You are on page 1of 4

1.

Anatomi Fisiologi Organ Terkait dengan proses tidur


2. Definisi Gangguan Tidur dan Klasifikasinya
3. Penyebab atau Faktor Resiko dari gangguan tidur
4. Patofisiologi dari Gangguan tidur disertai gejala penyerta
5. LLD
6. DD yang berkaitan dengan Gangguan Tidur (Etio – Prognosis)

Jawaban :

1. Fisiologi :
Siklus tidur-bangun, serta berbagai tahapan tidur, disebabkan oleh hubungan siklik tiga sistem
saraf: (1) sistem kejagaan yang melibatkan RAS di batang otak, yang diperintah oleh kelompok
neuron-neuron khusus di hipotalamus; (2) pusat tidur gelombanglambat di hipotalamus yang
mengandung sleep-on neuron, yang menginduksi tidur gelombang lambat; dan (3) pusat tidur
paradoks di batang otak yang mengandung REM sleep-on neuron, yang mengubah ke tidur
paradoksal. Pola interaksi di antara ketiga regio saraf ini, yang menghasilkan rangkaian siklis yang
dapat diperkirakan antara keadaan terjaga dan kedua jenis tidur, kini menjadi bahan penelitian
intensif. Bukti-bukti baru mengemukakan hubungan seperti berikut ini;
1. Kelompok neuron di hipotalamus merupakan puncak perintah untuk pengaturan sistem
keadaan terjaga. Neuron ini menyekresi neurotransmiter eksitatorik hipokretin (juga dikenal
oreksin). Mengejutkannya, hipokretin yang dikenal sebagai sinyal penguat nafsu makan,
sekarang juga diketahui berperan penting dalam keterjagaan. Neuron penyekresi hipokretin
ini melepaskan muatan secara autonom (dengan sendirinya) dan terus-menerus serta
menjaga Anda tetap sadar dan waspada dengan merangsang RAS. Neuron-neuron ini harus
dihambat agar kita dapat tidur, mungkin oleh IPSP yang dihasilkan oleh masukan dari sleep-
on neuron atau oleh masukan inhibitorik lain
2. Sleep-on neuron pada pusat pengaturan tidur gelombang lambat tampaknya bertanggung
jawab dalam menginduksi tidur, sepertinya dengan menghambat neuron yang mencetuskan
kesadaran dengan melepaskan neurotransmiter inhibitorik GABA. Mekanisme ini dapat
menjelaskan mengapa kita memasuki tidur gelombang lambat terlebih dahulu ketika kita
tertidur. Sleep-on neuron menjadi inaktif ketika seseorang terbangun dan aktif secara
maksimal hanya selama fase tidur gelombang lambat. Namun, apa yang mengaktifkan sleep
on neuron untuk menginduksi tidur? Para peneliti tidak terlalu mengetahui tentang faktor-
faktor yang mengaktifkan sleep-on neuron.
3. Sleep-on neuron REM pada pusat pengaturan tidur paradoksal menjadi sangat aktif selama
tidur REM. Tampaknya mereka dapat mematikan sleep-on neuron dan mengubah pola tidur
dari tidur gelombang lambat menjadi tidur REM. Mekanisme molekular yang mendasar yang
bertanggung jawab bagi hubungan siklik antara kedua jenis tidur ini belum sepenuhnya
dimengerti. Siklus normal dapat mudah diinterupsi, dengan sistem yang membuat kita terjaga
mudah mengalahkan sistem tidur daripada kebalikannya; yaitu, lebih mudah terjaga ketika
mengantuk daripada jatuh tertidur ketika terjaga penuh. Sistem yang membuat kita terjaga
dapat diaktifkan oleh masukan sensorik aferen (sebagai contoh, seseorang mengalami
kesulitan untuk tidur jika lingkungan berisik) atau oleh masukan yang turun ke batang otak
dari daerahdaerah otak yang lebih tinggi. Konsentrasi penuh atau keadaan emosi yang kuat,
misalnya rasa cemas atau kegembiraan, dapat mencegah orang tidur, demikian juga aktivitas
motorik, misalnya bangkit dan berjalan-jalan, dapat membangunkan orang yang mengantuk.
Namun, Anda dapat mengesampingkan kebutuhan untuk tidur selama beberapa lama
sebelum tekanan untuk tidur menjadi sesuatu yang tidak dapat ditahan lagi.
Fungsi tidur belum jelas
Tidur secara teratur adalah suatu kebutuhan mutlak pada kehidupan, meskipun ilmuwan
tidak yakin untuk tujuan apa tidur dilakukanorang yang mengantuk. Namun, Anda dapat
mengesampingkan kebutuhan untuk tidur selama beberapa lama sebelum tekanan untuk
tidur menjadi sesuatu yang tidak dapat ditahan lagi. Tidur secara teratur adalah suatu
kebutuhan mutlak pada kehidupan, meskipun ilmuwan tidak yakin untuk tujuan apa tidur
dilakukan. Fungsi tidur belum jelas. Meskipun manusia menghabiskan sekitar sepertiga
kehidupan mereka dengan tidur, mengapa tidur dibutuhkan masih merupakan misteri. Tidur
adalah dari otak dan untuk otak, bukan untuk bagian tubuh lainnya. Tidur tidak disertai oleh
penurunan aktivitas saraf (yaitu, sel-sel otak tidak "beristirahat"), seperti yang diduga
sebelumnya, tetapi disertai oleh perubahan mencolok dalam aktivitas. Meskipun masih
spekulatif, studistudi terakhir menunjukkan bahwa tidur gelombang-lambat dan tidur REM
memiliki fungsi berbeda. Salah satu hipotensi yang luas diterima adalah bahwa tidur memberi
otak waktu luang untuk memulihkan proses-proses biokimia atau fisiologi yang secara
progresif mengalami penurunan ketika tergaja.

( Sumber : Buku Fisiologi Sherwood hal. 184-185)

2. Gangguan Tidur ialah masalah pada pola tidur seseorang yang dapat menyebabkan suatu
masalah.Adapun klasifikasinya menurut Williams dan karacan) :
1. Gangguan tidur primer,termasuk insomnia,paralisis tidur,narkolepsi dan lain”
2. Gangguan tidur sekunder,Termasuk didalamnya antara lain gangguan tidur
skizorfrenia,depresi,alkoholisme dan lain”
3. Parasomnia,Termasuk didalamnya berjalan waktu tidur
4. Gangguan tidur yang bermodifikasi,seperti pada pasien gangguan kardiovaskuler

Menurut International Classification of Sleep Disorders dalam Japardi (2002), gangguan tidur
terbagi atas : disomnia dan parasomnia. Disomnia terdiri atas gangguan tidur spesifik di antaranya
adalah narkolepsi, gangguan gerakan anggota gerak badan secara periodik/ mioklonus nokturnal,
sindroma kaki gelisah/ Restless Legs Syndrome atau Ekboms Syndrome, gangguan pernafasan
saat tidur/ sleep apnea dan pasca trauma kepala; gangguan tidur irama sirkadian di antaranya
adalah gangguan tidur irama sirkadian sementara/ acute work shift/ jet lag, gangguan tidur irama
sirkadian menetap/ shift worker. Sedangkan parasomnia terdiri atas tiga, yaitu gangguan tidur
berjalan (sleep walking/ somnabulisme), gangguan terror tidur (sleep terror), gangguan tidur
berhubungan dengan fase REM ( Mardjono, 2008)

( Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam,JILID III,hal. 3660)

3. Menurut data internasional of sleep disorder, prevalensi penyebab-penyebab gangguan tidur


adalah sebagai berikut: Penyakit asma (61-74%), gangguan pusat pernafasan (40-50%), kram
kaki malam hari (16%), psychophysiological (15%), sindroma kaki gelisah (5-15%),
ketergantungan alkohol (10%), sindroma terlambat tidur (5-10%), depresi (65). Demensia (5%),
gangguan perubahan jadwal kerja (2- 5%), gangguan obstruksi sesak saluran nafas (1-2%),
penyakit ulkus peptikus (< 1%).
4. Bagaimana patofisiologi gangguan tidur?:
Jika terganggu,maka fungsi fisiologis dan psikologis dapat terganggu.Pengaturan mekanisme tidur
dan bangun sangat dipengaruhi olehsistem yang disebut Reticular Activity System. Bila aktivitas
Reticular Activity System ini meningkat maka orang tersebut dalam keadaan
sadar jika aktivitas Reticular Activity System menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur.
Aktivitas Reticular Activity System (RAS) ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas neurotransmitter
seperti sistem serotoninergic ,noradrenergik, kolinergik, dan histaminergik .
A. Sistem Serotoninergik
Hasil serotoninergik sangat dipengaruhi oleh hasil metabolisme asam amino triptofan. Dengan
bertambahnya jumlah triptofan, maka jumlah serotonin yang terbentuk juga meningkat akan
menyebabkan keadaan mengantuk/ tidur. Bila serotonin dalam triptofan terhambat
pembentukannya, maka terjadi keadaan tidak bisatidur/ jaga. Menurut beberapa peneliti lokasi
yang terbanyak sistem serotoninergik ini terletak pada nucleus raphe dorsalis di batang
otak,yang mana terdapat hubungan aktivitas serotonis di nucleus raphedorsalis dengan tidur
REM.
B. Sistem Adrenergik
Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepinefrin terletak di badan sel nucleus
cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat mempengaruhi
penurunan atau hilangnya REM Stimulating Hormon (TSH), Lituenizing Hormon(LH).
Hormon-hormon ini masing-masing disekresi secara teratur oleh kelenjar hipofisis anterior
melalui jalur hipotalamus. Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran
neurotransmitter norepinefirn, dopamine, serotonin yang bertugas mengatur mekanisme tidur
dan bangun tidur. Obat-obatan yang
mempengaruhi peningkatan aktivitas neuron noradrenergik akan menyebabkan penurunan
yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.
C. Sistem Kolinergik
Pemberian prostigimin intravena dapat mempengaruhi episodetidur REM. Stimulasi jalur
kolinergik ini, mengakibatkan aktivitas gambaran EEG seperti dalam kedaan jaga. Gangguan
aktivitas kolinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang
depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidurREM. Pada obat antikolinergik
(scopolamine) yang menghambat
pengeluaran kolinergik dari lokus sereleus maka tampak gangguan pada fase awal dan
penurunan REM.
D. Sistem Histaminergik
Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur.
E. Sistem Hormon.
Siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti Adrenal Corticotropin Hormone
(ACTH), Growth Hormon (GH),Tyroid Stimulating Hormon (TSH), Lituenizing Hormon
(LH).Hormon-hormon ini masing-masing disekresi secara teratur oleh kelenjar hipofisis
anterior melalui jalur hipotalamus. Sistem ini secara teratur mempengaruhi pengeluaran
neurotransmitter norepinefirn,dopamine, serotonin yang bertugas mengatur mekanisme tidur
dan bangun.

( sumber : Japardi, iskandar. Gangguan Tidur. 2012 Fakultas Kedokteran Bagian BedahUniversitas
Sumatera Utara )

5. LLD
Anamnesis
Garis besar riwayat psikiatri, sebagai berikut:
1.Data identitas
2.Keluhan utama dan masalah
3.Riwayat penyakit sekarang onset dan faktor presipitasi
4.Riwayat penyakit dahulu psikiatri, medis, riwayat penggunaan zat danatau alcohol
5 Riwayat pribadi (prenatal, masa kanak dini, pengahan dan akhir atauremaja, masa dewasa,
riwayat pekerjaan, perkawinan, pendidikan,agama, aktivitas sosial, lingkungan tempat
tinggal sekarang)
6 Riwayat seksual: pernah mengalami traumadimasa muda/tidak (sepertidiperkosa), pernah
melihat kekerasan seksual yang dilakukan ayahnya pada ibunya/tidak.
Pemeriksaan Psikiatri
1. Bicara:Kualitas dan kuantitas pembicaraan pasien dapatmenginformasikan proses
pikirnya. Kualitasnya berupa relevansi,kepatuhan,koherensi, kejelasan, dan volume
suara. Kuantitas yaitu banyak dan cepatnya pembicaraan serta suasana.
2. Persepsi :
a. Halusinasi
Dapat berupa halusinasi auditorik, visual, gustatorik, taktil,olfaktorik, kinestetik,
viseral, hipnagonik, histerik danformicatioon. Tanyakan apakah pasien mendengar
suara orangsaat tidak ada orang disekitar, apakah suara tersebut datang dariluar atau
didalam kepala, apakah ada halusinasi perintah danapa reaksi pasien atas halusinasi
tersebut.
b. Ilusi
Merupakan penilaian yang salah tentang pencerapan yangsungguh terjadi.
c. Depersonalisasi
Adalah perasaan aneh tentang dirinya bahwa dirinya
telah berubah dan tidak seperti biasa lagi. Contohnya pengalamandiluar tubuh (out
of body experience) dan sesuatu dari bagiantubuhnya bukan lagi kepunyaannya.
d. Derealisasi
Adalah perasaan aneh tentang lingkungannya berubah dantidak sesuai kenyataan.
3.Proses Pikir:
a. Bentuk Pikiran
Cara bagaimana buah pikir terhubungkan. Pikiran normaladalah bertujuan dan
terangkai berurutan dengan hubunganyang logis.
b. Isi PikiranDapat terjadi gangguan isi pikiran seperti waham, fobia,fantasi, obsesi,
suicidal thoughts, dan lain-lain.
c.Mimpi atau Fantasid.
d. Gangguan proses pikir

You might also like