You are on page 1of 12

BPJS KESEHATAN

Apa itu BPJS Kesehatan?


Sesuai dengan UU No. 24 Tahun 2011, Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah badan hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan.
BPJS Kesehatan mulai opersional pada tanggal 1 Januari 2014.

Apa yang dimaksud dengan BPJS Kesehatan dan Jaminan


Kesehatan Nasional (JKN). Apa beda kedua program ini?
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan adalah
badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program
jaminan kesehatan.
Sementara Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) merupakan
program pelayanan kesehatan terbaru yang sistemnya
menggunakan sistem asuransi. Artinya, seluruh warga Indonesia
nantinya wajib menyisihkan sebagian kecil uangnya untuk
jaminan kesehatan di masa depan.
Antara JKN dan BPJS tentu berbeda. JKN merupakan nama
programnya, sedangkan BPJS merupakan badan
penyelenggaranya yang kinerjanya nanti diawasi oleh DJSN
(Dewan Jaminan Sosial Nasional). Singkatnya, Jaminan
Kesehatan Nasional diselenggarakan oleh BPJS menggantikan
program jaminan kesehatan yang dulunya diselenggarakan oleh
PT Askes dan juga PT Jamsostek.

Siapa saja yang menjadi peserta BPJS Kesehatan?


Semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan
kesehatan yang dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang
telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah
membayar iuran. Kepesertaan BPJS Kesehatan bersifat wajib.
Meskipun yang bersangkutan sudah memiliki Jaminan
Kesehatan lain.
Ada berapa macam keanggotaan peserta BPJS Kesehatan ?
Peserta BPJS Kesehatan ada 2 kelompok, yaitu :
1. PBI jaminan kesehatan
Penerima Bantuan Iuran (PBI) adalah peserta Jaminan
Kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu
sebagaimana diamanatkan UU SJSN yang iurannya dibayari
pemerintah sebagai peserta program Jaminan Kesehatan.
Peserta PBI adalah fakir miskin yang ditetapkan oleh
pemerintah dan diatur melalui peraturan pemerintah. Selain
fakir miskin, yang berhak menjadi peserta PBI Jaminan
Kesehatan lainnya adalah yang mengalami cacat total tetap
dan tidak mampu.

2. Bukan PBI jaminan kesehatan


Peserta bukan PBI jaminan kesehatan terdiri atas:
a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya
Pekerja penerima upah adalah setiap orang yang bekerja
pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau upah,
seperti Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota TNI, anggota
POLRI, pejabat negara, pegawai pemerintah non pegawai
negeri (pegawai honorer, staf khusus, staf ahli), pegawai
swasta dan pekerja lain yang memenuhi kriteria pekerja
penerima upah.
b. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya
Pekerja bukan penerima upah adalah setiap orang yang
bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, seperti pekerja
di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri atau pekerja
lain yang memenuhi kriteria pekerja bukan penerima upah
c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya
Sedangkan yang termasuk kategori bukan pekerja adalah
investor, pemberi kerja, penerima pensiun, dan bukan
pekerja lain yang memenuhi kriteria bukan pekerja
penerima upah.
Yang termasuk kategori bukan pekerja adalah :
1) Investor;
2) Pemberi Kerja;
3) Penerima Pensiun, terdiri dari :
 Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak
pensiun;
 Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti
dengan hak pensiun;
 Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun;
 Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima
pensiun yang mendapat hak pensiun;
 Penerima pensiun lain; dan
 Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima
pensiun lain yang mendapat hak pensiun.
4) Veteran;
5) Perintis Kemerdekaan;
6) Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau
Perintis Kemerdekaan; dan
7) Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sd e yang
mampu membayar iuran.

Apakah BPJS Kesehatan juga dapat menanggung jaminan


kesehatan bagi anggota keluarga pekerja?
Berapa banyak peserta dan anggota yang ditanggung?
Ya. BPJS Kesehatan juga menanggung jaminan kesehatan bagi
anggota keluarga pekerja. Jumlah peserta dan anggota keluarga
yang ditanggung oleh jaminan kesehatan paling banyak 5 (lima)
orang. Apabila peserta yang memiliki jumlah anggota keluarga
lebih dari 5 (lima) orang termasuk peserta, dapat
mengikutsertakan anggota keluarga yang lain dengan membayar
iuran tambahan.
1. Bagi pekerja penerima upah, yang ditanggung adalah :
2. Keluarga inti meliputi istri/suami dan anak yang sah (anak
kandung, anak tiri dan/atau anak angkat), sebanyak-
banyaknya 5 (lima) orang.
3. Anak kandung, anak tiri dari perkawinan yang sah, dan anak
angkat yang sah, dengan kriteria:
 Tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai
penghasilan sendiri;
 Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum
berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan
pendidikan formal.
1. Pekerja Bukan Penerima Upah dan Bukan Pekerja :
Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga yang
diinginkan (tidak terbatas).
2. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga
tambahan, yang meliputi anak ke-4 dan seterusnya, ayah,
ibu dan mertua.
3. Peserta dapat mengikutsertakan anggota keluarga
tambahan, yang meliputi kerabat lain seperti Saudara
kandung/ipar, asisten rumah tangga, dll.

Kapan seluruh penduduk Indonesia sudah harus menjadi


peserta BPJS Kesehatan?
Paling lambat tahun 2019 seluruh penduduk Indonesia sudah
menjadi peserta BPJS Kesehatan yang dilakukan secara
bertahap.

Bagaimana cara mendaftar menjadi anggota BPJS


Kesehatan?
Cara mendaftar anggota BPJS untuk umum
1. Masyarakat datang ke kantor BPJS Kesehatan yang ada di
tingkat kabupaten maupun propinsi
2. Masyararakat mengisi formulir dengan membawa salah satu
kartu identitas KTP, SIM, Kartu Keluarga, atau Paspor.
3. Setelah mengisi formulir, maka Anda akan
mendapatkan Virtual Account yang digunakan sebagai
nomor transaksi untuk pembayaran premi.
4. Bagi Anggota Non BPI, anda harus membayar iuran terlebih
dahulu dan setelah membayar iuran anda resmi menjadi
anggota BPJS kesehatan.
5. Bagi anggota BPI, setelah mendapat virtual account anda
resmi menjadi anggota BPJS kesehatan, anda tidak perlu
membayar iuran karena iuran anda dibayarkan oleh
pemerintah.
6. Anda akan mendapatkan kartu anggota BPJS Kesehatan.

Cara mendaftar anggota BPJS untuk karyawan


1. Untuk karyawan di perusahaan yang sebelumnya
menggunakan Jamsostek, cara mendaftarkan
keanggotaan BPJS bisa langsung melalui perusahaan.
2. Perwakilan perusahaan bisa datang langsung ke kantor
BPJS di wilayah kabupaten atau kota kemudian mengisi
formulir dan setelah itu mendapat satu Cara Mendaftar
Anggota BPJS Untuk Karyawan dan Umumirtual
Account untuk seluruh karyawan di satu perusahaan.
3. Setelah itu perwakilan perusahaan membayarkan premi
sejumlah iuran premi per karyawan dikalikan jumlah
karyawan.
4. Karyawan perusahaan telah resmi menjadi anggota BPJS
kesehatan non PBI setelah membayar premi dan
mendapatkan kartu anggota BPJS kesehatan sejumlah
karyawan tersebut.

Cara mendaftar anggota BPJS untuk TNI, Polri, PNS serta


Pengguna Askes
1. Secara umum cara pendaftaran untuk TNI, Polri dan
Pengguna Askes adalah sama. Namun pendafatarnnya akan
lebih mudah karena data anda sudah ada di kantor BPJS.
2. Pendaftaran bisa dilakukan sendiri maupun secara kolektif di
kantor BPJS kesehatan dengan menyertakan bukti kartu
askes anda.
3. Premi anda akan dipotongkan dari gaji bulanan anda
sebagaimana pengguna Askes sebelumnya.
4. Setelah pendaftaran selesai, anda akan mendapatkan kartu
BPJS kesehatan.
Apa buktinya seseorang sudah terdaftar sebagai peserta di
BPJS Kesehatan?
Setiap peserta yang telah terdaftar pada BPJS Kesehatan
berhak mendapatkan identitas peserta. Identitas peserta paling
sedikit memuat nama dan nomor identitas tunggal.
Lihat pertanyaan berikutnya pada halaman berikutnya:
1. Jika iuran untuk kategori Penerima Bantuan Iuran (PBI)
dibayar seluruhnya oleh pemerintah, bagaimana dengan
cara pembayaran iuran bagi Bukan PBI?
2. Bagaimana jika terjadi kelebihan atau kekurangan iuran?
3. Manfaat dan layanan apa saja yang didapat peserta program
JKN?
4. Meliputi apa saja pelayanan kesehatan yang dijamin ?
5. Bagaimana alur pelayanan kesehatan, katanya tidak boleh
langsung ke rumah sakit?
6. Kemana peserta dapat melakukan pengaduan atas
pelayanan yang diberikan?
7. Apakah peserta yang pindah tempat kerja atau pindah tempat
tinggal tetap dijamin oleh BPJS Kesehatan?
BPJS KETENAGAKERJAAN

Apa itu BPJS Ketenagakerjaan?


BPJS Ketenagakerjaan merupakan badan hukum publik yang
bertanggungjawab kepada Presiden dimana BPJS
Ketenagakerjaan memberikan perlindungan kepada seluruh
pekerja Indonesia baik sektor formal maupun informal dan orang
asing yang bekerja di Indonesia sekurang-kurangnya 6 bulan.
Perlindungan yang diberikan berupa : Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan
Jaminan Pensiun (JP).

Bagaimana dengan status kepesertaan dari program


Jamsostek setelah PT. Jamsostek berubah menjadi BPJS
Ketenagakerjaan?
Bagi perusahaan dan pekerja mandiri yang sudah menjadi
peserta program Jamsostek untuk program JHT, JKK dan JK,
kepesertaannya tidak mengalami perubahan dan tidak perlu
melakukan registrasi ulang. Bagi perusahaan dan pekerja
mandiri yang menjadi peserta program JPK perlu melakukan
pendaftaran ulang ke BPJS Kesehatan (dulunya PT Askes).

Dengan berubahnya PT. Jamsostek menjadi BPJS


Ketenagakerjaan, bagaimana dengan program Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan (JPK) yang dulunya adalah
program dari PT. Jamsostek?
Sesuai dengan amanah Undang-Undang No. 24 tahun 2011
tentang Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial, pengelolaan
JPK yang diselenggarakan oleh PT Jamsostek (Persero) baik
program, kepesertaan maupun aset dan liabilitasnya diserahkan
kepada BPJS Kesehatan selambat-lambatnya pada tanggal 1
Januari 2014.
Program dan manfaat apa saja yang dapat dinikmati oleh
peserta ketika BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi
penuh?
Selain tiga program yang selama ini telah dinikmati yaitu
Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian
(JK), Jaminan Hari Tua (JHT), BPJS Ketenagakerjaan juga akan
memberikan perlindungan hari tua berupa Jaminan Pensiun
ketika tenaga kerja tersebut memasuki usia pensiun atau
meninggal dunia atau mengalami cacat total tetap atau pindah
secara permanen ke luar negeri.

Apakah Kartu Peserta Jamsostek yang dimiliki peserta


masih dapat digunakan di BPJS Ketenagakerjaan?
Kartu Peserta Jamsostek masih dapat digunakan di BPJS
Ketenagakerjaan tanpa mengurangi fungsinya sehingga tidak
perlu dilakukan penggantian/pencetakan ulang. Pada saatnya
nanti, BPJS Ketenagakerjaan secara bertahap akan mengganti
Kartu Peserta Jamsostek tersebut dengan Kartu Peserta BPJS
Ketenagakerjaan.

Apa yang harus dilakukan tenaga kerja bila tidak didaftarkan


oleh perusahaannya sebagai peserta BPJS
Ketenagakerjaan?
Tenaga kerja dapat melaporkan hal tersebut ke Disnaker
setempat atau Kantor BPJS Ketenagakerjaan terdekat.

Apa program yang ada di BPJS Ketenagakerjaan? Apakah


program PT. Jamsostek juga berlaku di BPJS
Ketenagakerjaan?
Menurut UU No.24 tahun 2011, BPJS Ketenagakerjaan akan
tetap melaksanakan program Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT).
Selama belum ada peraturan baru yang mengatur tentang
prosedur dan persyaratan menjadi peserta program BPJS
Ketenagakerjaan dan sebelum BPJS beroperasi secara penuh
pada 1 Juli 2015, maka prosedur dan manfaat tersebut masih
sama dengan yang berlaku di PT. Jamsostek.
Berikut adalah program yang dapat dinikmati di BPJS
Ketenagakerjaan :
a. Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)
b. Jaminan Kematian (JK)
c. Jaminan Hari Tua (JHT)
d. Jaminan Pensiun (JP) – berlaku mulai Juli 2015
JAMINAN SOSIAL

Hak pensiun
Tunjangan hari tua (dana simpanan) diberikan pada
pekerja/buruh yang sudah berumur 56 tahun. Usia pensiun
dinaikkan menjadi 57 tahun pada Januari 2019. Setelah itu,
batas usia pensiun akan dinaikkan 1 tahun untuk tiap 3 tahun
sampai usia pensiun mencapai 65 tahun. Aturan mengenai upah
pensiun diatur di dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan
atau perjanjian kerja bersama. Jaminan Hari Tua merupakan
total dari iuran sebesar 2% dari total upah yang dibayarkan oleh
pekerja/buruh dan 3,7% dari total upah yang dibayarkan oleh
pengusaha, ditambah simpanan dan bunga. Peserta JHT dapat
memilih masa pensiunnya jika mereka mempunyai uang lebih
dari Rp. 50.000.000 di dalam simpanannya.
Penarikan simpanan dimungkinkan pada usia berapapun bila
pekerja/buruh yang bersangkutan berimigrasi (meninggalkan
wilayah Indonesia) secara permanen, jika bekerja sebagai
pegawai negeri atau masuk angkatan bersenjata, atau jika
menganggur selama 6 bulan setelah minimal 5 tahun menjadi
peserta. Nilai yang dapat diambil adalah sejumlah simpanan total
pekerja/buruh dan pengusaha, ditambah bunga.
Sumber: Pasal 154 UU Ketenagakerjaan (UU No. 13/2003);
Pasal 41 UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU No. 40/2004);
Peraturan Pemerintah No. 45/2015 tentang Jaminan Pensiun;
Peraturan Pemerintah No. 46/2015 tentang Jaminan Hari Tua.

Tunjangan tanggungan
Tunjangan ahli waris diberikan kepada peserta termasuk (dalam
urutan prioritas) pasangan, anak, orang tua, cucu, kakek nenek,
saudara kandung, atau mertua. Jika tidak ada ahli waris,
tunjangan diberikan kepada orang yang ditunjuk oleh
pekerja/buruh yang bersangkutan. Jika tidak ada orang yang
ditunjuk, maka hanya bantuan pemakaman yang akan
dibayarkan kepada orang yang mengurus pemakaman
pekerja/buruh yang bersangkutan. Ahli waris berhak atas
tunjangan pekerja/buruh (jaminan kematian) bila yang
bersangkutan meninggal dunia sebelum usia 56 tahun, atau
meninggal saat berusia 56 tahun atau lebih dan menerima
tunjangan pensiun secara rutin.
Tunjangan bagi ahli waris berupa total setoran kontribusi
pekerja/buruh dan pengusaha ditambah bunga. Ahli waris yang
memenuhi syarat dapat memilih masa pembayaran pensiun jika
memiliki uang lebih dari Rp. 50.000.000 di dalam simpanan.
Jika pekerja/buruh yang meninggal sedang menerima tunjangan
pensiun secara rutin, maka tunjangan bagi ahli waris berupa total
setoran kontribusi pekerja/buruh dan pengusaha ditambah bunga
dikurangi nilai total yang telah dibayarkan kepada pekerja/buruh
semasa hidup.
Pembayaran sebesar Rp. 14.200.000 ditambah dengan Rp.
200.000 per bulan selama 24 bulan dibayarkan untuk tunjangan
kematian.
Tersedia juga bantuan beasiswa sebesar Rp. 12.000.000 untuk
anak dari pekerja/buruh yang dijaminkan.
Pemberian bantuan dapat ditunda. Tidak terdapat batasan usia
untuk tanggungan. Bantuan jaminan sosial disesuaikan setiap 2
tahun.
Sumber: UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU No. 40/2004);
Peraturan Pemerintah No. 45/2015 tentang Jaminan Pensiun;
Peraturan Pemerintah No. 46/2015 tentang Jaminan Hari Tua;
Peraturan Pemerintah No. 44/2015 tentang Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian.

Jaminan kecelakaan kerja


Tunjangan penderita cacat diberikan kepada pekerja/buruh yang
belum berusia 56 tahun yang menderita lumpuh total karena
kecelakaan kerja. Kelumpuhan tersebut harus berdasarkan
keterangan dokter. Nilai tunjangan penderita cacat total adalah
pembayaran uang senilai 70% dikalikan 80 bulan upah terakhir
pekerja/buruh yang bersangkutan sebelum menderita
kelumpuhan, ditambah Rp. 200.000 per bulan selama 24 bulan.
Tunjangan penderita cacat termasuk biaya pemeriksaan,
perawatan, transportasi dan/atau biaya rehabilitasi, kompensasi
dalam bentuk uang termasuk tunjangan karena tidak dapat
bekerja, tunjangan kelumpuhan sebagian dan tunjangan
kelumpuhan total
Sumber: UU Sistem Jaminan Sosial Nasional (UU No. 40/2004);
Peraturan Pemerintah No. 44/2015 tentang Jaminan Kecelakaan
Kerja dan Jaminan Kematian

Peraturan tentang jaminan sosial


 Undang-Undang no 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan /
Manpower Act No. 13 of 2003
 Undang-Undang no 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional / National Social Security System Act No. 40,
2004
 Undang - Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan /
Health Act No.23, 1992

Sumber
Undang-undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
Sosial Nasional
Undang-undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial
Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan
Jaminan Kematian
Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun
Peraturan Pemerintah No. 46 tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Hari Tua

You might also like