You are on page 1of 10

Analisis Willingness to Pay Masyarakat terhadap Mata Air Aek Arnga di Desa Sibanggor

Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal


Analysis of Willingness to Pay community for Aek Arnga Spring in Sibanggor Tonga village,
Puncak Sorik Marapi District, Mandailing Natal Regency.
Siti Maryam Nasution1, Agus Purwoko2, Kansih Sri Hartini2
1Mahasiswa Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Jl. Tridharma Ujung
No. 1 Kampus USU Medan 20155
1(Penulis Korespondensi, Email: maryamnasty@gmail.com)
2Staf Pengajar Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara

Abstract
Water is an important element in human life. Water is used for various purposes including for
drinking, domestic using, and all human activities. The purpose of research was to analyze the economic
value of Aek Arnga spring and the factors that affect the value of the willingness to pay (WTP) for the payment
of environmental services community. The method was used in this research was Contingent Valuation
Method (CVM). CVM was a method of survey techniques that asked residents about the value or price of the
commodity they accepted to pay that didn’t have market’s value as environmental goods. The factors that
effected respondent’s willingness to pay for environmental services in this research was the average
household income, the amount of water users, and the amount of water need. WTP’s value obtained from
this research was the value that would be given by the respondents for the environmental services that was
producted by Aek Arnga spring per liter per household. The average WTP values of respondents was Rp.
109.65/Hh/day while the total value of WTP was Rp. 14,692.83 /day. The value of environmental services of
Aek Arnga spring by community was around 9,454,715.45 liters/year. While the potential value of Aek Arnga
spring was Rp. 1,036,709,549.09 /year that could be done to restore ecology of the forest area of
9.40 ha.
Keywords: Aek Arnga spring, environmental services, willingness to pay, the value of water services

PENDAHULUAN pedesaan Sibanggor Tonga. Mata air ini digunakan


masyarakat sebagai pasokan air minum,
Hutan memiliki berbagai biofisik kebutuhan rumah tangga dan juga aliran mata air
komponen; fungsi ekologis yang dapat ini digunakan pada lokasi pemandian umum
menyediakan jasa lingkungan; budaya dan fungsi masyarakat. Mata air ini merupakan salah satu
sosial dan nilai ekonomi untuk mata air dari beberapa mata air yang paling
masyarakat yang tinggal di sekitar hutan. Sejauh banyak digunakan untuk kebutuhan masyarakat
ini, nilai ekonomi hutan umumnya dinilai dari nilai karena kualitas mata air yang masih terjaga
produksi kayu saja, sedangkan nilai jasa kebersihan dan kesehatannya (Dinas Kecamatan
lingkungan hutan (misalnya: air) adalah dianggap Puncak Sorik Marapi, 2014).
sebelah mata atau tidak diperkirakan sama sekali Mata Air Aek Arnga juga berada pada
karena itu dianggap sebagai barang publik jasa kawasan DAS Taman Nasional Batang Gadis
lingkungan hutan manfaat non-nyata yang sulit (TNBG) yaitu pada Desa Sibanggor Tonga,
untuk mengukur dan menimbulkan eksternalitas Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten
(Roslinda dan Yuliantini, 2013). Mandailing Natal. Dari berbagai mata air yang ada
Berdasarkan bentuk/wujudnya, manfaat di kawasan TNBG, Mata Air Aek Arnga merupakan
hutan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: salah satu mata air yang sangat bersih dan jernih
manfaat tangible (langsung/nyata) dan manfaat karena juga merupakan mata air yang berada di
intangible (tidak langsung/tidak nyata). Manfaat sekitar hutan dan pegunungan (Dinas Kecamatan
tangible antara lain: kayu, hasil hutan ikutan, dan Puncak Sorik Marapi, 2014).
lain-lain. Sementara manfaat intangible antara lain: Analisis WTP telah banyak digunakan
pengaturan tata air, rekreasi, pendidikan, untuk melakukan penilaian terhadap jasa
kenyamanan lingkungan dan lain-lain lingkungan dari hutan dan perbaikan kualitas
(Affandi dan Patana, 2004). lingkungan di daerah aliran sungai. Dalam analisis
Mata Air Aek Arnga ini berada di sekitar WTP ini dilakukan pembentukan pasar hipotetik
pegunungan Sorik Marapi yang mengalir menuju yaitu kualitas lingkungan dari kawasan yang lebih

1
baik dari kondisi pada saat ini, melalui upaya unit-unit analisis yang dianggap sesuai oleh
pencegahan konversi hutan, penghijauan dan peneliti. Teknik ini sering digunakan pada situasi
pengembangan hutan rakyat. Kesediaan praktis tertentu (Narimawati & Munandar, 2008).
membayar masyarakat untuk membayar perbaikan Dengan pertimbangan secara sengaja rumah
lingkungan ini menggambarkan manfaat ekonomi tangga mana yang menggunakan jasa lingkungan
dari keberadaan hutan (Merryna, 2009). Mata Air Aek Arnga untuk memenuhi kebutuhan
Kebutuhan air untuk memenuhi aktivitas rumah tangganya. Responden diambil sebanyak
penduduk makin meningkat. Peningkatan itu terjadi 30 KK dari 134 KK Desa Sibanggor Tonga.
bukan hanya karena penduduk yang bertambah,
tetapi juga karena aktivitas yang membutuhkan air Prosedur Penelitian
meningkat, seperti kawasan industri, perdagangan, Prosedur penelitian dengan rancangan
pendidikan, pariwisata, dan sebagainya. tujuan, metode pengambilan sampel dan metode
Peningkatan kebutuhan air yang mencapai 4-8% analisis data dapat dilihat pada Tabel 1.
pertahun perlu diantisipasi secara baik agar tidak Tabel 1. Rancangan prosedur penelitian dan analisis
terjadi krisis air di masa mendatang. Untuk data
Metode
menghadapi meningkatnya kebutuhan air dan No Tujuan Pengambilan
Metode
kompetisi penggunaaan air yang semakin ketat Analisis
Sampel
maka diperlukan pengelolaan sumberdaya air yang Nilai WTP responden Analisis
1 Convenience
memadai (Faizal,2009). terhadap PJL CVM
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Faktor-faktor yang Analisis
2 mempengaruhi nilai Convenience Regresi
menganalisis nilai ekonomi pembayaran jasa WTP terhadap PJL Berganda
lingkungan Mata Air Aek Arnga dan menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP Analisis Nilai WTP Responden terhadap
responden terhadap Mata Air Aek Arnga. Pembayaran Jasa Lingkungan
Tahap-tahap dalam melakukan penelitian
METODOLOGI untuk menentukan WTP dengan menggunakan
CVM dalam penelitian ini meliputi (Hanley dan
Penelitian ini dilaksanakan di pedesaan Spash, 1993) :
sekitar Mata Air Aek Arnga yaitu Desa Sibanggor 1. Membuat Pasar Hipotetik (Setting Up the
Tonga, Kecamatan Puncak Sorik marapi, Hypotetical Market)
Kabupaten Mandailing Natal. Pemilihan lokasi Pasar hipotetik dibentuk atas dasar
tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) menurunnya kualitas suatu lingkungan jasa air
karena lokasi tersebut terletak dimana mata air sebagai pemasok kebutuhan rumah tangga
mengalir melewati Desa Sibanggor Tonga. masyarakat Desa Sibanggor Tonga. Selain itu,
Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai tidak adanya anggaran dari pemerintah daerah
dengan bulan Juni 2014.
untuk pengelolaan mata air Aek Arnga yang
Alat yang digunakan dalam penelitian ini kualitas dan kuantitasnya semakin menurun. Hal
adalah alat tulis, kalkulator dan perangkat tersebut dapat diatasi dengan menggunakan salah
komputer. Bahan yang digunakan dalam penelitian satu instrumen ekonomi yaitu pembayaran jasa
ini adalah lembar kuisioner, Microsoft Excel 2007, lingkungan sebagai bentuk upaya konservasi.
dan Software Statistic Peckage for Social Science
(SPSS) versi 17.0 2. Menghitung Dugaan Nilai Rata-Rata WTP
Data yang digunakan dalam penelitian (Calculating Average WTP)
ini merupakan data primer dan data sekunder. Willingness to pay (WTPi) dapat diduga
Data primer yang digunakan adalah berupa hasil dengan melakukan nilai rata-rata dari penjumlahan
wawancara langsung dengan responden melalui keseluruhan nilai WTP dibagi dengan jumlah
kuisioner. Sedangkan data sekunder yang responden. Dugaan rataan WTP dibagi dengan
digunakan adalah data yang diperoleh dari rumus :
berbagai instansi pemerintahan di lokasi penelitian EWTP = ∑𝑛𝑖=1 𝑊𝑖𝑃𝑓𝑖 ……… Persamaan (1)
dan instansi-instansi yang terkait dengan Dimana:
pengelolaan upaya konservasi mata air Aek Arnga. EWTP = Dugaan rataan WTP
Teknik pengambilan sampel dalam Wi = Nilai WTP ke-i
penelitian ini dilakukan dengan teknik convenience Pfi = Frekuensi Relatif
sampling yaitu penarikan sampel menggunakan n = Jumlah responden
teknik kesesuaian dilakukan dengan cara memilih i = Responden ke-i yang bersedia

2
melakukan pembayaran jasa KA = Penilaian kualitas air (bernilai 5 jika
lingkungan “sangat jernih”, bernilai 4 jika jernih”,
3. Memperkirakan Kurva WTP bernilai 3 jika “biasa”, bernilai 2 jika
(Estimating Bid Curve) “kotor”, bernilai 1 jika sangat kotor)
Sebuah kurva WTP dapat diperkirakan JPA = Jumlah pengguna air (orang)
dengan menggunakan nilai WTP sebagai variabel JKA = Jumlah kebutuhan air (liter/hari/KK)
dependen dan faktor-faktor yang mempengaruhi JRSA = Jarak rumah ke mata air (m)
nilai tersebut sebagai variabel independen. Kurva TP = Tingkat pendidikan (tahun)
WTP ini dapat digunakan untuk memperkirakan RPDPT = Rata-rata pendapatan rumah tangga
perubahan nilai WTP karena perubahan sejumlah (Rp/bulan)
variable independen yang berhubungan dengan i = Responden ke-i (i = 1, 2,…., n)
mutu lingkungan. 𝜀 = Galat
Variabel bebas yang mempengaruhi nilai Variabel yang diduga mempengaruhi
WTP yaitu Rata-rata pendapatan (RPDT), Kualitas secara positif adalah penilaian kualitas air, jumlah
air (KA), jumlah pengguna air (JPA), jumlah pengguna air, jumlah kebutuhan air, jarak rumah
kebutuhan air (JKA), jarak rumah ke sumber air ke sumber air, tingkat pendidikan responden, dan
(JRSA) dan tingkat pendidikan (TP). Hubungan rata-rata pendapatan. Interpretasi penilaian
antara variabel bebas dan variabel terikat dapat kualitas air adalah semakin baik penilaian kualitas
berkorelasi linier dengan bentuk persamaan umum air oleh responden maka akan mempengaruhi
sebagai berikut : peluang kesediaan responden dalam membayar
WTP = f (KA, JPA, JKA, JRSA, pembayar jasa lingkungan. Interpretasi jumlah
TP,RPDT………….Persamaan (2) pengguna air dalam rumah tangga adalah semakin
dimana i adalah responden ke-i. banyak pengguna maka diduga akan
mempengaruhi peluang responden dalam
4. Menjumlahkan Data (Agregating Data/TWTP) kesediaannya membayar pembayaran jasa
Penjumlahan data merupakan proses dimana lingkungan.
Interpretasi jumlah kebutuhan air adalah
nilai tengah penawaran dikonversikan terhadap
total populasi yang dimaksud. Setelah menduga jika jumlah kebutuhan air untuk rumah tangga
semakin besar maka mempengaruhi peluang
nilai tengah WTP maka dapat di duga nilai WTP
dari rumah tangga dengan menggunakan rumus : kesediaan responden untuk membayar
𝑛
ni
pembayaran jasa lingkungan sebagai upaya
TWTP = ∑ WTPi ( ) P …Persamaan (3)
N konservasi. Interpretasi jarak rumah ke sumber air
𝑖=1
dimana : adalah semakin dekat rumah responden dengan
TWTP = Total WTP sumber air maka akan mempengaruhi peluang
WTPi = WTP individu sampel ke-i kesediaan responden untuk melakukan
ni = Jumlah sampel ke-i yang bersedia pembayaran jasa lingkungan. Interpretasi tingkat
membayar sebesar WTP pendidikan responden adalah semakin tinggi
N = Jumlah sampel tingkat pendidikan responden maka akan
P = Jumlah populasi mempengaruhi peluang kesediaan responden
i = Responden ke-i yang bersedia untuk membayar pembayaran jasa lingkungan.
membayar pembayaran jasa lingkungan Interpretasi rata-rata pendapatan adalah semakin
tinggi tingkat pendapatan responden maka akan
5. Analisis Fungsi Willingness to Pay (WTP) mempengaruhi responden untuk melakukan
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pembayaaran jasa lingkungan.
faktor-faktor yang mempengaruhi WTP responden.
Model yang digunakan adalah model regresi linier 6. Uji Statistik t
berganda. Persamaan regresi besarnya nilai WTP Uji statistik t dilakukan untuk mengetahui
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : seberapa jauh masing-masing variabelnya (Xi)
WTPi= 𝛽0 + β 1 KAi + 𝛽2 BJAi + 𝛽3 JKAi + mempengaruhi sosial ekonomi masyarakat
𝛽4 JRSAi + 𝛽5 TPi + setempat (Yi) sebagai variabel tidak bebas
𝛽6 RPDTi + 𝜀𝑖 ... ............Persamaan (4) prosedur pengujiannya (Ramanathan, 1997)
Dimana: adalah sebagai berikut :
WTPi = Nilai WTP Responden (Rp/liter) 𝛽𝑖−0
t hit(n-k) = 𝑠𝛽𝑖
𝛽0 = Konstanta
𝛽1,…, 𝛽5 = Koefisien regresi

3
Jika thit (n-k) < tabel, maka H0 diterima, artinya dominan adalah antara Rp. 300.000 – 1.040.000
variabel (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap yaitu sebesar 66,66% dan pendapatan yang
(Yi) paling jarang adalah <
Jika thit (n-k) > tabel, maka H0 ditolak, artinya Rp.1.780.000 - 2.400.000 dan < Rp. 2.400.000 -
variabel (Xi) berpengaruh nyata terhadap (Yi). 3.200.000 yaitu sebesar 3,33%. Hal ini disebabkan
oleh pekerjaan responden yang mayoritas sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN petani dan pedagang yang penghasilannya tidak
tetap.
Karakteristik Responden Tabel 3. Rekapitulasi Data Responden berdasarkan
Responden dalam penelitian ini adalah Tingkat Pendapatan
penduduk asli yang bermukim di Desa Sibanggor Tingkat Pendapatan Jumlah Persentase
No
(Rupiah) (KK) (%)
Tonga, Kecamatan Puncak Sorik Marapi yang 1 < 1.040.001 20 66,66
merupakan bagian terpenting dari penelitian 2 1.040.001 – 1.780.000 4 13,33
karena dari responden dapat diketahui 3 1.780.001 – 2.400.000 1 3,33
karakteristik/parameter objek penelitian secara 4 2.400.001 – 3.200.000 1 3,33
lebih baik. Jumlah keseluruhan responden yang 5 3.200.001 – 4.000.000 4 13,33
JUMLAH 30 100
menjadi objek penelitian adalah 30 orang.
Parameter dari penelitian ini dapat digolongkan
3. Jarak Rumah Ke Sumber Air
ke dalam beberapa aspek diantaranya adalah:
Jarak ke mata air ini merupakan jarak
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jarak
yang ditempuh oleh responden menuju sumber air
responden ke mata air, jumlah pengguna air,
untuk mendapatkan air sebagai keperluan rumah
jumlah kebutuhan air, kualitas air, dan nilai
tangga. Pengelompokan data ini menggunakan
Willingness to Pay (WTP) yang ditawarkan
skala interval. Pengelompokan data dengan
responden.
menggunakan aturan strugess dalam Aedi (2010)
dengan cara mengurutkan data, menghitung
1. Tingkat Pendidikan Terakhir
rentang skor (skor tinggi – skor rendah),
Berdasarkan hasil wawancara dengan
menetapkan jumlah kelas (1 + 3,3 log n) dan
responden Desa Sibanggor Tonga diperoleh
menetapkan panjang kelas interval (rentang/jumlah
bahwa, tingkat pendidikan terakhir responden
kelas). Rekapitulasi data dapat dilihat pada
didominasi oleh Sekolah Menengah Pertama
Tabel 4.
(SMP). Hal ini dikarenakan rata-rata responden Tabel 4. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan
yang diwawancarai adalah pada waktu dahulunya Jarak Rumah ke Sumber Air
mengalami putus sekolah karena kekurangan No Jarak (meter) Jumlah (KK) Persentase (%)
biaya hidup. 1 2 – 34 22 73,33
Tabel 2. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan 2 35 – 67 3 10,00
Tingkat Pendidikan Terakhir 3 68 – 100 2 6,66
Jumlah Persentase 4 101 – 133 0 0
No Tingkat Pendidikan 5 134 – 166 0 0
(KK) (%)
Tidak 6 167 – 199 0 0
1 0 0 7 200 – 232 2 6,66
Sekolah
2 SD 7 23,33 8 233 – 265 0 0
3 SMP 12 40,00 9 266 – 300 1 3,33
4 SMU/SMK 10 33,33 JUMLAH 30 100
Perguruan
5 1 3,33
Tunggi 4. Jumlah Pengguna Air
JUMLAH 30 100 Jumlah pengguna air merupakan jumlah
anggota keluarga dari masing-masing responden
2. Tingkat Pendapatan yang diwawancarai yang turut memanfaatkan mata
Tingkat pendapatan dapat diukur air. Pengelompokan data dengan menggunakan
menggunakan skala interval, yaitu memperlihatkan aturan strugess dalam Aedi (2010). Rekapitulasi
jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang datanya dapat dilihat pada Tabel 5.
diukur, memiliki kesamaan jarak, (equality interval)
atau memiliki rentang yang sama antara data yang
diurutkan dan telah dibagi berdasarkan
pendapatan terendah. Bedasarkan hasil
wawancara, dapat dilihat pada Tabel 3 bahwa
tingkat pendapatan responden yang paling

4
Tabel 5. Rekapitula Data Responden Berdasarkan Tabel 8. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan
Jumlah Pengguna Air Nilai WTP yang ditawarkan
Jumlah Pengguna Jumlah Persentase Nilai yang ditawarkan Jumlah Persentase
No. No
Air (orang) (KK) (%) (Rp/L) (KK) ((%)
1 2–3 11 36,66 1 26,32 3 10
2 4–5 13 43,33 2 52,63 8 26,6
3 6–7 2 6,66 3 78,95 1 3,33
4 8–9 4 13,33 4 105,26 8 26,66
JUMLAH 30 100 5 131,58 2 6,66
6 157,89 4 13,33
7 184,21 1 3,33
5. Jumlah Kebutuhan Air 8 263,16 3 10
Jumlah kebutuhan air setiap rumah JUMLAH 30 100
tangga berbeda-beda, hal ini diakibatkan jumlah
pengguna air yang berbeda dan penggunaan Analisis Willingness to Pay Masyarakat
masing-masing orang yang tidak sama. Terhadap Pembayaran Jasa Lingkungan Mata
Pengelompokan data dengan menggunakan Air Aek Arnga
aturan strugess dalam Aedi (2010). Rekapitulasi Pendekatan Contingent Valuation Method
datanya dapat dilihat pada Tabel 6. (CVM) dalam penelitian ini digunakan untuk
Tabel 6. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan menganalisis WTP responden terhadap
Jumlah Kebutuhan Air
Jumlah Kebutuhan Jumlah Persentase
pembayaran jasa lingkungan yang akan diterapkan
No. di mata air Aek Arnga. Hasil pelaksanaan CVM
Air/KK/Hari (L) (KK) (%)
1 114 – 153 5 16,66 adalah sebagai berikut :
2 154 – 193 6 20,00 1. Membangun Pasar Hipotetik (Setting-up the
3 194 – 233 6 20,00 Hypothetical Market)
4 234 – 273 0 0
5 274 – 313 5 16,66 Pasar hipotetik yang telah dibangun pada
6 314 – 353 3 10,00 saat penelitian adalah situasi hipotetik yang
7 354 – 393 1 3,33 digambarkan berdasarkan keadaan lingkungan
8 394 – 433 0 0 Mata Air Aek Arnga masa sekarang dan perkiraan
9 434 – 475 4 13,33
di masa mendatang, yaitu memberikan gambaran
JUMLAH 30 100
lingkungan Mata Air yang sekarang masih terjaga
dengan baik apabila suatu saat mengalami
6. Kualitas Air kerusakan yang diakibatkan oleh berbagai hal
Kualitas air ini dapat dinilai oleh antara lain pertumbuhan penduduk, tinggi-
responden sendiri , memberikan penilaian mata air rendahnya curah hujan akan mempengaruhi
sesuai dengan yang sebenarnya berdasarkan jumlah ketersediaan air, kegiatan manusia yang
kriteria yang telah ditentukan pada kuisioner. turut mengganggu kualitas dan kuantitas air seperti
Rekapitulasi datanya dapat dilihat pada tabel 7. halnya juga lama atau pendeknya musim kemarau
Tabel 7. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan akan memberikan dampak buruk terhadap
Penilaian Kualitas Air masyarakat, misalnya berkurangnya pasokan air
Penilaian Kualitas Persentase minum, tidak ada air bersih untuk keperluan rumah
No Jumlah (KK)
Air (%)
1 Sangat Jernih 4 13,33 tangga, dan rusaknya sistem irigasi persawahan.
2 Jernih 26 86,66 Untuk semua dampak tersebut responden diberi
3 Biasa 0 0 pertimbangan-pertimbangan yang membuka
4 Kotor 0 0 pikiran tentang apa yang seharusnya dilakukan
5 Sangat Kotor 0 0
oleh masyarakat untuk menanggulanginya.
JUMLAH 30 100
Memberikan berbagai penjelasan tentang
usaha konservasi mata air yang akan membawa
7. Nilai Willingness to Pay (WTP) yang
perubahan-perubahan yang positif terhadap
Ditawarkan
lingkungan mata air dan lingkungan masyarakat
Nilai WTP adalah nilai rupiah yang
sehingga responden akan memperoleh gambaran
ditawarkan oleh masing-masing responden
yang jelas tentang situasi hipotetik yang dibangun
sebagai biaya konservasi mata air yang telah
mengenai upaya perbaikan kualitas dan kuantitas
dimanfaatkan bersama oleh masyarakat.
mata air Aek Arnga. Dengan alasan-alasan
Rekapitulasi datanya dapat dilihat pada Tabel 8.
tersebut, upaya yang dilakukan untuk mata air
yang mengalami penurunan kualitas dan kuantitas
adalah suatu instrumen ekonomi berupa

5
pembayaran jasa lingkungan untuk menanggulangi SK = ∑(WTPi - P) dimana WTPi>P
penurunan tersebut.
Dimana:
2. Menghitung Dugaan Nilai Rata-rata WTP SK = Surplus Konsumen
(Estimating Mean WTP/EWTP) WTPi = WTP responden ke-i
Dugaan nilai WTP (EWTP) responden P = WTP rata-rata
dihitung berdasarkan data distribusi WTP Sehingga total (agregat) surplus konsumen
responden dan dengan menggunakan rumus responden terhadap pembayaran jasa lingkungan
persamaan (1). Data distribusi WTP responden mata air Aek Arnga adalah sebesar Rp. 707,92. Ini
dapat dilihat pada Tabel 9. berarti keseluruhan konsumen menerima
Tabel 9. Distribusi WTP Responden Masyarakat Desa keuntungan lebih dari harga sebenarnya yang
Sibanggor Tonga mampu mereka bayar.
Kelas WTP Frekuensi
Frekuensi Jumlah
No (Rp/KK/Liter Relatif 4. WTP Agregat atau Total WTP (TWTP)
Responden (Rp/liter/hari)
/Hari) (Pfi)
1 26,32 3 0,10 2,63
Nilai total (TWTP) responden dihitung
2 52,62 8 0,27 14,03 berdasarkan data distribusi WTP responden
3 78,95 1 0,03 2,63 dengan rumus persamaan (2), dari kelas WTP
4 105,26 8 0,27 28,07 dikalikan dengan frekuensi relatif (ni / N) kemudian
5 131,58 2 0,07 8,77 dikalikan dengan populasi dari tiap kelas WTP.
6 157,89 4 0,13 21,05
7 184,21 1 0,03 6,14 Hasil perkalian tersebut kemudian dijumlahkan
8 263,16 3 0,10 26,32 sehingga didapatkan total WTP (Rp/liter) oleh
Total 30 1,00 109,65 responden. Hasil perhitungan TWTP dapat dilihat
Kelas WTP responden diperoleh dengan pada Tabel 10.
Tabel 10. Total WTP Responden Masyarakat terhadap
menentukan terlebih dahulu nilai terkecil sampai Pembayaran Jasa Lingkungan Mata Air Aek
nilai terbesar WTP yang ditawarkan responden. Arnga
Dengan demikian dapat diperoleh nilai rata-rata Kelas WTP Frekuensi Jumlah Total
No Populasi
WTP (EWTP) sebesar Rp. 109,65/KK/hari. (Rp/KK/Liter) Responden (Rp/liter)
1 26,32 3 13,40 352,16
2 52,62 8 35,73 1880,65
3. Memperkirakan Kurva WTP (Estimating Bid 3 78,95 1 4,46 352,64
Curve) 4 105,26 8 35,73 3761,29
Kurva WTP responden berdasarkan nilai 5 131,58 2 8,93 1175,45
WTP responden terhadap jumlah responden yang 6 157,89 4 17,86 2820,97
memilih nilai WTP tersebut. Gambar 1 dapat 7 184,21 1 4,46 822,80
8 263,16 3 13,40 3526,34
menjelaskan kurva permintaan WTP terhadap Total 30 134 14.692,83
pembayaran jasa lingkungan. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh
nilai total WTP dari populasi adalah sebesar
Rp. 14.692,83/hari
5. Evaluasi Pelaksanaan Contingen valuation
Method (CVM)
Berdasarkan hasil analisis regresi
berganda yang diperoleh cukup baik karena
dihasilkan nilai R2 sama dengan 52,9 %. Hal ini
sesuai sengan pernyataan Kurniawan (2008) yaitu
Gambar 1. Kurva Penawaran WTP terhadap semakin besar nilai R2 maka semakin baik model
Pembayaran Jasa Lingkungan regresi yang diperoleh. Menurut Mitchell & Carson
(1989) bahwa Penelitian ini merupakan penelitian
Berdasarkan dugaan kurva penawaran tentang lingkungan yang berhubungan dengan
WTP dapat dihitung surplus konsumen yang akan perilaku manusia sehingga nilai R2 tidak harus
diperoleh masyarakat. Surplus konsumen adalah selalu besar. Oleh karena itu, hasil pelaksanaan
surplus atau kelebihan yang diterima responden CVM dalam penelitian ini masih dapat diyakini
karena nilai WTP yang diinginkan lebih tinggi kebenaran dan keandalannya. Selain itu nilai
daripada nilai WTP rata-ratanya. Perhitungan koefisien korelasi r adalah 0,727 yang
surplus konsumen dapat didasarkan pada rumus menunjukkan bahwa korelasi dalam persamaan
(Merryna, 2009) : regresi tersebut kuat. Hal ini sesuai dengan

6
pernyataan Colton dalam Yasril dan Kasjono pendidikan (TP), kualitas air (KA), dan jarak rumah
(2009) bahwa korelasi kuat dengan ke sumber air (JRSA). Pernyataan berpengaruh
r = 0,51 – 0,57. atau tidaknya suatu variabel diperoleh dari nilai sig
yaitu apabila sig < 0,05 maka variavel akan
5.a. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
berpengaruh nyata dan begitu juga sebaliknya
Nilai Willingness to Pay
untuk variable yang tidak berpengaruh nyata. Hal
Untuk mengetahui faktor-faktor yang
ini sesuai dengan pernyataan Algifari (2000)
mempengaruhi nilai WTP maka telah ditetapkan 6
bahwa dalam kasus ekonomi dan bisnis seringkali
variabel independen yang berpotensi
dijumpai perubahan suatu variabel disebabkan
mempengaruhi variabel dependen yaitu penilaian
oleh beberapa variabel lain.
terhadap : Tingkat Pendidikan (TP), Rata-rata
Variabel rata-rata pendapatan rumah
Pendapatan (RPDT), Jarak Responden ke Sumber
tangga (RPDT) memiliki nilai Sig sebesar 0,014
Air (JRSA), Jumlah Pengguna Air (JPA), Jumlah
yang artinya bahwa variabel ini berpengaruh nyata
Kebutuhan Air (JKA), dan Kualitas Air (KA).
terhadap nilai WTP responden pada taraf nyata α
Sehingga dalam pengujian selanjutnya akan
(5 persen). Nilai koefisien bertanda positif (+)
didapatkan variabel yang diduga akan
berarti bahwa semakin tinggi pendapatan maka
mempengaruhi atau tidak mempengaruhi nilai
semakin besar nilai WTP yang ditawarkan. Tetapi
WTP. Hasil analisis nilai WTP responden dapat
penyataan ini hanya untuk sebagian responden
dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Analisis Nilai WTP Responden saja karena sebagian responden lain yang
Masyarakat Desa Sibanggor Tonga pendapatannya tergolong rendah berkeinginan
Variabel Koefisien sig VIF Keterangan membayar jasa lingkungan Mata Air Aek Arnga
Constant -211,946 0,109 (-) (-) seperti halnya responden yang rata-rata
TP 11,789 0,391 1,332 Tdk berpengaruh nyata
Berpengaruh nyata
pendapatannya tinggi, hanya saja mereka terbatas
RPDT 0,00000288 0.014 1,544
JRSA -0,117 0,486 1,391 Tdk berpengaruh nyata dalam penggunaan biaya hidup karena untuk
JPA -88,463 0,026 56,519 Berpengaruh nyata
keperluan sehari-hari saja mereka kurang
Berpengaruh nyata
JKA 1,746 0,022 57,874 berkecukupan. Hal ini sesuai dengan hasil
Tdk berpengaruh nyata
KA 45,969 0,120 1,021
R2 52,9% penelitian Rosalinda dan Yuliantini (2009) yang
F-Statistik 4,303 0,005 menyatakan bahwa Responden yang beranggapan
Ket: Taraf kepercayaan 95% bahwa kondisi lingkungan di puncak semakin
buruk secara nyata bersedia membayar lebih
Model yang dihasilkan dalam penelitian ini
banyak untuk perbaikan kualitas lingkungan
cukup baik. Hal ini ditunjukkan oleh R2 sebesar
dibanding dengan responden lainnya.
52,9 %, yang berarti 52,9 % keragaman WTP
Variabel jumlah kebutuhan air memiliki
responden dapat diterangkan oleh keragaman
Sig sebesar 0,022 yang artinya variabel ini
variabel-variabel penjelas yang terdapat dalam
berpengaruh nyata pada taraf α (5 persen). Nilai
model, sedangkan sisanya 47,1 % diterangkan
koefisien yang bertanda positif (+) berarti bahwa
oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam model.
semakin besar jumlah kebutuhan air yang
Nilai Fhitung sebesar 4.303 dengan nilai Sig sebesar
responden peroleh dari Mata Air Aek Arnga maka
0,005. Hal ini menunjukkan variabel-variabel
responden akan memberikan nilai WTP yang
penjelas dalam model secara bersama-sama
semakin tinggi, hal ini disebabkan bahwa semakin
berpengaruh nyata terhadap nilai WTP responden
besar jumlah air yang dimanfaatkan responden
terhadap pembayaran jasa lingkungan yang
dari Mata Air Aek Arnga maka responden semakin
dilakukan pada taraf 95%.
menyadari bahwa di masa yang akan datang akan
Model yang dihasilkan dalam analisis ini
terjadi penurunan kuantitas dari Mata Air Aek
adalah :
Arnga sehingga diperlukan suatu upaya konservasi
WTPi = - 211,946 + 11,789 TP + 0,00000288
untuk mencegah penurunan tersebut. Menurut
RPDT – 0,117 JRSA – 88,463 JPA +
Afifah (2013) bahwa masyarakat mempunyai
1,746 JKA + 45,969 KA
kewajiban untuk melakukan konservasi terhadap
Pada hasil regresi yang telah dilakukan sumber air, agar sumber air sebagai jasa
terdapat tiga variable yang berpengaruh nyata lingkungan dapat dimanfaatkan secara
terhadap nilai WTP pada taraf kepercayaan 95 % berkelanjutan. Salah satu hal yang perlu
yaitu rata-rata pendapatan (RPDT), jumlah dipertimbangkan dalam upaya konservasi adalah
kebutuhan air (JKA), dan jumlah pengguna air dana.
(JPA) . Variabel yang tidak berpengaruh nyata Variabel penilaian terhadap Jumlah
dengan taraf kepercayaan 95 % adalah tingkat Pengguna Air memiliki nilai Sig sebesar 0,026

7
yang artinya bahwa variabel ini berpengaruh nyata keluarga responden sangat berantung pada mata
terhadap nilai WTP responden pada taraf α air. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cholil (1998)
(5 persen). Nilai koefisien bertanda negatif (-) yang menyatakan bahwa tubuh manusia itu
berarti bahwa banyaknya jumlah keluarga yang sendiri, lebih dari 70% tersusun dari air, sehingga
menggunakan air dalam rumah tangga tidak ketergantungannya akan air sangat tinggi. Manusia
seimbang dengan nilai WTP responden yang membutuhkan air yang cukup untuk memenuhi
ditawarkan untuk biaya upaya konservasi dalam kebutuhan pertanian, industri, maupun kebutuhan
mencegah penurunan kualitas air di masa domestik, termasuk air bersih. Hal ini berarti bahwa
mendatang, yaitu responden memberikan pertambahan jumlah penduduk yang terus
penawaran WTP yang rendah dengan jumlah menerus terjadi, membutuhkan usaha yang sadar
pemakai yang banyak. Seharusnya dengan dan sengaja agar sumber daya air dapat tersedia
penawaran WTP yang rendah jumlah pengguna air secara berkelanjutan.
juga sedikit. Hal ini diakibatkan oleh pendapatan
responden yang sebagian tergolong rendah tetapi Analisis Pembayaran Jasa Lingkungan
memiliki jumlah keluarga yang banyak. Terhadap Biaya Pemulihan Ekologi Hutan
Nilai Variance Inflation Factor (VIF) ini Nilai potensial pemanfaatan jasa
adalah merupakan nilai yang dipakai untuk melihat lingkungan merupakan total jumlah pemakaian
hubungan antara variable-variabel bebas. VIF ini jasa lingkungan oleh masyarakat. Sebagai
bernilai <10. Pada penelitian ini terdapat nilai VIF pengguna air, baik pemerintah, swasta maupun
yang melebihi nilai yang sudah ditetapkan dalam masyarakat mempunyai tanggung jawab dalam
regresi. Ini berarti telah terjadi penyimpangan melakukan kewajibannya untuk menjaga
asumsi model klasik regresi atau Multikolinearitas kelestarian hutan. Tanggung jawab ini dapat
yaitu pada variable jumlah pengguna air (JPA) kompensasi agar kebutuhan sumber air terpenuhi.
dan jumlah kebutuhan air (JKA) dengan nilai VIF Dan sebagai pengguna merasa yakin bahwa dana
masing-masing adalah 56,519 dan 57,874. Pada yang dihimpun untuk pengelolaan sumber daya air
hasil regresi kedua variable tersebut berpengaruh digunakan dengan sebaik-baiknya untuk menjaga
nyata terhadap nilai WTP yang diwarkan dan tidak dan meningkatkan kualitas jasa air.
mungkin dikeluarkan dari persamaan regresi Nilai potensial pemanfaatan jasa
karena menurut Algifari (2000) jika ini dilakukan lingkungan dari mata air Aek Arnga didapatkan dari
berarti melakukan kesalahan spesifik, karena perkalian jumlah pemanfaatan jasa lingkungan
mengeluarkan variable independen dari model dengan nilai rata-rata WTP dari masyarakat Desa
regresi yang secara teoritis variable tersebut dapat Sibanggor Tonga. Jumlah pemanfaatan jasa
mempengaruhi variable dependen. lingkungan mata air Aek Arnga dapat dilihat pada
Variabel-variabel yang tidak Tabel 12.
mempengaruhi nilai WTP merupakan variabel yang Tabel 12. Jumlah Pemanfaatan Jasa Lingkungan Mata Air Aek Arnga
untuk Kebutuhan Rumah Tangga Masyarakat Desa
sifatnya kurang mempengaruhi keinginan Sibanggor Tonga
responden dalam melakukan pembayaran jasa Banyaknya
Frekuensi Frekuensi Total
No pemanfaatan
lingkungan hutan. Dari hasil wawancara dengan (Liter/hari)
(Responden) Relatif (liter/hari)

responden tentang kualitas air, responden sejauh 1 19 0 0 0


ini hanya melihat Mata Air Aek Arnga yang tetap
2 38 0 0 0
terjaga kejernihannya dan responden tidak
khawatir akan terjadi perubahan kualitas mata air. 3 57 0 0 0

Tingkat pendidikan responden yang kebanyakan 4 76 0 0 0


tergolong rendah membuat mereka tidak berpikir 5 95 0 0 0
panjang dalam mengambil keputusan dalam 6 114 4 13.33 1520.00
pengelolaan jasa lingkungan. Jarak rumah ke mata
7 133 1 3.33 443.33
air tidak menjadi masalah besar bagi masyarakat
karena kebanyakan dari responden bertempat 8 152 0 0 0

tinggal sangat dekat dengan aliran Mata Air Aek 9 171 0 0 0


Arnga. Hal yang selalu masyarakat pertimbangkan 10 190 6 20.00 3800.00
dalam pembayararan jasa lingkungan adalah dari 11 209 0 0 0
pendapatan, jumlah pengguna air dan jumlah
12 228 6 20 4560.00
kebutuhan air mereka. Masyarakat merasa perlu
13 247 0 0 0
membayar jasa lingkungan hidup berupa mata air 0
tersebut berdasarkan pendapatan karena hidup 14 266 0 0

8
15 285 0 0 0
pemanfaatan Mata Air Aek Arnga juga sebagai air
untuk keperluan irigasi persawahan yang
16 304 5 16.67 5066.67
membentang disepanjang daerah aliran mata air
17 323 2 6.67 2153.33
yang akan memberikan dampak positif dan
18 342 1 3.33 1140.00 dampak negatif terhadap kualitas dan kuantitas
19 361 0 0 0 Mata Air Aek Arnga.
20 380 1 3.33 1266.67

21 399 0 0 0

22 418 0 0 0

23 437 3 10.00 4370.00

24 456 0 0 0

25 475 1 3.33 1583.33


Total 30 100 25.903.33

Nilai potensial lingkungan adalah total


pemanfaatan jasa lingkungan (25.903,33 liter)
dikalikan dengan rata-rata WTP (Rp. 109,65/hari )
maka nilai potensial pemanfaatan jasa lingkungan Gambar 2. Kualitas Mata Air Aek Arnga
Mata Air Aek Arnga adalah sebesar
Rp. 2.840.300,13/hari atau Rp. 1.036.709.549,09/ Berdasarkan keterangan responden,
tahun dari total pemanfaatan jasa lingkungan Mata pada bagian pemandian masyarakat terdapat
Air Aek Arnga sebesar 25.903,33 liter/hari atau berbagai timbunan sampah yang ditinggalkan
9.454.715,45 liter/tahun. masyarakat sewaktu melakukan kegiatan pada
Berdasarkan data yang diperoleh dari pemandian, hal ini dapat mempengaruhi kualitas
Lembaga Sumber Daya Alam (2009) biaya dan kuantitas air di Mata Air Aek Arnga. Sehingga
pemulihan ekologi hutan per hektar per tahun diperlukan suatu pengelolaan lingkungan oleh
adalah sebesar Rp. 110.275.000,- sehingga berbagai pihak terkait misalnya dengan
dengan nilai poensial tersebut dapat dilakukan pengelolaan yang terpadu. Dengan adanya
untuk pemulihan ekologi hutan seluas 9,40 ha. pengelolaan yang terpadu maka dampak yang
Hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa nilai dapat diharapkan adalah meningkatkan kepedulian
potensial pemanfaatan yang tergolong besar dapat masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan jasa
memenuhi biaya pemulihan ekologi hutan dan lingkungan (PJL).
dapat mengurangi tingkat degradasi lingkungan. Dengan adanya peningkatan kepedulian
Hal ini dapat dilihat dari kesadaran masyarakat masyarakat terhadap pengelolaan sumber daya air
terhadap konservasi lingkungan karena dapat juga secara terpadu maka diharapkan PJL dapat
dilihat dari penelitian Rosalinda dan Yuliantini diterapkan oleh masyarakat pedesaan. Menurut
(2009) yaitu dengan meningkatnya kesadaran pernyataan Merryna (2009) yaitu sebelum adanya
akan fungsi hutan bagi lingkungan maka realisasi dari pelaksanaan PJL pada taraf
diharapkan masyarakat berkeinginan untuk masyarakat sebaiknya terlebih dahulu dilakukan
mempertahankan atau mengembangkan hutan penetapan pihak penyedia jasa lingkungan beserta
yang ada di wilayah mereka. Dari hasil analisis lokasi penyedia jasa lingkungan kemudian
regresi juga menunjukkan bahwa kesediaan pembentukan kelembagaan serta aturan-aturan
membayar ini dapat ditingkatkan melalui upaya yang mengatur mekanisme PJL.
peningkatan pendapatan masyarakat. Lokasi penyedia jasa lingkungan bisa
ditetapkan dimana saja, termasuk pada daerah
Kebijakan Pengelolaan Mata Air Aek Arnga Kecamatan Puncak Sorik Marapi karena daerah ini
melalui Pembayaran Jasa Lingkungan merupakan lokasi strategis dengan hutan yang
Sampai saat ini pengelolaan jasa masih terbilang bagus dan jasa lingkungan yang
lingkungan yang dihasilkan oleh Mata Air Aek melimpah. Di daerah ini dapat ditentukan prosedur-
Arnga belum pernah ada. Padahal pengelolaan prosedur pembayaran jasa lingkungan dengan
tersebut sangat diperlukan, karena mata air ini membuat berbagai pihak pemerintah maupun
merupakan pemasok air utama kebutuhan rumah masyarakat yang akan menangani pembayaran
tangga yang sangat jernih dan terjaga jasa lingkungan Mata Air Aek Arnga.
kebersihannya terlihat pada Gambar 3. Selain itu

9
KESIMPULAN DAN SARAN Afifah, KN. 2013. Analisis Willingness to pay Jasa
Lingkungan Air untuk Konservasi di Taman
Kesimpulan Wisata Alam Kerandangan Kabupaten
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat Lombok Barat Provinsi NTB. Program
disimpulkan bahwa: Magister Ilmu Lingkungan. Universitas
1. Nilai rataan Willingness to Pay (WTP) yang Diponegiro. Semarang.
diperoleh responden adalah Rp.109,6/KK/hari Algifari. 2000. Analisis Regresi: Teori, kasus, dan
atau total nilai WTP adalah Rp. 14.692,83/hari solusi. BPFE. Yogyakarta
sebagai biaya konservasi Mata Air Aek Arnga. Cholil, M. 1998. Analisis Penurunan Muka Air
Total pemanfaatan jasa lingkungan sebesar tanah di Kotamadya Surakarta. Forum
9.454.715,45 liter/tahun dengan nilai potensial Geografi, 12(23). di Provinsi Banten.
pemanfaatan jasa lingkungan Mata Air Aek Pemerintah Provinsi Banten. Dinas
Arnga adalah sebesar Rp.1.036.709.549,09/ Kehutanan dan Perkebunan.
tahun. Faizal,T. 2009. Skripsi: Imbal Jasa Lingkungan
2. Faktor yang mempengaruhi nilai Willingness dalam Pelestarian Sumber Daya Air, Studi
to Pay (WTP) Mata Air Aek Arnga adalah kasus: kabupaten karanganyar-surakarta.
Rata-rata Pendapatan Rumah Tangga Fakultas Teknik. UNDIP.
(RPDT), Jumlah Kebutuhan Air (JKA), dan Hanley, N dan C. L. Spash. 1993. Cost-Benefit
Jumlah Pengguna Air (JPA). Analysis and Environmental. Edward Elgar
Publishing England.
Saran Kurniawan,D. 2008. Regresi Linear. R
Untuk keberlanjutan pengelolaan Mata Air Development Core Team (2008). R: A
Aek Arnga peneliti menyarankan beberapa hal language and environment for statistical
berikut: computing. R Foundation for Statistical
1. Diperlukan suatu pendekatan kepada Computing, Vienna, Austria. ISBN 3-
masyarakat mengenai pembayaran jasa 900051-07-0, URL http://www.R-project.org
lingkungan (PJL) yang akan dilakukan dan [14 Agustus 2014]
penyebaran informasi mengenai dampak Lembaga Sumber Daya Alam. 2009. Kerugian
positif dan negatif dari diberlakukannya Negara Berdasarkan Kerusakan
kebijakan PJL. Lingkungan. Dalam laporan Lembaga
2. Diharapkan kepada masyarakat dengan Sumberdaya Alam.
pendapatan dan penggunaan air terbesar www.elsdainstitut.or.id/modul/audit/kehutana
dapat memberikan kesediaan membayar yang n/kerusakan.lingkungan.pdf. diakses pada
lebih tinggi sehingga biaya konservasi Mata tanggal [18 Desember 2011]
Air aek arnga akan terselenggara dengan Merryna, A. 2009. Analisis Willingness to Pay
baik. Masyarakat Terhadap Pembayaran Jasa
3. Diharapkan kepada masyarakat agar Lingkungan Mata Air Cirahab. Skripsi.
senantiasa bersedia membayar sesuai Fakultas Ekonomi Dan Manajemen. IPB.
dengan yang ditentukan dan turut http://analisis willingness to pay.com.
berpartisipasi dalam mengelola mata air untuk [7 Desember 2013].
keberlanjutan sistem tata air di Mata Air Aek Mitchell, B dan Carson. 1989. Pengelolaan
Arnga. Sumberdaya dan Lingkungan. Yogyakarta.
Gajah Mada University Press.
Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia
DAFTAR PUSTAKA Indonesia
Aedi, N. 2010. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Roslinda, E. dan Yuliantini. 2009. The Economic
Penelitian. UPI. Bandung Value Of Hyrological Services in Mendalam
Affandi,O dan P. Patana. 2004. Perhitungan Nilai Subwatershed, Kapuas Hulu Regency, West
Ekonomi Pemanfaatannya Hasil Hutan Kalimantan.Indonesia. Faculty of Forestry.
Nonmarketable oleh Masyarakat Desa Tanjungpura University.
Sekitar Hutan, studi kasus: cagar alam dolok Wunder, Sven. 2005. Payment for Enviromental
sibual-buali kecamatan Sipirok Tapanuli Services : Some Nuts and Bolts.
Selatan.Universitas Sumatera Utara. Yasril dan HS Kasjono. 2009. Analisis Multivariat
Medan. untuk Penelitian Kesehatan. Mitra Cendikia
Press. Jogjakarta.

10

You might also like