You are on page 1of 6

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No.

4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO


DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA
MANADO.

Waruis,Atika1), Maureen I Punuh1), Nova H. Kapantow1)


1)
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi.

ABSTRACT

World Nutritional condition today shows two extreme conditions, start from starvation to the diet is
low in fiber and high in calories, resulting in malnutrition or excess nutrients to person. The report of
Riskesdas 2010, nationally short prevalence (TB / U) in adolescents aged 16-18 years is a very short
7.2% and short 24.0%. While the prevalence of emaciation (IMT / U) which is very meager 1.8% ,
underweight 7.1% and obesity at 1.4%.This research was an observational analytic with cross
sectional approach. Research done in SMP N 13 Manado, from September to November 2015. The
sample which taken totaled 140 students by using technique simple random sampling. This research
also Using the Spearman correlation test. according to IMT / U students nutritional status in SMP N
13 Manado have normal categories amount 51% and the least very meager 4%. Nutritional status of
TB / U most normal nutritional status amount 74.3%. Less energy intake 67.9%, less carbohydrate
intake 71.4%, less protein intake 77.1%, and 67.1% less fat intake.There is no relationship between
energy intake and nutritional status of IMT / U, there is a relationship between energy intake and
nutritional status of TB / U, there is no relationship between carbohydrate intake and nutritional status
of IMT / U, there is no relationship between energy intake and nutritional status of TB / U, there is no
relationship between protein intake and nutritional status of IMT / U, there is a relationship between
protein intake and nutritional status of TB / U, there is a relation between fat intake and nutritional
status of IMT / U, There is no relationship between fat intake and nutritional status of TB / U.

Keywords: energy intake, macro-nutrients, the nutritional status

ABSTRAK

Kondisi gizi dunia saat ini menunjukkan dua kondisi yang ekstrim, mulai dari kelaparan sampai pada
pola makan yang rendah serat dan tinggi kalori sehingga mengakibatkan kekurangan gizi ataupun
kelebihan gizi pada seseorang. Laporan Riskesdas 2010, secara nasional prevalensi kependekan
(TB/U) pada remaja umur 16-18 tahun yaitu sangat pendek 7,2% dan pendek 24,0%. Sedangkan
prevalensi kekurusan (IMT/U) yaitu sangat kurus 1,8% dan kurus 7,1%. Dan kegemukan sebesar
1,4%.Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian di
lakukan di SMP N 13 Manado, pada bulan September-November 2015. Sampel yang diambil
berjumlah 140 pelajar dengan menggunakan teknik sampel simple random sampling. Menggunakan
uji statistik korelasi Spearman. status gizi menurut IMT/U pada pelajar SMP N 13 Manado yang
paling banyak kategori normal 51% dan yang paling sedikit sangat kurus 4%. Status gizi TB/U yang
paling banyak status gizi normal yaitu 74,3%. Asupan energi kurang 67,9%, asupan karbohidrat
kurang 71,4%, asupan protein kurang 77,1%, dan asupan lemak kurang 67,1%. Tidak terdapat
hubungan antara asupan energi dengan status gizi IMT/U, terdapat hubungan antara asupan energi
dengan status gizi TB/U, tidak terdapat hubungan antara asupan karbohidrat dengan status gizi
IMT/U, tidak terdapat hubungan antara asupan energi dengan status gizi TB/U, tidak terdapat
hubungan antara asupan protein dengan status gizi IMT/U, terdapat hubungan antara asupan protein
dengan status gizi TB/U, terdapat hubungan antara asupan lemak dengan status gizi IMT/U, Tidak
terdapat hubungan antara asupan lemak dengan status gizi TB/U.

Kata Kunci: asupan energi,zat gizi makro,status gizi

303
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

PENDAHULUAN sebesar 9,5% sedangkan anak perempuan


sebesar 6,4%. Laporan Riskesdas 2010,
Kondisi gizi dunia saat ini menunjukkan secara nasional prevalensi kependekan
dua kondisi yang ekstrim, mulai dari (TB/U) pada remaja umur 16-18 tahun
kelaparan sampai pada pola makan yang yaitu sangat pendek 7,2% dan pendek
rendah serat dan tinggi kalori sehingga 24,0%. Sedangkan prevalensi kekurusan
mengakibatkan kekurangan gizi ataupun (IMT/U) yaitu sangat kurus 1,8% dan
kelebihan gizi pada seseorang. Hal ini kurus 7,1% dan kegemukan sebesar 1,4%.
terjadi akibat adanya ketidakseimbangan Prevalensi kependekan (TB/U) di provinsi
antara asupan (intake) dengan kebutuhan Sulawesi Selatan yaitu sangat pendek 7,6%
tubuh akan makanan dan pengaruh dan pendek 30,5%. Sedangkan prevalensi
interaksi penyakit (infeksi) (Waryana, kekurusan (IMT/U) yaitu sangat kurus
2010). 2,1% dan kurus 10,6%. Dan kegemukan
Dari beberapa penelitian di Amerika sebesar 0,9%. (Kemenkes, 2010).
Serikat, diketahui bahwa rata-rata asupan Rata-rata kecukupan konsumsi energi
energi anak laki-laki cenderung meningkat penduduk umur 13-15 tahun (usia pra
tajam hingga kira-kira 3470 kkal/hari paa remaja) berkisar antara 67,9 %- 84,7 %
usia 16 tahun. Dari usia 16-19 tahun, dan sebanyak 54,5 % penduduk usia pra
asupan energi menurun hingga 2900 remaja mengkonsumsi energi di bawah
kkal/hari, kemudian menurun sampai usia kebutuhan minimal. Rata-rata konsumsi
18 tahun yaitu 2200 kkal/hari (Almatsier, energi penduduk umur 16-18 tahun (usia
2011). remaja) berkisar antara 69,5%-84,3 %, dan
Usia remaja (10-18 tahun) merupakan sebanyak 54 % penduduk usia remaja
periode rentan gizi karena berbagai sebab. mengkonsumsi energi dibawah kebutuhan
Pertama, remaja memerlukan zat gizi yang minimal (Kemenkes, 2010).
lebih tinggi karena peningkatan Populasi remaja merupakan kelompok
pertumbuhan fisik kognitif, dan penduduk yang cukup besar, penduduk
psikososial. Kedua, perubahan gaya hidup Indonesia cukup didominasi oleh remaja.
dan kebiasaan makan remaja Jumlah penduduk Indonesia Usia 10-19
mempengaruhi baik asupan maupun tahun sebesar 22,2% dari total penduduk.
kebutuhan gizinya. Ketiga, remaja yang Masalah kependudukan sekarang tidak lagi
mempunyai kebutuhan gizi khusus, yaitu sepenuhnya terpusat pada jumlah
remaja yang aktif dalam kegiatan olahraga, penduduk, melainkan pada kualitas
menderita penyakit kronis, sedang hamil, penduduknya. Remaja merupakan aset
melakukan diet secara berlebihan, pecandu bangsa untuk terciptanya generasi yang
alkohol atau obat-obatan terlarang memiliki sumber daya manusia (SDM)
(Almatsier, 2010). yang berkualitas dan memiliki daya saing,
Data Riskesdas 2007 diketahui dan status gizi sangat berperan dalam hal
prevalensi nasional anak usia sekolah (6- tersebut, melalui asupan energi yang baik
14 tahun) dengan status gizi kurus pada dan benar (Waryana, 2010).
laki-laki sebesar 13,3% sedangkan anak Berdasarkan latar belakang diatas,
perempuan sebesar 10,9%. Prevalensi tentang keadaan gizi remaja diatas, peneliti
nasional anak usia sekolah (6-14 tahun) menyimpulkan bahwa remaja itu sangat
dengan status gizi gemuk pada laki-laki rentan dan dapat dikatakan rawan dengan

304
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

permasalahan gizi, kemudianpenulis terakhir ibu adalah SMP yaitu sebesar


tertarik untuk mengetahui apakah ada 26,2% dari total 140 siswa yang dijadikan
hubungan antara asupan energi dan zat gizi responden dalam penelitian ini.
makro dengan status gizi pada pelajar SMP
N 13 Manado. B. Status Gizi Pelajar SMP Negeri 13
Manado
METODE PENELITIAN Berdasarkan hasil, didapatkan anak yang
mengalami status gizi gemuk, obesitas,
Penelitian ini bersifat observasional dan sangat kurus, ini dikarenakan
analitik dengan pendekatan cross sectiona, ketidakseimbangan antara asupan dan
yang dilakukab pada bulan September- keluaran energi (Arisman,2010).
November 2015. Total populasi dari Pengukuran berat badan dan tinggi badan
pelajar kelas VIII dan IX di SMP Negeri pada remaja digunakan untuk melihat
13 Manado sebanyak 215 pelajar dan pertumbuhan jaringan dan pola kecepatan
sampel 140 pelajar. Teknik pengambilan pertumbuhan (Adriani,2014). Hasil
sampel, yaitu systematic random sampling. penelitian status gizi IMT/U menunjukkan
Penentuan status gizi dengan bahwa setengah dari pelajar yang diteliti
melakukan pengukuran berat badan dan memiliki status gizi normal (70%), namun
tinggi badan menggunakan timbangan masih ada pelajar dengan status gizi
yang mempunyai ketelitian 0,1 cm. kurang bahkan sangat kurang. Untuk status
Pengukuran asupan energi dan zat gizi gizi obesitas sebanyak (5%). Pelajar
makro menggunakan formulir food recall dengan status gizi gemuk (23,6%). Hasil
3 x 24 jam. penelitian ini menunjukkan bahwa lebih
dari setengah pelajar yang diteliti memiliki
status gizi TB/U normal (72,9%), namun
HASIL DAN PEMBAHASAN
masih ada pelajar dengan status gizi
A. Karakteristik Pelajar Di SMP Negeri pendek bahkan sangat pendek. Untuk
13 Manado status gizi pendek (22,1%). Pelajar dengan
status gizi sangat pendek (5%).
Karakteristik responden penelitian C. Asupan Energi Pelajar di SMP Negeri
berdasarkan umur, siswa dengan umur 13 13 Manado
tahun memiliki distribusi terbanyak yaitu Kerja tumbuh pada remaja sangat sensitif
sebesar 50%. Siswa dengan ayah yang pada energi dan perubahan yang terjadi
bekerja sebagai buruh memiliki distribusi pada energi, asupan energi ang rendah
terbesar yaitu 26,4%, sedangkan ayah yang menebabkan retradasi pertumbuhan, berat
bekerja sebagai karyawan swasta memiliki badan rendah dan semistarvasi,
distribusi terendah yaitu 11,4% dari total sedangkan, ketidakseimbangan antara
140 siswa yang dijadikan responden. asupan dan keluaran energi
Pekerjaan ibu dengan distribusi terbanyak mengakibatkan pertambahan berat badan
yaitu sebagai ibu rumah tangga (IRT) (Waryana, 2010). Hasil penelitian ini
sebesar 66.4%. Siswa dengan pendidikan menunjukkan bahwa lebih dari setengah
terakhir ayah tamat SMA adalah distribusi pelajar yang diteliti memiliki asupan
terbanyak yaitu sebesar 30%, sedangkan energi yang kurang (71,4%), dari AKG,
distribusi terbanyak untuk pendidikan

305
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

ini menunjukkan bahwa pelajar tidak dipilih dengan baik tubuh akan mengalami
memenuhi kebutuhan harian energi kekurangan zat gizi esensial tertentu.
berdasarkan AKG. Fungsi zat gizi dalam tubuh yaitu memberi
D. Asupan Zat Gizi Makro pada Pelajar energi, pertumbuhan dan pemeliharaan
di SMP Negeri 13 Manado tubuh serta untuk mengatur prosese tubuh
Asupan energi berasal dari makanan dan (Almatsier, 2010).
minuman, dan diukur dalam kilojoules F. Hubungan Antara Status Gizi TB/U
atau kilokalori. Energi didapatkan dari dengan Asupan Energi
protein, lemak, karbohidrat, dan alkohol Tabel 2. Hubungan antara Asupan Energi
di dalam makanan. Banyaknya energi dengan Status Gizi TB/U pada Pelajar di
yang berbeda disediakan oleh setiap gram SMP Negeri 13 Manado
zat-zat berikut, protein 4 kcal/g (17 kj/g), Variabel R p*
lemak 9 kcal/g (37kj/g), karbohidrat 3,75 Asupan energi
0,140 0,099
kcal/g (10kj/g) dan alkohol 7 kcal/g (29 TB/U
kj/g). Gizi dapat digolongkan dalam dua *uji korelasi Spearman
kelompok yaitu makronutrien yang terdiri Dengan nilai p sebesar 0,099 (p > 0,05)
dari karbohidrat, protein, dan lemak, dan sehingga dikatakan bahwa terdapat
mikronutrien yaitu, vitamin dan mineral hubungan antara asupan energi dengan
(More, 2014). Hasil penelitian ini status gizi pada pelajar di SMP Negeri 13
menunjukkan bahwa lebih dari setengah Manado. Status gizi merupakan keadaan
pelajar yang diteliti memiliki asupan yang ditentukan oleh derajat kebutuhan
karbohidrat yang kurang (71,4%), asupan fisik terhadap energi dan zat-zat gizi yang
protein yang kurang (77,1%), dan asupan diperoleh dari asupan makanan yang
lemak yang kurang (63,6%), dari AKG. dampak fisiknya dapat diukur.Status gizi
E. Hubungan Antara Status Gizi IMT/U dibedakan menjadi status gizi kurang,
dengan Asupan Energi status gizi baik dan status gizi lebih.
Tabel 1. Hubungan antara Asupan Energi Berdasarkan pola konsumsi makan yang
dengan Status Gizi IMT/U pada Pelajar di tidak sama dan dipengaruhi oleh banyak
SMP Negeri 13 Manado hal akan menimbulkan perbedaan asupan
energi yang diterima. Kebutuhan gizi
Variabel r p* setiap orang berbeda tergantung jenis
Asupan energi kelamin, usia dan kondisi tubuh
-0,003 0,917
IMT/U (Susanti,2012).
*uji korelasi Spearman G. Hubungan Antara Status Gizi IMT/U
Dengan nilai p sebesar 0,917 (p > 0,05) dengan Asupan Karbohidrat
sehingga dikatakan bahwa tidak terdapat Tabel 3. Hubungan antara Asupan
hubungan antara asupan energi dengan Karbohidrat dengan Status Gizi IMT/U
status gizi pada pelajar di SMP Negeri 13 pada Pelajar di SMP Negeri 13 Manado
Manado. Status gizi seseorang sering kali Variabel R p*
dihubungkan dengan asupan makan sehari- Asupan karbohidrat
hari. Makanan sehari-hari yang dipilih 0,000 1,00
IMT/U
dengan baik akan memberikan semua zat *uji korelasi Spearman
gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal
tubuh, sebaliknya bila makanan tidak

306
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

Dengan nilai p sebesar 1,00 (p > 0,05) IMT/U


sehingga dikatakan bahwa tidak terdapat *uji korelasi Spearman
hubungan antara asupan protein dengan Berdasarkan hasil uji korelasi spearman
status gizi pada pelajar di SMP Negeri 13 terlihat nilai p sebesar 0,450 (>0,05). Hal
Manado. Remaja mempunyai kebutuhan ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan
nutrisi yang spesial, karena pada saat antara asupan protein dengan status gizi
tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat IMT/U pada pelajarSMP Negeri 13
dan terjadi perubahan kematangan Manado
fisiologis sehubungan dengan timbulnya J. Hubungan Antara Status Gizi TB/U
pubertas. Perubahan pada masa remaja dengan Asupan Protein
akan mempengaruhi kebutuhan, absorbsi, Tabel 6. Hubungan antara Asupan Protein
serta cara penggunaan zat gizi. dengan Status Gizi TB/U pada Pelajar di
Pertumbuhan yang pesat dan masa SMP Negeri 13 Manado
pubertas pada masa remaja tergantung Variabel r p*
pada berat dan komposisi tubuh Asupan protein
0,294 0,000
seseorang.Ini menunjukkan bahwa status TB/U
gizi memegang peranan penting dalam *uji korelasi Spearman
menentukan status kematangan fisiologis Berdasarkan hasil uji korelasi spearman
seseorang.Status gizi dibawah normal atau terlihat nilai p sebesar 0,000 (<0,05). Hal
adanya penyakit kronis dapat menghambat ini berarti bahwa terdapat hubungan
pubertas (Aryani, 2010). antara asupan protein dengan status gizi
H. Hubungan Antara Status Gizi TB/U TB/U pada pelajar SMP Negeri 13
dengan Asupan Karbohidrat Manado
Tabel 4. Hubungan antara Asupan K. Hubungan Antara Status Gizi IMT/U
Karbohidrat dengan Status Gizi TB/U pada dengan Asupan Lemak
Pelajar di SMP Negeri 13 Manado Tabel 7. Hubungan antara Asupan Lemak
Variabel r p* dengan Status Gizi IMT/U pada Pelajar di
Asupan karbohidrat SMP Negeri 13 Manado
0,082 0,335
TB/U Variabel r p*
*uji korelasi Spearman Asupan lemak
0,529 0,000
Berdasarkan hasil uji korelasi IMT/U
spearmanterlihat nilai p sebesar 0,335 *uji korelasi Spearman
(>0,05). Hal ini berarti bahwa tidak Berdasarkan hasil uji korelasi spearman
terdapat hubungan antara asupan terlihat nilai p sebesar 0,000 (<0,05). Hal
karbohidrat dengan status gizi TB/U pada ini berarti bahwa terdapat hubungan antara
pelajar SMP Negeri 13 Manado asupan lemak dengan status gizi IMT/U
I. Hubungan Antara Status Gizi IMT/U pada pelajar SMP Negeri 13 Manado.
dengan Asupan Protein L. Hubungan Antara Status Gizi TB/U
Tabel 5. Hubungan antara Asupan Protein dengan Asupan Lemak
dengan Status Gizi IMT/U pada Pelajar di Tabel 8. Hubungan antara Asupan Lemak
SMP Negeri 13 Manado dengan Status Gizi TB/U pada Pelajar di
Variabel r p* SMP Negeri 13 Manado
Asupan protein 0,082 0,450 Variabel r p*

307
PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 4 No. 4 November 2015 ISSN 2302 - 2493

Asupan lemak hubungan antara asupan energi dengan


0,083 0,327
TB/U status gizi TB/U, tidak terdapat hubungan
*uji korelasi Spearman antara asupan karbohidrat dengan status
Berdasarkan hasil uji korelasispearman gizi IMT/U, tidak terdapat hubungan
terlihat nilai p sebesar 0,327 (>0,05). Hal antara asupan energi dengan status gizi
ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan TB/U, tidak terdapat hubungan antara
antara asupan lemak dengan status gizi asupan protein dengan status gizi IMT/U,
TB/U pada pelajar SMP Negeri 13 terdapat hubungan antara asupan protein
Manado. dengan status gizi TB/U, terdapat
hubungan antara asupan lemak dengan
status gizi IMT/U, Tidak terdapat
KESIMPULAN hubungan antara asupan lemak dengan
Tidak terdapat hubungan antara asupan status gizi TB/U.
energi dengan status gizi IMT/U, terdapat
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip dasar
SARAN Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
1. Bagi pelajar, diharapkan dapat Pustaka Utama
meningkatkan konsumsi makanan Arisman. 2009. Gizi Dalam Daur
yang lebih beragam dan seimbang, Kehidupan. Jakarta:ECG
lebih memperhatikan kebersihan diri Aryani, Ratna (Editor). (2010). Kesehatan
dan makanan sebelum dikonsumsi. Remaja : Problem Dan Solusinya, Jakarta :
2. Meningkatkan asupan zat gizi, baik Salemba Medika.
zat gizi makro maupun mikro (vitamin Susanti, Diah.2012. Perbedaan Asupan
dan mineral) bagi anak yang konsumsi Energi, Protein Dan Status Gizi
zat gizinya kurang sehingga dapat Pada Remaja Panti Asuhan Dan
memenuhi angka kecukupan gizi Pondok Pesantren. Universitas
sesuai dengan yang dianjurkan, baik Diponegoro: Universitas Negeri
dari segi kualitas maupun kuantitas. Malanghttp://journal.um.ac.id/index.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut php/ teknologi-kejuruan /article/
dengan variabel berbeda serta dengan viewFile /3030/ 414 (diakses: 5 Mei
jumlah sampel yang lebih besar agar 2015)
mendapatkan hasil yang lebih akurat Kementerian Kesehatan RI. 2010. Riset
tentang faktor lain yang berhubungan Kesehatan Dasar 2010. Jakarta:
dengan status gizi pada remaja. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan,
Kementerian Kesehatan RI.
DAFTAR PUSTAKA More, J. 2014. Gizi Bayi, Anak dan
Adriani, M. 2014. Peranan Gizi dalam Remaja. Yogyakarta: Pustaka
Siklus Kehidupan.Jakarta : Pelajar
Kencana Prenada Media Group Waryana. 2010. Gizi Reproduksi.
Yogyakarta: Pustaka Rihma.

308

You might also like