Professional Documents
Culture Documents
BIMBINGAN KONSELING
REVIEWER :
1. REHANUN : 170101206
2. SYARIFAH ANNISA : 170101199
3. ZAINI MULIYADI : 170101198
MATARAM
2019
i
DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................................... i
PEMBAHASAN
ii
PEMBAHASAN
Penjelasan pasal 54 (6) PP nomor 74 Tahun 2008 bahwa yang dimaksud dengan
mengampu layanan bimbingan dan konseling adalah pemberian perhatian, pengarahan,
pengendalian, dan pengawasan peserta didik, yang dapat dilaksanakan dalam bentuk
pelayanan tatap muka terjadwal di kelas dan layanan perorangan atau kelompok bagi
yang dianggap perlu dan yang memerlukan. Bimbingan klasikal merupakan suatu
layanan bimbingan yang diberikan kepada peserta didik sejumlah satuan kelas di kelas,
atau suatu layanan bimbingan yang diberikan oleh Guru bimbingan dan
konseling/Konselor kepada sejumlah peserta didik dalam satuan kelas yang
dilaksanakan di kelas. Bimbingan klasikal merupakan salah satu strategi pemberian
layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal.1
1
Modul
2
M. Ramli, dkk, “Bimbingan Klasikal Dan Kelompok”, SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA
PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIMBINGAN DAN KONSELING, hlm. 3.
3
Rismawati, “PELAKSANAAN LAYANAN KLASIKAL BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI 3
KANDANGAN”, Jurnal Mahasiswa BK AN-NUR Vol. 1 No. 1, 2015, hlm. 66.
1
Menurut Delucia-Waack (2006:188) bimbingan kelas kadang terjadi saat
Konselor diminta hadir untuk memberikan topik mengenai harga diri, keterampilam
komunikasi, keluarga sehat, resolusi konflik, keterampilan persahabatan dan pecegahan
bullying. Pada bimbingan di dalam kelas kegiatan harus dikonseptualisasikan dalam
tahap yang sama (initial, working, terminasi) dan bagian-bagian yang sama dari setiap
sesi (opening, working, processing, closing) dalam rentang waktu yang jauh lebih
singkat.4
Bimbingan klasikal sebagai salah satu strategi dalam pelayanan bimbingan dan
konseling memiliki tujuan untuk meluncurkan (delivery system) aktivitas-aktivitas
pelayanan yang mengembangkan potensi siswa atau mencapai tugas-tugas
perkembangannya (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial dan moral
spiritual), sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan nasional
sebagaimana yang dituangkan dalam UU No 20 Sisdiknas tahun 2003, bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.5
4
Adya Sakura, “Makalah Bimbingan Klasikal”, (http://gazebokonseling.blogspot.com/2014/04/makalah-
bimbingan-klasikal.html diakses pada 29 April 2019, 2019)
5
Modul
2
3) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan kesehatan jasmani.
4) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan kelanjutan studi.
5) Mengatasi kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan perancanaan dan
pemilihan jenis pekerjaan setelah mereka lulus.6
b. Fungsi Bimbingan Klasikal
6
Muhammad Nurhadi, “Layanan Bimbingan Klasikal”, (https://id.scribd.com/doc/140832539/Layanan-
Bimbingan-Klasikal, Diakses pada 28 April 2019, 2019)
7
Ibid
3
pendidikan di sekolah, melainkan merancang suatu aktivitas yang memanfaatkan
dinamika kelompok yang dapat menumbuhkan kompetensi kemandirian untuk
mencapai perkembangan yang optimal dalam bidang belajar, pribadi, sosial dan karir.
Ruang lingkup materi untuk mengembangakan kompetensi dalam bidang belajar,
pribadi, sosial dan karir dapat diturunkan berdasarkan standar kompetensi kemandirian
peserta didik (SKKPD), asumsi teori tugas perkembangan (kondisi ideal berdasarkan
tugas perkembangan) dan kebutuhan individu yang diyakini mempunyai arti penting
bagi perkembangan peserta didik, hasil amatan langsung Guru bimbingan dan
konseling, serta materi yang didasarkan pada kebijakan sekolah/ pemerintah yang harus
diberikan kepada peserta didik/konseli. Selain itu, materi layanan bimbingan klasikal
dapat disesuaikan tujuan pendidikan nasional, falsafah negara dan agama. Materi yang
diberikan diharapkan dapat mengubah dan meningkatkan pola pikir, wawasan, sikap,
dan keterampilan serta perilaku yang baru untuk meningkatkan dan mencapai
kesuksesan dalam hidup dimasa yang akan datang.8
4
dirumuskan dalam tataran pengenalan, akomodasi dan tindakan, kemudian dirumuskan
topik-topik materi bimbingan yang relevan dengan kebutuhan (dari hasil need
assessment), untuk mencapai kompetensi yang dimaksud.10
10
Ibid
11
Muhammad Nurhadi, “Layanan Bimbingan Klasikal”, (https://id.scribd.com/doc/140832539/Layanan-
Bimbingan-Klasikal, Diakses pada 28 April 2019, 2019)
12
Saiful Umam, Penggunaan Teknik Modeling Dalam Bimbingan Klasikal Untuk Meningkatkan
Kedisiplinan Siswa, Jurnal Bimbingan Dan Konseling IPI, Hal. 40.
5
2) Materi bimbingan klasikal berkaitan erat dengan domain bimbingan dan
konseling yaitu bimbingan belajar, pribadi, social, dan kariri, serta aspek-
aspek perkembangan peserta didik.
3) Guru mata pelajaran dalam melaksanakan tugsnya adalah menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik, dan tugas guru bimbingan dan konseling atau
konselor adalah menyelenggarakan layanan bimbingan konseling yang
memandirikan peserta didik atau konseli.13
E. Langkah-Langkah Bimbingan Klasikal
Untuk dapat melaksanakan layanan bimbingan klasikal secara baik, dalam Linda
D Webb ; Greg ABrigman ( terjemahan Hartanto : 2006 ) terdapat beberapa langkah
yang perlu diperhatikan sebagai berikut :
13
Ibid
6
g. Evaluasi pemberian layanan bimbingan klasikal perlu dilakukan untuk
mengetahui bagaimana proses, tepat tidaknya layanan yang diberikan atau
perkembangan sikap dan prilaku atau tingkat ketercapaian tugas-tugas
perkembangan. Secara umum aspek yang dievaluasi meliputi :kesesuaian
program dalam pelaksanaan, keterlaksanaan program, hambatan-hambatan
yang dijumpai, dampak terhadap kegiatan belajar mengajar, dan respon
peserta didik personal sekolah,dan orang tua serta perubahan perkembangan
peserta didik ( tugas-tugas perkembangan ) atau perkembangan belajar,
pribadi, sosial, dan karirnya.
h. Tindak lanjut, perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan pemberian layanan
bimbingan kelas. Kegiatan tindak lanjut senantiasa mendasarkan pada hasil
evaluasi kegaiatan yang telah dilaksanakan.14
F. Media Dalam Bimbingan Klasikal
1. Media cetak adalah sejumlah media yang siapkan dalam kertas, yang dapat
berfungsi untuk keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi, contoh :
buku teks, majalah, leaflet, modul, handout, dan lembar kerja siswa.
2. Media non cetak adalah sejumlah media yang disiapkan tidak pada kertas,
yang berfungsi untuk keperluan pembelajaran dan penyampaian informasi.
Contoh media non cetak : oht ( overhead transparancies ), audio, video, slide
dan computer.
3. Media display adalah jenis media pembelajaran yang berisi materi tulisan atau
gambaran yang dapat ditampilkan di dalam kelas ataupun di luar kelas, di
kelompok kecil atau besar, perorangan tempat menggunakan proyeksi. Contoh
media display : flipchart, adhesive, chart, poster, peta, foto, dan berupa
gambar yang nyata secara anatomi.15
14
Ibid
15
Vera Ariesta Hajar, skripsi: LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN
PESERTA DIDIK DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 6 BANDAR LAMPUNG” (Bandar Lampung:
UIN RADEN INTAN, 2017) hlm. 20.
7
DAFTAR PUSTAKA