You are on page 1of 6

Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No.

2, November 2014

STATUS BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK KEHIDUPAN BIOTA DAN INDEKS
PENCEMARAN PERAIRAN DI PESISIR CIREBON PADA MUSIM KEMARAU

WATER QUALITY STANDARDS FOR MARINE LIFE AND POLLUTION INDEX IN


CIREBON COASTAL AREA IN THE DRY SEASON

Nasir Sudirman1 dan Semeidi Husrin2


1
Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Laut dan Pesisir
Jl. Pasir Putih I, Ancol Timur, Jakarta Utara
email: nsr.sudirman@gmail.com
2
Loka Penelitian Sumber Daya dan Kerentanan Pesisir
Jl. Raya Padang – Painan KM.16 Bungus, Padang

Abstract

Coastal land that is adjacent to the sea are still is influenced by the tide. Cirebon coast generally
have ramps and high turbidity due to sediment supply and waste from the river that empties into the sea.
Cirebon coast is divided into two areas, namely governance City of cirebon and Regency of cirebon.
Coastal conditions closely related to river, estuaries, and the ocean in the region, the changing nature of
the river caused by human activities will affect the water quality and coastal environment. Environmental
pollution occurs mainly in the fisherman areas and industry. Determination of contamination status was
determined using the pollution index according to equation 1 Sumiotomo and Nerow (1970) in the
Minister of the Environment decree No. 115 of 2003 on Guidelines for Determination of Water Quality
Status. Criteria for determining the level of water quality based on water quality standards for marine life
by the Minister of Environment Decree No. 51 of 2004. The methods of research is done by the
measuring of pH, dissolved oxygen, conductivity, turbidity, temperature, salinity, organic matter using
Water quality Cheker along the coast cirebon within 500m - 1Km from the beach in June as a
representation of the dry season. The results of the analysis addressed that in the dry season there are
10stations lightly polluted, 6 stationsare being polluted and heavily polluted 4 station.

Keywords : Coastal Area, Pollution Index, Standards Quality, Cirebon

Pendahuluan Pencemaran air menurut PP No: 82


Pesisir merupakan daratan pinggir laut Tahun 2001 adalah masuknya atau
yang berbatasan langsung dengan laut yang dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan
masih dipengaruhi pasang dan surut air (Kay atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan
dalam Ningsih 2011). Kota Cirebon terletak manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke
pada posisi 108.33° dan 6.41° LS. Kabupaten tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak
Cirebon berada pada posisi 108°40’ - 108°48’ dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
BT dan 6°30’ – 7°00’ LS (BPS, 2010). Pesisir Baku Mutu Air Laut menurut Kep.Men LH No:
Cirebon umumnya landai dan memiliki tingkat 51 Tahun 2004 adalah ukuran batas atau kadar
kekeruhan tinggi akibat suplai sedimen dan makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang
limbah dari sungai yang bermuara ke laut. ada atau harus ada dan atau unsur pencemar
Kondisi pesisir erat kaitannya dengan sungai, yang ditenggang keberadaannya di dalam air
muara, dan laut pada wilayah tersebut, laut. Indeks Pencemaran (IP) adalah nilai
perubahan sifat sungai yang terjadi akibat ketetapan untuk menyatakan tingkat
kegiatan manusia akan mempengaruhi kualitas pencemaran, sebagaimana disebutkan
perairan lingkungan perairan pantai (Suhartono, Sumitomo dan Nemerow (1970) dalam
2009). Pencemaran lingkungan yang terjadi di Kep.Men LH No: 115 Tahun 2003. Indeks
kawasan padat nelayan dan industri disebabkan pencemaran ditentukan untuk suatu peruntukan,
masuknya limbah rumah tangga maupun kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa
industri yang mengandung bahan kimia ke peruntukan bagi seluruh bagian badan air atau
lingkungan perairan akan menimbulkan sebagian dari suatu sungai. Perhitungan indeks
perubahan terhadap kondisi ekologisnya. pencemaran untuk biota laut didasarkan pada
(Rositasari et al 2011). baku mutu menurut Kep.Men LH No: 115
Tahun 2003. Penelitian ini bertujuan untuk

149
Status Baku Mutu Air Laut......

Gambar 1. Peta Survey (Sumber: https://google.co.id/maps)


mengetahui kondisi perairan Cirebon secara Lij : Konsentrasi parameter kualitas air
umum apakah masih layak untuk kehidupan dalam baku mutu peruntukan air (j)
biota laut dan mengetahui nilai Indeks Ci : Konsentrasi parameter kualitas air
pencemaran nya. hasil survei
PIj : Indeks pencemaran bagi peruntukan
Materi dan Metode (j)
Waktu dan Tempat Penelitian (Ci/Lij)M : Nilai Ci/Lij Maksimum
Penelitian dilakukan dua kali yaitu (Ci/Lij)R : Nilai Ci/Lij Rata – rata
pada bulan Juni tahun 2013. Dimana Juni
sebagai representasi kemarau. Lokasi Hubungan tingkat ketercemaran dangan
pengambilan sampel pada bulan Juni pada jarak kriteria indeks pencemaran menurut baku mutu
kurang lebih 500 - 1000 meter dari tepi pantai air laut berdasarkan Keputusan Menteri Negara
untuk mengetahui kondisi perairan yang tidak Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003
terlalu dipengaruhi masukan sungai. 1. 0 ≤PIj ≤1,0 : Memenuhi baku mutu
(kondisi baik)
Alat 2. 1,0 < PIj ≤5,0 : Tercemar ringan
Pengumpulan data yang dilakukan dengan 3. 5,0 < PIj ≤10 : Tercemar sedang
pengukuran kualitas air secara insitu 4. PIj> 10 : Tercemar berat
menggunakan Water quality cheker (TOA DKK Kriteria penentuan tingkat kualitas air di
Tipe WQC-24) dasarkan baku mutu kualitas air untuk biota laut
menurut Keputusan Menteri Negara
Analisis Data Lingkungan Hidup Nomor : 51 Tahun 2004.
Penentuan status pencemaran ditentukan 1. Ph : 7-8,5
dengan menggunakan indeks pencemaran 2. TDS : Coral 20 mg/l Mangrove, 80 mg/l
persamaan 1 menurut Sumiotomo dan Nerow Lamun 20 mg/l
(1970) dalam Keputusan Menteri Negara 3. Salinitas : Coral 28-30‰, Mangrove 28-
Lingkungan Hidup Nomor : 115 Tahun 2003 32‰, Lamun 33-34‰
tentang Pedoman Penentuan Status Mutu Air. 4. Oksigen terlarut:>5 mg/l
PIj = √ (Ci/Lij)2M + (Ci/Lij)2 R/2
dimana :

150
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 2, November 2014

Hasil dan Pembahasan terukur dengan water quality cheker. Nilai pH


Hasil pengukuran kualitas air laut pada menunjukan kisaran 7,87 – 8,52. Nilai tersebut
survey yang dilakukan pada bulan Juni 2013 menunjukan kadar pH bersifat basa
pada jarak 500 meter sampai 1km ditampilkan sebagaimana umumnya kadar pH pada perairan
pada tabel 1. laut (Susana, 2009), sedangkan pH normal
Tabel 1 menunjukan nilai parameter perairan laut berada pada kisaran 5,6 – 8,3

Tabel 1. Data parameter air dengan menggunakan water quality checker


KOORDINAT
E S SA
No LOKASI DO TURB TEMP CHL
pH COND L
Stasiun ° ‘ “ ° ‘ “ mg/l ntu °C
ppm
43. 8.3 30.
A1 Cangkol 6 43 2.3 108 36 6.28 4.15 2.9 27.4 -
2 6 1
29. 34. 8.4 30.
A2 Citemu 6 45 108 37 6.18 4.21 4.7 27.8 -
8 3 2 0
16. 45. 8.4 30.
A3 Mundu 6 44 108 38 5.99 4.29 7.2 28.9 -
3 2 2 0
42. 12. 8.4 4.5 29.
A4 Kejawanan 6 43 108 39 5.82 4.25 28.1 -
7 8 1 9 9
49. 8.4 4.3 29.
A5 Kejawanan 6 43 108 41 3.2 5.57 4.35 28.8 -
3 0 0 8
22. 52. 8.3 8.1 29.
A6 Citemu 6 45 108 40 5.65 4.23 28.0 -
6 4 5 0 9
24. 50. 8.2 16. 29.
A7 Losari 6 46 108 40 5.80 4.24 28.1 -
2 1 8 20 9
13. 8.3 5.5 29.
A8 Pangenan 6 47 46 108 42 5.71 4.37 29.0 -
5 4 0 9
Pangenan
40. 8.2 14. 30.
A9 (muara 6 47 58 108 43 5.88 4.17 27.5 -
5 8 40 0
sungai)
21. 47. 8.2 33. 29.
A10 TPI Gebang 6 48 108 43 5.61 4.25 28.0 -
9 5 6 60 5
28. 8.2 26. 29.
A11 Kesunean 6 43 108 35 12 5.60 4.23 28.0 -
9 6 70 8
49. 41. 8.2 32. 29.
A12 Ade irma 6 42 108 34 5.36 4.23 28.8 1.4
5 1 4 50 9
10. 13. 8.2 58. 30.
A13 Panjunan 6 42 108 34 5.48 4.24 28.1 9.1
6 1 0 30 0
Pelabuhan
Cirebon 13. 8.1 77. 29.
A14 6 42 108 34 9.5 5.09 4.16 27.4 1.8
(muara 9 6 60 9
sungai)
26. 51. 8.5 52. 30.
A15 Samadikun 6 41 108 33 7.87 3.85 25.2 15.8
6 6 2 90 2
42. 7.8 154 29.
A16 Tangkil 6 40 108 34 0 3.54 4.17 27.5 22.2
5 7 .32 8
22. 38. 8.2 83. 30.
A17 Klayan 6 40 108 33 5.42 4.20 27.8 8.8
6 2 3 20 1
31. 8.1 81. 30.
A18 Gunung jati 6 39 38 108 33 3.88 4.21 27.8 -
7 6 70 1
37. 50. 8.3 50. 30.
A19 TPI Bondet 6 38 108 33 5.74 4.07 26.8 2.24
8 4 2 30 1
13. 32. 8.4 57. 30.
A20 Bungko 6 37 108 33 6.39 4.19 27.7 3.7
8 6 5 10 0

151
Status Baku Mutu Air Laut......

Tabel 2. Indeks pencemaran di pesisir Cirebon pada bulan Juni 2013


(Ci/Lij √(Ci/Lij
Ci/L Ci/Lij (Ci/ (Ci/ (Ci/Lij m)2
No m)2 + m)2 +
Lokasi ij rata- Lij Lij + (Ci/Lij Ket
Stasiun 2 2 (Ci/Lij 2 (Ci/Lij
max rata m) r) r) / 2
r)2 r)2 / 2
1.26 0.94 1.58 0.8 2.46 1.23 1.11 Tercemar
A1 Cangkol
8 ringan
1.24 1.06 1.53 1.1 2.64 1.32 1.15 Tercemar
A2 Citemu
1 ringan
1.44 1.21 2.07 1.4 3.54 1.77 1.33 Tercemar
A3 Mundu
6 ringan
1.16 1.02 1.35 1.0 2.40 1.20 1.10 Tercemar
A4 Kejawanan 1
5 ringan
1.11 0.99 1.24 0.9 2.22 1.11 1.05 Tercemar
A5 Kejawanan 2
7 ringan
1.62 1.24 2.62 1.5 4.17 2.09 1.44 Tercemar
A6 Citemu 2
5 ringan
3.24 1.79 10.5 3.2 13.71 6.85 2.62 Tercemar
A7 Losari
0 1 ringan
1.14 1.07 1.30 1.1 2.46 1.23 1.11 Tercemar
A8 Pangenan
5 ringan
Pangenan 2.88 1.68 8.29 2.8 11.11 5.55 2.36 Tercemar
A9
(muara sungai) 1 ringan
6.72 2.94 45.1 8.6 53.79 26.89 5.19 Tercemar
A10 TPI Gebang
6 3 sedang
5.34 2.48 28.5 6.1 34.65 17.33 4.16 Tercemar
A11 Kesunean
2 4 ringan
6.50 2.85 42.2 8.1 50.36 25.18 5.02 Tercemar
A12 Ade irma
5 1 sedang
11.6 4.57 135. 20. 156.87 78.44 8.86 Tercemar
A13 Panjunan
6 96 92 sedang
Pelabuhan 15.5 5.83 240. 34. 274.89 137.45 11.72
Tercemar
A14 Cirebon 2 87 02
berat
(muara sungai)
10.5 4.39 111. 19. 131.17 65.58 8.10 Tercemar
A15 Samadikun
8 94 23 sedang
30.8 10.83 952. 117 1069.93 534.97 23.13 Tercemar
A16 Tangkil
6 59 .35 berat
16.6 6.23 276. 38. 315.71 157.86 12.56 Tercemar
A17 Klayan
4 89 82 berat
16.3 6.03 267. 36. 303.30 151.65 12.31 Tercemar
A18 Gunung jati
4 00 30 berat
10.0 4.06 101. 16. 117.71 58.85 7.67 Tercemar
A19 TPI Bondet
6 20 50 sedang
11.4 4.56 130. 20. 151.25 75.62 8.70 Tercemar
A20 Bungko
2 42 83 sedang

(Wahab, 2005). Nilai pH pada stasiun survey 2012). Tingkat keasaman air laut mempengaruhi
sebagian besar masih dalam kisaran baku mutu pengendapan logam dalam sedimen semakin
air untuk biota laut menurut Kep.Men LH No : tinggi nilai pH maka akan semakin mudah
51 Tahun 2004 sebesar 8,5 kecuali untuk stasiun terjadi akumulasi logam (Wahab, 2005).
15 yaitu daerah Samadikun nilai pH nya sebesar Oksigen terlarut (DO) secara umum
8,52. Daerah Samadikun merupakan daerah menunjukan nilai yang normal dan berada di
padat penduduk dengan konsentrasi sampah dan atas baku mutu air laut Kep.Men LH Nomor :
buangan limbah yang cukup banyak. Nilai pH 51 Tahun 2004 >5ppm, kecuali Stasiun 16
dalam suatu perairan merupakan suatu indikasi (Tangkil) dan Stasiun 18 (Gunung jati) dengan
terganggunya perairan tersebut (Simanjuntak, nilai berturut – turut 3,54 ppm dan 3,88 ppm.

152
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 6 No. 2, November 2014

Gambar 2. Peta Survey

Daerah Tangkil dan Gunung jati adalah daerah Kekeruhan yang tinggi di daerah tersebut
pemukiman nelayan yang banyak terdapat disebabkan karena substrat berupa lumpur,
limbah organik dan anorganik dari buangan masukan sungai yang membawa limbah rumah
penduduk sekitar. Kecenderungan menurunnya tangga dan sampah, serta kuatnya arus yang
oksigen terlarut diperairan ini sangat menyebabkan teraduknya substrat.
dipengaruhi oleh meningkatnya bahan - bahan Temperatur perairan menunjukan nilai yang
organik yang masuk ke perairan disamping hampir seragam yaitu berkisar antara 29 – 30°C,
faktor - faktor lainnya diantaranya kenaikan nilai tersebut masih dalam kisaran normal suhu
suhu, salinitas, respirasi, adanya lapisan di atas perairan Indonesia secara umum. Peningkatan
permukaan air, senyawa yang mudah teroksidasi suhu menyebabkan turunnya kadar oksigen
dan tekanan atmosfir (Reid, 1961; Welch, 1980 terlarut karena peningkatan suhu menyebabkan
dalam Simanjuntak, 2007). Semakin banyak tingginya aktifitas metabolisme dan respirasi
bahan buangan organik yang ada di dalam air, organisme yang menyebabkan peningkatan
semakin sedikit sisa kandungan oksigen yang konsumsi oksigen. Peningkatan suhu perairan
terlarut di dalamnya (Wardhana dalam Poppo sebesar 10°C menyebabkan terjadinya
2008). Konduktivitas perairan laut memiliki peningkatan konsumsi oksigen namun oksigen
nilai yang sangat tinggi karena banyak terlarut cenderung menurun akibat kenaikan
mengandung garam terlarut karena garam – suhu tersebut (Effendi, 2003). Salinitas yang
garam tersebut dapat terionisasi, ionisasi inilah diperoleh pada seluruh stasiun seluruhnya
yang menyebabkan tingginya konduktivitas kurang dari 30‰, nilai tersebut berada pada
perairan ini (Effendi, 2003). Nilai konduktivitas kisaran 0,5 ‰ - 30‰ yang berarti perairan
berhubungan erat dengan nilai padatan terlarut payau (Effendy, 2003). Nilai salinitas yang
total, dimana nilai konduktivitas berbanding rendah tersebut dimungkinkan terjadi karena
terbalik dengan nilai padatan terlarut total masukan dari sungai pada saat air laut surut.
(Tebbut, 1992 dalam Effendi, 2003). Nilai salinitas terendah pada stasiun 15 daerah
Nilai kekeruhan (Turbidity) secara umum tersebut adalah Samadikun. Nilai klorofil /
menunjukan nilai yang melebihi baku mutu bahan organik yang tercatat alat WQC
lingkungan, kecuali pada stasiun 1, 2, 4 dan 5, menunjukan nilai yang bevariasi pada stasiun 12
yang nilainya <5 yaitu daerah Kejawanan, (Ade Irma), 14 (Pelabuhan Cirebon) dan 19
Citemu, Pangenan, Karang Sembung. (TPI Bondet) termasuk bahan organik sangat

153
Status Baku Mutu Air Laut......

rendah, stasiun 20 (Bungko) rendah, stasiun 16 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
(Tangkil) tinggi, kriteria tersebut didasarkan Nomor : 115 Tahun 2003 Tentang
pada Foth (1979). Bahan organik yang tinggi Pedoman Penentuan Status Mutu Air.
pada daerah tersebut salah satunya disebabkan (Link: http://www.menlh.go.id),
karena dekatnya dengan aliran sungai yang tanggal akses 28 Januari 2014
membawa material antara lain sampah dan Ningsih, A., 2011, Pemanfaatan Tanah Timbul
limbah rumah tangga. Pada daerah tersebut di di Pesisir Mundu Kabupaten Cirebon,
tepi – tepi pantainya terdapat tumpukan sampah Laporan Skripsi, Universitas
yang cukup banyak. Pendidikan Indonesia. (Link :
Data kualitas air yang diperoleh dengan http://www.upi.edu). tanggal akses 28
water quality checker juga digunakan untuk Januari 2014
memperoleh nilai Indeks pencemaran di pesisir Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Cirebon pada bulan Juni 2013. Status indeks Nomor : 82 Tahun 2001 Tentang
pencemaran ditampilkan pada tabel 2. Pengelolaan Kualitas Air dan
Dari tabel 2 kondisi pesisir cirebon pada Pengendalian Pencemaran Air. (Link:
seluruh stasiun pengambilan sampel dalam http://datahukum.pnri.go.id/) tanggal
kondisi tercemar dengan intensitas yang akses 28 Januari 2014
berbeda. Stasiun 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11 Poppo, Ari, Mahendra, M.S, Sundra, I, Ketut,
dalam kondisi tercemar ringan. Stasiun 10, 12, 2008, Studi Kualitas Perairan Pantai di
13, 15, 19, 20 dalam kondisi tercemar sedang. Kawasan Industry Perikanan, Desa
Sedangkan stasiun 14, 16, 17, 18 dalam kondisi Pengambengan, Kecamatan Negara,
tercemar berat, daerah tersebut adalah Kabupaten Jembrana, Ecotrophic, 3(2):
Pelabuhan Cirebon, Tangkil, Klayan, Gunung 98-103
jati. Kondisi di lapangan pada stasiun tersebut Rositasari, R, Wahyu, B.S., Indarto, H.S,
banyak terdapat sampah serta kondisi air yang Hasanudin dan Bayu. P,. 2011. Kajian
sangat keruh. Dan Prediksi Kerentanan Pesisir
Terhadap Perubahan Iklim: Studi
Kesimpulan Kasus Di Pesisir Cirebon, Jurnal Ilmu
Kondisi perairan Cirebon memiliki Indeks dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 3,
pencemaran perairan berdasarkan baku mutu No. 1, Hal. 52-64
untuk biota laut yang bervariasi. Namun seluruh Simanjuntak, M, 2007, Oksigen Terlarut dan
stasiun pada bulan Juni seluruhnya dalam Apparent Oxygen Utilization di
kondisi tercemar. Pada bulan Juni terdapat 10 Perairan Teluk Klabat,Pulau Bangka,
stasiun dengan status tercemar ringan, 6 stasiun Ilmu Kelautan, Vol. 12 (2): 59 – 66
tercemar sedang, dan 4 stasiun tercemar berat. Suhartono, E., 2009, Identifikasi Kualitas
Perairan Pantai Akibat Limbah
Daftar Pustaka Domestik Pada Monsoon Timur
Badan pusat statistik, 2010, “Kabupaten Dengan Metode Indeks Pencemaran,
Cirebon dalam angka 2010”, (Link: Wahana TEKNIK SIPIL Vol. 14 No. 1,
http://cirebonkab.bps.go.id), tanggal hal : 51-62
akses 28 Januari 2014 Susana, Tjuju, 2009, Tingkat Keasaman (pH)
Badan pusat statistik, 2012, “Kota Cirebon dan Oksigen Terlarut Sebagai Indikator
dalam angka 2012”, (Link: Kualitas Perairan Sekitar Muara Sungai
http://www.cirebonkota.go.id), tanggal Cisadane, Jurnal Teknologi
akses 28 Januari 2014 Lingkungan, Vol5, pp.33-39
Effendi, Hefni, Telaah Kualitas Air Bagi Wahab, A, Wahid, 2005, Analisis Kandungan
Pengelolaan Sumber Daya dan Logam Berat Timbal Dan Seng Di
Lingkungan Perairan, 2003, Kanisius, Sekitar Perairan Pelabuhan Pare-Pare
Yogyakarta. Dengan Metode Adisi Standar, Marina
Foth, H.D. 1979. “Dasar - dasar Ilmu Tanah, Chemica Acta, hal 21 - 24
Edisi Keenam. Alih Bahasa Soenarto
Adisoemarto”, 1994. Erlangga. Jakarta.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor : 51 Tahun 2004 Tentang Baku
Mutu Air Laut (Link:
http://www.menlh.go.id), tanggal akses
28 Januari 2014

154

You might also like