Professional Documents
Culture Documents
Jawaban :
1. Fisiologi :
Siklus tidur-bangun, serta berbagai tahapan tidur, disebabkan oleh hubungan siklik tiga sistem
saraf: (1) sistem kejagaan yang melibatkan RAS di batang otak, yang diperintah oleh kelompok
neuron-neuron khusus di hipotalamus; (2) pusat tidur gelombanglambat di hipotalamus yang
mengandung sleep-on neuron, yang menginduksi tidur gelombang lambat; dan (3) pusat tidur
paradoks di batang otak yang mengandung REM sleep-on neuron, yang mengubah ke tidur
paradoksal. Pola interaksi di antara ketiga regio saraf ini, yang menghasilkan rangkaian siklis yang
dapat diperkirakan antara keadaan terjaga dan kedua jenis tidur, kini menjadi bahan penelitian
intensif. Bukti-bukti baru mengemukakan hubungan seperti berikut ini;
1. Kelompok neuron di hipotalamus merupakan puncak perintah untuk pengaturan sistem
keadaan terjaga. Neuron ini menyekresi neurotransmiter eksitatorik hipokretin (juga dikenal
oreksin). Mengejutkannya, hipokretin yang dikenal sebagai sinyal penguat nafsu makan,
sekarang juga diketahui berperan penting dalam keterjagaan. Neuron penyekresi hipokretin
ini melepaskan muatan secara autonom (dengan sendirinya) dan terus-menerus serta
menjaga Anda tetap sadar dan waspada dengan merangsang RAS. Neuron-neuron ini harus
dihambat agar kita dapat tidur, mungkin oleh IPSP yang dihasilkan oleh masukan dari sleep-
on neuron atau oleh masukan inhibitorik lain
2. Sleep-on neuron pada pusat pengaturan tidur gelombang lambat tampaknya bertanggung
jawab dalam menginduksi tidur, sepertinya dengan menghambat neuron yang mencetuskan
kesadaran dengan melepaskan neurotransmiter inhibitorik GABA. Mekanisme ini dapat
menjelaskan mengapa kita memasuki tidur gelombang lambat terlebih dahulu ketika kita
tertidur. Sleep-on neuron menjadi inaktif ketika seseorang terbangun dan aktif secara
maksimal hanya selama fase tidur gelombang lambat. Namun, apa yang mengaktifkan sleep
on neuron untuk menginduksi tidur? Para peneliti tidak terlalu mengetahui tentang faktor-
faktor yang mengaktifkan sleep-on neuron.
3. Sleep-on neuron REM pada pusat pengaturan tidur paradoksal menjadi sangat aktif selama
tidur REM. Tampaknya mereka dapat mematikan sleep-on neuron dan mengubah pola tidur
dari tidur gelombang lambat menjadi tidur REM. Mekanisme molekular yang mendasar yang
bertanggung jawab bagi hubungan siklik antara kedua jenis tidur ini belum sepenuhnya
dimengerti. Siklus normal dapat mudah diinterupsi, dengan sistem yang membuat kita terjaga
mudah mengalahkan sistem tidur daripada kebalikannya; yaitu, lebih mudah terjaga ketika
mengantuk daripada jatuh tertidur ketika terjaga penuh. Sistem yang membuat kita terjaga
dapat diaktifkan oleh masukan sensorik aferen (sebagai contoh, seseorang mengalami
kesulitan untuk tidur jika lingkungan berisik) atau oleh masukan yang turun ke batang otak
dari daerahdaerah otak yang lebih tinggi. Konsentrasi penuh atau keadaan emosi yang kuat,
misalnya rasa cemas atau kegembiraan, dapat mencegah orang tidur, demikian juga aktivitas
motorik, misalnya bangkit dan berjalan-jalan, dapat membangunkan orang yang mengantuk.
Namun, Anda dapat mengesampingkan kebutuhan untuk tidur selama beberapa lama
sebelum tekanan untuk tidur menjadi sesuatu yang tidak dapat ditahan lagi.
Fungsi tidur belum jelas
Tidur secara teratur adalah suatu kebutuhan mutlak pada kehidupan, meskipun ilmuwan
tidak yakin untuk tujuan apa tidur dilakukanorang yang mengantuk. Namun, Anda dapat
mengesampingkan kebutuhan untuk tidur selama beberapa lama sebelum tekanan untuk
tidur menjadi sesuatu yang tidak dapat ditahan lagi. Tidur secara teratur adalah suatu
kebutuhan mutlak pada kehidupan, meskipun ilmuwan tidak yakin untuk tujuan apa tidur
dilakukan. Fungsi tidur belum jelas. Meskipun manusia menghabiskan sekitar sepertiga
kehidupan mereka dengan tidur, mengapa tidur dibutuhkan masih merupakan misteri. Tidur
adalah dari otak dan untuk otak, bukan untuk bagian tubuh lainnya. Tidur tidak disertai oleh
penurunan aktivitas saraf (yaitu, sel-sel otak tidak "beristirahat"), seperti yang diduga
sebelumnya, tetapi disertai oleh perubahan mencolok dalam aktivitas. Meskipun masih
spekulatif, studistudi terakhir menunjukkan bahwa tidur gelombang-lambat dan tidur REM
memiliki fungsi berbeda. Salah satu hipotensi yang luas diterima adalah bahwa tidur memberi
otak waktu luang untuk memulihkan proses-proses biokimia atau fisiologi yang secara
progresif mengalami penurunan ketika tergaja.
2. Gangguan Tidur ialah masalah pada pola tidur seseorang yang dapat menyebabkan suatu
masalah.Adapun klasifikasinya menurut Williams dan karacan) :
1. Gangguan tidur primer,termasuk insomnia,paralisis tidur,narkolepsi dan lain”
2. Gangguan tidur sekunder,Termasuk didalamnya antara lain gangguan tidur
skizorfrenia,depresi,alkoholisme dan lain”
3. Parasomnia,Termasuk didalamnya berjalan waktu tidur
4. Gangguan tidur yang bermodifikasi,seperti pada pasien gangguan kardiovaskuler
Menurut International Classification of Sleep Disorders dalam Japardi (2002), gangguan tidur
terbagi atas : disomnia dan parasomnia. Disomnia terdiri atas gangguan tidur spesifik di antaranya
adalah narkolepsi, gangguan gerakan anggota gerak badan secara periodik/ mioklonus nokturnal,
sindroma kaki gelisah/ Restless Legs Syndrome atau Ekboms Syndrome, gangguan pernafasan
saat tidur/ sleep apnea dan pasca trauma kepala; gangguan tidur irama sirkadian di antaranya
adalah gangguan tidur irama sirkadian sementara/ acute work shift/ jet lag, gangguan tidur irama
sirkadian menetap/ shift worker. Sedangkan parasomnia terdiri atas tiga, yaitu gangguan tidur
berjalan (sleep walking/ somnabulisme), gangguan terror tidur (sleep terror), gangguan tidur
berhubungan dengan fase REM ( Mardjono, 2008)
( sumber : Japardi, iskandar. Gangguan Tidur. 2012 Fakultas Kedokteran Bagian BedahUniversitas
Sumatera Utara )
5. LLD
Anamnesis
Garis besar riwayat psikiatri, sebagai berikut:
1.Data identitas
2.Keluhan utama dan masalah
3.Riwayat penyakit sekarang onset dan faktor presipitasi
4.Riwayat penyakit dahulu psikiatri, medis, riwayat penggunaan zat danatau alcohol
5 Riwayat pribadi (prenatal, masa kanak dini, pengahan dan akhir atauremaja, masa dewasa,
riwayat pekerjaan, perkawinan, pendidikan,agama, aktivitas sosial, lingkungan tempat
tinggal sekarang)
6 Riwayat seksual: pernah mengalami traumadimasa muda/tidak (sepertidiperkosa), pernah
melihat kekerasan seksual yang dilakukan ayahnya pada ibunya/tidak.
Pemeriksaan Psikiatri
1. Bicara:Kualitas dan kuantitas pembicaraan pasien dapatmenginformasikan proses
pikirnya. Kualitasnya berupa relevansi,kepatuhan,koherensi, kejelasan, dan volume
suara. Kuantitas yaitu banyak dan cepatnya pembicaraan serta suasana.
2. Persepsi :
a. Halusinasi
Dapat berupa halusinasi auditorik, visual, gustatorik, taktil,olfaktorik, kinestetik,
viseral, hipnagonik, histerik danformicatioon. Tanyakan apakah pasien mendengar
suara orangsaat tidak ada orang disekitar, apakah suara tersebut datang dariluar atau
didalam kepala, apakah ada halusinasi perintah danapa reaksi pasien atas halusinasi
tersebut.
b. Ilusi
Merupakan penilaian yang salah tentang pencerapan yangsungguh terjadi.
c. Depersonalisasi
Adalah perasaan aneh tentang dirinya bahwa dirinya
telah berubah dan tidak seperti biasa lagi. Contohnya pengalamandiluar tubuh (out
of body experience) dan sesuatu dari bagiantubuhnya bukan lagi kepunyaannya.
d. Derealisasi
Adalah perasaan aneh tentang lingkungannya berubah dantidak sesuai kenyataan.
3.Proses Pikir:
a. Bentuk Pikiran
Cara bagaimana buah pikir terhubungkan. Pikiran normaladalah bertujuan dan
terangkai berurutan dengan hubunganyang logis.
b. Isi PikiranDapat terjadi gangguan isi pikiran seperti waham, fobia,fantasi, obsesi,
suicidal thoughts, dan lain-lain.
c.Mimpi atau Fantasid.
d. Gangguan proses pikir