You are on page 1of 12

1.

Usaha Kreatif
Usaha kreatif yang saya lakukan adalah memberikan metode pembelajaran dengan 1)
Ceramah dengan menggunakan powerpoint, Dalam bahan ajar yang saya berikan saya
membuat Tujuan Umum dan Tujuan Khusus setiap sub topik yang saya berikan agar
mahasiswa mampu memahami batasan-batasan apa yang harus mereka kuasi di setiap sub
topik perkuliahan, metode lain yang saya berikan adalah dengan 2) Ceramah dengan pre test
dan post test disertai dengan resume di tulis tangan dalam buku yang sering kami sebut
dengan buku saku, sebelum masuk perkuliahan mahasiswa harus menyiapkan resume dari
literatur seperti buku, ebook, maupun jurnal guananya agar mereka memahami sub topik
yang diberikan dan pada saat saya memberikan penjelasan mereka sudah lebih paham dan
gampang untk dimengerti. Awal Pekuliahan saya memberikan Quis tentang sub topik yang
akan saya ajarkan yang biasa kami sebut dengan pre test, yang berguna untuk mengetahui
sejauh mana pemahaman mahasiswa terkait mata ajar yang saya akan berikan, kemudian
diakhir perkuliahan saya membuka sesi tanya jawab untuk melihat feedback pemahaman
mahasiswa dan yang akan menjawab adalah teman sekelasnya sendiri, yang gunanya untuk
mengevaluasi apakah tingkat pemahaman mahasiswa sudah sampai kepada tujuan
perkuliahan yang diharapkan, setelah semua pertanyaan sudah diberikan kemudian saya
memberikan quiz yang sering kami sebut dengan post test, hasil yang diharapkan adalah nilai
post test lebih baik dari pada nilai pre test, kemudian metode saya lakukan ada juga dalam
bentuk 4) Small Group Disscusion (SGD) terderi dari 5 orang dalam satu kelompok, tugas tiap
kelompok membuat dalam kasus medik dimulai dari defenisi, anatomi, etiologi, manifestasi
klinik, pemeriksaan pennunjang, penatalaksanaan serta Asuhan keperawatan (Pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi) dari literatur buku yang sudah saya beritahu
referensinya dan jurnal terkait kasus medik yang diangkat kemudian mereka
mempresentasikan, kemudian mahasiswa membuat membuat kasus medik kemudian
diatanyakan sistem apa yang terganggu dan bagaimana asuhan keperawatannya untuk
menguji apakah teman-temannya memahami hasil presentase yang mereka paparkan teman-
temanya membuat jawaban dari kasus tersebut dan setelah itu saya sebagai fasilitaor
mengarahkan dan membahas satu-persatu jawaban dari kasus tersebut, metode
pembelajaran yang saya kembangkan juga dalam bentuk 4) Project Based Learning (PJBL),
topik-topik di PBJL yang saya berikan kepada mahasiswa adalah kasus-kasus kebanyakan yang
ada di daerah yang akan dilakukan penyuluhan dan bekerjasama dengan Puskesmas,
kemudian mahasiswa mebmbuat dalam bentuk laporan terkait kasus tersebut yang di
dalamnya juga di muat kasus medik dimulai dari defenisi, anatomi, etiologi, manifestasi klinik,
pemeriksaan pennunjang, penatalaksanaan serta Asuhan keperawatan (Pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi, evaluasi) dari literatur buku yang sudah saya beritahu referensinya
dan jurnal terkait dan membuat susunan acara penyuluhan (SAP), membuat Leaflat dan
membuat powerpoint sebagai media penyuluhan, dan kegiatan PBJL tersebut dikemas dalam
bentuk Promosi Kesehatan dengan cara melakukan penyuluhan.

2. Dampak perubahan

Dengan metode 1) Ceramah, mahasiswa tampak lebih diam, tidak aktif, bosan dan mengantuk karena
semua penjelasan dosen yang memberikan, kemudian metode saya rubah menjadi 2) ceramah dengan
pre test dan post test serta resume yang ditulis tangan dalam buku yang kami sebut dengan buku saku,
hasil dari pre test dan post di koreksi oleh mahasiswa dan dijadikan sebagai nilai harian dan
dikumulatifkan untuk nilai akhir mahasiswa dampaknya mahasiswa mahasiswa lebih antusisas dan
mereka berusaha untuk mendapatkan nilai lebih baik dan pada saat menjelaskan topik tersebut
mahasiswa lebih memahami karena sebelumnya mereka sudah membuat resume dari hasil nilai yang
saya lihat mengalami peningkatan rata-rata nilai yang nereka peroleh 80 -100 dari 40-65, selain itu
saya juga membuat metode 3) Small Group Descussion (SGD), Dampaknya mahasiswa lebih aktif dan
lebih terbentuk rasa percaya diri sebagai presentator dan pengetahuan mereka lebih luas karena
dalam SGD saya perintahkan dari literatur buku yang sudah saya beritahu referensinya dan jurnal
terkait kasus medik yang diangkat serta tren dan isuue rebaru terkait tersebut, Metode lainnya yang
saya lakukan adalah 4) Project Based Learning (PJBL), dampaknya adalah mahasiswa lebih termotivasi,
percaya diri, dan mampu berkomunikasi dengan baik terhadap masyarakat karena mereka merasa
ilmu yang mereka berikan tampak lebih aplikatif dan berkontribusi buat masyarakat.

3) Kedisiplinan

Sebagai seorang dosen kedisplinan itu sangat perlu kita aplikasikan karena sebagai seorang dosen
merupakan role model bagi mahasiwaya, untuk itu kedisiplian yang selalu saya tanamkan adalah 1)
saya berusaha tepat waktu dalam melaksakan tugas mengajar sesuai jadwal Rencana Pembelajaran
Semester (RPS), jika saya berhalangan masuk saya menganjurkan mahasiswa untuk keperpusttakaan
dan membuaka e-Journal di perpustakaan untuk mencari trend dan Issue ilmu keperawatan terkini,
dan pada saat masuk dipertemuan berikutnya saya meminta mereka menjelaskan tren dan issue
keperawatan terkini yang mereka dapat. 2) mengikuti peraturan institusi setiap hari kerja masuk pada
pukul 08.00 s.d 16.00 WIB, dan memngikuti apel pagi seluruh staff, 3) setiap kali mengajar saya
biasanya membuat powerpoint sebagai media pembelajaran dalam pembelajaran saya selalu
memberikan pre test dan post test pada mahasiswa dan mengkoreksi serta menilai hasil resume
mahasiswa yang telah dibuat dengan bobot nilai resume 10 %, pre test dan post test 10 %, 4)
melaksanakan UTS dan UAS sesuai dengan Jadwal yang telah ditentukan dengan persentase masing-
masing 25 %, 5) Mahasiswa yang kehadirannya dibawah dari 75 % diberikan penugasan, jika
penugasan sudah selesai mahasiswa tersebut baru diijinkan mengikuti ujian sesuai SOP peraturan
akademik yang disahkan, 6) dispilin melaksanakan Tridarma perguruan tinggi dan melaksanakan
penelitian dan pengabdian masyarakat minimal 1 dalam kurun waktu 1 tahun, 7) disiplin dalam
memberikan hasil nilai akhir mahasiswa ke admin program studi, 8) Disiplin dalam mengadakan
pertemuan dosen Pembimbing Akademik (PA) serta mengisi buku PA setiap semester dengan jadwal
yang sudah ditentukan.

4) Keteladanan

Selain kedisiplinan keteladanan juga sangat perlu di terapkan sebagai dosen, salah satu bentuk
keteladan saya sebagai dosen adalah saya harus mampu bersikap dan berprilaku baik dengan orang-
orang dilingkungan saya seperti dengan teman sejawat dan mahasiswa agar energi postif tercipta
dilingkungan kerja dan iklim kerja juga akan baik, khususnya buat mahasiswa karena dosen adalah
sumber inspirasi bagi mahasiswanya. Sebagai sumber inspirasi biasanya saya suga menceritakan jatuh
bangun saya pada saat saya kuliah sampai pada titik ini, bagaimana saya menyikapi masalah dengan
lebih memahami kemauan dosen tersebut karena saya telah melakukan kesalahan dan melamggar
aturan kampus, bagaimana saya meghadapi keterbatasan saya yang susah mengingat penjelasan
dengan saya merekam saat dosen menjelaskan melalui handphone agar pada saat pulang saya bisa
mengulang kembali, dengan pengalaman yang saya ceritakan dan sedikit memberi motivasi kepada
ahasiswa, mahasiswa lebih mampu menyikapi masalah terkait dengan masalah yang mereka hadapi,
saya juga memberika motivasi kepada mahasiswa bahwa perawat itu tidak harus bekerja di rumah
sakit ataupu menjadi dosen, perawat juga bisa menjadi sebagai seorang enterpreuner, karena searang
perawat disahkan membuka praktuk mandiri, kebetulan saya adalah dosen sekaligus sebagai spesialis
perawat luka, maka itu saya selalu memotibvasi mereka untuk mengikuti pelatihan-pelatihan khusus
dibidang ilmu yang mereka senangi khususnya perawat luka, saya bercerita bagaimana menjadi
seorang perawat luka dan apa keuntungan jika kita menjadi seorang perawat luka, dan kita bisa
berkembang menjadi seorang enterprener keperawatan, dan biasanya sharing pengalaman itu saya
buat seperti diskusi biasa pada saat mereka dikantin, pada saat pertemuan PA dan terkadang disela-
sela pengajaran saya sisipkan kata-kata yang memotivasi mereka.

5. Keterbukaan terhadap kritik

Sebagai seorang dosen saya sangat mebutuhkan kritik dan saran baik dari mahasiswa, teman sejawat
dan kaprodi dan ketua stikes. Mahasiswa merpakan orang yang sangat diruigikan jika saya tidak
terbukas terhadap kriktik, karena apa yang saya lukakan dalam pengejaran sepenuhnya untuk mereka,
jika saya tidak baik dalam menyampaikan topik-topik yang saya ajarkan maka akan sangat merugikan
mahassiwa, karena kata dan ilmu yang saya sampaikan merupakan bagian dari referensi mereka.
Keterbukaan yang saya lakukan adalah disetiap akhir semester disetiap tingkat saya selalu meminnta
mahasiswa menuliskan kelebihan, kekurangan dan saran serta masukan untuk saya demi kebaikan
bersama, dan itu mahasiswa tuliskan disebuah kertas tanpa nama, kemudian saya kumpulkan dan
saya baca, 1) Mahasiswa, hasil dari kritik mahasiswa rata-rata mereka sangat puas, menurut mereka
bahasa yang saya gunakan gampang dipahami, powerpoint yangs aya berikan menarik dan mereka
tidak mnegntuk, pada saat mengajar saya banyak interaksi dengan mereka, dan kekurangan saya
menurut mahasiswa adalah saya bicaranya terlalu cepat, tanggapan yang saya lakukan adalah
mencoba memperlambat intinasi bahasa yang saya gunakan pada saat mengajar dan disela-sela
pengajaran saya mencoba mengevalusi kepada mahasiswa dengan menayakan apakah saya terlau
cepat, dan apakah mahasiswa sudah paham terkait dengan yang saya jelaskan, kalau mereka tidak
jelas saya berusaha mengulangnya. 2) Teman sejawat, biasanya saya menanyakan kepada teman saya
sambil bercanda apa kekurangan saya sebagai rekan kerja dia dan sebagai dosen, tanggapan mereka
adalah sebagai rekan kerja saya sangat menyenangkan karena bisa mencairkan suasana dan humoris,
mau mendengarkan masukkan-masukkan mereka, namun keurangan saya menurut mereka adalah
dalam menyimpan difile sedikit berantakan terlalu cepat dalam mengeksekusi suatu permsalahan
yang terjadi, dan menanggapi kritik rekan saya mencoba menata file-file saya dengan baik, kemudian
setiap ada permasalahan saya meminta pendapat teman saya atas sikap dan kepuatusan yang saya
ambil. 3) Ketua stikes biasanya mengkritik melalui sindiran, saya adalah orang yang sangat peka
terhadap sindiran dari atasan saya, bisanya hal yang salakukan mengahdaoi sindiran atasan saya
adalah merubahnya dan mengikuti sepertu kemauan dari atasan saya.

2B. Unsur B

6. Publikasi karya Ilmiah

Salah satu tugas utama dosen adalah Tridharma perguruan tinggi yang isinya adalah pengajaran,
penelitian dan pengabdian masyarakat, yang gunannya untuk meningkatkan kulaitas kerja dosen dan
menambah ilmu pengetahuan, untuk itu saya sangat tertarik dan tertantang untuk bisa
mempublikasikan hasil karaya ilmiah saya, karena hal tersebut merupakan kebanggan bagi saya jika
karya ilmiah saya digunakan orang lain sebagai referensi lanjutan untuk keilmuannya. Sampai saat ini
saya mempunyai 3 karya ilmiah dalam bentuk penelitian, dua diantaranya dipublikasiskan dalan jurnal
lokal yaitu jurnaol yang di terbitkan oleh Stikes hangtuah Tanjungpinang, 1 diantyaranya
dipublikasikan dalam bentuk internasioanl yaitu di seminar internasinal Second international Nursing
Confrance Stikes Hang Tuah Surabaya tahun 2016 dengan tema seminar “Developing Cros-Cultural
Understanding and Behavior in Nursing Care Service”. Manfaat dari penelitian tersebut adalah
ternyata dalam mengatasi diare pada anak dapat memanfaatkan air kelapa muda yang dikonsumsi
saat diare terjadi karena komposisi dari air kelapa muda dapat mengantikan cairan tubuh yang hilang
dan dapat mengurangi frekuensi diare , kebetulan didaerah saya kepulauan riau sanagat gampang
sekali menadapatkan kelapa muda, dan penelitian ini sangat bermanafaat sekali buat masyarakat
karana dapat mengatasi komplikasi dari diare yaitu shock hipovolmik kareana kehilangan cairan, dan
digantikan oleh air kelapa hijau.

7. Makna dan Kegunaan

Karya tulis ilmiah seperti penelitian yang saya lakukan memiliki dapak yang baik untuk pengembangan
ilmu dibidang keperawatan, misalnya penelitian kedua saya yang berjudul “Efektifitas Oralit Dan
Pemberian Terapi Air Kelapa Muda Untuk Mengurangi Frekuensi Diare Pada Anak” sangant
bermanfaat pada masyarakat dan di bidang kelimuan saya, karena penelitian tersebut menambah
intervensi keperawatan dan sebagai upaya preventif dalam penanganan pasien deiare untuk
mencegah terjadinya komplikasi akibat diare seperti shock hipovolemik. Selain itu pebelitian ini
merupakan peneltian komperatif yang membandingkan anatara pemberian oralit denga pemberian
air kelapa muda untuk memperbaikai cairan tubuh yang lebih cepat, dari hasil studi comperative yang
kami lakukan ternyata jauh lebih efektif pemebrian air kelapa muda dibandingakan oralit, begitu juga
dengan rasa, anak-anak lebih suka pada air kelapa muda dari pada oralit, untuk itu masyarakat dapat
mengganti pemberian oralit dengan air kelapa muda dalam memperbaiki atau mengganti cairan tubuh
yang hilang akibat diare, selain itu manfaat pemberian air kelapa muda lebih baik dari pada oralit
adalah masih banyaknya spekulasi di masyarakat akibat kurangnya pemahaman masyarakat
bagaimana cara membuat larutan oralit terkait takaran gula garam yang diberikan untuk mampu
menganti cairan tubuh, jika dengan air kelapa muda, setiap mengkonsumsi 100 ml kelapa muda
terdapat 250 mg potassium dan 105 sodium yang didalamnya sudah tergabung cairan elektrolit yang
cukup untuk mengganti cairan tubuh yang hilang. Begitu juga dengnan penelitian pertama saya yang
berjudul “Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media pembelajaran Audio Visual terhadap
pengetahuan remaja tentang Bahaya Merokok” kontribusi untuk keilmuannya adalah memberikan
kotribusi dalam mencanangkan gerakan promosi kesehatan yamng salah satunya adalah upaya
preventive bahaya merokok. Penelitian saya berikutnya yang berjudul “Efektifitas Senam Asma
terhadap Arus Puncak Ekspirasi pada Pasein Asma Bronkiale” Kontribusi untuk keilmuannya adalah
memperkaya intervensi keperawatan bahwa dengan melakukan senam Asma maka Arus Puncak
Ekpirasi pasien Asma bisa lebih baik, dan mengurangi dampak sesak dan kekambuhan Asma pada
Pasien Asma Bronkiale.

8. Usaha inovativ

Penelitaian yang saya lakukan merupakan suatu ilmu baru buat saya misalnya penelitian dengan judul
“Efektifitas Oralit Dan Pemberian Terapi Air Kelapa Muda Untuk Mengurangi Frekuensi Diare Pada
Anak” nilai inovatifnya adalah dalam mengganti cairan tubuh yang hilang masyarakat akan lebih
digampangkan karena dengan pemberian 100 ml air kelapa muda sudah mampu menggantikan
sebanyal 250 mg postasium dan 105 sodium yang didalamnya sudah termasuk cairan elektrolit,
dibandingkan harus memberikan oralit selain rasa yang kurang enak buat anak-anak takaran gula
garamnya juga membuat masyarakay terkadang bingung. Begitu juga dengan penelitian saya yang
berjudul “Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media pembelajaran Audio Visual terhadap
pengetahuan remaja tentang Bahaya Merokok”, nilai inovatifnya adalah dalam memberikan
pendidikan kesehatan pada anak ternayata anak lebih gampang memahami bahaya merokok adalah
dengan metide audio visual, karena dalam Audio visual dapat diatampilkan bahaya meriokok yang bisa
merusak paru-paru, hal itu membuat mereka menjadi lebih takut dan dampaknya ada pemahaman
yang lebuih serius jika mereka merokok dalam jangka waktu yang cukup lama. Penelitian saya yang
ketiga yang berjudul Efektifitas Senam Asma terhadap Arus Puncak Ekspirasi pada Pasein Asma
Bronkiale” nilai inofativnya adalah, terbetuknya komunitas senam Asma di lingkungan Puskesmas Batu
X setiap hari Kamis dan Sabtu, yang dikoordinasikian di bagian seksi pelayanan dan pengendalian
penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa.
9. Konsistensi Keilmuan

Dengan Bekal ilmu keperawatan yang saya miliki dan saya pernah bekerja di salah satu rumah sakit
sebagai perawat pelaksana, saya merasa cukup bangga dengan profesi yang saya jalankan karena
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien maupun masyarakat saya harus mempunyai
bekal ilmu yang banyak dan ilmu yamnh saya aplikasikan merupakan ilmu yang sangat bermanfaat
buat masyarakat dan pasien, karena ilmu tersebut mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat
meningkatkan usia harapan hidup pada pasien, untuk itu saya ingin melanjutkan keilmuan saya
dengan mengambil S2 keperawatan dengan harapan ilmu aplikatif saya bertambah, setelah saya lulus
S2 keperawatan, alhamdulilllah saya diterima menjadi Dosen di STIKES Hang Tuah Tanjungpinang.
Pengembangan ilu yang saya lakukan adalah saya tetep berkonsistensi melakukan penelitian dan
pengabdian masyarakat dengan ilmu yang saya miliki di bidang keperawatan, dan saya juga mencoba
berinovasi dengan ilmu-ilmu terbaru dibidang dan mengikuti pelatihan-pelatihan di bidang
keperawatan, misalnya saya sendiri dengan tim sudah mengikuti pelatihan perawatan luka, dan saat
ini ilmu yang saya dapatkan tersebut saya kembangan dengan cara membuka klinik perawatan luka
dengan Brand ”We Care”. Di klinik tersebut kami membuka pelayanan perawatan luka seperti Jenis
Luka Bakar, Luka Gangren, Luka Operasi dll.Ilmu perawatan luka itu juga saya kembangkan dalam
bentuk penelitian dan pengabdian masyarakat karena tugas saya sebagai seorang dosen adalah
mengaplikasikan Tridarma perguruan tinnggi yang ilmunya bukan hanya berguna buat mahasiswa tapi
juga berguna untuk masyarakat.

10. Target Kerja

Menjadi seorang dosen adalah pekerjaan yang saya senangi, dan dalam perkembangan karier saya
dalam menjalani profesi sebagai dosen saya harus memiliki target kerja, target kerja itu saya tuangkan
dalam bentuk road map Carier dan dalam road map tersebut saya membuat tahapan-tahapan yang
harus saya lewati, diantaranya adalah 1) di tahun pertama harus mendapatkan NIDN untuk awal
peluang membuka karier saya sebagi seorang dosen 2) Masih di tahun pertama saya mengaplikasikan
Tridahrma Perguruan tinggi yaitu mengajar, penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai salah satu
peluang untuk mendapatkan jabatan fungsional sebagai Asisten Ahli 3)Tahun kedua, saya
mendapatkan Asisten Ahli sebagai peluang untuk membuka jalan bagi saya mendapatkan sertifikasi
dosen 4) Tahun kedua menuju tahun ketiga, saya tersertifikasi sebagai dosen Agar pengakuan dosen
dalam diri saya semakin kuat 5) Tahun kedua menuju tahun ketiga, saya harus mempublikasikan
penelitian saya melalui publikasi internasional dan nasional yang terakreditasi agar ilmu yang saya
dapatkan dapat juga bermanfaat bagi orang lain dan sebagai bahan saya mendapatka jabatan
fungsional sebagai lektor 6) Tahun kedua menuju tahun ketiga lulus penelitian hibah dosen pemula 7)
Tahun ketiga mendapatkan jabatan fungsional sebagai lektor. Alhamdulillah sejauh ini tahapan ini
berjalan drngan baik kecuali nomor 4 yang insyaallah bisa lulus, nomor 5 dan 6 lagi on proses dan
mudah-mudahan tercapai. Tahapan kedua yang saya lakukan adalah 1) ditahun kempat menerbitkan
buku ajar yang memiliki ISBN 2) di tahun keempat lulus hibah Insenas 3) ditahun ke lima atau ke enam
lulus beasiswa dalam mengambil program doktor dan lulus sebagai seorang doktor di usia 34 atau 35
tahun, Insya Allah saya akan ber ikhtiar untuk mencapainya dan Allah meridhoi suaha yang saya
lakukan, amiin.
UNSUR C. IMPLEMENTASI, PERUBAHAN DAN DUKUNGAN MASYARAKAT

11. PENGABDIAN MASYARAKAT

Pengabdian masyarakat dalam bidang keperawatan banyak sekali manfaat yang dirasakan oleh
masyarakat, termasuk saya sebagai orang yang melakukan pengabdian tersebut, karena kepuasan
masyarakat dalam memahami ilmu yang saya transfer merupakan kebanggan tersendiri bai saya,
salaqh santu bentuk pengabdiam masyarakat yang saya lakukan adalah “peningklatan kulitas hidup
pasien stroke melalui peningkatan dukungan keluarga” cara yang saya lakukan adalah diawali dengan
mengambil data dari puskesmas daerah yang penyakit strokenya terbanyak, kemudian saya membuat
surat ke institusi sebaga pengajuan saya untuk melakukan pengabdian masyarakat, setelah institusi
berkenan saya masukkan surat permohonan saya ke puskesmas batu x sebagai tempat saya
melakukan pengabdian msayrakat beserta proposal yang sudah saya buat, selanjutnya saya
berkoordinasi di seksi pelayanan penanggulangan penyakit tidak menular dan kesehatan jiwa
puskesmas batu X tanjungpinang, setelah di perkenakan kemudian saya menyebarkan undangan
kepda keluarga yang salah satu keluarganya terkena stroke, lau saya membuat powerpoint, leaflet
sebagai media penyuluhan saya dan peserta yang hadur adalah salah satu dari keluarga, disana saya
menjelaskan bagaiaman cara memberika perawatan pada pasien stroke dan bagaiaman cara
membberikan motivasi pada pasien stroke agar kualitas hidupnya meningkat. Pengabdian kedua saya
adalah “peningkatan Arus Puncak Ekspirasi melalu senam Asma pada pasien Asma beronkiale”, cara
yang saya lakukan sam dengan penmgabdian masyarakat yang pertama mebuat surat dan mebuat
proposal, namun secara teknis saya melatih diri saya melalui vdio yang di berikan oleh YAI “ yayasan
Asma Indonesia” dan megajarkan 2 petugas perawat dilingkungan puskesmas tentang cara melakukan
senamnya hingga mahir, setelah itu kami undang paisen-pasien asma bronkilae agar dapat mengikuti
senam asma, awal-awal pelaksanaan senam hanya 7 orang yang datang dar 55 pasien yang terdata
puskesmas mengalami asma, setelah 2 bulan kegiatan berjalan sekarang ada 34 orang yang aktif
mengikuti senam asma yang dilakasanakan rutin selama 2x seminggu setiap hari kammis dan sabtu.

12. Dampak PKM pada Masyarakat

Pengabdian masyarakat merupakan salah satu bentuk dari aplikasi tridarma perguruan tinggi, dalam
menjalankan tugas saya menerapkan pengabdian masyarakat ini harapan saya adalah ilmu yang saya
berikan dapat bermanfaat bagi masyarakat, pengabdiaan masyarakat yang peratama saya lakukan
tentang “peningklatan kulitas hidup pasien stroke melalui peningkatan dukungan keluarga” tujuan
dari pengabdiam masyarakat ini adalah memberikan motivasi bagi keluarga dalam melakuka
perawatan pasien stroke di rumah yang aktivity Daily Living terganggu, sehingga keeluarga mampu
melakukan perawatan stroke dengan baik, jika perawatan yang diberikan keluarga baik melaui caring
memenuhi kebutuhan pasien stroke juga baik mangaka kualitas hidup pasien strok tersebut juga akan
meningkat, akbiatnya energi postif pasien itu juga akan terbentuk, menurut teori juka energi positif
dlam diri sesorang tercipta maka proses kesembuhan penyakit yang diderita akan segera tercapai,
hasil yang saya peroleh 80 % masyarakat memahami cara melakukan perawatan keluarga dengan
stroke dan memahami dampak jika pkeluarga tidak dirawat dengan baik. Pengabdian masyarakat yang
kedua yang saya lakukan berjudul “peningkatan Arus Puncak Ekspirasi melalu senam Asma pada
pasien Asma beronkiale” tujuannya adalah agar pasien dengan asama mengalami peingkatan arus
puncak ekpirasi dan dampak yang dirasakan bagi pasien asma adalah kekambuhan asma akan
berkurang dan sesak yang dialami berangsur-angsur akan berkurang, dari ghasil pengabdian yang saya
lukukan didaptkan hasil 85 % pasien asma bronkiale mngeluh jarang sesak dan kualitas tidur
meningkat sejak mereka aktif senam 2 kali dalam seminggu dari 34 peserta yang aktif mengikuti senam
asma.

13. Dukungan Masyarakat

Kesusuksesan dalam melaksanakan pengabdian masyarakat adalah jika pengabdian masyarakat


tersebut dilakukan secaara terus menerus dan diaplikasikan dengan baik, bentuk dukungan
masyarakat pada pengabdian masyarakat yang berberjudul “peningklatan kulitas hidup pasien stroke
melalui peningkatan dukungan keluarga”adalah besarnya apreasiasi masyarakat dalam mengikuti
kegiatan tersebut, dan keluarga pasien stroke itu juga memberikan inforamasi kepada keluarga pasien
stroke lainnya, dan pada saat saya melakukan evaluasi melalui puskesmas apakah kunjungan pasien
stroke untuk kontrol ke puskesmas meningkat dan rutin yang awalnya hanya 10 sampai dengan 20
dari 56 orang yang rutin kontrol setelah dilakukan penyuluhan tersebut ternyata dari 56 orang jumlah
kasus stroke di puskesmas di wilayah X tanjung pinang, ada 47 orang pasien yang rutin berkunjung
untuk kontrol cek tekanan darag dan Gula darah sewaktu, dengan adanya peniingkatan tersebut
berarti program pengabdian masyarakat tersebut didukung oleh keluarga maupun tenaga kesehatan
yang ada. Begitu juga pengabdian masyarakat yang saya lakukan yang berjudul peningkatan Arus
Puncak Ekspirasi melalu senam Asma pada pasien Asma beronkiale” terjadi peningkatan peserta yang
ikut berpartisipasi senam yang awal 7 orang dari 55 orang yang mengalami asma bronkiale menjadi
34 orang aktif dan rutin 2 kali seminggu sesuai jadwal yaitu kamis dan sabtu.

14. Kemampuan Komunikasi dan kerjasama

Kemampuan berkomunikasi dalam sebuah organisasi adalah salah satu bentuk tercapainya tujuan
organisasi, begitu pula dalam melaksanakan pengabdian masyarakat, untuk mencapai suksesnya
acara pengabdian ini komunukasi efektif harus terjalin dengan baik. Awal komunikasi yang terjalin
hingga terciptanya pengabdian masyarakt itu adalah komunikasi dengan rekan saya tentang stroke,
dan kebetulan teman saya sudah melakukan penelitian tentanfg stroke, hasil penelitian teman saya
adalah bahwa terjadi penurunan kuliats hidup pasien stroke akibat keluarga tidak memaham
bagaimana cara merawat pasien stroke yang salah satunya adalah membawa keluarga untu kontrol
minimal sebulan sekali melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu dan kontrol tekakan darah,
akhirnya dengan komunikasi tersebut terbentuklah sebuah tema tentang “peningklatan kulitas hidup
pasien stroke melalui peningkatan dukungan keluarga” dan terbentuklah Tim dari pengabdian
tersebut terdiri dari 2 orang dosen dan 3 mahasiswa, kami juga megkomunikasikan tema tersebut
kepada ketua stukes dan dijinkan kemudian kami megkomunikasikan hal tersebut kepada kepala
puskesmas agar kegiatan kami di dukung dan dapat terlaksana, setelah Kepala Puskesmas mengijinkan
kamipun melakukan kegiatan pengabdian masyarakat tesebut dalam bentuk penyuluhan, dan
penyuluhan itu saya juga harus menyampaikan dalam bentuk komunikasi yang baik agar masyarakat
dapat mengaplikasikan dan mampu memahami cara yang saya informasikan, dan terjalinlh kerja sama
yang baik antara pihak STIKes Hangtuah Tanjungpinang, Puskesmas Batu X Tanjungpinang dan
Masyarakat yang mengaplikasikan ilmu yang telah diberikan.

15. Kemampuan Kerja sama dalam TIM

Terbentuknya kerjasa dalam tim diawali dengan komunikasi yang baik dalam Tim. Awal komunikasi
yang terjalin adalah komunikasi dengan rekan saya tentang stroke dan ia baru saja selesai melakukan
peneitian terkait stroke dan hasil penelitiannya adalah terjadi penurunan angka kuliatas hidup pasien
stroke akibat keluarga tidak memahami bagaimana cara merawat pasien stroke dikarenakan setelah
pasien stroke dirawat dirumah sakit, perawat tidak melakukan Discharge planing pada pasien stroke
yang akan pulang, dan salah satu bentuk cara melakukan perawatan dirumah pada pasien dengan
stroke adalah rutin dibawa oleh keluarga untu kontrol minimal sebulan sekali melakukan pemeriksaan
gula darah sewaktu dan kontrol tekakan darah, akhirnya dengan terjalinannya komunikasi antara saya
dan rekan saya maka terbentuklah sebuah tema tentang “peningklatan kulitas hidup pasien stroke
melalui peningkatan dukungan keluarga” dan terbentuklah Tim dari pengabdian tersebut terdiri dari
2 orang dosen dan 3 mahasiswa, saya sebagai ketua pengabdian tersebut dan rekan saya sebagai
anggota pengabdian tersebut, tiga mahasiswa kamu membantui kami untuke mncari literarur ataupun
jurnal-jurnal terbaru terkait dukungan keluarga pada pasien stroke untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien stroke dan membantu memfasilitasi penyebaran undangan, dengan adanya kerjasama dengan
mahasiswa, mahasiwa pun mulai tergambar bagaimana cara melakukan pengabdian masyarakat dan
ilmu yang mereka dapatkan ternyata bisa bermanfaat bagi masyarakat.

16. Implementasi Manajemen Institusi

Masa transisi saya dari perawat pelaksana berubah menjadi seorang dosen merupakan hal baru bagi
saya dan saya cukup tertarik akan itu, dalam masa kerja saya 1 bulan menjadi seorang dosen saya
diangkat menjadi kepala Bagian Adminstrasi Kemahasiswaan (BAAK), merupakan hal baru yang saya
tekuni, awalnya saya cukup kaget dan sedikit pesimis dengan hal iti, namun denga adanya jabatan itu
saya semakin tertantang untuk lebih memahami Job descreption sebagai Kepala BAAK, setelah saya
pelajari ternyata sangat banyak masala-masalah yang timbul, salah satunya adalah belum aktifnya
mahasiswa dalm penggunaan Sistem Administrasi Akademik secara online, mahasiswa masih tampak
mengguanakan metode lama yaitu mengisi krs dengan blanko dan di tulis tangan dan akhirnya
pengarsipan pun sedikit berantakan, akhirnya pada masa itu saya menghadap dengan ketua stikes
agar sistem administrasi akademik online diaktifkan dan pengisian KRS serta KHS mahasiswa melalui
Online, ketua stikes pun menyetujui sdan sejak itu pengeisian KRS dan KHS secara oline terl;aksana.
Begitu juga dalam melkasanakan kegiatan semester pendek (SP), awalnya pengadaan SP tidak
terlaksana dengan serentak dan perubahan dan hasil nilai SP pun diberikan ke BAAK tuidak terjadwal,
dengan masalah tersebut saya siapkan SOP pelaksanaan SP yang isinya adalah pelaksanaan SP
dilaksanakan serentak disetiap prodi yaitu dilakukan 1 semester sekali setiap bulan Januri untuk Ganji
dan September untuk Genap, beban sks yang boleh mengikuti SP adalah 12 sks sebanyak 12 x
pertemuan dan jika 5 orang yang mengukiti SP maka SP boleh bersifat konsul saja dengan dosen
namun lebih dari 5 orang harus dibuka dalam bentuk kelas niali yang boleh mengikuti SP adalah nilai,
C+, C, dan D. kemudian SOP yang saya buat saya ajukan Ke bagian TPMI untuk dipelajari setelah itu
TPMI memberikan ke Ketua STIKES, dan ketua juga Mensahkan pelaksanaan SP yang dilakukan
serentak dengan aturan-aturan yang tertuang dalam SOP kemudian hasil Sop tersebut saya
sosialisakan kepada Waket 1, Waket 2, Bendahara, Kepala Prodi, dan seluruh Dosen.

17. Dukungan Institusi

Di STIKES Hang Tuah TPI merupakan institusi tempat saya meniti karir menjadi seorang doseb, selain
menjadi dosen di Stikes ini juga saya diberikan kesempatan menjadi Kepala Bagian Administrasi
Akademik (BAAK), dengan jabatan yang baru saya geluti banyak hal-hal yang baru yang saya dapatkan
dan yang baru saya ketahui, namun dengan bekal saya pernah menjadi seorang mahsiswa dan selalu
berurusan dengan bagian BAAK, dari pengalam saya itu saya sedikit belajar bagaimana proses
perkulihan yang dijalankan oleh BAAK terutama tentang SIAKAD online, ketika saya berada di STIKES
SIAKAD online belum optimal dan dijalankan, Pada saat saya berkoordinasi dengan TIM di BAAK untuk
mengaplikasikan SIAKAD online, dan kami staff BAAK membuat Rapat kira-kira apa yang harus
dimasukkan dalam sub menu SIAKAD STIKES Hang Tuah, setelah itu kami membuat proposal ke Ke
Ketua STIKES tentang pengadaan SIAKAD Online, kemudian Ketua STIKES mempelajarinya, dan
menurut ketua saat itu SIAKAD online memang sangat diperlukan untuk kepentingan dan kemudahan
mahasiswa mengakses Informasi yang ada Dikampus, Sebab di dalam SIAKAD tersebut dimasukkan
dalam WEB Stikes jadi informasi tentang STIKES gampang didapatkan mahasiswa. Lalu ketua STIKES
mengadakan rapat khusus seluruh staf untuk membahas tentang aplikasi SIAKAD online ini dan Ketua
menyarankan mencari satu Orang staf lulusan IT dan mencari programmer dalam pengembangan
SIAKAD kami sesuai sub Menu yang dirapatkan, yang digunakan sebagai maintance WEB dan SIAKAD
ONLINE, dan alhamdulillah SIAKAD online sudah berjalan dengan sampai dengan saat ini, respon
mahasiswa sangat puas kaeran mereka tidak perlu kekmapus untuk menyusun KRS dan KHS dan
Kelompok eksternal pun lebih gampang mengenal STIKES karena WEB STIKES sudah aktif, jadi segala
informasi terbaru tentang STIKES selalu di muat di WEB Stikes.

18. Kendali Diri

Pengendalian diri merupakan suatu usaha yang kita lakukan dalam menguasi emosi, dan menahan
rasa amarah ketika emosi memuncak. Dunia kerja merupakan sebuah organisasi, dimana organisasi
terbentuk yang didalamnya bergabung bebearapa individu-individu yang memiliki ide dan pehaman
yang berbeda, dan pada saat menyatukan ide-ide tersebut akan muncul perselihan, ketidak
sepemahan, akhirnya akan muncul konflik, situasi seperti itu harus butuh sebuah pengendalian diri,
biasanya jika dalam berinteraksi dengan teman kerja ada konflik langkah yang saya ambil untuk
mengendalikan diri saya adalah menjauh sejenak dari konflik atau biasa saya terpkan teknik penganan
konflik dengan teknik menghindar, setelah saya tenang dan harapan saya adalah teman sekonflik saya
juga tenang baru saya mencoba komunikasi kembali terkait masalah konflik yang kita hadapi, namun
jika konflik tersebut belum juga teratasi biasanya saya panggil orang ketiga untuk menjembatani
komunikasi dan mennengahi permasalahan yang ada, dan biasanya itu orang ketiganya adalah orang
yang netral dan tidak berpihak, yang bertujuan untuk bernegosiasi agar komnflik yang kita hadapi
selesai, atau memeliki jalan keluar.

19. Tanggung Jawab

Dalam mengemban tugas yang dipercayakan kepada kita hal yang utama yang harus dilakukan adalah
memiliki rasa tanggungjawab terhadap pekerjaan yang diberikan kepada kita, dengan adanya rasa
tamggunggjawab maka pekerjaan kita kan menjadi baik. Salah satu bentuk tanggung jawab saya
adalah melaksanakan tugas pokok saya sebagai seorang dosen dengan cara mengajar diusahakan
tepat waktu, melaksanakan pengabdian dan penelitian masyarakat 1 tahun sekali, memberikan bahan
ajar kepada mahasiswa dengan literatur atau referensi terbaru sesuai dengan tren dan issue
keperawatan yang sedang berkembang, menjlankan tugas saya sebaga kepala BAAK dengan baik,
misalnya mengentry data nilai mahsasiswa setaip semseter Ke porlap DIKTI sesuai jadwal yang telah
ditentukan, meneribtakan KHS dan KRS mahasiswa susia dengan kalender Akademik, mengikuti
peraturan yang ada sesuai SOP yang telah disahkan oleh Ketua STIKES.

20. Keteguhan Pada prinsip

Menjadi seorang dosen tidaklah segampang yang saya bayangkan, karena didalamnya mempunyai
aturan-aturan yang harus saya ikuti dan saya juga harus lebih peka terhadap hak dan kewajiban
mahasiswa. Kewajiban mahasiswa adalah belajar dan menggali ilmu mnegrjakan tugas yang
diperintahkan oleh dosen, absensi harus diatas 75 %, mengerjakan tugas sebelum masuk kuliah
membuat resume, dan hak mereka adalah mendapatkan ilmu sebanyak-benyaknya dan mempunyai
keterampilan sesauai dengan standart keperawatan agar setelah mereka lulus tidak sulit untuk
mendapatkan pekerjaan. Dalam menjalankan keteguhan pada prinsip saya harus memiliki konsistensi
dalam mengikuti peraturan akademik yang sudah ditetapkan misalnya keawajiban mahasiswa harus
dilaksanakan kalau tidak akan dikenakan sanksi misalnya jika mahasiswa tersebut kehadirannya
kurang dari 75 % maka mahasiswa tersebut tidak diebenatrkan mengikuti ujian, mahasiswa wajib
mengikuti UTS dan UAS masing-masing berbobot 25 %, Wajib mengerjakan resume sebelum masuk
p[erkuliahan dan itu benar-benar saya laksanakan, namun saya juga harus memberikan hak
mahasiswa sesuai dengan yang merekka harus dap[atkan yaitu membuat bahan ajar dari literatur-
litertur terbaru sesuai dengan ternd dan issue keperawatan terkini, karena saya berprinsip jika saya
memeberiakan hasil yang baik pada orang lain insyaalah orang lain juga akan mengikutinya dan orang
lain tersebut juga akan memberikan yang baik kepada saya.

Unsur E. Peningkatan Kegiatan Kemahasiswaan

21. Peran kemahasiswaan

Sebagai seorang dosen yang menjadi role model bagi mahasiswanya saya selalu memberikan motivasi
buat mahasiswa agar mereka semangat dalam menjalankan peran sebagai mahasiswa, motivasi yang
saya berikan bukan hanya sekedar motivasi dalam belajar namun kegiatan ekstrakulikuler mereka saya
juga sangat mendukung. Di Stikes hangtuah Tanjungpinang ada beberapa jenis kegiatan
ekstrakulikuler seperti, sanggar tari, pencak silat, paduan suara, jadi saya sebagai dosen PA
mengarahkan bakat mereka dimana dan saya menyarankan mereka untuk ikut didalam kegiatan
tersebut, jadi ada 8 mahasiswa saya saat ini yang aktif dalam menari, 10 yang aktif dalam pencak silat
dan 6 mengikuti Paduan suara, dan mereka sering ikut berkompetisi di daerah regioanl KEPRI. Selain
itu saya juga aktif dalam membimbing mahasiswa dalam tugas Akhir mereka naik Karya tulis ilmiah
untuk Prodi D3 keperawatan, dan Skripsi untuk S! Keperawatan, dalam proses bimbingan saya selalu
membuka cakrawala berpikir mereka untuk mencari judul-judul skripsi yang bermanfaat di
masyarakat. Saya juga ,asih aktif dalam memberikan bimbingan mahasiswa yang akan mengikuti uji
kompetensi, jadi saya dan teman-teman membentuk sebuah program try out untuk mahasiswa yang
akan mengikutui uji kompetensi, didalam program tersebut kami membuat soal-soal uji kompetensi
dan setelah itu di jawab dan kemudian soal tersebut dibahas satu persatu sesuai biodang masing-
masing dosen, dengan adanya try out untuk uji kompetensi tersebut jumlah angka kelulusan
mahasiswa meningkat ditahun 2016 jumlah kelulusan mahasiswa prodi D3 keperawatan hanya 56 %
di tahun 2017 mejadi 87 % kelulusannya.

22. Implementasi kegiatan

Saya adalah Dosen di Stikes Hang Tuah Tanjung pinang yang berda di Departemen Keperawatan
Medikal Bedah dan Gawat Darurat dan sebagai koordinator mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
dan Bencana dan perawatan luka modern di Prodi D-3 Keperawatan. Sebagai seorang koordinator
saya harus mengembangkan topik-topik di matakuliah itu misalnya untuk mata kuliah gawat darurat
dan implementasi yang saya kembangkan adalah saya selaku koordinantor mengajukan permohonan
kekepala departemen KMB & GADAR untuk membuat sebuah MOU (memorandum of Understanding)
ke bagian BASARNAS ( Badan SAR dan Rescue) serta BNPB ( badan Penanggulangan dan Benc) yang
dilibatkan untuk mengajar dibeberapa topik mata kuliah tujuannya agar mahasiswa mendapatkan
ilmu dari orang yang expert dibidangnya, dan diakhir perkuliahan Saya membuat topik matakuliah
simulasi terkait gadar & bencana, lalu saya berkoordinasi dengan Tim dosen Keperawatan Gadar &
Bencana, Tim BASARNAS dan BNPB untuk membuat sebuah program besar simulasi bencana dan
kegawatdaruratan, BASARNAS dan BNOB sangat berpartisipasi dilamnya, karena Stikes Hantuah
berada didaerah kepualuan jadi kasus yang kami angkat untuk simulasi adalah kasus bencana Kapal
tenggelam, kompetensi maahasiswa adalah bagaimana cara mengevakuasi korban tenggelam didalam
air, Basarnas menyedikan fasilitas alat-alat yang biasa mereka gunakan dalam penanganan Evakuasi
dengan oorang tenggelam, maka acara itu berjalan dengan baik, mahasiswa cukup puas dan
mahasiswa sanggat senag akhirnya mereka mendapat wawasan baru tentag evakusai korban
tenggelam dan ilmu lansgung didapatkan dari orang yang biasa melakukannya. Kemudian
Implementasi kegiatan lain adalah di bidang perawatan luka, setelah saya mengikuti pelatihan
perawatan luka tahun 2017 lalu, maka saya memiliki ide untuk membuka klinik perawatan luka di
STIKES, maka saat ini untuk berpraktek mahasiswa bukan hanya dengan Pantom, tapi mereka sudah
berpraktek langsung dengan pasien yang didampigi oleh saya sebagai dosen, awalnya mereka
mendapatkan kosep terlebih dahulu dari saya, kemudian berparktik dengan pantom, kemudian
dengan pendampingan dosen mereka ikut berkolaborasi melakukan perawatan luka pada pasien di
klinik luka yang ada di STIKES dengan brandnya adalah “WE CARE”

23. Interaksi Kemahasiswaan

Sebagai seorang dosen interaksi itu sangat dibutuhkan agar tercapai tujuan yang baik, dosen juga
harus luwes kepada mahasiswanya agar mahasiswa bisa mencurahkan permasalahn yang mereka
hadapi dengan terbuka, hal itu benar-benar saya terapkan sebagai seorang dosen dan alhamdulillah
mahasiwa tidak takut kepada saya namum mereka sangat segan dan menghormati saya sebagi
seorang dosen, akhirnya mereka selalu cerita kepada saya tentang kekawatiran mereka dalam
menghadapi uji kompetensi, bagi mahasiswa D-3 yang akan lulus, dengan itu saya selalu memberikan
motivasi kepada mereka, khususnya anak-anak spsesial, anak spesial bagi saya adalah anak-anak yang
daya tangkapnya kurang dan sedikit kurang aktif dalam proses ajar-mengajar, kemudian mereka saya
sarankan umtuk mengikuti try out yang diadakan di kampus setiap akan diadakannya uji kompetensi,
alhamdulillah semua mengikuti program tersebut, dengan adanya program tersebut maka angka
kelulusan uji komtensi meningkat ditahun 2016 jumlah kelulusan mahasiswa prodi D3 keperawatan
hanya 56 % di tahun 2017 mejadi 87 % kelulusannya, mahasiswa sangat merasa diuntungkan dengan
adanya try out tersebut karena mereka akan mendapatkan STR (surat Tanda Registrasi) esebagai
seorang perawat, dengan adanya STR maka mereka akan mudah mendapatkan pekerjaan, dan dengan
angka kelulusan Uji Kompetensi hampir mencapai 100 % maka isntitusi juga berbangga karena target
kelulusan 100 % hampir tercapai, terkait dengan Uji kompetensi ini jumlah kelulusan ternyata
berkolerasi dengan akreditasi prodi, semakin banyak lulusan mahasiswa yang lulus uji kompetensiya
dan sedikit jumlah first takernya maka akan sesuai dengan akreditasi yang didapatkan, karena saat ini
akreditasi prodi D-3 Keperawatan Stikes Hang Tuah Tanjungpiang adalah terkreditasi B.

24. Manfaat Kegiatan

Karena adanya interaksi ynag terjain dengan mahasiswa rekan kerja dan stakeholder lainnya maka
terbentuklah sebuah kegiatan-kegiatan, misalnya kegiatan 1) Simulasi kegawatdaruratan dan Bencana
yang melibatkan BASARNAS dan BNPB, manfaatnya bagi mahasiswa adalah mereka langsung beraksi
dalam simulasi tersebut dan mereka mendapatkan ilmu dari orang yang expert dibidangnya, maka
mereka akan lebih memahami dan lebih terlatih dalam melakukan evakuasi koraban di air atau orang
tenggelam. 2) Melakuka Perawatan Luka buka hanya ke Pantom namun langsung aksi ke pasien yang
mengalami luka, manfaatnya adalah mahasiswa lebih memahami tentang bagaimana perawatan luka
modern itu sebenrnya dan bagaimana langkah-langkahnya serta melihat langsung bagaimana luka itu
berproses menuju sembuh, 3) Mengadakan Kegiatan Try Out uji Kompetensi, manfaatnya bagi
mahasiswa adalah mahasiswa lebih terlatih dalam mengerjakan soal uji kompetensi karena pada saat
mengikuti try out mereka sudah diajarkan trik-trik dalam menjawab soal uji kompetensi dan dengan
adanya kegiatan tersebut angka kelulusan meningkat ditahun 2016 jumlah kelulusan mahasiswa prodi
D3 keperawatan hanya 56 % di tahun 2017 mejadi 87 % kelulusannya.

You might also like