You are on page 1of 14

Perawatan Kesehatan di

Rumah (Home Health Care)

DISUSUN OLEH
1. DESY SAGITA NINGRUM (2018727009)
2. KUNCORO AMBRA ZAMZANI (2018727018)
3. TRI ASTUTI (2018727037)

KLS II-A TRANSFER


PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai respon terhadap peningkatan biaya perawatan kesehatan

dan sebagai akibat kebutuhan untuk mengembangkan kesehatan yang lebih

efektif, rumah sakit memulangkan klein lebih cepat dari kesiapan klien

sendiri. Oleh karena itu, peran penting perencanaan perawatan dirumah

dalam mengoordinasikan perawatan yang akan klien terima saat kembali ke

rumah. Perencana perawatan dirumah harus memiliki kemampuan untuk

mengatisipasi dan memenuhi kebutuhan perawatan klien yang kompleks.

Tanggung jawab perencana perawatan dirumah adalah menjamin semua

kebutuhan klien dirumah terpenuhi dengan aman dan dengan pembiayaan

yang efektif (Zang,S.M dan Biley,N.C, 2004).

Perawat yang melakukan kunjungan rumah memiliki perhatian

yang menyeluruh terhadap masalah kesehatan yang ditemukan. Perawat

kesehatan masyarakat harus memiliki kemampuan klinik yang memadai dan

bekerja sama dengan klien dan komunitas. Untuk dapat melakukan

hubungan dengan keluarga, perawat tidak perlu bertemu secara langsung

anggota keluarga. Salah satu keluarga dapat menjadi sumber informasi,

tetapi perawat harus menyadari adanya kemungkian bahwa informasi yang

yang diberikan dipengaruhi oleh persepsi dari sumber. Hubungan perawat,

klien, dan keluarga adalah merupakan hal yang penting bagi perawat

komunitas (Iqbal,M.W.et.all. 2009).


Seiring dengan perkembangan IPTEK dan tehnologi medis di era

globalisasi ini, berdampak pada sistem pelayanan kesehatan dan praktek

keperawatan di Indonesia kini. Tuntutan masyarakat akan kebutuhan

pelayanan kesehatan juga semakin meningkat dan berubah dari konsep

perawatan dan pengobatan di rumah sakit/klinik menjadi kebutuhan

perawatan di rumah, khususnya bagi klien/keluarga dengan penyakit

terminal. Disamping itu perawatan di rumah juga menjadi alternative bagi

keluarga dengan usila (usia lanjut) yang cenderung mengalami penyakit

dengan kondisi kronis, yang membutuhkan perawatan dan pengobatan

jangka panjang.

Hal ini tentu sangat memberikan keuntungan bagi klien dan

keluarganya, bila mempertimbangkan aspek kenyamanan dan keamanan

klien dan keluarga lebih intens dan interaksi lebih bebas bila berada di

rumah sendiri, dan pembiayaan terapi perawatan di rumah yang relative

lebih murah bila dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit sehingga

di rumah lebih (cost effective).


BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Perawatan Di Rumah (Home Care)

1. Pengertian

Pelayanan kesehatan dirumah merupakan pelayanan kesehatan yang

dilakukan di rumah klien. Sedangkan menurut Rice (2001) pelayanan

kesehatan rumah diartikan sebagai ilmu dan seni yang berupaya memberikan

pelayanan kesehatan dan perawatan bermutu yang dilakukan dirumah klien

dari padaarea dikomunitas (Neis dan Mc.Ewen,2001). Bentuk pelayanan

kesehatan yang dapat diberikan oleh perawat keluarga adalah perawatan

kesehatan di rumah. Agar mempunyai arah yang pasti terhadap pelaksanaan

asuhan keperawatan keluarga, Departement Kesehatan telah menertibkan surat

keputusan No. HK.00.06.5.1.311 pada bulan Januari tahun 2002 tentang

Penereapan Pedoman Perawatan Kesehatan di Rumah.

2. Tujuan

Tujuan pelayanan kesehatan rumah menurut Iqbal,M.W.et.all (2009)

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Meningkatkan keadekuatan dan keefektifan perawatan pada anggota

keluarga dengan masalah kesehatan dan kecacatan.

b. Meningkatkan system pendukung yang adekuat dan efektif serta

mendorong digunakannya pelayanan kesehatan.

c. Mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang normal dari seluruh


anggota keluarga.

d. Menguatkan fungsi keluarga dan kedekatan antar keluarga.

e. Meningkatkan kesehatan lingkungan

3. Manfaat

Manfaat Keperawatan Home Care (Home Care Nursing) adalah:

a. Pasien lebih dekat dengan keluarganya sehingga menciptkan rasa aman

dan nyaman antara pasien dan keluarga.

b. Melibatkan keluarga dalam perawatan pasien sehingga tidak merasa

diabaikan.

c. Meningkatkan kualitas hidup pasien.

d. Menghemat biaya, artinya keluarga tidak perlu lagi mengeluarkan biaya

rumah sakit.

4. Lingkup Pelayanan Home care

Menurut Nuryandari (2004) menyebutkan ruang lingkup pelayanan home care

adalah:

a. Pelayanan medik dan asuhan keperawatan

b. Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik

c. Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik

d. Pelayanan informasi dan rujukan

e. Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan

f. Higiene dan sanitasi perorangan serta lingkungan

g. Pelayanan perbaikan untuk kegiatan social

5. Peran dan Fungsi Perawat Home Care

a. Manajer kasus :
1) Mengelola dan mengkolaborasikan pelayanan,dengan fungsi

2) Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga.

3) Menyusun rencana pelayanan.

4) Mengkoordinir aktifitas tim.

5) Memantau kualitas pelayanan

b. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan.

denganfungsi :

1) Melakukan pengkajian komprehensif

2) Menetapkan masalah

3) Menyusun rencana keperawatan

4) Melakukan tindakan perawatan

5) Melakukan observasi terhadap kondisi pasien

6) Membantu pasien dalam mengembangkan prilaku koping yang efektif

7) Melibatkan keluarga dalam pelayanan

8) Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan

9) Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan

10) Mendokumentasikan asuhan keperawatanm

6. Landasan Hukum Perawatan Home Care

Fungsi hukum dalam praktek perawat:

a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang

sesuai dg hokum

b. Membedakan tanggung jawab perawat dg profesi lain

c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan

mandiri

d. Membantu mempertahankan standar praktek keperawatan.


Undang-undang yang mengatur Perawatan Home Care

a. UU Kes. No 23 tahun 1992 ttg kesehatan

b. PP No. 25 tahun 2000 ttg perimbangan keuangan pusat dan daerah

c. UU No 32 tahun 2004 ttg pemerintahan daerah

d. UU. No 29 tahun 2004 ttg praktek kedokteran

e. Kepmenkes No.1239 tahun 2001 ttg registrasi dan praktik keperawatan

f. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 ttg pedoman penyelenggaraan Perkesmas

g. Kepmenkes No. 920 tahun 1986 ttg pelayanan medik swasta.

7. Latar belakang home care

a. Kasus penyakit terminal dianggap tidak efektif dan tidak efisien dirawat di

institusi pelayanan kesehatan

b. Keterbatasan masyarakat untuk membiayai yankes pada kasus penyakit

degeneratif

c. Manajemen Rs yg berorientasi profit  perawatan klien yg sangat lama tidak

menguntungkan

d. Dirawat diinstitusi yankes membatasi kehidupan manusia

e. Lingkungan rumah dirasa lebih nyaman

f. Perawatan dirumah diminati karena meningkatnya jumlah penyakit kronis

g. Digunakannya diagnose related group sistem menurunkan lama rawat.

h. Klien merasa aman dan nyaman dirawat dilingkungan rumah dengan keluarga.

i. Hubungan positif petugas kesehatan dan klien.

j. Mencegah klien lansia dirawat di RS atau Panti

B. Program Perawatan Dirumah

1. Jenis pelayanan kesehatan rumah dapat dilakukan oleh:

a. Pusat pelayanan Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)


b. Pelayanan Kesehatan dibawah koordinasi rumah sakit

c. Pelayanan Kerawatan Hospice

d. Pelayanan Kesehatan Praktek Mandiri atau Berkelompok

e. Yayasan Pelayanan Sosial

2. Tipe pelayanan kesehatan rumah

a. Perawatan Berdasarkan Penyakit

Program pelayanan kesehatan yang memerlukan perawatan kesehatan,

pemantauan proses penyembuhan dan mengupayakan untuk tidak terjadi

kekambuhan dan perawatan ulang ke rumah sakit. Umumnya dikoordinasikan

dengan tim kesehatan dari beberapa disiplin ilmu atau profesi kesehatan, misal:

dokter, fisioterapi, gizi, dll.

b. Pelayanan Kesehatan Umum

Pelayanan kesehatan ini berfokus pada pemeliharaan kesehatan dan pencegahan

penyakit, termasuk penyuluhan kesehatan kepada ibu nifas paska melahirkan,

perawatan luka klien dengan DM, konsultasi gizi pada klien dengan penyakit dan

masalah kesehatan tertentu, masalah kesehatan lansia, dll

c. Pelayanan Kesehatan Khusus

Pelayanan kesehatan khusus pada kondisi klien yang memerlukan

tehnologi tinggi, misalnya: pediatric care, chemoterapi, hospice care,

psychiatric mental health care. Melalui persiapan tehnologi medis dan

keperawatan memungkinkan situasi rumah sakit dapat dilakukan di rumah.

Disamping itu pelayanan ini akan memberikan efisiensi biaya pengobatan

dan perawatan di rumah sakit.


3. Pemberi Perawatan Kesehatan Rumah
a. Perawat
Peran perawat dalam perawatan kesehatan rumah berupa koordinasi dan

pemberi asuhan keperawatan (1) koordinator, (2) pemberi pelayanan

kesehatan dimana perawat memberikan perawatan langsung kepada klien

dan keluarganya, (3) pendidik, perawat mengadakan penyuluhan kesehatan

dan mengajarkan cara perawatan secara mandiri, (4) pengelola, perawat

mengelola pelayanan kesehatan/keperawatan klien, (5) sebagai konselor,

dengan memberikan konseling/bimbingan kepada klien dan keluarga

berkaitan dengan masalah kesehatan klien, (6) advocate (pembela klien)

yang melindunginya dalam pelayanan keperawatan, dan (7) sebagai peneliti

untuk mengembangkan pelayanan keperawatan. Pada keadaan dan

kebutuhan tertentu perawat dapat koordinasi/kolaborasi dengan dokter

untuk tindakan diluar kewenangan perawat, berupa pengobatan dan tindak

lanjut perawatan klien ataupun melakukan rujukan kepada profesi lain.

b. Dokter

Program perawatan rumah umumnya berada dibawah pengawasan seorang

dokter untuk memastikan masalah kesehatan klien. Dokter berperan dalam

memberikan informasi tentang diagnosa medis klien, test-diagnostik,

rencana pengobatan dan perawatan rumah, penentuan keterbatasan

kemampuan, upaya perawatan, pencegahan, lama perawatan, terapi fisik,

dll. Bila diperlukan dilakukan kolaborasi dengan perawat, dimana perawat

yang melakukan kunjungan rumah harus mendapat izin dan keterangan

dari dokter yang bersangkutan sebagai penanggungjawab terapi program.

Program perawatan di rumah harus dilakukan follow up oleh dokter

tersebut minimal setelah 60 hari kerja, sehingga dapat disepakati program


dilanjutkan atau tidak.

c. Speech Therapist

Merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan bagi klien dengan

gangguan atau kesulitan dalam berbicara dan berkomunikasi, dengan

tujuan untuk membantu klien agar dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi

otot bicara agar memiliki kemampuan dalam berkomunkasi melalui

latihan berbicara.

d. Fisioterapist

Program yang dilakukan adalah tindakan berfokus pada pemeliharaan,

pencegahan, dan pemulihan kondisi klien di rumah. Aktivitas perawatan

kesehatan rumah yang dilakukan adalah melakukan latihan penguatan otot

ekstremitas, pemulihan mobilitas fisik, latihan berjalan, aktif-pasif, atau

tindakan terapi postural drainase klien COPD. Latihan lain berhubungan

dengan penggunaan alat kesehatan tertentu, seperti; pemijatan, stimulasi

listrik saraf, terapi panas, air, dan penggunaan sinar ultraviolet. Dalam hal

ini ahli fisioterapist juga mempunyai kewajiban untuk mengajarkan klien

atau keluarganya tentang langkah-langkah dalam latihan program yang

diberikan.

e. Pekerja Sosial Medis

Pekerja sosial medis yang sudah mendapatkan training/pelatihan dapat

diperbantukan dalam perawatan klien dan keluarganya untuk jangka waktu

yang panjang, khususnya pada klien dengan penyakit kronis (long term

care). Pekerja sosial sangat berguna pada masa transisi dari peran

perawatan medis atau perawat kepada klien/keluarga.


4. Standar I Organisasi Pelayanan Kesehatan Rumah

Semua pelayanan kesehatan di rumah direncanakan, disusun, dan dipimpin oleh

seorang kepala/manajer perawat professional yang telah dipersiapkan dengan

kompetensi dalam pemberian pelayanan/asuhan keperawatan dalam kesehatan

masyarakat dan termasuk proses administrasi dan pendokumentasian.

Standar II Teori

Perawat menetapkan konsep teoritis sebagai dasar keputusan dalam melaksanakan

praktek / asuhan keperaawtan.

Standar III Pengumpulan Data

Perawat secara terus-menerus mengumpulkan, dan mendokumentasikan data yang

luas, akurat dan sistematis.

Standar IV Diagnosa

Perawat menggunakan data dari hasil observasi dan penilaian kesehatan klien

untuk menentukan diagnosa keperawatan.

Standar V Perencanaan

Perawat mengembangkan rencana-rencana tindakan guna menentukan tujuan

pemberian asuhan keperawatan. Rencana didasarkan pada perumusan diagnosa

keperawatan dan menggabungkan nilai-nilai dalam upaya pencegahan penyakit,

tindakan pengobatan/kuratif dan tindakan rehabilitasi perawatan.

Standar VI Intervensi

Perawat dipedomani oleh intervensi keperawatan untuk memberikan rasa

kepuasan, memulihkan status kesehatan, memperbaiki, dan memajukan kesehatan,

serta mencegah komplikasi dan penyakit lanjutan yang memerlukan tindakan

rehabilitasi.

Standar VII Evaluasi


Perawat secara terus-menerus mengevaluasi respon klien dan keluarga hasil

yang telah perawatan dan Perawatan Rumah Hospice (Hospice Care).

5. Mekanisme Pelayanan Home Care

a. Proses penerimaan kasus

1) Home care menerima ps dari RS, Pusk, sarana lain, keluarga.

2) Pimpinan home care menunjuk Koordinator kasus untuk mengelola

perawatan kes dirumah

3) Koordinator kasus membuat surat perjanjian dan proses pengelolaan

kasus

b. Proses pelayanan home care :

1 persiapan:

a) Pastikan identitas pasien

1.Tahap persiapan

a. Bawa denah/ petunjuk tempat tinggal pasien

b. Lengkap kartu identitas unit tempat kerja

c. Pastikan perlengkapan pasien untuk dirumah

d. Siapkan file asuhan keperawatan

e. Siapkan alat bantu media untuk pendidikan

2. Pelaksanaan

a. Perkenalkan diri dan jelaskan tujuan

b. Observasi lingkungan berkaitan dg keamanan prw

c. Lengkapi data hasil pengkajian dasar pasien

d. Membuat rencana pelayanan

e. Lakukan perawatan langsung

f. Diskusikan kebutuhan rujukan, kolaborasi, konsultasi dll


g. Diskusikan rencana kunjungan selanjutnya dan aktivitas yang akan

dilakukan.

h. Dokumentasi kegiatan

3.Monitoring dan Evaluasi

a. Keakuratan dan kelengkapan pengkajian awal

b. Kesesuaian perencanaan dan ketepatan tindakan

c. Efektifitas dan efisiensi pelaksanaan tindakan oleh pelaksana.


Ropi, H. (2004). Home Care Sebagai Bentuk Praktik Keperawatan Mandiri. Majalah

Keperawatan (Nursing Journal of Padjajaran University), 5 (9), 8 – 15.

Southwell, M.T. & Wistow, G. (1995). Sleep in hospitals at night: are patients’ being met?

Journal Advanced Nursing, 21, 1101-1109.

Smith, C.M, & Maurer, F.A. (2000). Community health nursing: Theory and practice.

Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Stanhope, M. & Lancaster, J. (1996). Community health nursing: Promoting health of

aggregates, families, and individuals (4th Ed). St. Louis: Mosby Year Book.

Walsh, J, Persons, C. B., & Wieck, L. (1987). Manual of Home health care nursing.

Philadelphia: J.B.Lippincott Company.

Zang, S.M. & Bailey, N.C. Alih Bahasa Komalasari, R. (2004). Manual perawatan dirumah

(Home Care Manual) Edisi Terjemahan Cetakan I. Jakarta: EGC.

You might also like