You are on page 1of 6

1.

Metoda Manual Desain 2017

Sebelum memulai desain dengan metoda manual desain 2017, maka terlebih
dahulu ada beberapa spesifikasi jalan yang ditinjau sebegai berikut:
 Kelas jalan = kolektor
 Jumlah jalur = 2 arah
 Jumlah lajur = 2 lajur
 Umur rencana = 10 tahun (asumsi)

Tabel 1.1 Umur Rencana Perkerasan Jalan Baru

Sumber : Manual Desain 2017

 TM ( traffic Multiplier ) : untuk pembebanan di indonesia berkisar 1,8 - 2

Tabel 1.2 Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) Minimum Untuk Desain

Sumber : Manual Desain 2017

 Untuk menetukan pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana (R) maka
digunakan rumus seperti dibawah ini:
(1+0,01𝑖)𝑈𝑅 −1
R= 0,01𝑖
(1+0,01𝑥0.035)10 −1
R= 0,01𝑥0.035
R = 10.015

1
Perhitungan desain tebal perkerasan pada metoda 2017 dimulai dari mencari
nilai dari CESA4,CESA5 dan ESA 10 tahun. Untuk mendapatkan nilai CESA4,
terlebih dahulu harus mendapatkan nilai ESA4, nilai ini didapatkan dari data LHR
dari jalan yang disurvey. Perhitungan untuk mendapatkan nilai ESA4 seperti tabel
dibawah ini:

Tabel 1.3 Koefisien Distribusi Kendaraan (C)


Jumlah Kendaraan Ringan* Kendaran Berat**
Lajur 1 arah 2 arah 1 arah 2 arah
1 lajur 1,00 1,00 1,00 1,00
2 lajur 0,60 0,50 0,75 0,50
3 lajur 0,40 0,40 0,50 0,475
4 lajur - 0,30 - 0,45
5 lajur - 0,25 - 0,425
6 lajur - 0,20 - 0,40
Sumber : Manual desain 2017
Dimana Koefisien Distribusi Kendaraan ( C ):
 50 % untuk kendaraan ringan
 50% untuk kendaraan berat ( bus dan truk )
Tabel 1.4 Menentukan Nilai ESA4
Konfigurasi
Jenis Kendaraan Sumbu LHR C VDF4 ESA4
Kendaraan ringan 1,1 639 0,5 0 0
Bus 1,1 88 0,5 0,3 13,2
Truck 2 As 1,1 28 0,5 1,6 22,4
Truck 3 As 1,2 37 0,5 7,6 140,6
Truk 4 As 1,2 22 0,5 13,6 149
Jumlah 814 ESA4 325,2
Sumber : Manual Desain 2017

Seperti yang terlihat pada tabel diatas, bahwa nilai ESA4 didapatkan dari hasil
perkalian dari LHR x C x VDF4 dimana didapatkan nilai ESA4 sebesar 325,2.
Selanjutnya untuk mendapatkan nilai CESA4 dimasukan kedalam sebuaah rumus
seperti dibawah ini:
CESA4 = ESA4 x 365 x R = 1.159..448 ESAL

2
Selanjutnya untuk mendapatkan nilai dari CESA5 sama halnya dengan
CESA4 dimana terlebih dahulu mencari nilai ESA5, perhitungan untuk
mendapatkan ESA5 terdapat pada tabel dibawah ini :

Dimna Koefisien Distribusi Kendaraan ( C ):


 50 % untuk kendaraan ringan
 50% untuk kendaraan berat ( bus dan truk )
Tabel 1.5 Menentukan Nilai ESA5
Konfigurasi
Jenis Kendaraan LHR C VDF5 ESA5
Sumbu
Kendaraan ringan 1,1 639 0,5 0 0
Bus 1,1 88 0,5 0,2 17,6
Truck 2 As 1,1 28 0,5 1,7 23,8
Truck 3 As 1,2 37 0,5 11,2 207,2
Truk 4 As 1,2 22 0,5 24 264
Jumlah 814 ESA5 512
Sumber : Manual Desain 2017
Seperti yang terlihat pada tabel, bahwa nilai ESA5 didapatkan dari hasil
perkalian dari LHR x C x VDF5 dimana didapatkan nilai ESA5 sebesar 512.
Selanjutnya untuk mendapatkan nilai CESA5 dimasukan kedalam sebuaah rumus
seperti dibawah ini:
CESA5 = ESA5 x 365 x R
= 1.825.454 ESAL
CESA5 = TM x CESA4
=3.650.908 ESAL
Setelah mendapatkan nilai CESA5, maka langkah selanjutnya mencari nilai
persentase terhadap populasi kendaraan niaga. Penentuan nilai persen tersebut
tergantung kepada jumlah lajur pada jalan tersebut, nilai tersebut dapat terlihat pada
tabel faktor distribusi lajur dibawah ini:

3
Tabel 1.6 Faktor Distribusi Lajur ( DL )

Sumber : Manual Desain 2017


Jumlah lajur pada setiap arah pada jalan yang ditinjau adalah 1, dimana nilai
ini akan mengeluarkan nilai persentase terhadap populasi kendaraan niaga sebesar
100%.
Tabel 1.7 Pemilihan Jenis Perkerasan

Sumber : Manual Desain 2017

Dari tabel diatas akan diketahui dengan menggunakan desain nomor berapa
yang akan digunakan untuk mendapatkan nilai dari tebal perkerasaan jalan tersebut.

4
Kerana nilai ESA20 tahun berkisar antar 10 -30, sehingga dapat ditentukan tipe
perkerasan yaitu AC atau HRS tipis diatas lapis pondasu berbutir, dengan ciri - ciri
nilai CBR 25% dan di dapatkan secara mekanis.
Selanjutnya memasukkan nilai CBR tanah dasar untuk menentukan (Capping
Layer), dimana tabel pada bagan desain 2 memberikan solusi untuk desain pondasi
jalan minimum dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.8 Bagan Desain 2 : Solusi Desain Pondasi Jalan Minimum

Sumber : Manual Desain 2017

Untuk CBR tanah dasar yang besarnya 25% dan CESA5 sebesar 3.650.908
ESAL, maka penanganan desain pondasi jalan menggunakan metode desain A
(untuk tanah normal). Untuk kondisi tersebut, dilakukan perbaikan tanah dasar
menggunakan lapis penopang (capping layer) sebesar 100 mm. Setelah
mendapatkan nilai capping layer, maka selanjutnya menentukan tebal perkerasan
jalan tersebut dengan menggunakan sebuah tabel seperti dibawah ini:

5
Tabel 1.9 Bagan Desain 3: Desain Perkerasan Lentur Opsi Biaya Minimum
Termasuk CTBˡ

Sumber : Manual Desain 2017

Setelah dilihat dari tabel maka dapat dikeluarkan nilai-nilai dari setiap lapisan
perkerasan, tabel ini memudahkan desain agar mendapatkan nilai yang efektif dan
efisien, berikut ini tabel desain tebal perkerasan perlapisan menggunakan metoda
desain 3:
Tabel 1.10 Hasil Akhir Tebal Perkerasan Metoda Manual Desain 2017
Tebal Perkerasan
Jenis
(mm)
AC WC 40

AC BC 60

AC Base 70

LPA Kelas A 300

You might also like