Professional Documents
Culture Documents
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2013
REFLEKSI KASUS STASE ANAK
REFLEKSI KASUS
I. KASUS
Seorang anak laki-laki usia 10 tahun, diantar orang tuanya ke IRD pada hari
Minggu pagi, 9 November 2014 dengan keluhan sesak nafas. Orang tua pasien
mengatakan, pasien sesak nafas sejak hari Sabtu malam tanggal 8 November
2014, batuk (+) 2 hari, pilek (-), demam (-), kakek pasien mempunyai riwayat
asma, dan pasien didiagnosis asma sejak usia 2 tahun, riwayat opnam (+) 3x
dikarenakan serangan asma. Sebelumnya, pada tanggal 8 November malam,
pasien sudah dibawa ke IRD dan mendapat terapi nebulisasi, Ambroxol
3x15mg, Metilprednisolon 3x2mg, Salbutamol 3x1mg, kemudian pasien
dipulangkan, namun pasien datang kembali ke IRD dengan keluhan yang sama.
Keadaan pasien saat datang ke IRD compos mentis. Tanda utama : suhu = 36°C,
RR = 40x/menit.Berat badan pasien 27 kg. Terdapat retraksi subkostal (+) pada
dinding dada, wheezing (+/+) pada auskultasi. Pemeriksaan pada ekstremitas:
akral hangat, nadi kuat, dan perfusi baik. Pasien didiagnosis asma bronkial
serangan sedang-berat dan sudah diberi terapi infus RL 20 tpm,
nebulisasiVentolin :Farbivent (jam 05.30), nebulisasi Combivent (jam 07.15),
nebulisasi Ventolin (jam 10.00), dan injeksi Dexamethasone ½ ampul (jam
10.00). Pasien masuk bangsal UPA Anggrek pukul 11.25.Keadaan saat datang,
pasien compos mentis, sesak (+). Tanda utama : S = 37,6°C, N = 124x/menit,RR
= 52x/menit, SpO2 = 86%. Retraksi (+), wheezing +/+. Pada pemeriksaan
ekstremitas : akral hangat, nadi kuat, dan perfusi baik. Di ruang rawat inap,
pasien diberikan terapi infus D5 ½ NS 20 tpm, injeksi Ampicillin 4x675mg,
injeksi Metilprednisolon 4x3mg, O2 2 L/menit, nebulisasi Ventolin : Farbivent
selang-seling tiap 2 jam (apabila membaik berikan per 4 jam). Pada pukul 20.00,
pasien diberikan terapi nebulisasi Ventolin per 2-3 jam sebanyak 2x kemudian
nebulisasi diteruskan per 4 jam. Dokter menambahkan Meptin 2x25 mcg setelah
diberikan nebulisasi per 4 jam dan O2 dinaikkan sampai 2-3 lpm. Pemeriksaan
lab menunjukkan hasil AL : 14.4↑, MCV : 77.5↓, MCH : 25.8↓, Neutrofil
Segmen : 85↑, Limfosit : 15↓, golongan darah A, rhesus (+).
Tabel 1. Pembagian derajat penyakit asma pada anak menurut PNAA 2004
Asma episodik Asma episodik
Parameter klinis, jarang sering Asma persisten
kebutuhan obat, (Asma ringan) (Asma sedang) (Asma berat)
dan faal paru
1 Frekuensi serangan < 1x/bulan > 1x/bulan Sering
Hampir
2 Lama serangan < 1 minggu ≥ 1 minggu sepanjang
tahun, tidak ada
remisi
3 Di antara serangan Tanpa gejala Sering ada gejala Gejala siang dan
malam
4 Tidur dan aktivitas Tidak terganggu Sering terganggu Sangat terganggu
Pemeriksaan fisik di Mungkin Tidak pernah
5 luar Normal terganggu normal
serangan
Steroid
6 Obat pengendali Tidak perlu Nonsteroid/steroid hirupan/oral
hirupan dosis
rendah
Dalam kasus ini dapat disimpulkan bahwa penanganan asma serangan berat
belum seluruhnya sesuai dengan penatalaksanaan serangan asma berat
rekomendasi IDAI.
V. DAFTAR PUSTAKA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
2013
REFLEKSI KASUS STASE ANAK
1. Pedoman Nasional Asma Anak, UKK Pulmonologi, PP IDAI, 2004.
2. Pudjiadi, A.H., dkk. 2009. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak
Indonesia Jilid I. IDAI : Jakarta.