You are on page 1of 26

BAB I

SEJARAH DAN GAMBARAN WILAYAH KELURAHAN DANYANG

A Sejarah Kelurahan Danyang

Danyang adalah sebuah kelurahan di wilayah Kecamatan Purwodadi, Kabupaten


Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Pada zaman dahulu, dimana tanah pulau Jawa dibawah
kekuasaan Kerajaan Pajang, yang kemudian pindah ke Yogyakarta terkenal dengan nama
Mataram I. Pada zaman itu ada ketentuan, Bupati Dalam Dangan sebutan Haryo Kanjeng,
yang meliputi Kraton, Begelan, Banyumas, dan Sekitar Yogyakarta. Sedang daerah-daerah
yang diluar itu disebut Bupati Luar dengan sebutan Kanjeng Dipati, setaraf dengan
Tumenggung. Keberadaan Danyang khususnya dan Grobogan umumnya masih berupa
hutan belantara, dimana oleh Raja dipakai sebagai daerah buangan, sehingga apabila ada
orang berani dengan Raja akan dibuang ke daerah Grobogan.

Pada zaman dahulu salah seorang dari mereka juga ada ditempat ini (Danyang)
mereka selama berkeliaran dan nampaknya menetap disini dan mereka ada yang
mempunyai ketrampilan Mayang alias Dalang, dengan alat wayang yang dibuat dari
rumput ataupun daun-daunan. Sebagai manusia biasa tentunya mereka ingin hidup
langgeng, juga ingin mempunyai keturunan dan ingin menikah, dari hasil perkawinan
mereka tentunya menurunkan anak-anak dan cucu. Mencukupi kebutuhan mereka
memotong hutan, sehingga menjadi kampong dan prsawahan semuanya untuk mencukupi
kebutuhannya sendiri. Anak cucu mereka pak Dalang tersebut dianggap cikal bakalnya
orang disini dan disebut sebagai Danyang nya orang-orang sini. Zaman semakin
berkembang, setelah Pangeran Puger dinyatakan sebagai Bupati Grobogan, ditatalah
pemerintahan termasuk di Danyang sekarang, yang semula ada tiga Desa yaitu Sawahan,
Sambak, dan Danyang masing-masing mempunyai kepala Desa sendiri.

Tahun 1957 Kepala Desanya telah berganti Bp. S. Pardjo melalui pemilihan yang
saat itu alat pemilihannya berupa Biting. Bp. S. Pardjo menjadi kepala Desa (Lurah), mulai
tahun 1957 s/d 1981 perkembangannya cukup pesat dan oleh karena itulah oleh
Pemerintah Daerah dipandang perlu untuk ditingkatkan statusnya menjadi kelurahan.
Mengingat usia Bp. S. Pardjo sebagai kepala Desa sudah tidak memungkinkan syarat
untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil, maka Bp. S. Pardjo diangkat sebagai Kepala
Kelurahan sekaligus dipensiun. Tahun 1982 Bp. H. Moch Harjono, BSc menajdi carik
diangkat menjadi kepala Kelurahan sampai tahun 1991.

B. Gambaran Wilayah Kelurahan Danyang

Kecamatan : Purwodadi

Kelurahan : Danyang

1. KONDISI UMUM DESA

Batas Wilayah

a. Sebelah Utara : Kelurahan Purwodadi

b. sebelah Selatan : Desa Krangganharjo

c. Sebelah Barat : Desa Genuksuran

d. sebelah Timur : Kelurahan Kalongan

Keadaan TOPOGRAFI Kelurahan, secara umum keadaan topografi Kelurahan adalah


daerah dataran renndah.

2. KONDISI GEOGRAFIS

a. Suhu Udara Rata-rata : 37ºC

3. Orbitasi (Jarak dari pusat pemerintahan)

a. Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan : 4 Km

b. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten/Kota : 4 Km

c. Jarak dari Ibu Kota Propinsi : 64 Km

4. LUAS WILAYAH

a. Luas Kelurahan Danyang : 322,50 Ha

b. Irigasi ½ Tehnis : 90.00 Ha

c. Tadah Hujan : 67.915 Ha


d. Pekarangan : 18.27 Ha

e. Tegalan : 30.27 Ha

5. KONDISI DESA

a. Curah Hujan rata-rata : 1958 mm

b. Iklim : Tropis

7. KONDISI TANAH

a. Subur : 1190, 76 ha

b. Tidak Subur : 140 ha

8. SARANA DAN PRASARANA DESA

Tabel 1. Kondisi sarana dan prasarana umum Kelurahan Danyang secara garis besar adalah
sebagai berikut :

Pendopo Rumah Balai Masjid Mushola Gereja Sarana Sarana


Bersalin Pengobatan Olahraga Sosial
Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit
1 3 2 5 60 1 5 1
BAB II

PEMILIHAN KEPALA KELURAHAN DAN STRUKTUR ORGANISASI


PEMERINTAH KELURAHAN DANYANG

A. PEMILIHAN KEPALA KELURAHAN

Kepala Lurah adalah sebutan pemimpin kelurahan di indonesia. Kepala Lurah


merupakan pimpinan tertinggi yang ditunjuk langsung oleh Bupati atau Wali Kota. Masa
jabatan Lurah tidak memiliki masa jabatannya dapat disesuaikan dengan aturan pensiun
sebegai PNS (Pegawai Negeri Sipil). Pemilihan Lurah ditunjuk langsung oleh Bupati atau
Walikota dan harus merupakan pegawai negeri sipil berbeda dengan Kepala Desai a
memiliki status bukan pegawai negeri sipil. Lurah dilantik oleh bupati atau pejabat yang
ditunjuk. Lurah Danyang setelah kepilih menjadi seorang Lurah mempunyai wewenang
antara lainnya :

1. Melaksanakan kegiatan pemerintahan Kelurahan.

2. Pemberdayaan Masyarakat

3. Memajukan pelayanan masyarakat

4. Menciptakan ketentraman dan ketertiban umum

5. Menjaga prasarana dan sarana pelayanan umum

6. Pembinaan lembaga kemasyarakatan

Lurah mampu menguasai teknis dibidang administrasi pemerintahan dan


memahami sosial budaya masyarakat setempat. Istilah lurah seringakali rancu dengan
jabatan kepala desa. Dijawa pada umumnya, dahulu pemimpin dari sebuah desa dikenal
sebagai dengan istilah Lurah. Namun dalam konteks pemerintahan indonesia sebuah
kelurahan dipimpin oleh lurah, sedangkan desa dipimpin oleh kepala desa. Perbedaan yang
jelas di antara keduanya adalah lurah juga seorang pegawai negeri sipil yang bertanggung
jawab kepada camat, sementara kepala desa bisa dijabat siapa saja yang memenuhi syarat (
bisa berbeda-beda antar desa ) yang dipilih langsung oleh rakyat melalui pemilihan kepala
desa (Pilkades). Pemilihan Lurah dipilih langsung atau ditunjuk oleh Bupati atau Walikota
melalui pemilihan kepala desa ( pilkades ) oleh penduduk desa setempat. Perangkat
Kelurahan terdiri dari sekretaris kelurahan dan seksi sebanyak u4 (empat) seksi serta
jabatan fungsional. Pemilihan lurah yang ditunjuk langsung oleh Bupati diharap dapat
memajukan dan mensejahterakan masyarakat sekitar yang di ayomi oleh lurah tersebut.

B. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA BANYUBIRU

KEPALA KELURAHAN

NARTOYO, SE

SEKRETARIS
KELOMPOK KELURAHAN DANYANG
JABATAN
EDY SUDARMANTO, SE
FUNGSIONAL

KASI KASI KASI KASI EK. BANG


PEMERINTAHAN YAN.UM.DUK KESRA
TRANTIB
HARTO, SE SRI WAHYUNIU JAMI, SE

Tabel 2. Daftar Struktur Organisasi Pemerintah Kelurahan Dayang, Kecamatan


Purwodadi, Kabupaten Grobogan

No Nama Tempat & L/ Pend Jabatan Mulai


tgl.lhr P Bekerja
1 Nartoyo, SE Grobogan, 01- P S1 Kepala 25-12-2016
09-1963 Kelurahan
2 Edy Sudarmanto, SE Grobogan, 01- L S1 Sekretaris 10-12-1012
01-1965
3 Harto, SE Grobogan, 27- L S1 Kasi. 15-08-1992
09-1966 Pemerintahan
4 Sri Wahyuni Grobogan, 26- P SLT Kasi. Yan. 15-08-1992
01-1961 A Um.Duk
5 Jami, SE Grobogan, 31- L S1 Kasi Ek bang 15-08-1992
01-1967 kesra
BAB III

BIDANG – BIDANG URUSAN PEMERINTAHAN

A. Urusan Pemerintahan

Kepala Kelurahan atau yang disebut Lurah bertugas melaksanakan kegiatan


pemerintahan kelurahan; melakukan pembangunan; melayani masyarakat;
menyelenggarakan kentraman dan ketertiban umum; memelihara prasarana dan fasilitas
pelayanan umum; pembinaan lembaga kemasyarakatan; dan pemberdayaan masyarakat.
Lurah memiliki wewenang memimpin penyelenggaraan kegiatan pemerintahan kelurahan;
mengajukan rancangan peraturan kelurahan; menetapkan peraturan kelurahan yang telah
mendapat pesetujuan bersama LPMK; menyusun dan mengajukan rancangan peraturan
kelurahan mengenai ABK kelurahan untuk dibahas dan ditetapkan bersama LPMK;
membina kehidupan masyarakat kelurahan; membina perekonomian kelurahan;
mengkoordinasikan pembagunan kelurahan secara partisipatif; mewakili kelurahannya di
dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

Lurah memiliki hak menyusun dan mengajukan rancangan peraturan kelurahan


mengenai ABK kelurahan untuk dibahas dan ditetapkan bersama LPMK, menerima
penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan penerimaan lainnya yang sah, serta
mendapat jaminan kesehatan, mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yang
dilaksanakan; dan memberikan utusan pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya kepada
bawahannya. Lurah memiliki kewajiban memegang teguh dan mengamalkan.

B. Urusan Ekonomi

Urusan Ekonomi Kelurahan Danyang terdapat beberapa diantaranya adalah sebagai


berikut :

1. Mencatatat dan melaksanakan kegiatan adminitrasi pembangunan

2. mencatat dan menggerakan swadyamasyarakat dalam pembangunan

3. mencatat dan menghimpun data potensi daerah serta menganalisis dan


memeliharanya untuk dikembangkan.
4. Mencatat dan melaksanakan pembinaan bidang perkoperasian, pertanian,
pengairan, perekonomian, dan pembangunan lingkungan hidup

5. Mencatat dan mengikuti serta melaporkan perkembangan keadaan

6. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh lurah

C. Urusan Keamanan

Urusan keamanan membantu lurah dalam menyusun rencana, pelaksanaan,


pengendalian, evaluasi, dan penyusunan laporan pelaksaan tugas bidang kesejahteraan
rakyat yang meliputi :

1. menyusun program dan rencana kegiatan limnas

2. melaksanakan kegiatan ketentraman dan ketertiban

3. melaksanakan kegiatan pemantauan evaluasi dan pelaporan setiap kali terjadi kejadian
perkara

4. melaksanakan kegiatan pemantauan dan pelaporan setiap kali terjadi bencana alam

5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Lurah dan sekretaris Lurah yang
sejalan dengan tugas pokoknya.

Fungsi keamanan sebagai berikut :

1. menyusun program dan kebijakan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada


penyelenggaraan urusan pemerintah umum

2. penyusunan program dan rencana kegiatan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat
dalam penyelenggraan urusan keamanan

3. pelaporan, monitoring dan evaluasi penyelenggraan keamanaan

4. Penyusunan data dan laporan penyelenggaraan keamanaan


BAB IV

DESKRIPSI KONDISI DAN POTENSI KELURAHAN DANYANG

A. Potensi dan Kondisi Ekonomi Kelurahan Danyang

Masyarakat kelurahan danyang sebagaian besar mata pencariannya adalah Petani,


rata rata masyarakat danyang memiliki sawah dan pendapatannya pun cukup untuk
mencukupi. Masyarakat danyang juga ada yang berdagang misalnya membangun kios,
warung, dan rumah makan kecil-kecilan. Masyarakat Danyang juga ada yang berkerja
sebagai PNS dan sebagai karyawan swasta. Danyang juga memiliki pasar tradisional yang
digunakan masyarakat untuk melakukan transaksi hasil panen atau membeli kebutuhan
sembako mereka.

1. Daftar Struktur Mata Pencarian Penduduk Masyarakat Danyang

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 528 Orang

2. TNI/POLRI : 95 Orang

3. Karyawan Swasta : 440 Orang

4. Wiraswasta : 300 orang

5. Petani : 1815 Orang

6. Pertukangan : 86 Orang

7. Buruh Tani : 325 Orang

8. Pensiunan : 275 Orang

9. Pemulung : 5 Orang

10. Jasa/lainnya : 8 Orang

11. Becak : 15 Orang

12. Ojek : 10 Orang

13. Tukang Jahit : 12 Orang


2. Tingkat Kesejahateraan Mayarakat

Tabel 3. Tingkat kesejahteraan masyarakat

KAYA SEDANG RTM


598 KK 1155 Jiwa 1200 KK 4165 Jiwa 838 KK 2056 Jiwa

3. Tingkat Pendidikan

Tabel 4. Tingkat pendidikan

Tidak Tamat SD SD SMP SLTA Sarjana


325 2132 1835 1697 876

4. Kependudukan

a. Jumlah Penduduk : 7502 Jiwa

b. Laki-laki : 3699 Jiwa

c. Perempuan : 3803 Jiwa

d. Jumlah Kepala Keluarga : 2080 KK

5. Jumlah Penduduk

a. Usia 0-14 thn : 1527 Jiwa

b. Usia 15-49 thn : 4222 Jiwa

c. Usia 50 thn Ke atas 1753 Jiwa

B. Kondisi sosial Budaya

Sosial Budaya terdiri dari 2 kata yaitu sosial dan budaya. Sosial ialah sesuatu yang
dicapai, dihasilkan dan ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antar warga. Kondisi sosial
yang biasa dilakukan oleh penduduk setempat ialah menjenguk tetangga yang sakit atau
melahirkan secara bersama-sama, membantu tetangga yang sedang kesusahan dengan
sukarela tanpa adanya paksaan. Sedangkan untuk kebudayaannya sendiri, Desa Terentang
Baru tidak memiliki kebudayaan yang khas. Hal ini dikarenakan penduduk desa yang
campuran sehingga tidak adanya sebuah budaya khas yang dapat ditunjukan

C. Keadaan dan Kehidupan Politik Desa

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat


yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Politik
sebagai seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non-
konstitusional. Keadaan dan Politik desa Terentang Baru, kecamatan Batin XXIV,
kabupaten Batanghari sudah berjalan dengan baik terbukti dengan masyarakat desa
tersebut yang menunjuk perwakilan rakyat untuk menjadi kepala desa dengan melalui
pemilihan langsung. Adanya sekretaris desa, BPD (Badan Perwakilan Desa), kepala
urusan umum, dan kepala dusun sebagai bukti perangkat desa yang dipilih melalui rakyat
maupun perwakilan rakyat dari setiap dusun yang ada di desa Terentang Baru.. Masyarakat
desa Terentang Baru yang terdiri dari berbagai strata sosial dari mulai petani sampai
anggota dewan memiliki kesadaran akan pentingnya ikut serta dalam berpartisipasi
dibidang politik. Sejauh ini keadaan politik di desa Terentang Baru mampu berjalan
dengan baik dan aman terkendali tanpa adanya suatu kendala yang sulit untuk diselesaikan.

BAB V

SUMBER KEUANGAN DAN PENDAPATAN DESA BANYUBIRU

A. Sumber Keuangan dan Pendapatan Desa


BAB VI

MANAJEMEN PENGELOLAAN PEMERINATAHAN DAN KEUANGAN

A. Manajemen Pengelolaan Pemerintahan dan Keuangan

Tabel 5. Masyarakat desa banyubiru mengelola kerja pemerintahannya sebagai berikut :

Bulan Mekanisme Kerja


Januari Pelaksanakaan Program kerja tahun berjalan, APB Desa, Perdes
di luar APB Desa dan Penyusunan perhitungan anggaran tahaun
lalu dapat ditetapkan dengan perdes setelah mendapat
persetujuan
Februari Penyusunan LPJ Tahunan kepala desa untuk tahun lalu
Maret Penyampaian LPJ Oleh kepala Desa kepada Bupati melalui
Camat dan penyampaian laporan penyelenggaraan pemerintah
desa kepada BPD
April Evaluasi pelaksanaan program kerja, APB Desa dan Perdes
lainnya, maupun tinjauan lapangan (perangkat desa BPD serta
LPMD)
Mei Penyampaian hasil evaluasi kepada kepala desa dan
penyampaain informasi tentang kenyataan yang hidup
berkembang dalam masyarakat desa oleh BPD kepada kepala
Desa
Juni Penyusunan Rancangan perubahan APB Desa dan Perdes
lainnya ( jika perlu) oleh kades, BPD, Dan LPMD
Juli Pembahasan rancangan APB Desa dan Perdes lainnya (oleh
kades, BPD dan LPMD) termasuk di dalamnya mengenai
pelaksanaan BB-GRM
Agustus Penyusunan rancangan program kerja tahun yang akan datang
(kades dan BPD di ikutsertakan pula LPMD) dan paling lambat
perubahan APB Desa dan Perdes lainnya telah dibahas dan
disahkan setelah mendapatkan persetujuan BPD
September Rancangan Program kerja di bahas, di sempurnakan (kades,
BPD, LPMD) kemudian dituangkan dengan keputusan kepala
desa dan pelaksanaan perubahan APB Desa dan Perdes lainnya
Oktober Program kerja siap dilaksanakan pada tahun yang akan datang
(dan sebagai bahan acuan penyusunan APB Desa Perdes yang
lainnya dan LPJ Kepala desa
November Penyusunan rancangan peraturan desa (APB Desa yang akan
datang dan perdes diluar APB Desa) oleh kepala desa atau BPD
Desember Pembahasan dan penetapan peraturan desa (APB Desa tahun
yang akan datang dan perdes yang lain) setelah mendapatkan
persetujuan BPD dan tindak lanjuti dengan keputusan kepala
desa
BAB VII

BADAN PERWAKILAN DESA BANYUBIRU

A. Sejarah Dan Latar belakang BPD Desa Banyubiru

Badan Perwakilan Desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan demokrasi dalam


penyelenggaraan pemerintah desa. BPD dapat dianggap sebagai parlemen desa. BPD
merupakan lembaga baru di desa pada era otonomi daerah di Indonesia. BPD muncul
untuk mengawasi kinerja dari perangkat desa dan membantu dalam penyelenggaraan desa.
BPD sebagai badan pertimbangan perangakat desa dalam menentukan kebijakan desa.
BPD sebagai perwakilan masyarakat yang menampung menghimpun, merumuskan dan
menyalurkan aspirasi masyarakat. Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan keputusan
Bupati/Walikota.
B. Struktur Organisasi BPD Desa Banyubiru

KETUA

Supiyanto, S.Pd

WAKIL KETUA

SYAHRONI
SEKRETARIS

Suwardi, S.Pd

BENDAHARA

Drs. Sajuri

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

Zainal arifin Muryadi Sutarno, SE Zainuddin

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA

Susilo Wagiman Rokhani


C. Keanggotan BPD Desa Banyubiru

Berikut beberapa anggota BPD Desa banyubiru beserta jabatannya :

1. Ketua : Supiyanto, S.Pd

2. Wakil Ketua : Syahroni

3. Sekretaris : Suwardi, S.Pd

4. Bendahara : Drs. Sajuri

5. Anggota : a. Zainal Arifin

b. Muryadi

c. Sutarno, SE
d. Zainuddin, S.Sos

e. Susilo

f. Wagiman

g. Rokhaani

E. Pencalonan, Pemilihan, dan Penetapan anggota BPD Desa Banyubiru

1. Pencalonan BPD Desa Banyubiru

Pengisian anggota BPD Dilaksankan oleh panitia yang ditetapkan dengan keputusan
kepala Desa banyubiru. Adapun jumlah panitia paling banyak 3 orang dan unsur
masyarakat paling banyak 8 orang. Unsur masyarakat merupakan wakil dari wilayah
pemilihan. Pada waktu penjaringan dan penyaringan bakal calon anggota BPD paling
lambat 3 bulan sebelum masa keanggotaan BPD Berakhir.

Berikut Persyaratan Pencalonan anggota BPD :

a. bertakwa kepada tuhan yang maha esa

b. memegang teguh dan mengamlakan pancasila, melaksanakan undang-undang dasar


republik indonesia tahun 1945, serta mempertahankan dan memelihara keutuhan negara
republik indonesia dan bhineka tunggal ika.

c. berusia paling rendah 20 tahun atau sudah/pernah menikah

d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat

e. bukan sebagai perangkat pemerintah Desa

f. bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD

g. Wakil penduduk desa yand dipilih secara demokratis

h. bertempat tinggal diwilayah pemilihan

Masa kerja keanggotaan BPD selama 6 tahun sejak tanggal pengucapan sumpah/janji
sama seperti masa kerja kepala desa. Sebagaimana dimkasud pada perbu No 9 tahun
2007 Bab III pasal 3 ayat 2 bahwa penentuan calon BPD dari wilayah dusun meliputi :
1. unsur ketua RW sebanyak-banyaknya 2 orang

2. unsur pemangku adat sebanyak-banyaknya 2 orang

3. unsur golongan profesi sebanyak-banyaknya 2 orang

4. unsur pemuka agama sebanyak-banyaknya 2 orang

5. unsur tokoh atau pemuka masyarakat lainnya sebanyak-banyaknya 2 orang

Untuk menetapakan jumlah anggota BPD sesuai junm

2. Pemilihan BPD Desa Banyubiru

Pedoman pemilihan BPD Desa Banyubiru berdasarkan ketentuan pasal 8 ayat 1 Perda
No.10 Tahun 2006 tentang Perubahan pertama atas Perda Kab. Ngawi No.4 Tahun
2005 tentang Pembentukan BPD, Peresmian anggota BPD ditetapkan dengan keputusan
bupati. Dalam musyawarah pemilihan BPD Tersebut, ketua BPD atau pemimpin
musyawarah menyampaikan kembali poko-pokok aturan mengenai BPD antara lain :

a. kedudukan BPD ( BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan


desa ).

b. anggota BPD

1. anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan


keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat

2. anggota BPD sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 terdiri dari ketua RW,
pemangku adat, golongan profesi, pemuka gama, dan tokoh pemuka masyarakat
lainnya

3. masa jabtan anggota BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat atau diusulkan kembali
untuk 1 tahun kali masa jabatan berikutnya.

c. jumlah anggota BPD ( jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil, paling
sedikit 5 orang dan paling banyak 11 orang dengan memperhatikan luas wilayah
jumlah penduduk dan kemampuan keuangan desa.

d. pimpinan BPD
1. Pimpinan BPD terdiri dari 1 orang ketua, 1 orang wakil ketua, 1 orang sekretaris

2. pimpinan BPD sebagaimana yang diatur pada ayat 1, dipilih dari dan oleh anggota
BPD secara langsung dalam rapat BPD diadakan secara khusus

3. rapat pemilihan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu
oleh anggota termuda

Rapat pemilihan pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan
dibantu oleh anggota termuda. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara
langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara khusus. Peresmian pengangkatan
anggota BPD ditetapkan dengan keputusan bupati/walikota, yang sebelum memangku
jabatannya mengucapkan sumpah/janji secara bersama-sama di hadapan masyarakat
yang dipandu oleh bupati/walikota.

e. Fungsi BPD

BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat. setelah ketua BPD atau pimpinan musyawarah
menyampaikan pokok-pokok aturan mengenai BPD acara dilanjutkan dengan
pencalonan anggota BPD dengan mekanisme sebagai berikut :

1. Setiap RW harus mengajukan calon BPD

2.Apabila RW yang pertama memperoleh kesempatan pertama telah mencalonkan


salah satu unsur masyarakat, maka calon dari RW berikutnya mencalonkan dari
unsur yang berbeda. Misalnya : dari RW 01 telah mencalonkan tokoh agama, maka
calon dari RW 02 dari unsur yang lain, seperti unsur pemuda, demikian seterunsya,
sehingga seluruh RW terwakili dan seluruh unsur terakomodasi

3. jumlah calon anggota dibagi sebanyak jumalah RW, misalnya jumlah anggota BPD
9 Orang sementara RW didesa tersebut berjumlah 8 maka masing-masing RW
mencalonkan satu orang, dan untuk Rw dengan jumlah penduduk terbanyak dapat
mengajukan 2 calon. Setelah proses pemilihan dengan mekanisme musyawarah
sebagaimana dimaksud selesai dan menghasilkan anggota BPD yang baru untuk
periode 6 tahun berikutnya, maka hasil mufakat tersebut dituangkan dalam berita
acara hasil rapat tentang musyawarah pemilihan BPD yang dilampiri daftar hadir,
undangan dan segera disampaikan kepada bupati untuk ditetapkan dengan keputusan
bupati.

3. Penetapan anggota BPD Desa Banyubiru

Hasil musyawarah dan mufakat, selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7 (tujuh)


hari disampaikan kepada camat untuk ditetapkan sebagai anggota BPD.

F. Masa Jabatan Dan Pemberhentian anggota BPD Desa Banyubiru

1. Masa Jabatan anggota BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih untuk masa
keanggotaan paling banyak 3 (tiga) kali berturut-turut atau tidak berturut-turut .
Masa keanggotaan BPD selama 6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pengucapan
sumpah/janji.

2. Pemberhentian anggota

a. Meninggal Dunia

b. Mengajukan berhenti atas permintaan sendiri;

c. Tidak lagi memenuhi syarat dan atau melanggar Sumpah/janji;

d. Berakhir masa jabatanya dan telah diresmikan anggota BPD yang baru;

e. Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan yang berlaku;

f. Melanggar tata tertib;

g. Berpindah penduduk atau bertempat tinggal diluar Desa yang bersangkutan;

h. Bekerja diluar wilayah desa/kabupaten/propinsi/negara lebih dari 4 bulan berturut-turut


sehingga tidak bisa melaksanakan tugasnya sebagai anggota BPD;

i. Melanggar larangan BPD

G. Hak dan kewajiban anggota BPD Desa Banyubiru

1. Hak anggota

a. mengajukan rancangan peraturan desa;


b. mengajukan pertanyaan;

c. menyampaikan usul dan pendapat;

d. memilih dan dipilih dan;

e. memperoleh tunjangan.

2. Kewajiban anggota

a. mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar 1945 dan mentaati


segala peraturan perundang-undangan;

b. melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa;

c. mempertahankan dan memelihara hukum nasional serta keutuhan Negara Kesatuan


Republik Indonesia;

d. menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;

e. memproses pemilihan Kepala Desa;

f. mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;

g. menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat

H. Wewenang dan Tugas BPD Banyubiru

1. BPD mempunyai wewenang :

a. membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa;

b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala


desa;

c. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa;

d. membentuk panitia pemilihan kepala desa;

e. menggali, menampung, menghimpun, merumuskan, dan menyalurkan aspirasi


masyarakat dan;

f. menyusun tata tertib BPD.


2. Tugas BPD Banyubiru

BPD bertugas menetapkan peraturan desa bersama Kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat

I. Mekanisme dan hubungan kerja BPD dengan Kepala Desa

Mekanisme dan hubungan kerja BPD dan Kepala Desa sangat baik di mana
antara kades dengan BPD adalah satu kesatuan pemerintahan desa dalam mengedepankan
check and balance untuk kepentingan masyarakat desa, di mana saling mengisi dan
melengkapi sesuai dengan kewenangannya masing-masing. Badan Perwakilan Desa
sebagai mitra kerja dari Kepala Desa, maka hubungan kedua lembaga tersebut tidak dapat
dipisahkan dan dalam menjalankan kinerjanya Kepala Desa dan Badan Perwakilan Desa
harus berdasarkan Peraturan Daerah yang telah ditentukan oleh Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.

J. Pendanaan atau anggaran BPD Banyubiru

Biaya BPD berasal dari APBN dan kas desa yang berasal dari pasal, yang besarnya
ditentukan melalui Peraturan Desa. Pendanaan BPD, ditetapkan setiap tahunnya dalam
APB Desa dan dipergunakan untuk :

1. Biaya kegiatan administrasi BPD

2. Biaya Operasional BPD meliputi :

a. Biaya rapat-rapat.

b. Biaya perjalanan dinas.

c. Honor anggota dan kegiatan-kegiatan lain

K. Pertanggung jawaban BPD

Badan Perwakilan Daerah bertanggung jawab kepada Kepla desa dan keseluruhan
masyarakat. Pertanggung jawaban BPD bersama kepala desa menetapkan peraturan desa.
BPD bertugas untuk menampung aspirasi masyarakat yang kemudian ditindak lanjuti
untuk kesejahteraan masyarakat desa.

L. Kendala Pelaksanaan Tugas BPD Desa Banyubiru


Kendala pelaksanaan tugas dan peran BPD sejauh ini tidak ada, dalam menjalankan
tugas dan perannya sebagai lembaga desa. Semua permasalahan yang muncul dapat
diselesaikan secara bersama-sama. Semua pelaksanaan tugas BPD sesuai dengan aturan
yang berlaku. Efektifitas peran dan fungsi BPD, Keberadaan BPD di Desa Terentang
Baru, sangat efektif dan sangat di butuhkan untuk mengontrol dan mengawasi jalannya
pemerintahan desa dan menyampaikan aspirasi masyarakat.

BAB VIII
PERATURAN DESA BANYUBIRU

A. Proses Pembuatan Peraturan Desa Banyubiru


Tata cara penyusunan peraturan desa sebagai berikut:
1. Rancangan peraturan Desa dilakukan oleh Pemerintah Desa dan diserahkan
kepada BPD.
2. Rancangan peraturan Desa wajib dikonsultasikan kepada masyarakat Desa untuk
mendapatkan masukan.
3. Rancangan peraturan Desa ditetapkan oleh kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
4. Rancangan peraturan Desa yang telah disepakati bersama disampaikan oleh
pimpinan Badan Permusyawaratan Desa kepada kepala Desa untuk ditetapkan
menjadi peraturan Desa paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal
kesepakatan.
5. Rancangan peraturan Desa wajib ditetapkan oleh kepala Desa dengan tanda
tangan paling lambat 10 (sepuluh) hari terhitung sejak diterimanya rancangan
peraturan Desa dari pimpinan Badan Permusyawaratan Desa.
6. Peraturan Desa dinyatakan mulai berlaku dan mempunyai kekuatan hukum yang
mengikat sejak diundangkan dalam lembaran Desa yang di siapkan oleh
sekretaris.
7. Peraturan Desa yang telah diundangkan disampaikan kepada bupati/ walikota
sebagai bahan pembinaan dan pengawasan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
diundangkan.
8. Peraturan Desa wajib disebarluaskan oleh Pemerintah Desa kepada seluruh
masyarakat desa.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang system Perencanaan
Pebangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

2. Undang–Undang Nomor 17 Tahun Rencana Pembangunan Jangka Panjang


Nasinal Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5459);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang peraturan Pelaksanaan


Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagimana telah diubah
pada Peraturan Pemerintah Noomor 47 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5549);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang


bersumber dai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5558);

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang pedoman
Pembangunan Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
2094);

8. Peraturan Bupati Batang Hari Nomor 70 Tahun 2015 tentang Pedoman


Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Daerah Kabupaten Batang Hari Tahun
2015 Nomor 70);

9. Peraturan Bupati Batang Hari Nomor 71 Tahun 2015 tentang tata cara
pembagian dan penetapan rincian dana Desa setiap Desa di Kabupaten
Batang Hari Tahun Anggaran 2016 (Berita Daerah Kabupaten Batang Hari
Tahun 2015 Nomor 71);

10. Peraturan Bupati Batang Hari Nomor 28 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa da Rencana Kerja
Pemerintah Desa.

You might also like