Professional Documents
Culture Documents
Hak pensiun
Tunjangan hari tua (dana simpanan) diberikan pada
pekerja/buruh yang sudah berumur 56 tahun. Usia pensiun
dinaikkan menjadi 57 tahun pada Januari 2019. Setelah itu,
batas usia pensiun akan dinaikkan 1 tahun untuk tiap 3 tahun
sampai usia pensiun mencapai 65 tahun. Aturan mengenai upah
pensiun diatur di dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan
atau perjanjian kerja bersama. Jaminan Hari Tua merupakan
total dari iuran sebesar 2% dari total upah yang dibayarkan oleh
pekerja/buruh dan 3,7% dari total upah yang dibayarkan oleh
pengusaha, ditambah simpanan dan bunga. Peserta JHT dapat
memilih masa pensiunnya jika mereka mempunyai uang lebih
dari Rp. 50.000.000 di dalam simpanannya.
Penarikan simpanan dimungkinkan pada usia berapapun bila
pekerja/buruh yang bersangkutan berimigrasi (meninggalkan
wilayah Indonesia) secara permanen, jika bekerja sebagai
pegawai negeri atau masuk angkatan bersenjata, atau jika
menganggur selama 6 bulan setelah minimal 5 tahun menjadi
peserta. Nilai yang dapat diambil adalah sejumlah simpanan total
pekerja/buruh dan pengusaha, ditambah bunga.
Sumber: Pasal 154 UU Ketenagakerjaan (UU No. 13/2003);
Pasal 41 UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU No. 40/2004);
Peraturan Pemerintah No. 45/2015 tentang Jaminan Pensiun;
Peraturan Pemerintah No. 46/2015 tentang Jaminan Hari Tua.
Tunjangan tanggungan
Tunjangan ahli waris diberikan kepada peserta termasuk (dalam
urutan prioritas) pasangan, anak, orang tua, cucu, kakek nenek,
saudara kandung, atau mertua. Jika tidak ada ahli waris,
tunjangan diberikan kepada orang yang ditunjuk oleh
pekerja/buruh yang bersangkutan. Jika tidak ada orang yang
ditunjuk, maka hanya bantuan pemakaman yang akan
dibayarkan kepada orang yang mengurus pemakaman
pekerja/buruh yang bersangkutan. Ahli waris berhak atas
tunjangan pekerja/buruh (jaminan kematian) bila yang
bersangkutan meninggal dunia sebelum usia 56 tahun, atau
meninggal saat berusia 56 tahun atau lebih dan menerima
tunjangan pensiun secara rutin.
Tunjangan bagi ahli waris berupa total setoran kontribusi
pekerja/buruh dan pengusaha ditambah bunga. Ahli waris yang
memenuhi syarat dapat memilih masa pembayaran pensiun jika
memiliki uang lebih dari Rp. 50.000.000 di dalam simpanan.
Jika pekerja/buruh yang meninggal sedang menerima tunjangan
pensiun secara rutin, maka tunjangan bagi ahli waris berupa total
setoran kontribusi pekerja/buruh dan pengusaha ditambah bunga
dikurangi nilai total yang telah dibayarkan kepada pekerja/buruh
semasa hidup.
Pembayaran sebesar Rp. 14.200.000 ditambah dengan Rp.
200.000 per bulan selama 24 bulan dibayarkan untuk tunjangan
kematian.
Tersedia juga bantuan beasiswa sebesar Rp. 12.000.000 untuk
anak dari pekerja/buruh yang dijaminkan.
Pemberian bantuan dapat ditunda. Tidak terdapat batasan usia
untuk tanggungan. Bantuan jaminan sosial disesuaikan setiap 2
tahun.
Sumber: UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU No. 40/2004);
Peraturan Pemerintah No. 45/2015 tentang Jaminan Pensiun;
Peraturan Pemerintah No. 46/2015 tentang Jaminan Hari Tua;
Peraturan Pemerintah No. 44/2015 tentang Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian.
Sumber
Undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional
Undang-undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian
Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun
Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua