Professional Documents
Culture Documents
Pada zaman dahulu salah seorang dari mereka juga ada ditempat ini (Danyang)
mereka selama berkeliaran dan nampaknya menetap disini dan mereka ada yang
mempunyai ketrampilan Mayang alias Dalang, dengan alat wayang yang dibuat dari
rumput ataupun daun-daunan. Sebagai manusia biasa tentunya mereka ingin hidup
langgeng, juga ingin mempunyai keturunan dan ingin menikah, dari hasil perkawinan
mereka tentunya menurunkan anak-anak dan cucu. Mencukupi kebutuhan mereka
memotong hutan, sehingga menjadi kampong dan prsawahan semuanya untuk mencukupi
kebutuhannya sendiri. Anak cucu mereka pak Dalang tersebut dianggap cikal bakalnya
orang disini dan disebut sebagai Danyang nya orang-orang sini. Zaman semakin
berkembang, setelah Pangeran Puger dinyatakan sebagai Bupati Grobogan, ditatalah
pemerintahan termasuk di Danyang sekarang, yang semula ada tiga Desa yaitu Sawahan,
Sambak, dan Danyang masing-masing mempunyai kepala Desa sendiri.
Tahun 1957 Kepala Desanya telah berganti Bp. S. Pardjo melalui pemilihan yang
saat itu alat pemilihannya berupa Biting. Bp. S. Pardjo menjadi kepala Desa (Lurah), mulai
tahun 1957 s/d 1981 perkembangannya cukup pesat dan oleh karena itulah oleh
Pemerintah Daerah dipandang perlu untuk ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan.
Mengingat usia Bp. S. Pardjo sebagai kepala Desa sudah tidak memungkinkan syarat
untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil, maka Bp. S. Pardjo diangkat sebagai Kepala
Kelurahan sekaligus dipensiun. Tahun 1982 Bp. H. Moch Harjono, BSc menajdi carik
diangkat menjadi kepala Kelurahan sampai tahun 1991.
Kecamatan : Purwodadi
Kelurahan : Danyang
Batas Wilayah
2. KONDISI GEOGRAFIS
4. LUAS WILAYAH
e. Tegalan : 30.27 Ha
5. KONDISI DESA
b. Iklim : Tropis
7. KONDISI TANAH
a. Subur : 1190, 76 ha
Tabel 1. Kondisi sarana dan prasarana umum Kelurahan Danyang secara garis besar adalah
sebagai berikut :
2. Pemberdayaan Masyarakat
KEPALA KELURAHAN
NARTOYO, SE
SEKRETARIS
KELOMPOK KELURAHAN DANYANG
JABATAN
EDY SUDARMANTO, SE
FUNGSIONAL
A. Urusan Pemerintahan
B. Urusan Ekonomi
C. Urusan Keamanan
3. melaksanakan kegiatan pemantauan evaluasi dan pelaporan setiap kali terjadi kejadian
perkara
4. melaksanakan kegiatan pemantauan dan pelaporan setiap kali terjadi bencana alam
5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah dan sekretaris Lurah yang
sejalan dengan tugas pokoknya.
2. penyusunan program dan rencana kegiatan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
dalam penyelenggraan urusan keamanan
2. TNI/POLRI : 95 Orang
6. Pertukangan : 86 Orang
9. Pemulung : 5 Orang
3. Tingkat Pendidikan
4. Kependudukan
5. Jumlah Penduduk
Sosial Budaya terdiri dari 2 kata yaitu sosial dan budaya. Sosial ialah sesuatu yang
dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antar warga. Kondisi sosial
yang biasa dilakukan oleh penduduk setempat ialah menjenguk tetangga yang sakit atau
melahirkan secara bersama-sama, membantu tetangga yang sedang kesusahan dengan
sukarela tanpa adanya paksaan. Sedangkan untuk kebudayaannya sendiri, Desa Terentang
Baru tidak memiliki kebudayaan yang khas. Hal ini dikarenakan penduduk desa yang
campuran sehingga tidak adanya sebuah budaya khas yang dapat ditunjukan
BAB V
KETUA
Supiyanto, S.Pd
WAKIL KETUA
SYAHRONI
SEKRETARIS
Suwardi, S.Pd
BENDAHARA
Drs. Sajuri
b. Muryadi
c. Sutarno, SE
d. Zainuddin, S.Sos
e. Susilo
f. Wagiman
g. Rokhaani
Pengisian anggota BPD Dilaksankan oleh panitia yang ditetapkan dengan keputusan
kepala Desa banyubiru. Adapun jumlah panitia paling banyak 3 orang dan unsur
masyarakat paling banyak 8 orang. Unsur masyarakat merupakan wakil dari wilayah
pemilihan. Pada waktu penjaringan dan penyaringan bakal calon anggota BPD paling
lambat 3 bulan sebelum masa keanggotaan BPD Berakhir.
Masa kerja keanggotaan BPD selama 6 tahun sejak tanggal pengucapan sumpah/janji
sama seperti masa kerja kepala desa. Sebagaimana dimkasud pada perbu No 9 tahun
2007 Bab III pasal 3 ayat 2 bahwa penentuan calon BPD dari wilayah dusun meliputi :
1. unsur ketua RW sebanyak-banyaknya 2 orang
Pedoman pemilihan BPD Desa Banyubiru berdasarkan ketentuan pasal 8 ayat 1 Perda
No.10 Tahun 2006 tentang Perubahan pertama atas Perda Kab. Ngawi No.4 Tahun
2005 tentang Pembentukan BPD, Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan keputusan
bupati. Dalam musyawarah pemilihan BPD Tersebut, ketua BPD atau pemimpin
musyawarah menyampaikan kembali poko-pokok aturan mengenai BPD antara lain :
b. anggota BPD
2. anggota BPD sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 terdiri dari ketua RW,
pemangku adat, golongan profesi, pemuka gama, dan tokoh pemuka masyarakat
lainnya
3. masa jabtan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat atau diusulkan kembali
untuk 1 tahun kali masa jabatan berikutnya.
c. jumlah anggota BPD ( jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling
sedikit 5 orang dan paling banyak 11 orang dengan memperhatikan luas wilayah
jumlah penduduk dan kemampuan keuangan desa.
d. pimpinan BPD
1. Pimpinan BPD terdiri dari 1 orang ketua, 1 orang wakil ketua, 1 orang sekretaris
2. pimpinan BPD sebagaimana yang diatur pada ayat 1, dipilih dari dan oleh anggota
BPD secara langsung dalam rapat BPD diadakan secara khusus
3. rapat pemilihan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu
oleh anggota termuda
Rapat pemilihan pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan
dibantu oleh anggota termuda. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara
langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus. Peresmian pengangkatan
anggota BPD ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota, yang sebelum memangku
jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama di hadapan masyarakat
yang dipandu oleh bupati/walikota.
e. Fungsi BPD
BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat. setelah ketua BPD atau pimpinan musyawarah
menyampaikan pokok-pokok aturan mengenai BPD acara dilanjutkan dengan
pencalonan anggota BPD dengan mekanisme sebagai berikut :
3. jumlah calon anggota dibagi sebanyak jumalah RW, misalnya jumlah anggota BPD
9 Orang sementara RW didesa tersebut berjumlah 8 maka masing-masing RW
mencalonkan satu orang, dan untuk Rw dengan jumlah penduduk terbanyak dapat
mengajukan 2 calon. Setelah proses pemilihan dengan mekanisme musyawarah
sebagaimana dimaksud selesai dan menghasilkan anggota BPD yang baru untuk
periode 6 tahun berikutnya, maka hasil mufakat tersebut dituangkan dalam berita
acara hasil rapat tentang musyawarah pemilihan BPD yang dilampiri daftar hadir,
undangan dan segera disampaikan kepada bupati untuk ditetapkan dengan keputusan
bupati.
1. Masa Jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih untuk masa
keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut atau tidak berturut-turut .
Masa keanggotaan BPD selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pengucapan
sumpah/janji.
2. Pemberhentian anggota
a. Meninggal Dunia
d. Berakhir masa jabatanya dan telah diresmikan anggota BPD yang baru;
1. Hak anggota
e. memperoleh tunjangan.
2. Kewajiban anggota
BPD bertugas menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat
Mekanisme dan hubungan kerja BPD dan Kepala Desa sangat baik di mana
antara kades dengan BPD adalah satu kesatuan pemerintahan desa dalam mengedepankan
check and balance untuk kepentingan masyarakat desa, di mana saling mengisi dan
melengkapi sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Badan Perwakilan Desa
sebagai mitra kerja dari Kepala Desa, maka hubungan kedua lembaga tersebut tidak dapat
dipisahkan dan dalam menjalankan kinerjanya Kepala Desa dan Badan Perwakilan Desa
harus berdasarkan Peraturan Daerah yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
Biaya BPD berasal dari APBN dan kas desa yang berasal dari pasal, yang besarnya
ditentukan melalui Peraturan Desa. Pendanaan BPD, ditetapkan setiap tahunnya dalam
APB Desa dan dipergunakan untuk :
a. Biaya rapat-rapat.
Badan Perwakilan Daerah bertanggung jawab kepada Kepla desa dan keseluruhan
masyarakat. Pertanggung jawaban BPD bersama kepala desa menetapkan peraturan desa.
BPD bertugas untuk menampung aspirasi masyarakat yang kemudian ditindak lanjuti
untuk kesejahteraan masyarakat desa.
BAB VIII
PERATURAN DESA BANYUBIRU
B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang system Perencanaan
Pebangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang pedoman
Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2094);
9. Peraturan Bupati Batang Hari Nomor 71 Tahun 2015 tentang tata cara
pembagian dan penetapan rincian dana Desa setiap Desa di Kabupaten
Batang Hari Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten Batang Hari
Tahun 2015 Nomor 71);
10. Peraturan Bupati Batang Hari Nomor 28 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa da Rencana Kerja
Pemerintah Desa.