You are on page 1of 19

LANDASAN TEORI

1. Pengertian
Retensio plasenta adalah placenta belum lahir setengah jam setelah janin lahir.

Retensio placenta adalah keadaan dimana plasenta tidak dapat lahir


setelah setengah jam kelahiran bayi.

Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga melebihi waktu
tiga puluh menit setelah bayi lahir.

Jenis-jenis retensio plasenta :


a. Plasenta adhesive adalah : implantasi yang kuat dari jonjot korion plasenta sehingga
menyebabkan kegagalan mekanisme separasi fisiologis
b. Plasenta akreta adalah : Implantasi jonjot korion plasenta hingga memasuki sebagian
lapisan miometrium
c. Plasenta inkreta adalah : implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan
otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
d. Plasenta Prekreta adalah : implantasi jonjot korion plasenta yang menembus lapisan
otot hingga mencapai lapisan serosa dinding uterus.
e. Plasenta inkarserata adalah : tertahannya plasenta di dalam kavum uteri disebabkan
oleh konstriksi ostium uteri.
Berdasarkan prognosa dan perawatannya, maka retensio plasenta dibagi :

1) Retensio plasenta tanpa perdarahan Terjadi bila belum ada bagian plasenta yang lepas
atau seluruh plasenta malah sudah lepas dan plasenta terjepit dalam rahim.
2) Retensio plasenta dengan perdarahan Menunjukkan bahwa sudah ada bagian plasenta
yang sudah lepas, sedangkan bagian lain masih melekat, sehingga kontraksi uterus
tidak sempurna.
2. Etilogi

Sebab retensio plasenta ada 2:


a. Sebab fungsional
His yang kurang kuat (sebab utama) atau plasenta sulit lepas karena tempat melekatnya
kurang menguntungkan seperti disudut tuba atau karena bentuknya luar biasa seperti
plasenta membranosea.
b. Ukuran plasenta sangat kecil

Sebab retensio plasenta ada 2 :


a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus.
Etiologi :
1) Kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta (plasenta adhesive)
2) Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis menembus desi dua
sampai miometrium sampai dibawah peritonium (plasenta akreta perkreta)
2. Plasenta sah lepas dari dinding uterus akan tetapi belum keluar.
Etiologi :
Tidak adanya usaha untuk melahirkan / karena salah penanganan kala III, sehingga terjadi lingkaran
konstriksi pada bagian bawah uterus yang menghalangi keluarnya plasenta (Inkarserasio plasenta)

Sebab Retensio Plasenta


a. Atonia uteri, sebagai lanjutan inertio yang sudah ada sebelumnya / yang terjadi pada kala III
Misalnya partus lama, permukaan narkose dan sebagainya.
b. Pimpinan kala III yang salah Memijat rahim yang tidak merata, pijatan sebelum plasenta lepas,
pemberian uterotonika dan sebagainya.
c. Kontraksi rahim yang hipertonik, yang menyebabkan konstriksion ring, (bukan retraction ring),
hour glass contraction.
d. Plasenta yang adhesive, sukar lepas karena plasenta yang lebar dan tipis (plasenta yang prematur,
immature atau plasenta membranacea)
e. Vili chorialis yang melekatnya lebih dalam :
1) Plasenta akreta
2) Plasenta increta
3) Plasenta perkreta
f. Kelainan bentuk plasenta sehingga plasenta / sebagian plasenta sukat lepas:
1) plasenta fenestrata
2) Plasenta membranacea
3) Plasenta bilabata, plasenta succenturiota, plasenta spuria

Dari berbagai sumber buku yang menyebutkan beberapa penyebab dari retensio plasenta, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa penyebab retensio plasenta adalah sebagai berikut :

a. HIS / usaha kontraksi uterus yang kurang kuat


b. Perlekatan plasenta pada dinding uterus, dimana semakin dalam plasenta melekat pada
dinding uterus maka sebakin besar usaha yang diperlukan untuk mengeluarkannya.
c. Piampinan kala III yang salah
d. Kelainan bentuk plasenta sehingga plasenta sukar lepas.

3. Patofisiologi

Segera setelah anak lahir, uterus berhenti kontraksi namun secara perlahan tetapi
progresif uterus mengecil, yang disebut retraksi. pada masa retraksi itu lembek namun serabut-
serabutnya secara perlahan memendek kembali. peristiwa retraksi menyebabkan pembuluh-
pembuluh darah yang berjalan dicelah-celah serabut otot-otot polos rahim terjepit oleh serabut
otot rahim itu sendiri. Bila serabut ketuban belum terlepas, plasenta belum terlepas seluruhnya
dan bekuan darah dalam rongga rahim bisa menghalangi proses retraksi yang normal dan
menyebabkan banyak darah hilang

4. Tanda Dan Gejala


a. Separasi / Akreta Parsial

1) Konsistensi uterus kenyal


2) TFU setinggi pusat
3) Bentuk uterus discoid
4) Perdarahan sedang – banyak
5) Tali pusat terjulur sebagian
6) Ostium uteri terbuka
7) Separasi plasenta lepas sebagian
8) Syok sering

b. Plasenta Inkarserata

1) Konsistensi uterus keras


2) TFU 2 jari bawah pusat
3) Bentuk uterus globular
4) Perdarahan sedang
5) Tali pusat terjulur
6) Ostium uteri terbuka
7) Separasi plasenta sudah lepas
8) Syok jarang

c. Plasenta Akreta
1) Konsistensi uterus cukup
2) TFU setinggi pusat
3) Bentuk uterus discoid
4) Perdarahan sedikit / tidak ada
5) Tali pusat tidak terjulur
6) Ostium uteri terbuka
7) Separasi plasenta melekat seluruhnya
8) Syok jarang sekali, kecuali akibat inversio oleh tarikan kuat pada tali pusat.

5. Komplikasi
a. Perdarahan
b. Infeksi karena sebagai benda mati
c. Dapat terjadi plasenta inkarserata
d. Terjadi polip palsenta
e. Terjadi degenerasi ganas koriokarsinoma
f. Syok neurogenik

6. Diagnosa
Ibu post partum dengan retensio plasenta.

7. Penanganan

a. Bila tidak terjadi perdarahan : perbaiki keadaan umum penderita bila perlu misal : infus
atau transfusi, pemberian antibiotika, pemberian antipiretika, pemberian ATS, bila kasus
berasal dari luar Rumah Sakit
b. Bila terjadi perdarahan : lepaskan plasenta secara manual, jika plasenta dengan
c. pengeluaran manual tidak lengkap dapat disusul dengan upaya kuretase.
d. Cara untuk melahirkan plasenta :
Cara dari luar : dicoba mengeluarkan plasenta dengan cara normal :
1) Cara Calkins :
Tangan kanan penolong meregangkan tali pusat sedang tangan yang lain melakukan
massage pada fundus uteri dan mendorong ringan. Dengan massage pada fundus uteri
dan tarikan ringan, maka plasenta dapat dilahirkan.
2) Cara Williams
3) Cara Dublin
Pengeluaran plasenta secara manual (dengan narkose)
Melahirkan plasenta dengan cara memasukkan tangan penolong ke dalam cavum uteri,
melepaskan dari insertio dan mengeluarkannya. Semua tindakan intrauterin seperti
palsenta manual harus dilakukan narcose yang dalam.
Bila ostium uteri sudah demikian sempitnya, sehingga dengan narkose yang dalampun
tangan tak dapat masuk dapat dilakukan hysterectomia untuk melahirkan plasentanya.
Bila plasenta tidak dapat dilepaskan dari rahim, misal plasenta increta/percreta, lakukan
hysterectomia. Tindakan pada retensio plasenta :
a) Pasang infus dan transfusi bila perlu
b) Kosongkan kandung seni
c) Periksa dari luar apakah tahap separasi telah terjadi, untuk mengetahui ini dapat dipakai
teknik : klien, kutaner/strasman.
d) Bila Plasenta telah lepas maka plasenta dapat dilahirkan secara :
- Calkins
- Brandt Andrew
Bila plasenta belum lepas maka plasenta dilahirkan secara manual.

8. PENATALAKSANAAN
a. Sikap Umum Bidan
1) Memperhatikan keadaan umum penderita
- Apakah anemis
- Bagaimana jumlah perdarahannya
- Keadaan umum penderita : tekanan darah, nadi dan suhu
- Keadaan fundus uteri : kontraksi dan tinggi fundus uteri.

2) Mengetahui keadaan plasenta


- Apakah plasenta inkarserata
- melakukan tes plasenta lepas : metode kusnert, metode klein, metode strassman, metode
manuaba.
3) Memasang infus dan memberikan cairan pengganti

a. Sikap Khusus Bidan


Retensio plasenta dengan perdarahan
- Langsung melakukan plasenta manuaL
Retensio plasenta tanpa perdarahan
- Setelah dapat memastikan keadaan umum penderita segera memasang infus dan
memberikan cairan.
- Merujuk penderita ke pusat dengan fasilitas cukup untuk
mendapatkan penanganan yang lebih baik.
- Memberikan transfusi
- Proteksi dengan antibiotika
- Mempersiapkan plasenta manual dengan letargis dalam keadaan pengaruh narkosa.
4) Upaya Preventif Rentensio Plasenta oleh Bidan
a. Meningkatkan penerimaan KB, sehingga memperkecil terjadi retensio plasenta
b. Meningkatkan penerimaan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang terlatih

c. Pada waktu menolong persalinan kala III tidak diperkenankan melakukan massage
dengan tujuan mempercepat proses persalinan plasenta karena massage yang tidak tepat
waktu dapat mengacaukan kontraksi otot rahim dan mengganggu pelepasan plasnta.
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PATOLOGI DENGAN RETENSIO PLASENTA
TERHADAP NY. F DI PUSKESMAS KARANGANYAR

Pengkajian tanggal 5 Maret 2019


1. Data Subyektif
a. Identitas
Nama Klien : Ny. F Nama suami : Tn. S
Umur : 33 tahun Umur : 36 tahun
Suku : Jawa Suku : Sunda
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Taman Sari

KALA I
Tanggal : 5 Maret 2019
Pukul : 09.30 – 11.30 WIB

b. Anamnesa
Ibu mengatakan bahwa perutnya terasa mulas yang menjalar dari pinggang ke perut
bagian bawah sejak pukul 21.00 WIB, keluar lendir bercampur darah saat BAK. Ibu
mengatakan cairan ketuban belum pecah. Ibu mengatakan mulasnya masih jarang dan
tidak lama

2. Data Obyektif
a. pemeriksaan umum dan tanda-tanda vital
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Cemas
b. Tanda-tanda vital :
Tekanan Darah : 100/90 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 22 x/menit
Suhu : 36,7 ºC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Abdomen
Inspeksi
Pada perut ibu tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra, terdapat strie
gravidarum, pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
Palpasi
Leopold I : TFU Pertengahan Pusat - Px
Pada bagian fundus teraba bagian yang lunak, agak bulat
dan tidak melenting ( bokong).
Leopold II : Pada bagian kanan dalam perut ibu teraba datar, luas,
memanjang seperti papan (punggung janin). Pada bagian
kiri perut ibu teraba bagian-bagian kecil (ekstremitas janin).
Leopold III : Pada bagian terbawah janin teraba bulat,
keras, dan melenting (kepala), bagian terendah janin tidak dapat
digoyangkan.
Leopold IV : Divergen (kedua tangan menjauh), bagian
terendah janin sudah masuk PAP, penurunan kepala (3/5).
Auskultasi : DJJ : 138x/menit.
Punctum maximum : Di kuadran kanan bawah pusat ibu.
b. Anogenital
1) Inspeksi
a) Vulva dan vagina ibu bersih, tidak terdapat luka dan varices.
b) Keluar cairan lendir bercampur darah dari vagina ibu dengan warna
kemerahan,konsistensi cair dan jumlah ± 5 cc.
c) Anus normal, tidak haemoroid.
2) Palpasi
Tidak terdapat pembengkakan pada kelenjar bartolini.
3) Pemeriksaan Dalam, pukul 09.30 WIB
Atas indikasi : Inpartu kala 1 oleh bidan, hasil yang didapat:
- Tidak ada kelainan pada dinding vagina
- Portio tipis lunak
- Pembukaan 2 cm
- Ketuban (+)
- Presentasi kepala, penunjuk UUK kanan depan
- Penurunan kepala di hodge II
HIS : 2X/10’/25’’

A : ASSASMENT
Ibu G3P1A1 hamil 41 minggu inpartu kala I, janin tunggal hidup intrauterine

P : PLANNING
Tanggal : 5 Maret 2019
Pukul : 11.50 WIB

1. Jelaskan hasil observasi yang telah dilakukan , agar ibu mengetahui keadaannya saat ini.
Menjelaskan hasil observasi yang telah dilakukan kepada ibu serta
mencatatnya dalam partograf.
TD : 100/90 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,7 ºC
Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Anjurkan pada suami/ anggota keluarga untuk mendampingi dan memberi dukungan
kepada ibu, agar ibu lebih siap dalam menghadapi persalinan. Menganjurkan pada suami/
anggota keluarga untuk mendampingi dan memberikan dukungan pada ibu seperti
menyeka keringat ibu, memijat punggung ibu, dan memberikan semangat kepada ibu
bahwa ibu melalui persalinan.Ibu sudah didampingi oleh suami dan memberikan
dukungan moril sehaingga ibu terlihat tenang.
3. Anjurkan ibu untuk memilih posisi – posisi yang nyaman saat bersalin, agar ibu lebih
nyaman saat menjalini proses bersalin. Menganjurkan pada ibu untuk memilih posisi-
posisi yang nyaman seperti duduk, jongkok, berdiri atau tidur dengan posisi litotomi
selama persalinan dan melahirkan bayi,serta menganjurkan suami/anggota keluarga untuk
membantu ibu berganti posisi sesuai keinginan ibu. Ibu dapat memilih posisi yang
nyaman baginya seperti miring kekiri dan suami membantu ibu merubah posisi.
4. Anjurkan ibu untuk mengkosongkan kandung kemih, agar kandung kemih ibu kosong.
Menganjurkan pada ibu untuk mengosongkan kandung kemih dengan cara yaitu ibu BAK
di kamar mandi. Ibu mengerti dan akan mngosongkan kandung kemih.
5. melakukan observasi djj dengan lembar partograf setiap ½ jam sekali, his ½ jam sekali,
Untuk memastikan kemajuan persalinan dan melengkapkan lembar partograf
Pukul His N TD Suh Djj Pembukaa Ketuba
(mmHg u (x/menit) n n
(x/menit) ) (oC)
09.30 3x/10’/40’’ 80 110/60 36,8 142 5 cm (+)
10.30 3x/10’/45’’ 80 140 8 cm (+)
11.30 4x/10’/45’’ 80 142 10 cm (+)
Observasi telah dilakukan.
6. Anjurkan ibu makan dan minum, agar nutrisi ibu terpenuhi. Menganjurkan pada ibu
untuk makan dan minum yang cukup,yaitu makan berupa roti dan air mineral seta teh
manis untuk menambah kekuatan ibu saat proses persalinan.
Ibu sedah diberi makan dan minum.
7. Ajarkan itu cara mengedan yang benar, agar tenaga ibu dapat maksimal dikeluarkan
untuk mengejan. Mengajarkan pada ibu cara mengedan yang baik,yaitu:
a. Menganjurkan Ibu untuk meneran hanya saat ada kontraksi
b. Menganjurkan Ibu untuk menarik napas yang panjang sebelum meneran.
c. Jika kontraksi hilang, melarang Ibu terus meneran namun menganjurkan Ibu untuk
mengatur napas (istirahat) dan bersiap-siap meneran jika kontraksi muncul lagi
d. Tidak mengangkat bokong
e. Jika Ibu berbaring miring atau setengah duduk, cara meneran adalah dengan menarik
lutut kearah dada dan dagu ditempatkan di dada
Ibu sudah mengerti cara meneran yang benar serta dapat melakukannya
8. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan pernafasan , agar ibu dapat istirahat dan mengatur
pernapasan. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pernapasan dengan cara menarik napas
saat ada kontraksi dan menghembuskan napas saat kontraksi hilang.
Ibu sudah mengerti teknik relaksasi dan pernapasan, serta mengatakan mau
melakukannya.
9. Persiapkan proses persalinan, agar alat-alat sudah tersedia saat akan digunakan.
Mempersiapkan proses persalinan, yaitu :
Persiapan Alat :
a. Handscoon
b. Bengkok
c. Klem tali pusat
d. Gunting tali pusat
e. Setengah kocher
f. Kateter nelaton
g. Gunting episiotomi
h. Nald poeder
i. Jarum heating
j. Catgut
k. Benang tali pusat
l. Spuit 3 cc
m.Penghisap lendir (Slym Saher)
n. Kassa dan kapas steril
o. Kassa betadine
Obat-obatan :
a. 1 Ampul oxytocin / ergometrin
b. Cairan infus RL / NaCL
c. Lidocain
Persiapan Tempat :
a. Tempat tidur yang bersih
b. Ruangan yang hangat dan bersih
c. Air bersih yang mengalir
d. Penerangan yang cukup
Persiapan persalinan telah dipersiapkan seperti persiapan obat-obatan, alat-alat dan
tempat.

KALA II

Tanggal : 5 Maret 2019


Pukul : 11.30-11.50 WIB

Data Subyektif
1. Ibu mengatakan bahwa perutnya semakin mulas
2. Ibu mengatakan sakit perut pada bagian bawah
3. Ibu mengatakan kencang perutnya semakin sering
4. Ibu mengatakan ingin meneran saat ada his
5. Ibu mengatakan seperti ingin BAB

Data Obyektif
1. Vulva dan sfingter ani membuka, perenium menonjol,tekanan pada anus
2. Pada pukul 11.30 wib dilakukan pemeriksaan dalam atas indikasi untuk mengetahui
kemajuan persalian dan didapatkan hasil
- Tidak ada tumor jalan lahir
- Portio tidak teraba lagi
- Pembukaan 10 cm (lengkap)
- Ketuban (+)
- Presentasi kepala
- Petunjuk ubun-ubun kecil
- Penurunan kepala pada hodge III
ASSASMENT
Ibu G3P1A1usia kehamilan 41 minggu inpartu kala II janin tunggal hidup intra uterin
dengan presentasi kepala
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada

PLANNING
1. Jelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan dalam yang sudah dilakukan, agar ibu tampak
tenang dan siap menghadapi persalinan. Menjelaskan kepada ibu bahwa pembukaan
sudah lengkap dan ibu sudah memasuki waktu bersalin, Dengan menjelaskan kepada
ibu tentang keadaannya maka diharapkan ibu akan mempersiapkan tenaga untuk
mengedan pada saat ada kontraksi.
2. Persiapan diri penolong, salah satu cara perlindungan diri dari infeksi. Mempersiapkan
diri menolong persalinan, alat-alat sudah didekatkan, penolong sudah memakai APD
dan alat sudah didekatkan
3. Pimpin ibu untuk meneran, mempercepat proses persalinan. Memimpin ibu meneran,
yaitu menganjurkan ibu meneran saat ada kontraksi. Ibu mengerti dan akan meneran
pada saat ada kontraksi.
4. Dukung dan beri semangat ibu, agar ibu lebih siap menghadapi proses bersalin.
Mendukung dan beri semangat pada saat ibu meneran, dan perbaiki cara meneran ibu
apabila ibu menerannya tidak sesuai.
5. Anjurkan ibu beristirahat saat tidak ada kontraksi, agar ibu tidak mudah cepat lelah.
Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi. Ibu telah melakukan istirahat
diantara kontraksi
6. Lakukan pertongan persalinan. Melakukan pertolongan persalinan dengan cara :
Setelah kepala tampak didepan vulva 5-6 cm membuka vulva, maka lindungi
perenium dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersihdan kering. Tangan yang
kanan menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernafas cepat dan dangkal. Periksa
kemungkinan adanya lilitan talipusat dan tidak ada lilitan talipusat, tunggu kepala bayi
melakukan putaran paksi luar secara spontan setelah kepala bayi melakukan putaran
paksi luar pegang secara biparietal dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah
hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudiaan gerakkan kearah atas
untuk melahirkan bahu belakang. Setelah kedua bahu lahir lakukan sanggah susur
hingga bayi lahir secara keseluruan pukul 11.50 WIB bayi lahir spontan,lengkap,jenis
kelamin laki - laki, BB: 3200 gram, PB: 49 cm, LD:35 cm LK: 33 cm, apgar score 7/8,
anus (+), cacat (-).
7. Injeksi oxytosin 1 ampul secara IM, menginjeksi oksitosin pada bagian lateral paha
kanan ibu. Telah di injeksikan 1 ampul oxytosin secara IM.
8. Lakukan pemotongan talipusat, untuk memutuskan sirkulasi darah antara ibu dan janin
pemotongan tali pusat telah dilakukan.

KALA III

Tanggal : 5 Maret 2019


Pukul : 11.50-12.25 WIB

Data Subyektif
1. Ibu mengatakan perutnya tidak terasa mulas
2. Ibu mengatakan merasa senang anaknya telah lahir
3. Ibu merasakan haus

Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital :
TD : 110/80 mmHg
N : 72x /menit
S : 36,9 0C
R : 24x/menit
Kandung kemih : kosong
TFU : Sepusat
Kontraksi uterus : lembek
Belum Terdapat tanda pelepasan plasenta

Assasment
Ibu P2 A1 persalinan kala III
Masalah : kontraksi uterus tidak baik
Kebutuhan : pemberian oksitosin kedua dan manual plasenta

Planning
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mulas pada perutnya adalah normal karena plasenta
belum lahir dan ibu tidak perlu merasa cemas.
2. Menunggu tanda-tanda pelepasan plasenta, setelah 15 menit placenta tidak lahir, berikan
oksitosin kedua dan tungguhingga 30 menit.
3. Melakukan manual plasenta
- Masukan 1 tangan kedalam vagina dengan menelusuri tali pusat bagia bawah
- Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang paling bawah
- Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser kranial sehingga semua
permukaan maternal plasenta dapat dilepaskan.
- Sementara satu tangan masih didalam kavum uteri, lakukan eksplorasi ulangan
untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang masih melekat pada dinding
uterus
- Keluarkan plasenta
4. Observasi perdarahan
- Observasi kontraksi uterus
- Periksa placenta yang sudah dikeluarkan, selaput dan kotiledonnya
- Kontrol luka yang terjadi pada vagina dan perineum tidak ada robekan, perineum
utuh .
- Masase fundus 15 detik
- Mandikan/bersihkan ibu dan lakukan vulva hygiene setelah plasenta dilahirkan
- Ganti pakaian ibu dengan yang bersih
- Berikan minuman dan anjurkan ibu untuk istirahat
- Placenta lahir pukul 12.25, lengkap, berat 500 gr, kotiledon 20 buah, insersi
lateralis, panjang tali pusat 45 cm, diameter 200cm.

KALA IV

Tanggal : 5 Maret 2019


Pukul : 12.30- 14.30wib

Data Subyektif
1. Ibu mengatakan merasa lelah dan lemas
2. Ibu mengatakan perutnya masi merasa mulas
3. Ibu mengatakan haus dan lapar

Data Obyektif
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmetis
Tanda-tanda vital
TD : 100/70 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,5 0C
R : 20x/menit
Kandung kemih : kosong
Kontraksi uterus : Baik
TFU : 2 jari dibawah pusat
Plasenta lahir pukul 12.30 wib

Assasment
Ibu P2A 1 persalinan kala IV
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada
Planning
1. Memberikan ibu makan dan minum,
2. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara massase fundus dan menilai kontraksi
uterus agar proses involusi berjalan dengan baik dan mengurangi rasa mulas pada
perutnya
3. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi alat selama 10 menit, cuci dan bilas alat setelah dekontaminasi, buang
sampah-sampah yang terkontaminasi sesuai pada tempatnya.
4. Membersihkan ibu ibu dengan menggunakan air DTT, bersihkan sisah cairan
ketuban,lender,dan darah, lalu bantu ibu memakai pakaian yang bersih.
5. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%, cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir .
6. Melengkapi partograf dan mengopservasi ibu selama 2jam post partum hasil
pemeriksaan :

Darah
Kandung
Waktu TD(mmHg) N(x/menit) S(0C) TFU yang kontraksi
Kemih
keluar
12.45 110/80 72 36,9 2jari dibawah pusat 50cc 10cc Baik
13.00 110/70 80 2jari dibawah pusat Kosong 5cc Baik
13.15 110/70 80 2jari dibawah pusat Kosong 5cc Baik
13.30 110/80 80 2jari dibawah pusat Kosong 5cc Baik
14.00 110/90 80 36,7 3jari dibawah pusat Kosong 5cc Baik
14.30 110/70 80 3jari dibawah pusat kososng 5cc Baik

You might also like