You are on page 1of 36

MODUL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PENGOLAHAN MINYAK


ATSIRI DAN REMPAH

OIeh:

Darimiyya Hidayati, STP, MP

LABORATORIUM TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
2011
2

DAFTAR ISI

Halaman

I. PERLAKUAN PENDAHULUAN 1

II. PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSITRI 6

III. EKSTRAKSI 10

IV. PENGUJIAN SIFAT FISIK MINYAK ATSIRI 15

V. PENETAPAN KADAR EUGENOL 19

VI. PENETAPAN KADAR CITRONELAL 23

VII. PENGOLAHAN REMPAH 27

VIII. SIFAT ANTIMIKROBIA 30


(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

----------------------------
I. PERLAKUAN PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat memahami minyak atsiri dan rempah secara

keseluruhan dari sumber, komposisi, pengolahan dan manfaat kesehatan serta

mengaplikasikannya dengan tepat.

1.2. Tujuan Instruksional Khusus

Praktikum ini bertujuan untuk membandingkan rsndemen minyak kayu

putih dengan variasi perlakuan pendahuluan.

1.3. Dasar Teori

Minyak atsiri dari hasil penyulingan daun kayu putih dikenal dengan

namaminyak kayu putih. Kandungan utama minyak kayu putih adalah sineol.

Kualitas minyak kayu putih ditentukan oleh kadar sineol minyak, semakin besar

kadar sineolnya maka kualitas minyak kayu putih semakin tingg. Besarnya sineol

yang terkandung dalam minyak kayu putih ditentukan oleh varietas minyak,

perlakuan pendahuluan, dan cara penyulingan minyak kayu putih.

a. Varietas minyak kayu putih

Kualitas minyak kayu putih sangat dipengaruhi oleh daerah penghasil

seperti minyak kayu putih Ambon dibandingkan dengan minyak kayu putih Jawa

Timur.

b. Perlakuan Pendahuluan

Perlakuan pendahuluan dalam penyulingan minyak kayu putih juga

mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan. Beberapa perlakuan pendahuluan

yang biasa dilalrukan antara lain : pengecilan ukuran/perajangan, pengeringan,

1
2

dan penyimpanan. PengScilan ukuran dilakukan untuk mempermudah proses

petrguapan minyak dari daun namun perlakuan ini dapat menyebabkan sebagian

senyawa menguap terlebih dahulu sebelum disuling. Pengeringan dilakukan untuk

juga untuk mempermudah ploses pengpapan minyak atsiri- Sangat cocok untuk

bahan baku yang memiliki kadar air tinggi. Bila dibandingkan dengan bahan

segar, maka rendemen dari bahan baku yang kering lebih sedikit namun proses

penyulingan lebih cepat. koses peuyimpanan bahan baku sebelum disuling juga

sering terjadi karena kapasitas mesin penyuling yang tidak sebanding dengan

bahan baku yang tersedia. Kondisi penyimpanan bahan baku yang paling ideal

adalah suhu rendah dan tidak ada sirkulasi udara" Penyimpanan daun kayu putih

dilalrukan dengan menebarkan daun dilantai kering dan memiliki ketinggian

sekitar 20 cm.

c. Proses penyulingan

Proses penyulingan terdiri dari 3 metode penyulingan yaitu penyulingan

air (kohobasi), penyulingan uap dan air (pengukusan), dan penyulingan uap.

penyulingan air merupakan metode penyulingan yang paling

sederhana'Kelemahan dari metode ini adalah eksfiaksi berlangsung lama,

memerlukan bahan bakar yang besar, senyawa-seryawa yang memiliki titik didih

tinggi tidak bisa terekstrak. Penyulingan uap dan air atau pengukusan lebih efisien

dan kualitas minyak yang dihasilkan lebih bagus. Penyulingan dengan uap

merupakan metode penyulingan yang paling efisien diantara ketiganya serta

kualitas minyak yang dihasilkan juga paling bagus.

1.4. Alat dan Bahan

Alat : pisau, alat destilasi, beaker glass, corong pemisah, timbangan


3

Bahan : daun kayu putih

1.5. Prosedur Praktikum

1. Praktikan menimbang daun kayu putih sebanyak 10 kg

2. Praktikan dibagl menjadi 2 perlakuan yaitu : tanpa perlakuan pendahuluan,

diberi pedakuan pendahuluan perajangan

3. Pengisian daun ddam ketel diatux supaya tidak krlalu padat dan kepadatan

merata

4. Praktikan menyuling minyak menurut metode pengukusan selama 2 jm

5. Praktikan mengambil destilat setiap l jam dsn dihitung volume minyak

yang dihasilkan. Destilat yang dihasilkan akan terpisah menjadi dua

bagian, yaitu minyak dibagian atas dan air dibagian bawah. Pisahkan

minyak terlebih dahulu dari air uotuk sleoghih&g vslume minyak yang

dihasilkan. Amati warna, bau dan kejemihan dari minyak atsiri yang

dihasilkan

6. Praktikan menghitung rendemen total dari proses peayutingan

Rumus rendemen : Berat minyak X 100%


Berat daun

1.6. Pembahasan

Pembahasan dilakukan dengan membandingkan rendemen total dari

masing-masing variasi perlakuan pendahuluan dan menyimpulkan mana yang

paling sesuai untuk minyak kayu putih


4

(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

----------------------------
II. PROSES PENYULINGAN MINYAK ATSIRI

2.1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat memahami minyak atsiri dan rempah secara keseluruhan

dari sumber, komposisi, pengolahan da manfaat kesehatan serta

mengaplikasikannya dengan tepat.

2.2. Tujuan Instruksional Khusus

Membandingftan total rendemen dari 2jenis perlakuan proses penyulingan

yang berbeda

2.3. Dasar Teori

Destilasi merupakan :

 Pemisahan beberapa komponen berdasarkan perbedaan titik didih dan

tekanan uap

 Pemisahan berdasarkan kontak keseimbangan antara fase cair dan gas

 Sistem minyak atsiri-air akan membentuk 2 fase krn tidak saling

melarutkan.

Proses penyulingan terdiri dari 3 metode penyulingan yaitu penyulingan air

(kohobasi), penyulingan uap dan air (pengukusan), dan penyulingan uap.

Penyulingan air merupakan metode penyulingan yang paling sederhana.

Kelemahan dari metode ini adalah ekstaksi berlangsung larna, memerlukan bahan

bakar yang besar, senyawa-senyawa yang memiliki titik didih tinggi tidak bisa

terekstrak. Penyulingan uap dan air atau pengukusan lebih efisien dan kualitas

minyak yang dihasilkan lebih bagus. penyulingan dengan uap merupakan metode

5
6

penyulingan yang paling efisien diantara ketiganya serta kualitas minyak yang

dihasilkan juga paling bagus.

Kelebihan dan kelerrahan masing-masing metode dapat dilihat di tabel

berikut ini:

a. Penyulingan dengan air

Kelemahan Keuntungan

 Ekstraksi tidak berlangsung  Dapat mengekstrak minyak dari

sempurna / kerusakan bahan bahan yg berbentuk bubuk

 Memerlukan ketel suling yang  Beberapa jenis bahan, mis:

besar mawar, akan menggumpal bila

 Jumlah bahan bakar besar terkena uap

 Komponen yang titik didih

tinggi dan larut air tidak dpt

diekstrak

 Bahan mudah gosong

b. Penyulingan dengan air dan uap

Kelemahan Keuntungan

 Terjadi penggumpalan bahan  Kerusakan minyak atsiri kecil

krn adanya pengembunan karena bahan tidak gosong dan

 Terbatas untuk bahan-bahan suhu tidak lebih dari 100 C

yang ridak mudah menggumpal  Efisien (bahan bakar kecil,

rendeman banyak, waktu

penyulingan singkat.

c. Penyulingan dengan uap


7

Keuntungan

 Tekanan dapat dimodifikasi

(rendah atau tinggi tergantung

bahan)

 Efisiensi tinggi

Kualitas minyak bagus

Gambar penyulingan dengan uap

2.4. Alat dan Bahan

Alat : pisau, alat destilasi- beaker glass! corong pemisah, timbangen

Bahan : daun kayu ptltih

2.5. Prosedur Praktikum

1. Praktikan menimbang daun kayu putih sebanyak 10 kg

2. Praktikan dibagr meqiadi 2 perlakuan yaitu : penyulingan dengan air dan

penyulingan dengan air dan uap


8

3. Pengisian daun dalam ketel diatur supaya tidak terlalu padat dan kepadatan

merata

4. praktikan menyuling minyak menurut kedua metode selama 2 jam

5. Praktikan mengambil destilat setiap I jam dan dihitung volume minyak

yang dihasilkan. Destilat yang dihasilkan akan terpisah menjadi dua

bagian, yaitu minyak dibagian atas dan air dibagian bawah. Pisahkan

minyak terleblh dahulu dari air untuk volume minyak yang dihasilkan.

Amati warna, bau dan kejemihan dari mlnyak atsiri yang dihasilkan.

6. Praktikan menghitung rendemen total dari proses penyulingan

Rumus rendemen : berat minyak X 100%


Berat daun

2.6. Pembahasan

Pembahasan dilakukan dengan membandingkan rendemen total dari

masing-masing variasi perlakuan metode penyulingan dan menyimpulkan mana

yang paling sesuai unflrk minyak kayu putih.


III. EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI

3.1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat memahami minyak atsiri den rompah secara keseluruhan

dari surnber, komposisi, pengolahan dan manfaat kesehatan serta

mengaplikasikannya dengan tepat

3.2. Tujuan Instruksional khusus

Praktikan dapat mengetahui proses produksi minyak atsiri menggunakan

pelarut organik

3.3. Dasar Teori

Ekstraksi pada prinsipnya adalah teknik pemisahan (separasi) yang

mengeksploitasi perbedaan sifat kelarutan dari masing-masing komponen

campuran terhadap jenis pelarut tertentu. Contohnya adalah . Campuran A dan B

hendak dipisahkan menggunakan pelarut X. Dari data-data sifat kelarutan,

komponen A sangat larut dalam X, sedangkan komponen B sedikit larut atau

bahkan tak larut. Apabila pelarut X tersebut ditambahkan pada campuran A dan B

yang berbeda sifatkepolarannya, maka komponen A akan larut dalam X,

sedangkan B tidak. sehingga akan didapatkan campuran baru, yaitu A dan x'

Tahap selanjutnya adatah bagaimana memisahkan A dan X ini? Salah satu

metodenya adalah evaporasi/penguapan pelarut.

Dalam kaitannya dengan mrnyak atsiri, teknik ekstraksi ini biasanya

digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri yang mudah rusak oleh panas, dalam

hal ini adalah mrnyak bunga-bungaan seperti melati, mawar, atau sedap malam.

Untuk melarutkan minyak atsiri yang terdapat pada bunga-bungaan terssbut, maka

9
10

dibutuhkan pelarut yang biasanya adalah pelarut organik yang bersifat non-polar.

Dalam konsep ikatan kimia, air itu bersifat polar. Jika digunakan pelarut yang

polar juga soperti alkohol rnaka tertunya air yang terkandung dalam bunga akan

larut ke dalamnya sehingga membutuhkan proses pemisahan yarg lebih kompleks.

Tetapi kalau digunakan pelarut non-polar maka air tidak akan larut ke dalamnya.

Banyak jenis pelarut organik non-polar, tetapi yang pating sering digunakan

adalah heksana (C6H14) meskipun tidak menutup kemungkinan juga bisa

digrrnakan benzena (C6H6) ataupun juga bensinlgasolin. Ada beberapa kriteria

dalam memilih pelarut untuk ekstraksi bunga-bungaan selain sifanya yang non-

polar tadi , di antaranya adalah dapat melarutkan zat wangi dalam bunga secara

sempurna, mempunyai titik didih yang rendah dan seragam, bersifat "inert' atau

tidak bereaksi dengan zat wangi dalam bunga yang akan diekstrak, harga serendah

mungkin dan mudah diperoleh.

Produk akhir ekstraksi bunga menggunakan pelarut ada dua macam, yaitu

concrete dan absolule. Concrete merupakan minyak atsiri yang masih bercampur

dengan lilin/resin serta sedikit pelarut. Saat proses ekstraksi berlangsung, tidak

hanya minyak atsiri yang terlarut pada pelaruq tehpi juga lilin/resin ikut masuk ke

dalamnya" Concrete berbentuk seini padat seperti lemak atau mentega. Sedangkan

absolute adalah minyak atsiri yang mumi tanpa pengotor seperti lilin/resin

maupun sisa pelarut. Absolute inilah yang harganya paling mahal.

Dalam terminologi ekstraksi pelarut biasanya juga ada konsep lain yang tak

kalah pentins; yaitu evaporasi vakum. Kondisi vakum didefinisikan sebagai

kondisi di bawah tekanan aftrosferik (di bawah 1 atm/ tekanan normal).

Sedangkan evaporasi merupakan proses perguapan pelarut unfuk memisahkannya


11

dengan minyak atsiri dau atau lilin/resin- Sehingga jika digabungkan

pengertiannya adalah proses pengmpan pelarut pada kondisi di bawah tekanan

normal. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan titik didih dari pelarut

tersebut sehiugga temperatur prases secara keselunrhan meujadi lebih rendah.

Semakin rendah tekanan maka temperatur prosesnya juga makin rendah.

Misalnya; heksan pada tekanan normal (1 atm) bertitik didih 68 C, pada tekanan

0.7 atm titik didihnya 58 C, daripada tekanan 0.2 atm titik didihnya 25 C. Kondisi

inilah yang diharapkan pada proses ekstraksi minyak atsiri bunga -bungaan agar

diperoleh minyak dengan kualitas yang baik. ArtinSna, kerusakan minyak atsiri

akibat lempenatur tings bisa dihindari. Sedangkqe t{uaa kondisi vakum yang lain

adalah menjamin bahwa pelarut dapat terpisahkan semaksimal mungkin. Untuk

mencapai kondisi vakum dibutuhkan alat pendukung yaitu pompa vakum.


12

3.4. AIat dan Bahan

Alat : alat ekstraksi, evaporator, peralatan gelas

Bahan : bunga melati, pelarut heksana, alcohol

3.5. Prosedur Praktikum

1. Praktikan msnimbang bunga melati sebanyak 500 gram

2. praktikan menyiapkan alat ekstraksi dengan pelarut heksan

3. Praktikan ffierrgekstrak rninyak bunga melati menggunakan so khlet

selama 3 jam

4. praktikan menguapkan pelarut hasil ekstraksi menggunakan rotary

evaporator

5. Praktikan menghitung rendemen total dari proses ekstraksi

Rumus rendemen : berat minyak X 100%


Berat bunga

3.6. Pembahasan

Pembahasan dilakukan dengan mengamati minyak hasil akhir proses

ekstraksi ditinjau dari warna, bau, kekeruhan, dan rendernen total


IV. PENGUJIAN SIFAT FISIK MINYAK ATSIRI

4.1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapatmemahami minyak atsiri dan rempah secara keseluruhan

dari sumber, komposisi, pengolahan dan manfaat kesehatan serta

mengaplikasikannya dengan tepat.

4.2. Tujuan Instruksional Khusus

Praktikan dapat mengetahui dan mengukur sifat fisik minyak atsiri yang

merupakan penentu mutu dari minyak tersebut

4.3. Dasar Teori

Kualitas mlnyak atsiri ditentukan oleh karakteristik alamiah dari minyak

tersebut dan adanya bahan-bahan asing yang tercampur dalam minyak tersebut.

Komponen standar mutu dari minyak atsiri ditentukar oleh kualitas minyak

tersebut dan kemurniaaffrya Factor yang menentukan mutu miyak adalah sifat

fisik dan kimia minyak seperti, bilangan asam, putaran optic, dan senyawa utama

yang terkandtutg didatammnya. Bila dibandingkan dengan standar minyak atsiri

tersebut dan ternyata berbeda jauh maka dapat diragukan keaslian minyak

tersebut. Berikut ini sifat-sifat fisik miryak atsiri:

1. Berat Jenis (BJ)

Nilai BJ minyak atsiri pada suhu 15 c/15 c adalah Frbandingan antara berat

minyak pada suhu 15 c dengan berat air dengan volume yang sama pada

suhu l5 C. Nilai BJ berkisar antara 0.696-1.188 pada suhn 15 C. Alat yang

13
14

digunakan : piknometer. Untuk analisis yang teliti, BJ diukur pada suhu 15

C sedangkan untuk analisis rutin BJ diukur pada suhu ruang. BJ pada suhu

rwurg dihifilng dnngro meugruangi nilai bj tsb dmgim faktor koreksi pada

suhu 15 C

2. utaran optic

Derajat rotasi dan arahnya menentukan kriteria kemurnian. Putaran optik

merupakan sifat mernutar bidang polarisasi jika ditempatkan dalam sinar

atau cahaya. Memutar bidang kearah kanan (dextrorotary/+ searah jarum

jam) atau kearah kiri (laevoratatory/berlawanan arah jarum jam).

Ditentukan oleh polarimeter pada suhu kamar dan dinyatakan dalam

derajat rotasi. Masing-masing minyak atsiri mempunyai derajat rotasi yang

khas.

3. IndeksBias

Masing-masing minyak atsiri memiliki iudeks bias tertentu, Pembiasan

terjadi bila caha5a mdewati memdia kumng padat ke media lebih padat.

Alat yaeS figuna&Ba rsfrakoms&r pada suhu 20 C. Minyak harus bebas

dari air, tidak terkella panas dan lembab karena dapat mempengaruhi

pembacaan indeks bias.

4. Kelarutan

Kelarutan dalam alco&ol penting diketahui krn Mub dengan kemumian

minyak atsiri dan umur minyak atsiri. Pemalsuan dg bahan yang tidak larut

dapat diketahuai dengan metode ini. Umur minyak atsiri mepengaruhi

kelarutan disebabkan karena polimerasi senyawa karena penyimpanan


15

kurang baik, cahaya, udara, dan air, kandungan terpen tinggi. Konsentrasi

alkohot yg sering diggunakan 50%, 60%, 70%, 80% dan 90%.

5. Titik Beku

Peneatuan ini untuk menentukan pgrsentass komponen tersebut dalam

minyak, digunakan untk minyak anise dan minyak fennel. Komponen

organik murni mempunyai titik beku dalam kisaran 0.5. Penentuan

ditakukae deugan: minyak dibekukan dengan cspat sanpai didapatkan suhu

yang konstan (titik beku)

6. Sisa Penguapan

Persentase mrnyak yg tidak ureng$ap pada sutu 100 C. Nilai sisa

penguapan rendah dari minyak hasil pressing  krn adanya terpen,

komponen menguep lainnya. Nilia sisa penguapan tinggi disebabkan oleh

benda-benda asing seperti resin Untuk benda padat, kamfor, dan menthol

 penguapan tinggi menunjukkan adanya pemalsuan.

4.4. Alat dan Bahan

AIat : Piknometer, re&aktomster, dan polariilleter

Bahan : Alkohol, minyak kayu putih

4.5. Prosedur Praktikum

1. Praktikan menyiapkan minyak kayu putih sebanyak 1 L.

2. praktikan menguji berat jenis minyak dengan menggunakan piknometer.

3. Praktikan menguji indeks bias minyak kayu putih menggunakan

refraktometer
16

4. Praktikan menguji putaran optic dengan polarimeter

5. Praktikan menguji kelanrtan minyak kayu putih dalm alkohol 70% dan

95%

6. Praktikan membandingkan hasil uji dengan SNI minyak kayu putih.

4.6. Pembahasan

Pembahasm dilakukan dflgpn membandingkan,'mtarahasil uji lab dengan

SNI minyak kayu putih dan menyimpulkan,tfngk* kemutnim dari minyak kayu

putih tersebut
V. PE1TETAPAN KAI}AR EUGEF{OL MINYAKCENGKEH

5.1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat memahami minyak atsiri dan rempah secara keseluruhan

dari sumber, komposisi, pengolahan dan manfaat kesehatan serta

mengaplikasikannya dengan tepat

5.2. Tujuan Instruksional Khusus

Praktikan dapat menennrkan kadar eugenol dari minyak cengkeh yang

merupakan standarmutu dari minyak cengkeh.

5.3. Dasar Teori

Cengkeh (Syzygium aromaticum) tennasuk jenis tumbuhan perdu yang

dapat memliki batang pohon besar dan berkayu keras. Tinggr tanaman dapat

mencapai 15 - 20 meter dan dapat bertahan sampai umur ratusan tahun.

Tanamasl cengkeh mempunyai sifat khas karena semua bagian pohon

mengandung minyak, mulai dari akar, batang, daun sampai bunga. Kandungan

minyak cengkeh pada bagian-bagian tanaman tersebut bervariasi jumlahnya

namun kadar minyak yang paling tinggi terdapat pada bagian bunga (20%)

17
18

sedangkan bagian gagang dau daun mengandung sekitar 4 - 6 %. Areal produksi

tanaman cengkeh hampir tersebar di semua daerah di Indoncsia mulai dari NAD

sampai Papua dengan luas areal terluas di Jawa dan Sulawesi. Luas areal tanaman

ini mengalami sedikit peningkatan setiap tahunnya atau lebih cenderung stabil.

Cara penyulingan yang paling sedefiana untuk mendapa&an miryak cengkeh

adalah dengan penyulingan air dan uap dengan larna penyulingan sekiar 7 - 8 jam

untuk daun basah dan 6-7 jam untuk penyulingan daun kering. Penggunaan

tekanan bertahap mulai dari 1 bar sampai 2 bar dapat mempersingkat lama

penyulingan menjadi 4 - 5 jam. Minyak daun cengkeh berupa cairan berwama

bening sampai kekuning-kuningan mempunyai rasa yang pedas, keras dan berbau.

aroma cengkeh. Warnanya akan berubah menjadi coklat atau berwama ungu jika

terjadi kontak dengan besi atau akibat penyimpanan.

Komponen utama minyak daun cengkeh : fenolat (eugenol komponen

utama) dan non fenolat (β-kariofeilen, α-kubeben, α-kopaen. Eugenol mempunyai

flavor yang pedas dan panas, eugenol termaquk golongan Fenol yang dengan

NaOH akan membentuk Na-Eugenolat yanglarut dalam air. Sedangkan terpen

tidak disabunkan dan tidak larut dalam air, sehingga volume terpen dapat

diketahui. Dengan diketahui volume terpen, maka volume Eugenol pun dapat

diketahui.
19

Reaksi

5.4. AIat dn Bahan

Alat-alat yang digunakan :

1. Pipet gondak 15 ml

2. Labu Cassia 100 ml

3. Penangas air

4. Gelas ukur

Bahan-bahan yang digunakan ::

1. Minyak cengkeh

2. Larutan Na0H 10 N

5.5. Prosedur Prahilum

1. Dipipa 10 mlminyakcengkeh

2. Dimasukkan ke dalam labu Cassia I00 ml

3. Ditambahkan 35 ml NaOH 1 N, lalu dkocok selarna 5 menit

4. Dipanaskan di atas penangas air selama 10 menit

5. Ditambahkan lagi NaOH 1 N sampai permukaan cairan berada pada skala

labu Cassia
20

6. Didiamkan selama t hari

7. Dibaca voltrme terPen

Contoh Data

Volume contoh : 10,0 ml

Volume terPen * 1,5 ml

Volume eugenol : 8,5 mI

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑒𝑢𝑔𝑒𝑛𝑜𝑙
Kadar Eugenol = 𝑥 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ

8,5 𝑚𝑙
= 10,0 𝑚𝑙 𝑥 100%

= 85%

5.6. Pembahasan

Pembahasan dilakukan didapatkan dengan standar mutu dengan

membandingkan kadar eugenol Yang didapatkan dari minyak cengkeh


VI. PENETAPAN KADAR CITRONELAL MINYAK SEREH WANGI

6.1 Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat memahami minyak atsiri den rempah secara

keseluruhandari sumber, komposisi, pengolahan dan manfaat kesehatan serta

mengaplikasikannya dengan tepat

6.2 Tujuan Instruksional Khusus

Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kadar citronellal yang

merupakan komponen utama dari minyak sereh wangi

6.3 Dasar Teori

Sereh wangr diduga berasal dari srilangka. Nama latinnya adalah

cymbopogon nardas L., tennasuk dalam suku poaceae (rumput-nrmputan).varietas

sereh wangi yang paling dikenal adalah varietas Mahapegiri (java citronella oil)

dan varietas Lenabatu (cylon citronella oil). Varietas Mahapegiri mampu

memberikan mutu dan rendemen minyak yang lebih baik dbandingkan varitas

lenabatu.

21
22

Daerah petratraman dan produksi minyak sereh wangi di Indonesia dengan luas

areal pada tahun 2007 sebesw 79.592,25 ha (Tabel 3), terbesar di daerah Jawa,

khususnya Jabar dan Jateng dengan pangsa pasar dan produksi mencapai 95% dari

total produksi Iadonesia. Area lainya adalah NAD dan Sumatera Barat. Daerah

sentra produksi di Jawa Barat adatah: Purwakart4 Subang, Pandeglang, Bandung,

Ciarnis, Kuningan, Garut, dan Tasilanalaya. Sedangftan di Jateng adalah Cilacap,

Purbalingga dan Pemalang (Data Sbdit Tanaman Atsiri, Dittansim, 2008). Proses

pengambilan minyak sereh wangi di Indonesia biasanya dilakukan melalui proses

penyulingan selama 3 - 4 jarn. Rendemen rata-rataminyak sereh wangi sekitar 0,6

-1,2 % tergantung jenis sereh wargi serta penanganan dan efektifitas penyulingan.

Komponen terpenting dalarn mioyak sereh wangi adalah sitronellal dan geraniol.

Kedua komponen tersebut menentukan intensitas bau, harum, ssrta nilai harga

minyak atsiri, sehingga kadarnya harus memenuhi syarat ekspor agar dapat

diterima. Minyak ini digunakan dalam industri, terutama sebagai pewangi sabun,

sprays, desinfektans, pestisida nabati, bahan pengilap, peningkat oktan BBM dan

aneka ragam preparasi teknis. Perkiraan pemakaian dunia pada tahun 2007 lebih

dari 2000 ton / tahun. Indonesia adalah produsen ketiga dunia setelah Cnia dan

Vietnam. Beberapa negara yang selalu aktif membeli sereh wang Indonesia antara

lain adalah Singapura, Jepang, AS, Australia, Belanda, Inggns, Perancis, Jerman,

Italia, lndia, dan Taiwan. Dengan pembeli utama adalah AS, Perancis, Italia,

Singapura dan Taiwan. Volume ekspor minyak sereh wangi relatif kecil, yakni

sebesar 115,67 ton dengan nilai US$ 701,0 pada tahun 2004.

Sinonellal merupakan golongan aldehid yang bersifat pereduksi sehingga

dengan hidroksilamin-HCl akan membentuk oksima dan membebaskan HCl. HCI


23

yang dibebaskan, direduksikan dengan KoH-alkohol berlebih terukur, lalu

kelebihan K0H-alkohol berlebih terukur dititar oteh HCL memakai indikator

BTB yang dalam keadaan netral berwarna hijau.

Reaksi

6.4. Alat dan bahan

6.4.1 Alat-alat yang digunakan:

1. Neraca

2. Pipet tetes

3. Pipet gondok 10 ml dan 25 ml

4. Buret 50 ml

5. Statif

6-4.2 Bahan-bahan yang digunakan:

1. Cantah minyak sereh

2. Alkkohol netra

3. Indikator BTB

4. KOH-alkohol
24

5. NH2OH. HCl

6. Larutan HCI 0.5 N

6.5 Prosedur kerja

1. Ditimbang ± 2 gram minyak sereh

2. Ditambahkan 2 ml alkohol netral, serta indikator BTB

3. Ditambahkan 25 ml KOH-alkohol (dipipet)

7. Ditambahkan 2S ml NH2OH. HCl

8. Dikocok dan dibiarkan selama 15 menit

9. Dititar dengan HCI 0,5 N hingga titik akhir berwarna hijau

10. Dilakukan penetapan terhadap blanko

6.6 Pembahasan

Pembahasan dilakukan dengan membandingkan kualitas dari minyak yang

dihasilkan dengan SNI.


VII. PEITG$LAHAIT REMPAH

7.1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat memaharni minyak atsiri dan rempah secara keselunrhan

dari sumber, komposisi, pengolahan dan manfaat kesehatan sefia

mengaplikasikannya dengan tepat

7.2. Tujuan Instruksional Khusus

Mahasiswa dapat mengetahui cara pengolahan rempah -rempah secara

umum.

7.3. Dasar Teori

Rernpah-rempah merupakan komoditas Indonesia yang cukup men-

iaqiikan. Selama ini pengolahan rempah hanya dijual dalam bentuk segar.

Rempah dapat diolah meqiadi berbagai macam produk yang berrnanfaat bagi

industri obat-obatan tradisional, minurnan/makanan, farmasi, dan kosmetik.

Ragam pengolahan rempah yang mungkin adalah minrunan instant, oleoresin,

manisan, sirup, minyak atsiri, dan serbuk/rempah kering. Minuman instant dari

rempah adalah minuman siap saji dari rempah-rempah contohnya kmyit, jahe, dan

temulawak. Prinsip pembuatan minurnan instant adatah pembuatan kristal gula

dari larutan rempah dan gula. Kendala yang dihadapi dalam pembuatarmya adalah

terbentuknya cararrel gula yang dapat menyebabkan rasa pahit pada minurnan

instant. Sirup rempah juga mungkin untuk dikembangkan karena merupakan

rempah aroma yang segar dan memberikan manfaat kesehatan.

25
26

Produk olahan yang cukup menjanjikan adalah minyak atsiri dan oleoresin.

Minyak atsiri dari rempah banyak digunskan untuk berbagai industri yaitu industri

parfirm, kosmetik, flavoring agent, dan essence. Sedangkan oleoresin adalah

campuran minyak atsiri dan resin/gum yang diperoleh dari pelarut organik.

Penggunaan dari oleoresin lebih disukai karena lebih seragam, aroma lebih tajam,

mutu lebih terjamin dan menghemat biaya pengolahan.

7.4. Alat dan Bahan

Alat : timbangan, bleader, darr alat psngolahan lainnya

Bahan : Jahe, gula

7.5. Prosedur Praktikum

Pembuatan jahe instant

1. Jahe dicuci dan dikupas

2. Jahe diblemder sampai halus

3. Jahe diekstrak dengan air

4. Ekstrakjahe dibiarkan selama 30 menit sampai cairan bening

5. Cairan bening dimasak dg gula dengan perbandingan l:l menggunakan api

kecil sarnpai terbentuk kristal gula

6. Hasil diblender rmtuk mendapat kristal gula yang halus

Pembuatan Sirup Jahe dan Manisan Jahe

1. Jahe dicuci sampai bersih

2. Jahe dipotong tipis-tipis

3. Jahe direbus dalam air mendidih kemudian ditiriskan

4. Jahe direbus dalam air gula (gula : jahe = 1:1) selama 30 menit
27

5. Dibiarkan selama 1 hari

6. irisan jahe diangkat dan dioven sampai kenng dan ditaburi gula

7. Larutan gula di saring dan dipanaskan kembali kemudian dikemas.

Variasi perlakuan

Jahe instant : perbandingan gula danjahe adalah 1:l dan l:l ll2

Sinry Jahe : Blanching selama 5 menit dan 15 menit

Manisan jahe: diover suhu 50 dan 70

Senjutnya produk diuji dengan uji kesukaan dalam hal :

Jahe instant: Serbuk (warn4 bentuk kristal) dan mimunan (rasa, aromq dan wama)

Sirup Jahe: rasa, lyanra! dan arorna

Manisan jahe : rasa, warna dan aroma

7.6. Pembahasan

Pembahasan dilakukan dengan membandingkan antara kedua perlakuan

mana produk yang lebih disukai konsumen


28

(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

----------------------------
VIII. ANTIMIKROBIA MINYAK ATSIRI

8.1. Tujuan Instruksional Umum

Mahasiswa dapat memahami minyak atsiri dan rempah secara keseluruhan

dari sumber, komposisi, pengolahan dan manfaat keseh,atan serta

mengaplikasikannya dengan tepat.

8.2. Tujuan Instruksionatr Khusus

Pratikum berrujuan untuk mengetahui daya hambat rninyak atsiri terhadap

pertumbuhan mikroorganisme

8.3. Dasar Teori

Pertumbuhan milaoorganisme dihambat oleh beberapa hal, antara lain zat

antibiotika, pertumbuhan mikrorganisme lain (kompetisi), logamJogam tertentu,

zat-zat tertentu, keasaman tertentu, dan kondisi lingkungan lain seperti suhu dan

oksigen. Salah satu cara menguji penehamAatar bakteria oleh antibiotik adalah

dengan meletakkan antibiotik di suatu titik terteutu pada agar. Setelah itu agm

diinokulasi dengan bakteria merata. Jika suatu antibiotik memiliki daya

menghambat pertumbuhan bakteria, maka daerah sekitar antibotik tidak

ditumbuhni bakteda, Sernalqn jauh jarak pernunbuhan bakteria dari titik yang

diberi antibiotik, berarti sernakin kuat daya penghambatan antibiotika tersebut.

Dua jenis mikroorganisme yang sama bisa saling menghambat

pernrmbuhan satu sama lalq. Jika hal ini tgriadi, maka biasanya di antara

keduanya tercipta suatu zona penghambatan, yang merupakan daerah yang tidak

ditumbuhi miselia, atau kadang terjadi bentuk koloni yang tidak sempurna. Jika

dua mikroorganisme tidak saling menghambat pertumbuhan satu sama lainnya,

29
30

maka tidak t€rjadi tanda -tanda tersebut. Bisa jadi dua jamur tumbuh saling

bertumpuk koloninya dengan koloni jamur lain.

8.4. AIat dan Bahan

1. Beberapa petridis berisi pCA (plate Count Agar)

2. Biakan bakteria Escherichchia coli atau Baeillus subtilis, berupa suspensi

dalam larutan 0,17o pepton atau akuades steril

3. Dua jenis afitibiotika, dibuat silspsnsi encer sebagai kontrol

4. Tiga jenis minyak atsiri

5. Kertas saring steril

8.5. Prosedur Praldikum

1. Siapkan empat petridis yang berisi plate count agar.

2. siapkan sepotong kertas saring dengan diameter sekitar I cm yang dibasahi

dengan larutan antibiotik sebagai kontrol dan minyak atsiri, lalu diletakkan

di salah satu bagian agar.

3. Tuangkan secara merata suspensi 0,1 ml bakteria pada permukaan agar

4. Letakkan kertas saring yang telah dibasahi diatas permukaan agar.

5. Inkubasikan agar padasuhu 37oC selama 24 dan 48 jam

6. Amati jika ada zona penghambatan

7. Kemudian bandingkan zona penghambatan di antara keduanya untuk

menentukan jenis antibiotika dan minyak atsiri mana yang lebih kuat

menghambat pertumbuhan bakteria.

8.6. Pembahasan
31

Pembahasan ini membandingkan zona penghambatan antara minyak atsiri

dan antibiotika standar. Kemudian mencari senyawa minyak atsiri yang

bertanggung jawab terhadap sifat antibakteria minyak atsiri.


32

(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)

----------------------------

You might also like