You are on page 1of 4

1.

1 Metode perhitungan BOR


BOR merupakan proporsi pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu
tertentu. Nilai yang diperoleh menggambarkan tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur dirumah sakit. Berdasarkan standar internasional, BOR
dikatakan baik jika nilainya 80-90%, sedangkan standar nasional menyatakan 70-
80% (Keliat, dkk, 2006).
Persentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu. Indikator
ini memberikan gambaran tentang tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat
tidur RS. Berdasarkan standar internasional, BOR dikatakan baik jika nilainya
80% - 90% , sedangkan standar nasional menyatakan 70% - 80% .
Rumus Perhitungan :
∑ 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛
𝑥 100%
∑ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 ∑ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Contoh Kasus :
Kasus I
Rumah Sakit Gatot Subroto, setelah dilakukan selama 20 hari didapatkan jumlah
hari perawatan sebanyak 4000 dan ada 500 tempat tidur. Jumlah pasien yang
keluar 600 orang. Berapakan BOR di Rumah Sakit Gatot Subroto ?
Jawab :
4000
= 𝑥 100 %
500 x 20
4000
= 𝑥 100 %
10000
= 0,4 x 100%
= 40 %
Kasus II
Rumah Sakit Kholisah, setelah dilakukan selama 30 hari didapatkan jumlah hari
perawatan sebanyak 6000 dan ada 250 tempat tidur. Jumlah pasien yang keluar
500 orang. Berapakan BOR di Rumah Sakit Kholisah ?
Jawab :
6000
= x 100%
250 x 30
6000
= x 100%
7500
= 0,8 x 100%
= 80 %

1
1.2 Metode perhitungan AvLOS ( Average Length of Stay ) / Rata-Rata Lama
Hari Rawat
AvLOS merupakan rata-rata lama hari rawat seseorang pasien. Semakin kecil
nilainya, semakin efisien dan bermutu pelayanannya. Nilai AvLOS ideal
tergantung jenis diagnosis atau penyakitnya. Menurut keliatm dkk. (2006),
AvLOS ideal antara 6-9 hari. Namun rumus ini masih lemah, karena tidak
memperhitungkan alasan pasien kluar rumah sakit. Apakah sembuh, pulang paksa,
atau meninggal.
AvLOS menurut Huffman (1994) adalah “The average hospitalization stay of
inpatient discharged during the period under consideration”. AvLOS menurut
Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawatseorangpasien. Indikator ini
disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat
dijadikan hal yang perlu pengamatan yang lebih lanjut.Secara umum nilai AvLOS
yang ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus Perhitungan :
∑ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
∑ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Contoh Kasus:
Kasus I
Dalam suatu Rumah Sakit Permata, setelah dilakukan selam 30 hari didapatkan
jumlah hari perawatan sebanyak 5000 dan ada 300 tempat tidur. Jumlah pasien
yang keluar 300 orang. Berapakan AvLOS di Rumah Sakit Permata ?
Jawab :
5000
=
300
= 17 hari
Kasus II
Dalam suatu Rumah Sakit Mitra, setelah dilakukan selam 30 hari didapatkan
jumlah hari perawatan sebanyak 7000 dan ada 300 tempat tidur. Jumlah pasien
yang keluar 200 orang. Berapakan AvLOS di Rumah Sakit Mitra?
Jawab :
7000
=
200
= 35 hari
1.3 Metode perhitungan BTO
2
BTO menurut Huffman (1994) adalah “ the net effect of changed in
occupancy rate and length of stay”. BTO menurut Depkes RI (2005) adalah
frekuens pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur
dipakai dalam satu satuan waktu tertentu.Idealny adalam satu tahun, satu tempat
tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Rumus Perhitungan:
∑ 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑑𝑖𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡 (ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝 + 𝑚𝑎𝑡𝑖)
∑ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟
Contoh Kasus :
Kasus I
Dalam suatu Rumah Sakit Budi Asih, setelah dilakukan perhitungan selama 10
hari didapatkan jumlah pasien keluar hidup 150 dan jumlah pasien keluar
meninggal 70, dan ada 400 tempat tidur. Berapakan BTO di Rumah Sakit Budi
Asih ?
Jawab :
150 + 70
=
400
220
=
400
= 0,55 (55 tempat tidur dalam 1 priode)
Kasus II
jika Rumah Sakit Gunung Jati, setelah dilakukan perhitungan selama 5 hari
didapatkan jumlah pasien keluar hidup 120 dan jumlah pasien keluar meninggal
60, dan ada 300 tempat tidur. Berapakan BTO di Rumah Sakit Gunung Jati?
Jawab :
120 + 60
=
400
180
=
400
= 0,45 (45 tempat tidur dalam 1 priode)

1.4 Metode perhitungan TOI


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana tempat tidur
tidak ditempati dari telah di isi kesaat terisi berikutnya. Indikator ini memberikan
gambaran tingkat efisiensi penggunaan tempat tidur.Idealnya tempat tidur kosong
tidak terisi pada kisaran 1-3 hari.

3
Rumus perhitungan :
(∑ 𝑇𝑇𝑥ℎ𝑎𝑟𝑖) − 𝐻𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑅𝑆
∑ 𝑃𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢

Contoh Kasus :
Kasus I
Rumah sakit Arjawinangun, setelah dilakukan selam 30 hari didapatkan jumlah
hari perawatan sebanyak 8000 dan ada 400 tempat tidur. Jumlah pasien yang
keluar 600 orang. Berapakan TOI di Rumah Sakit Arjawinangun,?
Jawab :
(400 x 30) − 8000
=
600
= 12000 – 8000
4000
=
600
= 7 hari
Kasus II
Rumah Sakit Arjawinangun, setelah dilakukan selam 30 hari didapatkan jumlah
hari perawatan sebanyak 6000 dan ada 300 tempat tidur. Jumlah pasien yang
keluar 500 orang. Berapakan TOI di Rumah Sakit Arjawinangun,?
Jawab :
(300 x 30) − 6000
=
500
= 9000 – 6000
3000
=
500
= 6 hari

You might also like