Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing:
Hasrini Rowawi, dr., MHA., Sp.KJ (K-AR)
SUB KELOMPOK B2
Resa Shahana Ulfa (4151171475)
Lola Putri (4151171482)
Iftitahus Sa’diyah (4151171487)
Irma Islahul I (4151171488)
Alamat : Padalarang
Agama : Islam
Nama : Tn.U
Alamat : Padalarang
Nama : Tn.J
Hubungan : Kakak
A. Keluhan Utama
Berdiam diri dan murung
3. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan hingga lulus SMP. Selama sekolah pasien
merupakan siswa yang biasa saja namun cukup aktif karena sering
mengikuti kegiatan kerohanian disekolah, pasien tidak pernah tinggal
kelas. Pasien tidak melanjutkan pendidikannya karena keterbatasan
biaya.
4. Riwayat Pekerjaan
Semenjak lulus SMP, pasien bekerja sebagai pekerja serabutan disekitar
rumahnya dengan pendapatan yang tidak menentu. Pasien juga tidak
bekerja jika tidak ada orang yang membutuhkan jasanya.
5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam dan seluruh keluarganya memeluk agama Islam.
Pasien merupakan orang yang taat beragama. Sebelum sakit, pasien rajin
beribadah seperti shalat dan mengaji.
6. Kehidupan Perkawinan/Psikoseksual
Pasien belum menikah.
8. Riwayat Sosial
Pasien tinggal di rumah dengan orang tua, kakak kandung, kakak
ipar dan keponakannya. Hubungan pasien dengan keluarganya
selama ini baik.
E. Riwayat Keluarga
Genogram
Tn.SR Ny.N
Tn.S
Ny.A
An.SS Tn.D
An.SH
An.E An.W
Keterangan:
= Laki-laki sehat = Perempuan meninggal
= Perempuan sehat = Laki-laki meninggal
= Perempuan sakit
= Laki-laki sakit = Tinggal satu rumah
Pasien merupakan anak ke-2 dari 3 bersaudara yang direncanakan dan
diinginkan oleh orangtuanya. Pasien tinggal di rumah dengan orang tua,
kakak kandung, kakak ipar dan keponakannya.
F. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi
Pasien memiliki status kehidupan menengah ke bawah. Pasien tidak
memiliki hobi khusus.
2. Kesadaran
Kesadaran compos mentis, pasien tampak sadar penuh saat
dilakukan wawancara.
5. Pembicaraan
Cara bicara : pasien menjawab tidak spontan, volume rendah,
artikulasi tidak jelas, intonasi kurang baik.
Gangguan Bicara : tidak terdapat hendaya ataupun gangguan
bicara, namun pasien terlihat malas menjawab pertanyaan dan
tidak mau berbicara.
B. Alam Perasaan
Mood : Hipotimia
Afek : Menyempit
Kesesuaian : Sesuai
C. Gangguan Persepsi
Halusinasi : halusinasi visual (+), halusinasi olfactory(-),
halusinasi auditorik(-), halusinasi taktil(-).
Ilusi : tidak ada
Depersonalisasi : tidak ada
Derealisasi : tidak ada
D. Proses Pikir
1. Arus Pikir
Produktivitas : Tidak cukup ide
Kontinuitas : inkoheren
2. Isi Pikir
Preokupasi : Keinginannya untuk menikah
Waham : tidak ada
Obsesi : tidak ada
Fobia : tidak ada
E. Pengendalian Impuls
Baik (Pasien mampu mengendalikan dirinya)
F. Daya Nilai
- Daya Norma Sosial
Baik (Pasien mengetahui norma yang berlaku dilingkungannya)
- Uji Daya Nilai
Baik (Karena pasien mengatakan harus beribadah agar mendapat
pahala)
- Daya Nilai Realitas (RTA)
Terganggu (halusinasi visual)
G. Tilikan
Buruk (Derajat 1)
H. Reliabilitas
Dapat dipercaya
B. Neurologik
Status Neurologikus
Saraf kranial I-XII : baik
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis : -/-
Motorik : baik
Sensorik : baik
Fungsi luhur : baik
V. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Hematologi Rutin
Hb : 16 gr/dL
Leukoit : 8300mg/dL
Eritrosit : 7.400.000 mg/dL
Hematokrit : 49,7 mg/dL
Trombosit : 351.000 mg/dL
MCV : 67,7 fL
MCH : 21,7 Pq
MCHC : 32,2 g/dL
RDW : 15,9 %
Hiitung jenis leukosit : 0/1/75/18/6
b. Pemeriksaan Psikologis
Tidak dilakukan pemeriksaan
c. Pemeriksaan EEG
Tidak dilakukan pemeriksaan
XI. Terapi
• Terapi Non Farmakologi
• Psikoterapi: Suportif individu dan keluarga
• Sosioterapi: Upaya mengembalikan fungsi aktivitas sehari-
hari
• Terapi Farmakologi
• Long acting anti psikotik atipikal: risperidal consta i.m 25
mg setiap 2 minggu
PEMBAHASAN
2.1 Depresi
2.1.1 Definisi Depresi
Depresi adalah penurunan atau merendahnya aktivitas fungsional. Keadaan
mental mood yang menurun yang ditandai dengan perasaan sedih putus asa dan
tidak bersemangat. Seseorang yang mengalami depresi dapat menunjukan rasa
rendah diri, rasa bersalah, menyalahkan diri sendiri, menarik diri, dari
lingkungannya dan adanya gangguan somatik berupa gangguan makan maupun
tidur.1Depresi dapat berjalan kronik ataupun rekuren yang dapat mempengaruhi
pekerjaan, ataupun kegiatan sehari-hari dari individu tersebut.17
Ketika penderita mengalami keadaan depresi sedang maka penderita dapat
dilakukan penatalaksaan tanpa menggunakan obat, namun ketika penderita sudah
mengalami depresi berat maka penderita harus melakukan penatalaksaan dengan
menggunakan obat.17
Berdasarkan DSM-V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental
Disorders) gangguan depresi dapat terjadi tanpa adanya riwayat episode manik,
maupun episode campuran sebelumnya. Depresi dapat ditegakkan sekurang-
kurangnya dalam dua minggu.21
2.1.2 Gambaran Klinis Depresi
Penderita gangguan depresi menunjukan tanda dan gejala utama yaitu
merasakan kehilangan energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan
berkonsentrasi, hilangnya nafsu makan sehingga menunjukan penderita
mengalami penurunan berat badan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Beberapa penderita depresi memiliki postur tubuh yang membungkuk, tidak
terdapat pergerakan spontan, dan pandangan mata yang putus asa dan kadang
kalanya memalingkan wajahnya. Retardasi psikomotor menyeluruh merupakan
gejala yang paling umum khususnya terjadi pada panderita yang sudah lanjut
usia.3
Tanda dan gejala lain depresi adalah konsentrasi maupun perhatian
berkurang, kepercayaan pada dirinya sendiri berkurang, memiliki pemikiran
bahwa dirinya tidak berguna, memiliki perasaan bersalah, memiliki pandangan
masa depan yang suram, bersikap pesimis, perubahan tingkat aktivitas,
kemampuan kognitif, pembicaraan, tidur, dan aktivitas seksual (libido menurun)
yang menyebabkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan interpersonal. Adapun
terdapatnya volume dan kecepatan berbicara yang menurun, berespon terhadap
pertanyaan tunggal, dan menunjukan respon yang melambat terhadap pertanyaan.
Pasien depresi memiliki pemikiran negatif tentang dirinya, isi pikiran mereka
melibatkan perenungan tentang kehilangan, bersalah, bunuh diri dan kematin.
Lebih dari 10% dari semua penderita depresi memiliki gejala jelas gangguan
berfikir.3
Duapertiga dari penderita gangguan depresi merenungkan bunuh diri, dan
10-15% melakukan bunuh diri. Namun terkadang penderita tidak menyadari akan
depresinya dan tidak mengeluhkan apapun walaupun penderita menunjukan
adanya penarikan diri dari keluarga, teman dan aktivitas yang mereka lakukan
sebelumnya.13
2.1.3 Diagnosis Gangguan Depresi
Diperlukan sekurang-kurangnya dua minggu untuk menegakkan diagnosis
gangguan depresi dari ketiga tingkat keparahan tersebut, namun apabila gejala
luar biasa berat dan berlangsung secara cepat maka dibenarkan mendiagnosis
gangguan depresi kurang dari dua minggu.5,6
Gangguan depresi menurut PPDGJ-III memiliki tiga derajat yaitu derajat
ringan, derajat sedang, dan derajat berat. Penderita gangguan depresi derajat
ringan biasanya memilik dua sampai tiga gejala utama ditambah dua gejala
lainnya sehingga sukar untuk meneruskan pekerjaan biasa dan kegiatan sosial,
namun penderita tetap bisa melakukannya tidak sampai berhenti sama sekali.
Penderita gangguan depresi sedang biasanya memliki gejala dua sampai tiga
gejala utama dan memiliki tiga gejala lainnya, sehingga mengalami kesulitan
untuk mengikuti kegiatasn sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga. Penderita
gangguan depresi berat memiliki tiga gejala utama ditambah empat gejala lainnya
dan berintensitas berat sehingga penderita sangat tidak mungkin mampu
meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan atau urusan rumah tangga.5
2.1.4 Epidemiologi
Gangguan depresi berat merupakan suatu gangguan yang sering dialami,
dengan memiliki prevalensi seumur hidup kurang lebih 15%, dan memiliki
kemungkinan yang tinggi pada wanita yaitu sebanyak 25% atau 2 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan laki-laki.3 Penelitian secara universal menyatakan bahwa
wanita memiliki prevalensi yang lebih tinggi di sebabkan adanya keterlibatan dari
hormon, efek kelahiran, perbedaan stresor psikososial yang terjadi pada wanita
maupun pada laki-laki, dan perilaku putus asa terhadap menghadapi masalah.3
Diantara anak berumur sekolah terdapat kejadian depresi sebesar 2%.9
Pada umumnya onset untuk gangguan depresi berat terjadi pada umur 40
tahun, dengan 50% dari semua penderita mempunyai onset 20 sampai 50 tahun.
Pada lanjut usia tidak menutup kemungkinan untuk terjadinya gangguan depresi,
namun angka kejadian pada usia ini dapat dibilang jarang terjadi. Gangguan
depresi berat memiliki kemungkinan meningkat pada usia kurang dari 20 tahun,
hal ini terjadi berhubungan dengan meningkatnya penggunaan alkohol dan zat-zat
terlarang pada usia ini.3
Gangguan depresi meningkat pada daerah perdesaan dibandingkan dengan
daerah perkotaan, namun tidak ditemukan perbedaan angka kejadian pada status
sosial ekonomi rendah maupun status sosial ekonomi yang tinggi.3
Gangguan depresi berat meningkat pada orang yang tidak memiliki
hubungan interpersonal yang erat atau kepada orang-orang yang bercerai maupun
yang berpisah.3
Sekitar 23% narapidana negara dan 30% narapidana lokal memiliki tanda
dan gejala depresi. Gangguan depresi terjadi sebanyak 10% pada narapidana laki-
laki dan 12% pada narapidana perempuan.7
Nomor Soal
Jumlah Soal
Manifestasi Emosional
1,4,5,10,11
5
Manifestasi Kognitif
2,3,6,7,8,14
6
Manifestasi Motivasional
9,12,13,15
4
Manifestasi Vegetatid
16,17,18,19,20,21
6
Total
21
Anamnesis Symtom
Keterangan Autoanamnesis dilakukan pada
Umum tanggal 16 April 2019 pukul 07.00 Irritable
WIB, pasien sedang berbaring
ditempat tidur sambil melamun.
Mengenakan baju putih dan celana
hitam
T: Selamat pagi pak? Kontak: tidak ada, kurang
J:(pasien tidak menjawab, hanya kooperatif
melihat-lihat ke plafon atas)
T: nama saya Resa dan ini teman-
teman saya Iftitah, Irma dan Lola.
Apakah bapak bersedia berbincang-
incang bersama kami? Tidak kooperatif dan
J: (pasien masih tidak menjawab) konsentrasi terganggu
T: Pak? Pak Suhayat? Respon lambat
J: (pasien hanya menengok ke arah
kami)
T: Boleh tidak pak kita berbincang-
bincang dengan bapak? Mutisme
J: (pasien hanya mengangguk)
T: bapak namanya siapa? Cara bicara terganggu
J: Suhayat (namun pasien tidak
menjawab dengan spontan, bicaranya
pelan dan lambat)
T: bapak sekarang umurnya berapa?
J: 38 tahun
T: bapak pendidikan terakhir apa?
J: (pasien tidak menjawab)
T: bapak sudah menikah?
J: (pasien menjawab sambil senyum-
senyum) belum.
T: kenapa bapak senyum-senyum?
Bapak ingin menikah?
J: iya (pasein menjawab dengan
senyum-senyum lagi)
T: bapak sudah bekerja? Sebagai apa?
J: (pasien tidak menjawab)
T: rumah bapak dimana?
J: Babakan, Tagog Apu
T: bapak agamnya apa?
J islam
T: bapak kesini dianter siapa?
J: Ujang
T: Ujang itu siapa pak?
J: sodara
T: bapak hubungannya dekat dengan
pak Ujang?
J: tidak, keuheulka si Ujang
T: oh, bapak benci ke pak Ujang?
Kenapa pak?
J: iya soalnya di Ujang yang bawa saya
kesini
T: kenapa bapak dibawa kesini sama
pak Ujang?
J: (pasien hanya menggelengkan
kepala) Tilikan buruk
T: bapak merasa sekarang sedang
sakit?
J: enggak Orientasi, fungsi kognisi
T: bapaksebelumnya punya masalah? cukup baik
J: (pasien tidak menjawab)
T: bapak tau sekrang sedang dimana?
J: Dustira
T: bapak tau sekarang hari apa?
J: selasa
T: tanggal, bulan, dan tahunnya? Riwayat trauma (-)
J: April 2019 (pasien tidak enjawab
tanggal)
T: bapak sebelumnya pernah jatuh atau
kecelakaan?
J: enggak
T: apakah bapaksekarang merasa
sedih?
J: tidak
T: apa yang bapak rasakan sekarang?
J: tenang
T: apa ada keluhan nyeri di tubuh
bapak? Atau berdebar-debar?
J: enggak
T: bapak tidurnya terganggu? Atau
nyenyak?
J: biasa aja
T: buang air besar dan buang air kecil
ada keluhan tidak pak?
J: enggak Ilusi dan halusinasi dengar
T: bapak pernah melihat sesuatu yang (-)
tidak bisa dilihat oleh orang lain? Gangguan persepsi
J: (pasien tidak menjawab) penglihatan dan perabaan
T: bapak pernah mendengar bisikan (-)
bukan?
J: enggak
T: bapak apakah pernah merasa seperti
ada yang menyentuh bapak? Atau
bapak dapat menyentuh sesuatu yang
Keluhan tidak bapak lihat?
utama J: (pasien menggelengkan kepala)
T: bapak sudah berapa lama disini?
J: 5 hari
T: bapak ada perasaan seperti dikejar-
kejar orang?
J: enggak Penampilan dekorum
T: bapak merasa ada yang buruk
memerhatikan bapak atau melihat
bapak?
J: (pasien menggelengkan kepala) Intake makanan kurang
T: bapak, itu kenapa makanannya
berantakan?
J: (pasien hanya diam) Gangguan persepsi
T: kenapa gak dimakan pak? penciuman (-)
J: (pasien hanya menggelengkan
kepala)
T: makanannya bau atau bagaimana
pak? Memori baik,
J: (pasien tidak menjawab) kalkulasi baik
T: bapak sering mncium bau-bau
kemenyan? Atau bau-bauan lain?
J (pasien menggelengkan kepla)
T: baik kalau begitu pak, sekarang
bapak istirahat dulu. Jangan lupa
dimakan obatnya. Besok kita lanjutkan
lagi ya pak.
J: (pasien mengangguk)
Autoanamnesa tanggal 18 April 2019,
pukul 07.00 WIB. Pasien sedang Intake buruk
berbaring di tempat tidur
menggunakan baju berwarna biru dan
celana hitam
T: selamat pagi pak
J: pagi
T: bapak sudah makan?
J: sudah
T: (saya mengecek ke tempat makan
pasien ternyata masih penuh) Loh kok
ini makanannya masih utuh loh pak.
J: (pasien tidak menjawab)
T: jangan lupa dimakan ya pak
J: (pasien hanya mengangguk) Memori dan orientasi
T: pak, kemarin kan bapak dianter orang baik
kesini sama pak Ujang, itu saudara
kandung bapak bukan?
J: bukan
T: kerabat jauh?
J: iya Memori kurang baik atau
T: orangtua bapak namanya siapa? konsentrasi buruk
J: Sahru, Nunung
T: bapak anak ke berapa?
J: 2
T: dari berapa bersaudara pak?
J: 3
T: kakak bapak namanya siapa?
J: (pasien tidak menjawab)
T: adik bapak namanya siapa?
J: Ai
T: umur orangtua bapak berapa tahun?
J: gak tau
T: kakak bapak umurnya berapa pak?
J: jauh dari saya
T: keluarga sehat semua pak?
J: (pasien mengangguk) Penilaian abstrak cukup
T: bapak tinggal serumah dengan
orangtua?
J: iya
T: nyaman tidak pak tinggal di rumah?
J: gitu weh lah
T: pak, tahu arti dari besar kepala tidak
pak?
J: hmm... ya gitu, sombong
T: kalo panjang tangan?
J: ngambil barang orang lain
T: kalo pribahasa berakit-rakit kehulu
berenang-renang kemudian,
lanjutannya apa pak? Kalkulasi kurang baik
J: Hmm.. (pasien tidak menjawab)
T: bapak coba ulang kata-kata saya.
Batu, kuris, sendok
J: batu, kursi, sendok (menjawab Hipoaktivitas
lambat dan tidak spontan)
T: pak, kalau 10 + 10 berapa?
J: 20
T: kalau 7 + 7 berapa?
J: 21
T: sekali lagi ya pak, kalau 10 X 2?
J: 200
T: bapak waktu di rumah kegiatannya
ngapain aja? Salah satu stressor yaitu
J: diem aja, (pasien tidak langsung pasien belum menikah
menjawab)
T: bapak punya hobi gak pak? Suka
kegiatan apa pak biasanya?
J: gatau lah, biasa aja
T: pak cita-citanya pengen jadi apa
pak?
J: hehe... pengen punya cewek (pasien
menjawab sambil senyum-senyum)
T: oh iya iya, kakak bapak sudah
menikah?
J: sudah
T: adik bapak sudah menikah?
J: sudah.. hmm.. ya... tong kitu kuduna
mah
T: kenapa pak?
J: nggak
T: harusnya bapak dulu yang nikah?
J: ya gitulah, kudu ngarti
T: bapak kesel sama adik bapak?
J: ya gitu weh, sama Ujang
T: oh keselnya sama pak Ujang?
J: (pasien mengangguk)
T: bapak semalem bisa tidur nyenyak
pak?
J: bisa
T: bapak sudah mandi?
J: udah
T: kapan pak? Intake buruk
J: kemarin (pasien bangun dan berdiri
mengambil makanan kemudian duduk
lagi)
T: mau makan pak?
J: (pasien membuka makanan dan
menutupnya kembali?
T: kenapa pak? Gak suka
makanannya?
J: males
T: nanti dimakan pak ya. Bapak
sekolah terakhir dimana pak?
J: SMP
T: sekarang bapak kerja apa?
J: haha.. gak tau lah (pasien tidak
menjawab pekerjaannya)
T: tapi bapak sudah puas dengan gaji
bapak?
J: ya..kumaha deui lah, hese neang duit
mah
T: kenapa pak? Uangnya kurang?
J: (pasien tidak menjawab)
T: bapak pernah punya pengalaman di
bidang militer? Riwayatsebelumnya
J: (pasien menggelengkan kepala) aktivitas cukup baik
T: pernah ada urusan sama polisi atau
ssama pengadilan atau pernah masuk
penjara?
J: (pasien menggelengkan kepala)
T: bapak dulu suka ke masjid?
J: (pasien mengangguk)
T: di masjid ngapain aja pak?
J: sholat... ngaji..
T: sering bapak ke masjid?
J: lumayan
T: bapak suka baca buku?
J: (pasien menggelengkan kepala)
T: bapak kalau di rumah suka
melakukan hal apa?
J: di kamar
T: bapak sering ngobrol sama teman
atau tetannga?
J: enggak Apatis
T: yasudah, bapak istirahat dulu ya.
Kita lanjutkan besok. Jangan lupa
dimakan pak makanannya, dihabiskan
J: (pasien tidak menjawab)
Anamnesis dilakukan pada Sabtu,
tanggal 20 April 2019. Pasien sedang
duduk di tempat tidur menghadap ke
dinding. Memakai baju putih dan
celana hitam
T: selamat pagi, pak Suhayat
J: (pasien menoleh ke arah kami)
TL bapak sedang apa? Kenapa melihat
ke tembok pak?
J: (pasien menggelengkan kepala)
T: apa yang bapak rasakan sekarang?
J: ya gitu lah.. sedih Emosi dan afek sedih
T: sedih kenapa pak?
J: ya kenapa saya dibawa kesini sama
Ujang
T: kenapa pak disini gak betah?
J: iyalah.. pulang aja
TL bapak kan di rumah juga sama,
hanya diam saja di kamar kan?
J: ada teman Halusinasi lihat (+)
T: siapa pak?
J: ada lah pokoknya
T: dimana pak?
J: kamar
T: oh, di kamar bapak tidak sendirian?
J: enggak
T: suka ngobrol pak sama teman
bapak?
J: (pasien tidak menjawab) Tidak kooperatif
T: berapa banyak teman bapak di
kamar?
J: satu
T: teman apak suka bicara apa?
J: (pasien tidak menjawab)
T: bapak itu cemilannya masih utuh
ya, kenapa tidak dimakan?
J: (pasien tidak menjawab)
T: ini nasinya sedikit sekali yang
dimakan. Habiskan pak!
J: (pasien tidak menjawab)
T: bapak suka merokok?
J: (pasien mengangguk)
T: bapak sudah minum berapa gelas?
J: satu
T: sudah buang air besar belum?
J: (pasien menggelengkan kepala)
T: sudah buang air kecil?
J: (pasien menggelengkan kepala)
T: terakhir buang air besar kapan?
J: 3 hari yang lalu
T: yasudah, bapak harus banyak
minum dan makan ya. Habiskan
makanannya, cemilannya juga
dimakan ya pak, jangan dibuang-buang
gitu ya pakya?
J: (pasien mengangguk)
T: yasudah, bapak istirahat lagi ya pak
J: (pasien mengangguk)
DAFTAR PUSTAKA
1. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 31. Jakarta: EGC; 2007. hal. 578
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs369/en/,
Aksara; 2010.
4. Kompasiana. http://www.kompasiana.com/atep_afia/17-4-juta-orang-
alami-stres-dan-depresi_5508e6a2a333112a452e39af ,
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/rkd2013/Laporan_Riskesdas2013
155-7
management deppresion.
http://www.who.int/mental_health/management/depression/en/
http://www.minddisorders.com/A-Br/Beck-Deppresion-Inventory.html.
http://www.faktailmiah.com/2010/07/01/biokimia-dibalik-depresi-wanita-dan-
pria.html.