You are on page 1of 33

LAPORAN HASIL PENGAMATAN VERTEBRATA

“ ANATOMI DAN FUNGSI SISTEM PADA AVES”

OLEH
KELOMPOK 16

1. DIONISIUS BAKO (1701040007)


2. IMBERD R. LIUNIMA (1701040044)
3. LIA INAYAH SAFITRI (1701040003)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
BAB I

1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Burung adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang
memiliki bulu dan sayap. Fosil tertua burung ditemukan di Jerman dan dikenal
sebagai Archaeopteryx.Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari burung kolibri
yang kecil mungil hingga burung unta, yang lebih tinggi dari orang. Diperkirakan
terdapat sekitar 8.800 – 10.200 spesies burung di seluruh dunia; sekitar 1.500 jenis di
antaranya ditemukan di Indonesia. Berbagai jenis burung ini secara ilmiah
digolongkan ke dalam kelas Aves.
Nama kelas aves berasal dari bahasa latin, dan nama ilmu yang mempelajari
burung ortinology berasal dari bahasa yunani, yaitu ornis. Meskipun burung berdarah
panas, ia berkerabat dekat dengan reptil. Bersama kerabatnya terdekat, suku
Crocodylidae alias keluarga buaya, burung membentuk kelompok hewan yang
disebut Archosauria.
Diperkirakan burung berkembang dari sejenis reptil di masa lalu, yang
memendek cakar depannya dan tumbuh bulu-bulu yang khusus di badannya. Pada
awalnya, sayap primitif yang merupakan perkembangan dari cakar depan itu belum
dapat digunakan untuk sungguh-sungguh terbang, dan hanya membantunya untuk
bisa melayang dari suatu ketinggian ke tempat yang lebih rendah.
Burung masa kini telah berkembang sedemikian rupa sehingga terspesialisasi
untuk terbang jauh, dengan perkecualian pada beberapa jenis yang primitif. Bulu-
bulunya, terutama di sayap, telah tumbuh semakin lebar, ringan, kuat dan bersusun
rapat. Bulu-bulu ini juga bersusun demikian rupa sehingga mampu menolak air, dan
memelihara tubuh burung tetap hangat di tengah udara dingin. Tulang belulangnya
menjadi semakin ringan karena adanya rongga-rongga udara di dalamnya, namun
tetap kuat menopang tubuh. Tulang dadanya tumbuh membesar dan memipih, sebagai
tempat perlekatan otot-otot terbang yang kuat. Gigi-giginya menghilang, digantikan
oleh paruh ringan dari zat tanduk.

2
Kesemuanya itu menjadikan burung menjadi lebih mudah dan lebih pandai
terbang, dan mampu mengunjungi berbagai macam habitat di muka bumi. Ratusan
jenis burung dapat ditemukan di hutan-hutan tropis, mereka menghuni hutan-hutan
ini dari tepi pantai hingga ke puncak-puncak pegunungan. Burung juga ditemukan di
rawa-rawa, padang rumput, pesisir pantai, tengah lautan, gua-gua batu, perkotaan,
dan wilayah kutub. Masing-masing jenis beradaptasi dengan lingkungan hidup dan
makanan utamanya.
Maka dikenal berbagai jenis burung yang berbeda-beda warna dan bentuknya.
Ada yang warnanya cerah cemerlang atau hitam legam, yang hijau daun, coklat gelap
atau burik untuk menyamar, dan lain-lain. Ada yang memiliki paruh kuat untuk
menyobek daging, mengerkah biji buah yang keras, runcing untuk menombak ikan,
pipih untuk menyaring lumpur, lebar untuk menangkap serangga terbang, atau kecil
panjang untuk mengisap nektar.
Ada yang memiliki cakar tajam untuk mencengkeram mangsa, cakar pemanjat
pohon, cakar penggali tanah dan serasah, cakar berselaput untuk berenang, cakar kuat
untuk berlari dan merobek perut musuhnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hewan aves ?
2. Bagaimana klasifikasi dan ciri umum pada hewan aves?
3. Bagaimana Struktur Tubuh Aves ?
4. Bagimana Sistem Gerak Pada Aves ?
5. Bagimana Susunan Saraf Pada Aves ?
6. Bagaimana Sistem Peredaran Darah pada Aves ?
7. Bagaimana Sistem Pernafasan Pada Aves
8. Bagaimana Sistem Pencernaan Pada Aves ?
9. Bagaimana Sistem Reproduksi Pada Aves ?
10. Bagaimana Sistem Ekskresi dan Sekresi Pada Aves ?
11. Bagaimana Organ Indra Aves?
12. Bagaimana Sistem Ekologi Pada Aves ?

3
13. Apa peranan aves dalam kehidupan sehari-hari ?
C. Tujuan

1. Mengetahui pengetian hewan aves


2. Mengetahui klasifikasi dan ciri umum pada hewan aves
3. Mengetahui struktur tubuh aves
4. Mengetahui sistem gerak pada burung
5. Mengetahui susunan saraf pada aves
6. Mengetahu sistem peredaran darah pada aves
7. Mengetahui sistem pernafasan pada aves
8. Mengetahui sistem pencernaan pada hewan aves
9. Mengetahui sistem reproduksi pada hewan aves
10. Mengetahui sistem ekskresi dan sekresi pada hewan aves
11. Mengetahui organ indra aves
12. Mengetahui ekologi pada hewan aves
13. Mengetahui peranan pada hewan aves

4
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Mengenal Aves
Kelas aves adalah kelas hewan vertebrata yang berdarah panas dengan
memiliki bulu dan sayap. Anggota kelas ini memiliki kemampuan adaptasi yang
tinggi terhadap lingkungannya, sehingga hewan ini mampu bertahan dan berkembang
biak pada suatu tempat tertentu. Ciri-cirinya tulang dada tumbuh membesar dan
memipih, anggota gerak belakang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan
bertengger. Mulut sudah termodifikasi menjadi paruh paruh, punya kantung hawa,
jantung terdiri dari 4 ruang, rahang bawah tidak mempunyai gigi karena giginya telah
menghilang yang digantikan oleh paruh ringan dari tanduk dan berkembang biak
dengan bertelur.
Hampir semua bagian dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam
beberapa hal untuk meningkatkan kemampuan terbang. Tulang-tulang burung
memiliki struktur internal yang meyerupai sarang lebah, yang membuat kuat namun
ringan. Adaptasi lain mengurangi berat burung adalah tidak adanya beberapa organ,
misalnya pada burung betina hanya memiliki satu organ (Jingmai, 2008: 341).
Selain modifiksasi yang meningkatkan kemampuan untuk terbang Adaptasi
burung paling jelas untuk terbang adalah sayap. Sayap burung merupakan airfil yang
menggambarkan prinsip aerodinamika yang sama seperti sayap pesawat terbang.
Untuk menyediakan kekuatan untuk terbang, burung menggepakkan sayap untuk
kontraksi otot pectoral (dada) besar yang ditambahkan suatu taju (keel) dan tulang
dada (Campbell, 2008: 34). fosil tertua burung ditemukan di jerman dan dikenal
sebagai Archaeptryx (Guillano, 2007: 25).
Evolusi aves berasal dari reptil hal tersebut bukan tanpa sebab, kita bisa
menemukan karakteristik yang aves miliki juga dimiliki oleh reptil, yaitu ada sisik
tanduk yang terdapat pada kaki aves, dan juga berdarah panas.

5
Burung merupakan hewan yang tubuhnya diselaputi oleh bulu-bulu. Anggota
depannya berubah menjadi sepasang sayap. Burung merupakan hewan yang paling
banyak diketahui dan mudah di kenali, karena burung banyak diketahui disekitar
manusia dan aktif pada siang hari. Burung memiloiki ciri yang khas yaitu memiliki
bulu yang menutupi dan mellindungi tubuhnya sehingga dapat mempertahankan suhu
tubuh yang berbeda dengan suhu lingkungannya.
Selain itu bulu burung sangat berperan saat waktu terbang, selain burung tidak
ada hewan lain yang memiliki bulu. Dengan memiliki kemampuan terbang butung
dapat menghuni habitat yang tidak dapat di huni oleh hewan lainnya. Hampir setiap
bagian dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam beberapa hal untuk
meningkatkan kemampuan terbang, dan tulang-tulang burung memiliki struktur
internal yang menyerupai sarang lebah yang membuat mereka kuat namun ringan.
Burung yang paling besar yang masih ada yaitu burung unta afrika dengan
tinggi 210 cm, dan burung kondor amerika yan memiliki bentang sayap mencapai
300 cm, dan burung yang paling kecil yaitu burung helena dari cuba dengan panjang
5,5 cm dan berat 0,1 ons. Tidak ada burung yang berukuran sebesar ikan dan mamalia
terbesar, baik burung yang suda punah ataupun yang masih hidup.
Aves memiliki kepala yang terpisah, leher panjang yang fleksibel dan tubuh
terbentuk melentung. Dua anggota tubuh bagian depan berupa sayap, melekat aga
tinggi di punggung dilengkapi bulu panjang, sayap terlipat seperti hurup Z pada saat
istirahat, dan membuka jika digunakan untuk terbang, dan pada setiap kaki bagian
bawah terdiri dari sedikit otot denggan tendon dan di tutupi kulit bersisik yang
mengalami kornifikasi, dan dilengkapi empat jari yang di bagian ujungnya terdapat
cakar keras dan pada ekor yang pendek terdapat sejumlah bulu yang panjang. Mulut
berbentuk memanjang dan meruncing dilapisi zat tanduk, pada bagian atas mandibula
terdapat dua lubang hidung, mata berukuran besar berukuran lateral, masing-masing
dilengkapi dengan kelopak atas dan bawah, dibawahnya terdapat membran nikatin
yang dapat bebas digerakan menutupi mata. Di belakang mata aga ke bawah terdapat
lubang telinga, yang tersembunyi di balik bulu, dan struktur khas di kepala yaitu

6
jengger median dan gelambir lateral, dan dikaki terap taji dan taji ini hanya
ditemukan pada ayam, merak, dan beberapa burung tertentu, dan di bagian bawah
ekor terdapat anus.
Bulu adalah ciri khas kelas aves yang tidak dimiliki oleh vertebrata lain.
Hampir seluruh tubuh aves ditutupi oleh bulu, yang secara filogenetik berasal dari
epidermal tubuh, yang pada reptile serupa dengan sisik. Secara embriologis bulu aves
bermula dari papil dermal yang selanjutnya mencuat menutupi epidermis. Dasar bulu
itu melekuk ke dalam pada tepinya sehingga terbentuk folikulus yang merupakan
lubang bulu pada kulit. Selaput epidermis sebelah luar dari kuncup bulu menanduk
dan membentuk bungkus yang halus, sedang epidermis membentuk lapisan penyusun
rusuk bulu.Sentral kuncup bulu mempunyai bagian epidermis yang lunak dan
mengandung pembuluh darah sebagai pembawa zat-zat makanan dan proses
pengeringan pada perkembangan selanjutnya .
Berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi menjadi: Filoplumae, Bulu-bulu
kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya bercabang-cabang pendek dan
halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak terdiri dari shaft yang ramping dan
beberapa barbulae di puncak. Plumulae, Berbentuk berbentuk hampir sama dengan
filoplumae dengan perbedaan detail Plumae, Bulu yang sempurna. Barbulae, Ujung
dan sisi bawah tiap barbulae memiliki filamen kecil disebut barbicels yang berfungsi
membantu menahan barbula yang saling bersambungan. Susunan plumae terdiri dari:
Shaft (tangkai), yaitu poros utama bulu, Calamus, yaitu tangkai pangkal bulu ,rachis
yaitu lanjutan calamus yang merupakan sumbu bulu yang tidak berongga di
dalamnya. Rachis dipenuhi sumsum dan memiliki jaringan. Vexillum, yaitu bendera
yang tersusun atas barbae yang merupakan cabang-cabang lateral dari rachis. Lubang
pada pangkal calamus disebut umbilicus inferior, sedangkan lubang pada ujung
calamus disebut umbilicus superior. Bulu burung pada saat menetas disebut
neossoptile, sedangkan setelah dewasa disebut teleoptile. Menurut letaknya, bulu aves
dibedakan menjadi: Tectrices, bulu yang menutupi badan. Rectrices, bulu yang

7
berada pada pangkal ekor, vexilumnya simetris dan berfungsi sebagai kemudi.
Remiges, bulu pada sayap.
B. Klasifikasi dan cirri-ciri umum aves
Klasifikasi Aves
Terdapat sekitar 8.600 spesies Aves yang masih hidup dan dikelompokkan
/diklasifikasikan ke dalam sekitar 28 ordo. Klasifikasi Aves adalah sebagai berikut:

 Casuariiformes (kasuari), contohnya emu (Dromaius novaehollandiae) dan


kasuari bergelambir ganda (Casuarius casuarius).
 Psittaciformes (burung nuri), contohnya betet kepala biru (Pionus menstruus)
dan kakatua berjambul (Cacatua galerita).
 Galliformes (unggas), contohnya ayam buras (Gallus domesticus) dan kalkun
(Meleagris gallopavo)
 Passeriformes (burung penyanyi), contohnya jalak bali (Leucopsar
rothschildi) dan beo (Gracula religiosa).
 Ciconiiformes (burung bangau), contohnya bangau (Mycteria leucocephala)
dan kuntul putih besar (Egretta alba).
 Strigiformes (burung hantu), memiliki bulu yang sangat halus, berekor
pendek, kepala besar dan bulat, mata besar mengarah ke depan yang
dikelilingi piringan wajahnya, paru berkait, cakarnya tajam, dan mencari
makan pada malam hari. Contohnya burung hantu hutan (Strix sp) dan Hantu
sayap bundar (Urgolaux dimorpha).
 Falconiformes (burung pemangsa), contohnya elang kepala botak (Heliacetus
leucocephalus), rajawali emas (Aquila chrisaetos) dan alap-alap (Microhierax
caerulescens)
 Columbiformes (burung merpati), contohnya burung dara mahkota elok
(Goura cristata) dan perkutuk (Geopelia striata).

8
Beberapa contoh
burung yang
termasuk dalam
klasifikasi aves
:Ciri-ciri umum
aves

 Tubuh
diselimuti oleh
bulu.
 Tungkai
depan
termodifikasi
menjadi sayap
untuk terbang,
tungkai belakang cocok untuk bertengker ,berjalan, atau berenang.
 Memiliki ukuran tubuh beragam. Tubuh aves terdiri dari kepala, leher, badan,
dan ekor
 Mulut berparuh yang tersusun dari zat tanduk, tidak memiliki gigi dan lidah
yang tidak dijulurkan. Bentuk paruh yang beragam sesuai dengan jenis
makanannya.
 Memiliki mata yang berkembang baik dengan kelopak mata, membrana
niktitans, dan kelenjar air mata. Umumnya mata aves terdapat dibagian sisi
kepala. Mata burung hantu terletak berdampingan. Telinga yang tidak berdaun
telinga dimana bagian tengahnya terdapa osikula auditori. Aves memiliki
sepasang lubang hidung
 Aves mempunyai sepasang kaki yang digunakan untuk berjalan, bertengger,
berenang, mencakar-cakar rumah, memegang makanan, atau untuk

9
menangkap dan mencengkeram mangsa. Jumlah jari kaki 2,3, dan 4. Kulit
kaki bagian bawah dan jari-jarinya tersusun dari zat tanduk yang keras.
 Aves memiliki sayap untuk terbang. Kecepatan terbang sekitar 30-75 km/jam.
 Aves bernapas dengan paru-paru yang berhubungan dengan pundi-pundi
udara sebagai alat pernapasan tambahan. Pundi-pundi udara berupa kantong
selaput yang ringan, yaitu sepasang di leher, sebuah di antara tulang selangka
yang bercabang-cabang membentuk kantong udara pada lengan atas, sepasang
di dada depan, sepasang di dada belakang, dan sepasang di perut. Cadangan
udara di dalam pundi-pundi udara berguna untuk pernapasan pada saat
terbang. Pundi-pundi udara akan terisi udara kembali pada saat burung
melayang tanpa mengepakkan sayapnya.
 Aves memiliki alat suara siring yang terdapat pada percabangan trakea.
 Sistem pernapasan Aves lengkap, meliputi mulut, esofagus (kerongkongan),
tembolok, lambung kelenjar, empedal berdinding tebal (lambung otot), usus
halus, usus besar, dan kloaka. Pada mulut terdapat kelenjar ludah. Di antara
usus halus dan usus besar, terdapat usus buntu (sekum). Aves memiliki
pankreas, hati, dan empedu.
 Aves bersifat homoioterm karena mempertahankan suhu tubuhnya dengan
bulu-bulu (bulu sebagai isolator panas). Suhu tubuh sekitar 40,5°C-42°C.
 Alat memiliki peredaran darah ganda, artinya dalam satu kali peredaran darah
ke seluruh tubuh, darah melewati jantung dua kali.
 Alat ekskresi berupa ginjal metanefros dan tidak memiliki kandung kemih
 Sistem saraf berupa otak, dengan serebrum dan lobus optikus yang
berkembang baik. Aves memiliki 12 pasang saraf kranial.
 Aves bersifat ovipar dan fertilisasi terjadi secara internal. Telur bercabang
keras. Aves betina memiliki satu ovarium (di sebelah kiri tubuh) dan beberapa
spesies mengerami telurnya.

10
Selain memiliki bulu yang memnutupi hampir seluruh tubuhnya, burung juga
memiliki beberapa karakteristik lain dan bagian khusus tubuh yang akan saya
jelaskan dibawah ini, antaranya:
1. Bulu: bulu sendiri dibedakan menjadi dua macam yang dimiliki oleh burung
a) Bulu lengkap (plumae), yang dikatakan dengan lengkap adalah mempunyai
bagian-bagian yang lengkap yang digunakan untuk terbang dan lain hal.
Bagian itu antara lain: batang bulu dan lembaran bulu. Batang bulu terdiri
antara lain: calamus dan rachir. Lembaran bulu tersusun dari deretan barbae,
diantara barbae terdapat barbular yang berkaitan.
b) Bulu tak lengkap terdiri atas: plumulae yang tersusund ari calamus yang
berukuran pendek, barbae yang tak berbentuk lembaran, barbular yang ytak
berkaitan satu sama lain. Filoplumar terdiri atas calamus dan rachis (batang
tak jelas), barbae yang terletak pada bagian ujung dan tidak dijumpai
barbulae.
Fungsi bulu untuk membungkus tubuh, menjaga suhu tubuh badan dan
untuk terbang, warna bulu berfungsi untuk membaur dengan lingkungan,
mengelabui predator dan menarik pasangan pada saat musim kawin.
2. Paruh
Ada beberap ciri paruh diantaranya:
a) Panjang: bila ukurannya lebih panjang dari kepala burung
b) Pendek: bila ukuran yang paruh dari aves lebih pendek dari kepala
c) Berkaitan: adalah bila bagian atas lebih panjang serta melengkung menutupi
bagian bawah, terkadang juga dikatakan berkait bila ujungnya melengkung
membentk bangunan seperti kait.
d) Lurus bila garis antara bagian atas beserta bawah lurus bagiannya dan pangkal
sampai ujung paruh
e) Pipih datar: adalah bagian paruh lebih mendatar dari pada meninggi
f) Bergigi: bila tepi paruh bagian atas bergigi gigi

11
g) Berkantung lebar: bila dagi dan ternggorokan melebar membentuk bergigi
gigi.
3. Sayap dengan cirri-ciri
a) Panjang: bila ukuran dari bengkokan kedua sampai keujung, lebih anjang dari
badan.
b) Pendek: bila dilihat bagian sayap lebih pendek dari badan
c) Bulat: primarius bagian tengah adalah bagian yang terdapat bulu bulu yang
paling panjang, sisanya berangsur angsur memendek berpangkal dan ke ujung
sayap.
d) Runcing: bila primarius palinh ujung adalah bulu bulu yang paling panjang.
4. Tarsometatartus dengan cirinya
a) Scutella: bila sisik tersusun saling menutupi
b) Reticulate: bila sisik tidak teratur
c) Serrata: bia sisik sisik pada posterior tersusun dari berrigi rigi
d) Boated; bila tarsus tidak bersisik.
5. Jari-jari
a) Rata (datar): hallux melekat pada ujung tarsus seperti jari jari yang lain
b) Terangkat: hallux melekat pada bagian yang lebih tinggi do atas pelekatan jari
jari yang lain.
6. Tipe kaki
Ada beberapa tipe yang dimiliki aves yang mana struktur tersebut sejalan
dengan fungsu, seperti tipe bertengger, berjalan dan lain-lain.
a) Tipe bertengger, dibedakan atas:
 Passerine : bila hallux melekat dengan jari jari lain
 Zygodactvla: 2 jari kedepan, dan 2 lainnya ke belakang.
b) Tipe berjalan: adalah tipe yang digunakan untuk berjalan, biasanya ada pada
ayam, ciri khasnya bila hallux terangkat, sehingga kedudukannya lebih tinggi
dari pada lainnya.
c) Tipe berenang: tipe ini salah satunya pada bebek, dibedakan atas:

12
 Palmata: 3 kari kedepan dihubungkan oleh selaput, jari ke-1 bebas
 Totipalmata: keempat jari dihubungka oleh selaput yang halus.
d) Ada juga beberapa tipe lain seperti nyeker, mengambil mangsa (gasping),
mendaki (climbing).
7. Cakar degan ciri ciri runcing (cakar melengkung dan runcing), dan obtuse (bila
cakar agak melengkung, ujungnya tumpul).
8. Ekor, ada beberapa ukuran ekor yang dimiliki aves, antaranya:
a) Panjang : bila ukuran lebih panjang dari badan
b) Pendek: bila ukurannya lebih pendek atau sama panjang dengan badan
c) Rata: bila semua bulu dama panjang
d) Bulat: adalah bagian bulu tengah yang jauh lebih panjang, makin ke tepi
berangsur angsur memendek
e) Runcing: bila bulu tengah lebih panjang dari bulu yang lain
C. Struktur Tubuh Aves

1. Caput (kepala)
2. Cervix (leher)
3. Truncus (badan)
4. Cauda (ekor)
5. Sepasang Extremitas anterior = ala (sayap)
6. Extremitas pasterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedang bagian
bawahnya bersisik dan bercakar.
7. Mulut mempunyai rostrum (paruh) maxilla (ruang atas), mandibula (ruang
bawah)
8. Bagian dalam rostrum dilapisi oleh lapisan yang disebut cera
9. Pada atas paruh terdapat lubang hidung (nares interna sebelah dalam dan
nares externa sebelah luar)
10. Di belakang mata terdapat lubang telinga yang terlindungi di bawah bulu
khusus

13
11. Di bawah ekor terdapat anus.

Penutup Bulu

 Berdasaran susunan
anatomis bulu dibagi tiga
macam:

1. Filoplumae ,
sebagai rambut yang di
ujungnya bercabang-
cabang pendek halus.
2. Plumulae,
berbentuk hampir seperti
filoplumae dengan
perbedaan
3. Pluma, merupakan bulu yang sempurna.

 Menurut letaknya bulu digolongkan menjadi:

1. Tectrices, yang menutupi badan.


2. Retrices, yang berpangkal pada ekor, vexillumnya simetris karena berfungsi
sebagai kemudi.
3. Remiges, yang terdapat pada sayap dan di bagi atas Remiges primariae dan
Remiges secundariae.
4. Parapterum, yang menutupi daerah bahu
5. Ala spuria, sebagai bulu kecil yang menempel pada poluk (ibu jari).

14
Bentuk Paruh

Bentuk Kaki

D. Sistem Gerak Aves


Burung juga memiliki rangka dalam. Burung terbang dengan cara mengepakkan
sayap. Gerakan sayap dapat dikendalikan oleh otot-otot terbang yang sangat kuat.
Otot-otot tersebut melekat pada tulang dada. Burung memiliki dua otot terbang,

15
ketika salah satu otot menarik ke bawah otot yang lain menarik sayap ke atas. Bulu
burung selain berfungsi untuk terbang, bulu-bulu pada burung juga berfungsi untuk
menahan panas sehingga tubuh burung dapat menjaga panas tubuhnya. Otot pada
tubuhnya bekerja lebih efisien dalam keadaan hangat. Contohnya pada burung
merpati. Burung memiliki tekhnik untuk terbang (tekhnik terbang). Burung terbang
dengan mengepakkan sayap, yaitu mengepakkan sayap dari atas ke bawah untuk
menimbulkan gerakan yang mengangkat dan mendorong tubuhnya di udara. Gerakan
mendorong dan mengangkatkan sayap, memerlukan kekuatan yang paling besar.
Sementara pada saat mengangkat sayap, memerlukan kekuatan yang lebih kecil.Pada
saat mengangkat sayap, burung menempatkan posisi sayapnya ke semula, untuk
memulai gerakan gerakan mendorong dan mengangkat tubuh kembali.
1. Otot
Karena burung dirancang
untuk tujuan terbang, tulang-tulang

mereka berongga dan terbungkus otot-otot,


yang menghasilkan keringanan luar biasa
tanpa mengorbankan kekuatan. Sayap
tertarik ke bawah oleh otot yang mengerut.
Ketika sayap diangkat dan otot dada kecil
(supracoracoideus) mengerut, otot dada
besar (pectoralis major) mengendur.

16
Ketika otot dada besar dikerutkan dan otot dada kecil dikendurkan, sayap turun.
2. Kerangka
 Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
 Tulang leher: Untuk menghubungkan ke tempurung kepala
 Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap
 Tulang hasta: Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
 Tulang pengumpi : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan
 Korakoid : Penghubung tulang dada
 Tulang dada : Tempat melekatnya oto untuk terbang
 Tulang rusuk: Tulang yang melindungi isi perut
 Pelvis : Penghubung tulang ekor
 Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka
 Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis
 Tulang paha : Untuk persendian
3. Susunan Saraf Pada Aves
Susunan saraf pada burung adalah :
a) Otak
b) Sumsum belakang.
4. Otak dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a) Otak besar. Pada otak besar tidak banyak mempunyai neuron dan
bentuknya juga tidak berlipat-lipat.
b) Otak kecil. Pada otak kecil mempunyai perkembangan yang berguna
sebagai pengatur keseimbangan pada waktu terbang atau melayang-
layang.
c) Otak tengah. Pada otak tengah mempunyai perkembangan yang berguna
sebagai fungsi penglihatan.
d) Sumsum lanjutan.

17
E. Sistem Saraf Aves
Susunan saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan
hewan menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat
bagian ,otak besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan.Selain otak kecil
maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik.Otak besar burung
berbeda dengan otak besar pada manusia.
Permukaan otak besar pada burung tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah
neuron padda burung berkembang dengan membentuk dua gelembung.Perkembangan
ini berhubungan dengan fungsi penglihatanya.
Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas
permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup
banyak.Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung
di waktu terbang.
Bentuk otak dan bagian-bagiannya tipikal pada burung. Lobus olfaktorius
kecil, serebrum besar sekali. Pada ventro-kaudal serebrum terletak serebellum dan
ventral lobus optikus.lubang telinga nampak dari luar, dengan meatus auditoris
eksternal terus kemembran tympani (gendang telinga). Telinga tengah dengan
saluran-saluran semi sirkulat terus ke koklea. Pendengaran burung dara sangat baik.
Dari telinga tengah ada saluran eustachius menuju ke faring dan bermuara pada
langit-langitt bagian belakang.
F. Sistem Peredaran Darah Aves
Pada dasarnya sistem peredaran darah pada kelas Aves hampir mirip dengan
sistem peredaran darah pada kerja jantung kelas Mamalia ( manusia ). Sistem
peredaran darah pada kelas Aves juga menggunakan peredaran darah ganda dan
sistem peredaran darah tertutup. Oleh karena itu, dalam satu kali darah mengalir,
darah melewati jantung sebanyak dua kali yaitu saat peredaran darah kecil ( jantung
— paru – paru — jantung ) dan pereradan darah besar ( jantung – seluruh tubuh –
jantung ).

18
Bagian – bagian pada jantung( cardio ) kelas Aves mirip dengan jantung kelas
Mamalia yaitu jantung memiliki empat ruang seperti atrium kanan, atrium kiri, bilik
kanan, dan bilik kiri diantara ruang – ruang pada jantung juga terdapa sekat ( septum)
yang bentuknya sudah sempurna sehingga darah yang kaya akan oksigen ( O2 ) dan
karbon dioksida ( CO2) tidak akan tercampur.

Proses peredaran darah padah kelas Aves adalah sebagai berikut:

 Darah yang kaya akan karbon dioksida (CO2) yang berasal dari seluruh tubuh
mengalir ke jantung, pada atrium kanan lalu ke ventrikel kanan .
 Dari ventrikel kanan darah dipompa menuju paru-paru melalui arteri
pulmonalis
 Dari paru – paru darah yang kaya oksigen (O2) mengalir menuju ke atrium
kiri melalui ventrium kiri untuk dipompa melalui Aorta

19
 Dari Aorta darah kaya oksigen (O2) akan diedarkan ke seluruh tubuh
 Darah mengandung karbon dioksida ( CO2)dari kapiler jaringan tubuh akan
dialirkan kembali ke atrium kanan jantung.

Peredaran darah kecil pada aves yaitu berawal dari darah mengalir yang
berasal dari seluruh tubuh ke ventrikel kanan. Kandungan karbon dioksida pada
jantung dipompa menuju paru – paru melalui arteri pulmonalis untuk melepaskan
kandungan karbon dioksida (CO2) pada darah dan mengikat oksigen ( O2). Darah
tersebut akan mengalir dan masuk ke atrium kiri,dan akhirnya darah ke ventrikel kiri.

Peredaran darah besar pada kelas Aves sama dengan peredaran darah kecil
hanya saja sitambah dengan proses selanjutnya yaitu darah kaya oksigen ( O2 )yang
berasal dari ventrikel kiri diedarkan menuju ke seluruh tubuh tepatnya sel – sel tubuh.
Pada sel- sel tubuh ini kandungan oksigen ( O2) dalam darah akan dilepaskan dan
karbondioksida (CO2) diikat sebagai sisa metabolism sel tubuh. Kelmudian darah
yang banyak mengandung karbon dioksida (CO) akan dialirkan kembali menuju
jantung tepatnya pada atrium kiri.
G. Sistem Pernapasan
Lubang hidung yang terdapat pada paruh menghubungkan rongga hidung di
atas rongga mulut. Glottis pada bagian bawah faring menghubungkan saluran trakea
yang di perkuat denga kartilago. Trakea berlanjut ke bawah arah leher yaitu syring
(kotak suara), tempat terdapatnya otot vocal, dari syring dilanjutkan ke bronkhos
paru-paru berukuran kecil melekat pada rusuk dan vertebrata di bagian dorsal dari
trax dengan jaringan ikat, paru-paru dimasuki sejumlah broncheolus yang saling
berhubungan dan sejumlah dara dari pulmonary. Pada broncheolus melekat kantung
udara yang terdapat di sela-sela organ dalam pada rongga badan dan menjulur ke
ruang disekitar vertebrta leher.

20
Paru-paru dapat digerakan sedikit oleh otot yang terdapat disekitar tulang
rusuk . jika sternum bergerak turun, dan rusuk menggembung ke samping udara ke
rongga paru-paru , jika kontraksi terjadi sbaliknya. Maka dara keluar dari rongga
paru-paru. Gerakan tersebut dimungkinkan karena struktur torak yang kaku. Pada sat
inspirasi, udara masuk melalui bronchioles ke kantung udara membantu penyebaran
panas tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot dan aktivitas metabolic lainya. Suara
yang terdengar pada burung dihasilkan karena udara yang bergetar ketika melewati
otot syring.
Trakea melanjut sebagai dua buah bronki pada siring (alat suara). Paru-paru
dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada 9 buah, 4 berpasangan, dan 1
median). Fase aktif respirasi itu adalah ekspirasi dan fase pasif adalah inhalasi.

Mekanisme pernapasan saat istirahat:

 Inspirasi:

1. Pengambilan udara adalah dimulai dari adanya pergerakan tulang rusuk ke


arah depan bawah
2. Rongga dada membesar tetapi tekanan udara mengecil
3. Diikuti mengembangnya paru-paru dan mengecilnya tekanan di dalam rongga
paru-paru
4. Akibatnya udara masuk ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan antara
lain lewat lubang hidung luar, lubang hidung dalam, celah tekak, trakea,
siring, dan terakhir udara masuk ke paru-paru
5. Setelah udara masuk ke paru-paru, udara akan masuk ke dalam parabronkus
6. Di dalam parabronkus terjadi pertukaran O2dan CO2 semua udara yang masuk
sebagian udara masuk ke dalam paru-paru dan sebagian udara lainnya masuk
ke kantong udara.

21
 Ekspirasi :

1. Tulang rusuk kembali ke posisi semula


2. Otot-otot dada bekerja dengan mengecilkan rongga dada, sedangkan tekanan
rongga dada menjadi besar
3. Ruangan dari paru-paru menjadi tertekan sehingga menjadi sempit sedangkan
tekanan dalam ruang paru-paru menjadi besar
4. Udara ke luar dari kantong udara dan paru-paru
5. Saat udara melewati paru-paru terjadi difusi O2 dan CO2 lagi.

Mekanisme pernapasan saat terbang:

1. Pada saat burung terbang mengangkat sayapnya, maka


mengakibatkan kantong udara antar tulang korakoid terjepit tetapi kantong
udara yang terletak di bawah mengembang
2. Udara masuk ke kantong udara yang berada di bawah ketiak
3. Terjadi proses masuknya udara (inspirasi) yang ditandai dengan terjadinya
difusi O2 dan CO2 dalam paru-paru
4. Pada saat burung menurunkan sayapnya mengakibatkan kantong udara yang
berada di bawah ketiak terjepit sehingga menyebabkan kantorng udara
antartulang korakoid mengembang
5. Kemudian udara masuk ke dalam kantong udara antartulang korakoid.
6. Sehingga terjadilah ekspresi yang juga ditandai terjadinya difusi O2 dan CO2

H. Sistem Pencernaan
Pada mulut terdapat paruh yang sangat kuat dan berfungsi untuk mengambil
makanan. Makanan yang diambil oleh paruh kemudian masuk kedalam rongga mulut
lalu menuju kerongkongan.Bagian bawah kerongkongan membesar berupa kantong
yang disebut tembolok. Kemudian masuk ke lambung kelenjar. Disebut lambung
kelenjar karena dindingnya mengandung kelenjar yang menghasilkan getah lambung

22
yang berfungsi untuk mencerna makan secara kimiawi. Kemudian makan masuk
menuju lambung pengunyah. Disebut lambung pengunyah karena dindingnya
mengandung otot-otot kuat yang berguna untuk menghancurkan makanan. Didalam
hati,empedal sering terdapat batu kecil atau pasir untuk membantu mencerna
makanan secara mekanis. Kemudian, makanan masuk menuju usus halus.Enzim yang
dihasilkan oleh pankreas dan empedu dialirkan kedalam usus halus.Hasil pencernaan
berupa sari- sari makanan diserap oleh kapiler darah pada dinding usus halus.Burung
mempunyai dua usus buntu yang terletak antara lambung dan usus.Usus buntu
berguna untuk memperluas daerah penyerapan sari makanan. Sisa makanan didorong
ke usus besar kemudian kedalam poros usus (rektum) dan akhirnya dikeluarkan
melalui kloaka.

Beberapa diantaranya alat dan fungsi pada pencernaan burung adalah sebagai berikut:

1. Paruh : Mengambil makanan.


2. Kerongkongan : Saluran makanan menuju tembolok.
3. Lambung kelenjar : Mencerna makanan secara kimiawi.
4. Lambung pengunyah : Menghancurkan makanan.
5. Hati : Membantu mancerna makanan secara mekanis
6. Pankreas : Menghasilkan enzim.
7. Usus halus : Tempat pencernaan sari makanan yang diserap oleh kapiler darah
pada dinding usus halus.
8. Usus besar : Saluran sisa makan ke rectum.
9. Usus buntu : Memperluas daerah penyerapan sari makanan.
10. Poros usus : Tempat penyimpan sisa makanan sementara.
11. Koloaka : Muara 3 (tiga) saluran,yaitu :
12. Pencernaan usus
13. Saluran uretra dari ginjal
14. Saluran kelamin

23
Mekanismenya :

Dari lambung, makanan hasil pencernaan menuju usus halus. Di dalam usus
halus terjadi pencernaan secara kimiawi oleh enzim-enzim pencernaan yang
dihasilkan oleh pankreas, dan empedu yang dihasilkan oleh hati. Sari-sari makanan
hasil pencernaan diserap oleh pembuluh-pembuluh darah di usus halus. Selanjutnya,
sari-sari makanan diedarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Sisa-sisa makanan yang
tidak diserap akan masuk ke usus besar menjadi feses (kotoran). Feses akan menuju
rektum dan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu
saluran pencernaan, saluran urin, dan saluran kelamin (saluran perkembangbiakan).

I. Reproduksi Pada Hewan Aves

Sistem reproduksi jantan

Pada jantan kedua testis melekat didekat ginjal dan vas deferens yang
bergulung-gulung dari masing-masing mengarah kembali paralel ke ureter. Banyak
burung memiliki vesikuler seminalis tempat vas deferens memasuki kloaka, dan
beberapa burung (bebek dan burung unta )memiliki penis median di kloaka. Testis
membesar selama musim kawin dan sperma di vasikuler seminalis dimasukkan ke
dalam kloaka betina pada saat kawin.

Sistem reproduksi betina

Sistem reproduksi betina biasa terjadi disebelah kiri, bagian kanan yang
rundimeter dapat berfungsi jika bagian kiri dihilangkan. Ovarium berada di dekat
ginjal kiri dekat dengan corong besar yang mengangkut ovum matang ke oviduk dan
kemudian ke kloaka. Ovarium dan oviduk berukuran kecil pada betina yang tidak
bertelur, tetapi pada musim bertelur keduanya membesar seiring dengan
bertambahnya jumlah ovum. Ketika ovum matang, ia menerima kuning telur di

24
ovarium sebelum dilepaskan ke selom dan diambil oleh corong. Fertilisasi
kemungkinan berlangsung di bagian atas oviduk. Albumen (putih telur) ditambahkan
oleh kelenjar di bagian tengah, dan cangkang serta membran cangkang diesekresikan
di bagian posterior.

Proses fertilisasi

Pada burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium
kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium
dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung
oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan
terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di
kloaka.Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk
ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi.

J. Sistem Ekskresi Pada Aves

Alat-alat pengeluaran aves (burung) terdiri atas ginjal, dan paru-paru. Ginjal
burung berjumlah dua buah dan berwarna coklat. Ginjal memiliki saluran ginjal yang
bersama-sama dengan saluran dan kelenjar kelamin serta saluran pencernaan
bermuara di kloaka. Burung tidak memiliki kelenjar keringat, tetapi memiliki kelenjar
minyak di bagian tungging. Kelenjar ini menghasilkan minyak yang berfungsi
melumasi bulu-bulunya agar tetap licin. Zat sisa metabolisme burung umumnya
berupa limbah nitrogen yang dikeluarkan dan tubuh dalam bentuk asam urat. Asam
urat dikeluarkan dan kloaka dalam bentuk semisolid atau setengah padat bersama-
sama dengan kotoran. Asam urat menyebabkan warna putih pada kotoran burung.
Paru-paru burung berfungsi sama dengan paru-paru pada hewan bertulang belakang
yang lain. Pada proses pernapasan, paru-paru berfungsi sebagai alat untuk
mengeluarkan karbon dioksida dan uap air yang nerupakan hasil oksidasi dalam
tubuh burung.

25
K. Organ Indra
Lidah pada umumnya tak dapat dijulurkan. Mata mempunyai kelopak mata,
membrane niktitans (selaput tidur), dan kelenjar air mata. Tak ada daun telinga,
terdapat membrane timpani (selaput pendengar) di bagian dalam lubang telinga luar.
Lubang hidung satu pasang dengan indera pencium yang kurang baik.pemilihan
makanan dengan organ perasa yang berada di sisi lidah dan langit-langit.
L. Ekologi Aves
Ekologi Sebagian besar burung menempati berbagai lokasi dalam ekologi.
Sementara beberapa burung umum yang lain menempati tempat yang sangat khusus
di habitatnya atau berdasarkan dimana letak jenis makanannya berada. Bahkan di
dalam sebuah habitat tunggal, seperti hutan, area ini bisa ditempati oleh berbagai
jenis burung yang bervariasi, dengan beberapa spesies hidup dalam hutan kanopi,
beberapa di bawah kanopi itu sendiri, serta beberapa yang lainnya dalam dalam hutan
itu sendiri. Burung yang hidup di sekitar perairan umumnya mencari makanan dengan
memancing, memakan tanaman, dan membajak makanan hewan lain. Burung
pemangsa mengkhususkan diri pada berburu hewan atau burung lain.
M. Peranan Aves
1. Sebagai bahan industri, misalnya bulu entok yang digunakan untuk membuat
kok (Shuttlecock) dan pengisi bantal. Bulu ayam untuk membuat kemoceng.
2. Sebagai bahan membuat obat, misalnya sarang burung walet dan telur itik.
3. Predator alamiah, memangsa ulat dan serangga

26
4. Sebagai hiburan, misalnya pada burung suaranya yang merdu dan burung
yang dapat dilatih dalam permainan sirkus
5. Telur dan dagingnya dapat dikonsumsi dan kaya akan protein. Sarang walet
dapat dibuat sop sarang burung

27
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

ANATOMI DAN FUNGSI SISTEM PADA AVES.mp4


B. PEMBAHASAN
Berdasarkan Hasil Pengamatan pada Video “Anatomi dan Sistem pada Aves”
dapat diketahui bahwa:
Aves memiliki beberapa ciri-ciri, antara lain ukuran tubuh bervariasi, mulut
berparuh, tidak memiliki gigi dan lidah, memiliki sayap untuk terbang, bernapas
dengan paru-paru dan pundi-pundi, suhu tubuh homoioterm, sistem peredaran darah
ganda. Ada lebih dari 20 ordo aves di bumi. Yang sering dijumpai dalam keseharian
adalah ordo Columbiformes dan ordo Casuariiformes. Columbiformes adalah burung
pemakan biji-bijian dan buah. Contohnya burung dara dan burung perkutut.
Sedangkan Casuariiformes adalah burung bertubuh besar dan tidak bisa terbang.
Contohnya kasuari gelambir ganda. Sistem pencernaan aves dimulai dari mulut, lalu
masuk ke esofagus, lalu ke tembolok. Di tembolok, makanan disimpan untuk
sementara. Makanan lalu masuk ke lambung kelenjar, dimana di sana makanan

28
dicerna secara kimiawi oleh enzim.Selanjutnya makanan masuk ke empedal. Di
dalam empedal, makanan dicerna secara mekanis oleh otot. Kemudian, makanan
masuk ke usus halus, usus besar, lalu ke kloaka atau saluran pengeluaran. Aves
bereproduksi secara ovipar dan vertilisasi internal. Aves betina mempunyai satu
ovarium dan ada spesies yang mengerami telurnya.
Aves memiliki beberapa peranan, antara lain : Telur dan dagingnya dapat
digunakan untuk bahan makanan sumber protein. Contohnya sarang walet dapat
digunakan sebagai bahan makanan sup sarang burung. Selain sumber protein, aves
juga dapat digunakan sebagai obat, misalnya sarang burung walet dan telur itik dapat
digunakan untuk obat. Aves juga berguna sebagai hiburan. Contohnya burung yang
suaranya merdu dan burung yang dilatih untuk bermain sirkus. Hewan Homoioterm
mempunyai variasi temperatur yang berbeda yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Lingkungan
4. Panjang Waktu siang dan malam
5. Makanan
6. Pencernaan air
Selain Homoioterm Aves juga memiliki organ khusus yang hanya dimiliki oleh
bangsa aves itu sendiri. 0rgan itu adalah pundi-pundi udara. Pundi-Pundi udara
adalah organ yang membantu proses pernapasan aves ketika terbang dengan cara
menggunakan udara yang ada didalam pundi-pundi tersebut untuk bernapas. Pundi-
pundi udara dapat terisi kembali apabila aves tidak terbang atau tidak mengepakan
sayapnya. contoh aves diantaranya:
1. Ayam
2. Elang

29
Ayam termasuk dalam ordo galliformes pemakan biji-bijian memilii sayap
namun tidak dapat terbang tinggi sedangkan elang termasuk dalam ordo
falconiformes pemakan daging memiliki cakar besar untuk menangkap mangsanya.

30
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Beradasarkan pembahasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
anatomi hewan vertebrata meliputi semua organ yang ada di dalam tubuh hewan
tersebut. Meskipun pada masing-masing jenis memiliki perbedaan mengenai ukuran,
jumlah, bentuk dan letak antar bagian anatominya. Tetapi pada umumnya anatomi
semua hewan vertebrata adalah sama yakni meliputi rongga mulut, kerongkongan,
jantung, paru-paru, hati, ginjal, ovarium (betina), testis (jantan), kantong urine,
lambung, usus halus, usus besar, dan lubang pelepasan
Dari masing-masing organ tersebut telah mempunyai fungsi tersendiri sebagai
penyusun tubuh suatu hewan. Mereka terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok
tertentu, seperti kelompok sistem pencernaan, kelompok Sistem pernafasan,
kelompok Sistem reproduksi, kelompok Sistem Ekskresi, dan kelompok Sistem
sirkulasi.
Organ-organ yang termasuk dalam sistem pencernaan pada umumnya adalah
rongga mulut, pharings, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan lubang
pelepasan. Organ pernafasan sebagian besar adalah paru-paru. Kecuali pada ikan dan
katak yang masih larva, karena mereka bernafas menggunakan insang. Organ
reproduksi yaitu testis untuk jantan dan ovarium untuk betina. Sedangkan organ
ekskresi adalah ginjal. Dan organ sirkulasinya adalah jantung.
Semua organ yang ada dalam tubuh hewan tersebut memiliki fungsi yang
sangat penting. Mereka saling berkoordinasi satu sama lain dalam menunjang
kehidupan suatu hewan. Karena tanpa dukungan organ-organ yang mengisi bagian
dalam tubuhnya, hewan tersebut akan mengalami kematian dan tidak dapat ada
seperti sekarang ini

31
B. Saran
Karena keterbatasan informasi dan pengetahuan tentang aves ditambah lagi
dengan kurangnya pemahaman tentang pembuatan makalah ilmiah, mengakibatkan
terdapat sedikit kesulitan dalam pembuatan makalah ilmiah ini. Tetapi karena
keterbatasan itulah saya termotivasi untuk menjadi lebih baik.

32
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, dkk. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Campbel, Reece, Mitcaell, Jilid 2. 1925 / 1974. Biologi Edisi Kelima Ciracas
Erlangga : Jakarta.

Guilano, Ted. 2008. DNA Barcoding of Class Aves Using Codon Counths With
Artifical. Journal of Science, Vol. 1(08): 25-28.

Jingmai, C. 2008. A Rediscriptions of Chaoygneycic (Aves). Journal of Sistematic


Paaleontology. Vol. 1(77): 341-344.

Kistinnah idun, endang srilestari. 2009. Biologi BSE makhluk hidup dan
lingkungannya. departemen pendidikan nasional.

Kurniati tuti. Dkk. 2009. zoologi vertebrata. prodi pendidikan biologi fakultas
tarbiyah dan keguruan uin : bandung.

Sarong. A, M. 2016. Penuntun praktikum zoologi vertebrata. Universitas Syiah


Kuala: Banda Aceh.

Sudjadi bagod, laila siti. 2006. Biologi sains dan kehidupan. Yudhistira :surabaya.

33

You might also like