implementasi
menggunakan kalimat aktif asuhan
4. Singkatan/istilah yang digunakan keperawatan
berlaku secara umum sudah
5. Perawat yang melakukan tindakan dilengkapi
adalah perawat yang dengan nama
mendokumentasikan tindakan dan paraf
tersebut. perawat yang
6. Setiap tindakan keperawatan yang melakukan;
telah dilakukan kepada pasien terdapat format
didokumentasikan dengan pemberian
dilengkapi nama lengkap dan paraf obat injeksi
perawat yang melakukan. maupun oral.
7. Format pemberian obat injeksi
terisi secara lengkap dan benar
sesuai kolom yang tersedia dalam
format
8. Format pemberian obat oral terisi
secara lengkap dan benar sesuai
kolom yang tersedia dalam format
5 Evaluasi Evaluasi Formatif Berdasarkan Sudah sesuai
1. Setiap tindakan yang dilakukan Dari 3 RM
dengan standar
kepada pasien, perawat pasien yang
memonitoring respon pasien dan diambil,
dicatat pada kolom evaluasi sejajar ditemukan data
dengan kalimat implementasi bahwa sudah
keperawatan tersebut dilakukan
2. Perawat melakukan evaluasi evaluasi
perkembangan kondisi pasien sumatif, dikaji
(Progress Note) pada saat sebelum respon subjektif
operan shift jaga dengan sesuai dengan
menggunakan teknik SOAP SOAP; evaluasi
3. Penulisan lengkap : formatif
S : keluhan pasien/keluarga dilakukan per
pasien, tindakan
O : hasil pengamatan, pengukuran, implementasi.
pemeriksaan fisik, pemeriksaan
penunjang terakhir
A : masalah yang sudah teratasi,
masalah yang belum teratasi,
masalah baru yang muncul)
P : perencanaan perawatan
independen, rencana tindakan
dokter (fisik/penunjang) rencana
terapi/perubahan terapi, dan
rencana penatalaksanaan pasien
lainnya)
4. Dicatat lengkap dan tercantum
nama dan paraf perawat yang
melakukan
Evaluasi Sumatif
1. Pada saat pasien pulang evaluasi
sumatif dengan teknik SOAP
ditulis lengkap seperti di atas.
2. Pada saat pasien pulang, perawat
merumuskan Disharge Planning
3. Pada saat pasien pulang, perawat
merumuskan Resume Keperawatan
4. Evaluasi sumatif SOAP dibuat
pada saat habisnya kriteria waktu
sesuai tujuan pada setiap aspek
diagnosa
5. Semua poin di atas dilengkapi
6. Nama lengkap dan paraf

Berdasarkan data buku dokumentasi yang ada di ruangan,


penyediaan dokumentasi sudah cukup lengkap.
Pendokumentasian yang dilakukan di ruangan secara lisan dan
tertulis seperti dokumentasi pelaksanaan timbang terima,
supervisi, dan lainnya sudah dilakukan dengan baik dan sudah
sesuai dengan penerapan MPKP. Selain itu, pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan juga sudah dilakukan
dengan cukup baik.
d. Pengaturan Jadwal Dinas
1) Wawancara : Dari hasil wawancara dengan perawat jaga,
pengaturan jadwal dinas dilakukan oleh Kepala Ruangan yang
disesuaikan dengan jumlah perawat yang ada di ruangan,
karena disesuaikan dengan jumlah perawat dan kondisi
Rumah Sakit. Pengaturan jadwal jaga perawat primer berbeda
dengan perawat pelaksana, pada perawat primer jadwal jaga
adalah setiap hari Senin – Jumat dan hanya shif pagi dari pukul
08.00-16.00 serta libur pada hari Sabtu, Minggu maupun hari
libur nasional. Sementara jadwal shif perawat pelaksana
adalah dengan pola pagi, pagi, sore, sore, malam, malam. Bila
ada perawat pelaksana yang ingin menukar jadwal jaganya,
maka perawat tersebut sebelumnya mengajukan penukaran
jaga terlebih dahulu melalui aplikasi, apabila disetujui oleh
Kepala Ruangan maka perawat tersebut bisa menukar jadwal
jaganya. Tidak ada batasan penukaran jadwal jaga pada
perawat.
2) Observasi : Berdasarkan hasil observasi, format daftar shift di
ruangan menggunakan proporsi jumlah perawat yang ada.
Jumlah perawat pada sore maupun malam hari adalah 2 orang
yang terdiri dari masing – masing PP yang berbeda.
4. Pengarahan
a. Wawancara :
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat ruangan
di Ruang Gandasturi, perawat tersebut mengatakan bahwa dalam
proses pengarahan di ruangan dibagi menjadi 2 bagian yakni
Pengarahan Manajemen Operasional dan Pengarahan Manajemen
Askep.
1) Manajemen Operasional
Dalam pengarahan manajemen operasional dilakukan oleh
Kepala Ruangan Gandasturi. Pada bagian Pengarahan
Manajemen Operasional terdapat morning briefing yang
dilakukan langsung oleh Kepala Gandasturi. Pengarahan
tersebut dilakukan pada saat pagi hari sebelum operan yang
biasa disebut dengan morning briefing. Morning briefing ini
dilakukan di Nurse Station. Pada saat morning briefing,
biasanyanya kepala ruangan juga menyampaikan informasi
ataupun pengumuman ataupun hal penting kepada seluruh
staff di Ruang Gandasturi
Teknik komunikasi yang digunakan oleh Kepala Ruangan
adalah komunikasi yang dilakukan secara terbuka. Dimana
setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan
ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan
informal. Hal ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran
pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat
dua arah (two-way communication. Staf di Ruang Gandasturi
juga menggunakan sarana komunikasi online seperti group
WhatApps yang dimana ketika Kepala Ruangan tidak bisa
menyampaikan secara verbal pengumuman ataupun informasi
lainnya, mereka biasa menggunakan group tersebut untuk
berkomunikasi ataupun berdiskusi.
2) Pengarahan Manajemen Askep
Untuk menjaga kualitas perawat di Ruang Gandasturi setiap 1
tahun sekali dilaksanakan suatu tes SAK bagi seluruh perawat
yang ada di Ruang Gandasturi. Ketika ada perawat yang
melakukan hal – hal yang tidak sesuai dalam tindakan
pemberian asuhan keperawatan, maka perawat akan langsung
ditegur oleh Kepala Ruangan. Setiap perawat juga mengikuti
Kridensial yang diperpanjang setiap 2 tahun.
b. Observasi
Dalam proses pengarahan di Ruang Gandasturi, pengarahan
dilakukan oleh Kepala Ruangan atau yang mewakili kepada
seluruh staff keperawatan yang ada di Ruang Gandasturi.
Pengarahan dilakukan pada saat pagi hari sebelum operan yakni
saat morning briefing di Nurse Station, dari hasil observasi yang
kami lakukan kami melihat sebelum memulai kegiatan morning
briefing Kepala Ruangan Gandasturi atau yang mewakili
mengucapkan salam yakni mengucapkan selamat pagi kepada
seluruh peserta morning briefing yakni perawat jaga malam,
perawat jaga pagi, serta mahasiswa keperawatan yang praktik di
Ruang Gandasturi. Selanjutnya Kepala Ruangan atau yang
mewakili memimpin peserta morning briefing untuk berdoa
dengan mengucapkan Gayatri Mantram. Ketika Kepala Ruangan
selesai melakukan apel maupun rapat, pengumuman ataupun hasil
– hasil rapat akan disampaikan oleh Kepala Ruangan kepada
seluruh staff baik secara verbal maupun non verbal.
Selanjutnya Kepala ruangan mempersilahkan perawat jaga
malam yang bertugas sebagai Perawat Pelaksana untuk
menyampaikan laporan terkait berapa jumlah pasien terakhir serta
rencana harian yang akan dilakukan di masing – masing ruangan
seperti rencana pasien yang akan dilakukan pengecekan darah,
dan terapi pada pasien kepada Perawat Primer dan Kepala ruangan
serta didengarkan oleh seluruh staf keperawatan dan juga
mahasiswa keperawatan yang praktik di Ruang Gandasturi.
Setelah itu Kepala Ruangan atau yang mewakili menanyakan
apakah ada kendala yang dialami oleh perawat dinas malam ketika
memberikan asuhan keperawatan pada pasien, ketika kami
melakukan observasi tidak ada kendala maka dari itu kegiatan
dilanjutkan dengan melakukan timbang terima di masing –
masing ruangan.
Apabila terdapat suatu permasalahan Kepala Ruangan akan
mengutarakan solusi dan alternatif yang telah dirancang kemudian
didiskusikan bersama untuk mengambil jalan keluar satu tujuan
yang disepakati secara bersama. Masing – masing Perawat
Associate dengan Perawat Primer menuju ke ruangan yang menjadi
tanggung jawabnya. Mereka melakukan timbang terima pasien
antar dinas. Metode timbang terima pasien antar dinas di Ruang
Gandasturi dilakukan dengan menggunakan metode secara lisan dan
tertulis di form hand over perawat yang dilakukan dengan
menggunakan metode SBAR di depan pasien. Dimana nantinya di
form hand over tersebut ditanda tangani oleh perawat yang
menyerahkan operan dan yang menerima operan.
5. Pengawasan
a. Wawancara
Supervisi secara langsung dilakukan oleh supervisor,
supervisor biasanya melakukan sidak ke Ruang Gandasturi setiap
sore atau malam. Pada saat dinas sore maupun malam hari,
supervisor mengadakan sidak dan langsung datang ke ruangan
untuk menanyakan jumlah pasien serta situasi di Ruang
Gandasturi, apakah ada masalah atau tidak di ruangan serta
mengatasi masalah bedlock atau jumlah pasien yang melebihi
kapasitas ruangan di UGD maka supervisor akan mencari ruangan
untuk menampung pasien tersebut. Tidak hanya supervisor yang
melakukan pengawasan di ruangan, kepala ruangan atau
koordinator instalasi geriatri ikut andil dalam melakukan
pengawasan di ruangan. Dimana kepala ruangan atau koordinator
melakukan pengawasan mengenai kinerja kepada PP, PA, dan
inventaris.
Kepala ruangan melakukan pengawasan keliling ruangan
serta melihat kondisi pasien yang ada di ruangan. Jika terdapat
pasien yang memiliki perawatan khusus misalkan pasien
mengalami resiko jatuh sedangkan pasien tidak diberikan gelang
berwarna kuning, maka kepala ruangan berhak menegur PA dan
PP yang bertanggung jawab dalam menangani pasien tersebut.
Serta jika PP atau PA melakukan asuhan keperawatan tidak sesuai
dengan SPO yang berlaku, maka PP dan PA ditegur oleh karu.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu perawat
di Ruang Gandasturi bahwa ketika ada perawat yang terlambat
akan dikurangi poinnya sekitar 0,05 ketika terlambat 0-30 menit
karena di RSUP Sanglah sudah menggunakan absen face scan.
Selain pengurangan poin, pegawai yang sering terlambat juga
akan dipanggil langsung dan diberikan sanksi oleh pihak SDM
RSUP Sanglah. Pengawasan dan pengarahan dilakukan langsung
oleh pihak SDM RSUP Sanglah karena data tersebut
dikumpulkan oleh BIC RSUP Sanglah. Berdasarkan hasil
wawancara juga didapatkan bahwa RSUP Sanglah memberikan
perawat di ruangan untuk melanjutkan pendidikan yang lebih
guna untuk memenuhi standar pendidikan perawat dan
meningkatkan mutu pelayanan.

You might also like