Substansi ergastik merupakan produk-produk cadangan atau sisa hasil dari
kegiatan seluler dan memiliki struktur yang lebih sederhana daripada badan protoplasmik. Fungsinya antara lain untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan penyimpanan cadangan makanan. Substansi ergastik sendiri terbagi berdasarkan bentuknya yaitu cair dan padat. Substansi cair meliputi cairan sel, lemak, minyak atsiri, hars, dan alkaloid. Sementara, substansi padat terdiri dari kristal Ca-oksalat, silika, amilum, butir aleuron, zat putih telur, dan lain-lain (Beck, 2010). Fokus utama pada pengamatan ini adalah amilum dan kristal Ca-oksalat. Amilum merupakan karbohidrat kompleks yang berumus empiris (C6H10O5)n dan berbentuk tepung. Fungsi amilum sendiri dalam perkembangan tumbuhan adalah sebagain cadangan makanan dengan bentuk butiran mikroskopik dan susunan yang berbeda-beda. Bentuk dan susunan yang berbeda-beda ini disebabkan oleh titik permulaan terbentuknya butir amilum atau disebut hilus. Berdasarkan posisi hilus, butir amilum dapat digolongkan menjadi dua yaitu konsentris dan eksentris. Amilum konsentris memiliki hilus tepat di bagian tengah dari butirannya, contohnya pada amilum gandum (Triticum sp.), amilum singkong (Manihot esculenta), dan amilum jagung (Zea mays). Sementara amilum eksentris memiliki hilus di tepian dari butirannya, contohnya pada amilum kentang (Solanum tuberosum), amilum maranta (Maranta leuconeura), dan amilum temulawak (Curcuma zantorrhiza) (Sari et al., 2017). Menurut banyaknya hilus dalam amilum, amilum dapat dibedakan menjadi tiga yaitu, butir amilum tunggal (monoadelph), butir amilum setengah majemuk (diadelph), dan butir amilum majemuk (poliadelph). Butir amilum tunggal, jika pada sebutir amilum terdapat sebuah hilus misalnya pada ubi jalar (Ipomoea batatas), dan kentang (Solanum tuberosum). Butir amilum setengah majemuk, jika terdapat dua hilus yang masing-masing dikelilingi oleh lamela, tetapi kemudian terbentuk lamela yang mengelilingi seluruhnya. Butir amilum setengah majemuk misalnya terdapat pada kentang (Solanum tuberosum). Butir amilum majemuk, jika pada setiap butir amilum mempunyai lebih dari satu hilus dan hilus-hilus ini dikelilingi oleh lamela masing-masing, misanya terdapat pada padi (Oryza sativa) (Loewus & Tanner, 2012). Tumbuhan tertentu mampu membentuk kristal yang memiliki komposisi dominan oleh kalsium yakni kristal Ca-oksalat. Kristal Ca-oksalat terbentuk karena pertumbuhan yang terjadi pada kondisi yang kurang memadai (Munuswamy et al., 2016). Kristal Ca-oksalat bisa dibilang merupakan endapan metabolit dari reaksi ion kalsium dengan asam oksalat. Reaksi metabolisme ini sangat penting karena asam oksalat merupakan zat racun bagi tumbuhan dan perlu dinetralisir. Kristal Ca-oksalat mempunyai beragam bentuk, tergantung jenis tumbuhannya. Bentuk pertama adalah bentuk drussen atau bintang, dimana bentuknya tidak beraturan, seperti bintang, bulat, atau bentuk lainnya. Bentuk ini seringkali ditemukan di sel-sel serat costa pepaya (Carica papaya). Kedua, bentuk prisma teratur, biasanya ditemukan pada sel- sel di bawah epidermis daun jeruk (Citrus sp.). Kemudian, bentuk jarum atau rafida, biasanya ditemukan pada daun bunga pukul empat (Mirabilis jalapa) atau endocarpium nanas (Ananas comosus) sehingga menimbulkan rasa tak nyaman ketika memakan daging buahnya. Lalu, bentuk pasir, seperti butiran kecil, dapat ditemukan pada costa daun bayam (Amaranthus sp.) (Franceschi, 2001). Pengamatan di bawah mikroskop dengan perbesaran 100X pada tulang daun Carica papaya (pepaya) yang termasuk familia Caricaceae, nampak bahwa adanya kristal Ca-oksalat bentuk bintang atau drusen. Sementara pada tangkai daun talas (Colocasia esculenta) yang termasuk familia Araceae, memiliki kristal Ca-oksalat bentuk jarum atau rafida. Bentuk kristal Ca-oksalat pada masing-masing preparat berbeda. Hal tersebut akibat dari perbedaan spesies dan kebutuhan proteksi dari masing-masing sel tumbuhan (Franceschi, 2001). Pengamatan pada amilum Solanum tuberosum (kentang) yang termasuk dalam familia Solanaceae dilakukan dengan mengambil cairan pada kentang. Pengamatan amilum kentang (Solanum tuberosum) menggunakan mikroskop cahaya dengan perbesaran 400X. Bagian yang teramati terdiri dari hilus, lamela, dan amilum. Begitu juga pada amilum jagung (Zea mays) yang termasuk dalam familia Poaceae yang diamati pada perbesaran mikroskop 400X. Bagian yang teramati adalah hilus, lamela, dan amilum. Amilum merupakan salah satu bentuk cadangan makanan dari tumbuhan, perbedaan bentuknya didasarkan pada tempat hilus berada. Preparat amilum jagung (Zea mays) memiliki tipe amilum konsentris, serta di dalamnya terdapat hilus di tengah butir amilum dan lamela. Sementara pada preparat amilum kentang (Solanum tuberosum) memiliki tipe amilum eksentris, hal ini karena di dalamnya terdapat hilus di tepian butir amilum dan lamela. Lamela pada amilum merupakan lapisan yang mengelilingi hilus. Tiap lapisan lamela memiliki kadar air yang berbeda sebagai akibat dari waktu pembentukannya yang berbeda-beda (Loewus & Tanner, 2012). DAFTAR PUSTAKA Beck, C.B., 2010. An Introduction to Plant Structure and Development, Plant Anatomy for the Twenty-First Century, Second Edition. London: Cambridge University Press. Fransceschi, V. 2013. Calcium oxalate in plants. Trends in Plant Science. 6(7), pp. 1360-1385. Kimball, J. W., 1983. Biologi. Jakarta: Erlangga. Loewus, F.A. & Tanner, W., 2012. Plant carbohydrates I: Intracellular carbohydrates, Volume 13. New York : Springer Science & Business Media. Munuswamy, E., Krishnan, V., Amerjothy, S., 2016. Occurrence, Type and Location of Calcium Oxalate Crystals in Selected Medicinal Plants. Journal of Applied and Advanced Research. 1,(4), pp. 21-24. Priyandoko., 2004. Sitologi. Yogyakarta: UGM Press. Sari, A. K., Indriyani, S., Ekowati, G. & Batoro, J. 2017. Keragaman Struktur Butir Amilum, Kadar Tepung, dan Clustering Delapan Taksa Tanaman Berumbi di Desa Simo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi. Jurnal Biotropika, 5(1), pp. 14-21. Sutrian, Y., 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta: Rineka Cipta.