Professional Documents
Culture Documents
OLEH
MELDAWATI
04.10105.31.13
Oleh :
MELDAWATI
04.10105.31.13
MELDAWATI
Gaya Hidup Pasien Penyakit Jantung Koroner di Ruang Kardiologi Rumah Sakit
Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2008
ABSTRAK
Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit tidak menular yang
banyak ditemukan. Menurut data WHO mencatat tahun 2002 tercatat lebih dari 55,9
juta orang meninggal karena jantung koroner. Untuk di Indonesia hasil survey
kesehatan nasional tahun 2001 memperlihatkan angka 26,4 persen terkena penyakit
jantung koroner. Sementara itu di Sumatera Selatan tahun 2005 jumlah prevalensi
penyakit jantung adalah 39,6 per 10.000 penduduk termasuk didalammya penyakit
jantung koroner. Sedangkan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
Palembang pasien yang berkunjung pada tahun 2006 terdapat 1169 orang, sedangkan
tahun 2007 terdapat 1275 orang. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang
dipengaruhi gaya hidup dalam sehari-hari yang tidak baik. Perawatan pasien jantung
koroner tidak hanya dengan obat, tapi juga merubah gaya hidup menjadi sehat. Bertitik
tolak dari hal tersebut maka disusunlah suatu kerangka pikir yang bertujuan untuk
mengetahui gaya hidup pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi Rumah
Sakit umum pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2008.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif, penelitian ini
dilakukan di ruang kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
Palembang dengan informannya adalah pasien penyakit jantung koroner, keluarga pasien
penyakit jantung koroner dan perawat di ruang kardiologi. Cara pengambilan informasi
menggunakan tehnik wawancara mendalam dan observasi kemudian informasi dianalisa
dengan mencatat dan direkam dengan radio kaset setelah itu dikelompokan sesuai
dengan petanyaan dan tujuan penelitian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa gaya hidup pasien jantung koroner sudah
baik, walaupun belum semua informan mengetahui tentang gaya hidup yang sehat untuk
penyakit jantung koroner, karena masih ada pasien yang merokok, mengkonsumsi
makanan berkolesterol dan kurang aktivitas.
Disimpulkan bahwa gaya hidup pasien penyakit jantung koroner sudah baik dan
dapat menerima nasehat petugas kesehatan. Dalam upaya mencegah penyakit jantung
koroner, cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara berperilaku sehat. Untuk itu
petugas kesehatan hendaknya terus mengadakan penyuluhan tentang gaya hidup sehat
dan bagi pasien penyakit jantung koroner sendiri merubah gaya hidup menjadi sehat.
MELDAWATI
ABSTRACT
Coronary heart disease is one of the uninfectious disease that has been found a
lot. According to the data of WHO there were more than 55,9 million people who died
because of coronary heart disease in 2002. According to the data of National Health
Survey there were more 26,4 persent people who died because of coronary heart disease
in 2001 in Indonesia. Meanwhile the total number of disease’s sufferers is 39,6 per
10.000 population where coronary heart disease included in that number in south
Sumatera Selatan in 2005. While the patient’s who visited in 2006 namely 1169 people
in Dr.Mohammad Hoesin Public Hospital while there were 1275 people in 2007. The
treatment of coronary heart disease patients is not only with medicine but also changes
lifestyle to be healthier. Based on the above problem the writer make a frame thinking
to know the lifestyle to patient of coronary heart disease in cardiology room in Dr.
Mohammad Hoesin Public Hospital in 2008.
This a descriptive research with qualitative approach done in cardiology room in
Dr. Mohammad Hoesin Public Hospital. The source of information is the patient of
coronary heart disease, family of patient coronary heart disease and nurse in cardiology
room. The writer uses in deep interview technique to collect the information and
observation. Then information is analyzed by means of taking notes and recorded with
radio cassette. After that all information is classified according to the questions and the
objectives of the research.
The result of this research shows that the patient lifestyle of coronary heart
disease has been better although all source of information has not been known the
meaning of healt lifestyle for patient coronary heart disease, because the patient still to
smoke, consume collesterol food and do not some aktivity
It is concluded that the patients of coronary heart disease have been positive and
can accept any advises from health employed. To avoid of coronary heart disease, the
patient should behave healthily. That why the health officer should continuously give
some advices to the patients and for the coronary heart disease’s patients themselves
should change their lifestyle to be healthier.
Oleh
MELDAWATI
04.10105.31.13
PEMBIMBING
KETUA
Anggota I
Anggota II
Anggota III
Cardiology, June’2008
Motto :
Simple living high thinking. Mencoba untuk hidup sederhana,
berpikir luas apa adanya, selalu mensyukuri apa yang sudah
diperoleh dan selalu berusaha untuk menjadi lebih baik.
RIWAYAT HIDUP
Alamat Rumah : Jl. Kha. Wahid Khasym. Lrg. Jambangan No. 2115 Rt.37
Padang : 0757-7344146
Hp : 085267509923
RIWAYAT PENDIDIKAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIK) Bina Husada
Palembang Program Studi Ilmu Keperawatan.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Ns. Muhammad Syapik, S.Kep sebagai pembimbing yang telah
memberikan bimbingan selama penulisan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. H. Danardono
Soekimin, MPA, ASC, selaku Ketua STIK Bina Husada Palembang, Ibu Ns. Putinah,
S.Kep, selaku an. Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan
kemudahan dalam pengurusan administasi penulisan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak H. Martawan Madari,
SKM. MKM, Ibu Dr. Nurhayati Ramli, M.Kes, dan Ibu Sri Susilawati, S.Sos, MM, yang
telah memberikan masukan dan bantuannya sehingga skripsi ini dapat penulis
selesaikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kesempurnaan.
Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan dan bagi siapa saja yang
membaca.
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI................................................. ii
ABSTRAK............................................................................................................. iii
ABSTRACT........................................................................................................... v
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................. vi
LEMBARAN PENGESAHAN............................................................................ vii
LEMBARAN PERSEMBAHAN......................................................................... viii
RIWAYAT HIDUP................................................................................................ ix
UCAPAN TERIMAKASIH ................................................................................. x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xv
DAFTAR ISTILAH.............................................................................................. xvi
DAFTAR SINGKATAN........................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 4
1.3 Pertanyaan Penelitian ............................................................ 4
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan umum.............................................................. 5
1.4.2 Tujuan khusus ............................................................ 5
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Rumah Sakit Mohammad Hoesin...................... 6
1.5.2 Bagi institusi pendidikan............................................. 6
1.5.3 Bagi peneliti................................................................ 6
1.5.4 Bagi pasien pjk ........................................................... 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian....................................................... 6
BAB V PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Peneliti ............................................................ 106
6.2 Karakteristik Informan Pasien............................................... 107
6.3 Gaya Hidup............................................................................ 115
6.3.1 Pola merokok............................................................. 115
6.3.2 Pola diet/makan.......................................................... 116
6.3.3 Kebiasaan stress......................................................... 118
6.3.4 Pola aktivitas/olahraga............................................... 119
6.3.5 Kebiasaan alkohol...................................................... 120
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
No Gambar Halaman
3.1 Kerangka Pikir 40
DAFTAR LAMPIRAN
No lampiran
ISTILAH ARTI
Kalo Kalau
Capek Lelah
Karno Karena
Idak Tidak
Ngilu Nyeri
Terkeno Terkena
Sampe Sampai
Caro Cara
Nian Benar
Dado Dada
Rasonyo Rasanya
Bareng Bersama
Tulah Itulah
Pegi Pergi
Iyo Iya
Kato Kata
Denger Dengar
Bae Saja
Biasonyo Biasanya
Sampe Sampai
Ado Ada
Wong Orang
Se centong Satu sendok untuk pengambil nasi
DAFTAR SINGKATAN
BAB I
PENDAHULUAN
World Health Organization (WHO) pada tahun 2002 mencatat lebih dari 55,9 juta orang
meninggal karena akibat penyakit jantung koroner diseluruh dunia dan akan terus
meningkat, ini setara dengan 30,3% dari total kematian didunia (Yahya, 2008).
peringkat pertama penyebab kematian. Kematian akibat Penyakit Jantung dan Pembuluh
Darah (PJPD) di seluruh Amerika Serikat pada tahun 1996 mencapai 959.227 orang,
yakni 41,4% dari seluruh kematian. Setiap hari 2600 penduduk meninggal akibat
penyakit ini. Meskipun berbagai pertolongan mutakhir telah diupayakan, namun setiap
33 detik tetap saja seorang warga Amerika meninggal akibat penyakit ini. Dari jumlah
tersebut, 476.124 kematian disebabkan oleh Penyakit Jantung Koroner (PJK). Pada
650.000 serangan pertama kali dan 450.000 serangan ulangan. Sekitar 250.000
penderita meninggal dalam waktu 1 jam setelah timbul serangan (Ulfah, 2008).
sangat besar biayanya, dan merupakan beban yang berat untuk negara. Permasalahan ini
sudah dikeluhkan oleh negara-negara maju, baik di benua Amerika, Eropa, maupun
Australia. Bagi negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, sulit rasanya
pengobatan yang ideal dapat dilaksanakan pada semua pasien (Ulfah, 2008).
Saat ini penyakit kardiovaskular yang didalamnya termasuk PJK telah menjadi
penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Penyebab selurah kematian yaitu 16 persen
pada Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1992. Pada SKRT 1995 meningkat
menjadi 18,9 persen. Hasil Suskernas 2001 malahan memperlihatkan angka 26,4 persen
18,3/100,000 penduduk pada golongan umur 15-24 tahun, dan meningkat menjadi
174,6/100,000 penduduk pada umur 55 tahun (Kabo, 2008). Di Sumatera Selatan jumlah
prevalensi penyakit jantung pada tahun 2005 sebanyak 39,6 per 10.000 penduduk,
Berdasarkan data yang didapat dari Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad
Hoesin Palembang, diperoleh data pasien dengan penyakit jantung koroner tahun 2006
dengan jumlah 1169 orang dengan jumlah kasus baru 216 orang dan jumlah kasus lama
953 orang. Pada tahun 2007 mengalami peningkatan sebanyak 106 orang dengan jumlah
kasus baru 375 orang dan jumlah kasus lama 900 orang. Pada tahun 2008 ini, dari bulan
Januari sampai bulan Maret didapat data pasien dengan penyakit jantung koroner
sebanyak 429 orang, dengan jumlah kasus baru 351 orang dan jumlah kasus lama 78
Rumah Sakit Pemerintah, pendidikan, dan rujukan dari segenap RS yang ada di Propinsi
Sumatera Selatan, baik rujukan dari RS Pemerintah maupun RS Swasta. Rumah Sakit
diantaranya memiliki ruang perawatan khusus jantung yang dilengkapi dengan peralatan
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang memiliki
ruang khusus perawatan jantung diantaranya adalah ruang kardiologi. Pada ruang
kardiologi didapat data pasien penyakit jantung koroner yang dirawat dari bulan Januari
sampai bulan Desember 2006 sebanyak 111 orang. Sedangkan Januari sampai bulan
orang. Pada tahun 2008 ini, data yang didapat dari bulan Januari sampai bulan Maret
dengan Promkes Depkes, Litbang dan BPS tahun 2004 hasilnya sungguh
memprihatinkan. Tiga faktor resiko utama yang saling terkait sebagai Penyakit Tidak
Menular (PTM) yaitu penyakit jantung, stroke, dan hipertensi. Penyakit ini dapat
disebabkan oleh kebiasaan merokok, kurang aktivitas fisik, makan tidak seimbang,
kegemukan, diet rendah serat (kurang buah dan sayur), tinggi kalori/lemak hewani,
keadaan stress, dll yang terus meningkat (Yayasan Jantung Indonesia, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian Guru Besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. Dede
perubahan pola dan gaya hidup. Perubahan itu membuat masyarakat kurang aktif
bergerak, mengkonsumsi makanan berlemak (kolesterol tinggi), merokok, dan stress.
Inilah yang dapat memicu munculnya resiko penyakit jantung (Emporium, 2008).
Gaya hidup modern membuat orang sibuk sehingga untuk membuat makan yang
sehat tidak ada waktu dan cenderung mengkonsumsi makanan cepat saji. Makanan cepat
Sedangkan hiperkolesterol adalah faktor resiko timbulnya plak pada arteri jantung
(Soeharto, 2004).
Perawatan penderita jantung koroner bukan hanya menggunakan obat saja tetapi
juga dengan merubah gaya hidup menjadi lebih baik (Soeharto, 2004). Semakin tidak
baik gaya hidup seseorang semakin besar kemungkinan terjadinya serangan ulang PJK.
Berdasarkan uraian diatas, terlihat masih tingginya jumlah pasien PJK yang
diduga penyebabnya adalah akibat gaya hidup yang tidak baik. Maka dari itu peneliti
tertarik untuk meneliti gaya hidup pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2008.
informasi mendalam tentang gaya hidup pasien PJK di ruang kardiologi Rumah Sakit
kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang tahun 2008.
pasien PJK di ruang kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad
pasien PJK di ruang kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad
olahraga/aktivitas pasien PJK di ruang kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
alkohol pasien PJK di ruang kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
koroner.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk dapat
3) Bagi peneliti
keperawatan medikal bedah, dan menambah wawasan serta wacana baru bagi
peneliti.
kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Palembang. Adapun informan
penelitian ini adalah pasien jantung koroner yang menjalani perawatan di ruang
kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Waktu yang
digunakan untuk penelitian adalah bulan Juni 2008 sampai dengan Juli 2008.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
arteri koroner, mulai terjadinya aterosklerosis (kekakuan arteri) maupun yang sudah
terjadi penimbunan lemak atau plak (plague) pada dinding arteri koroner, baik disertai
jantung, bilamana penyempitan ini menjadi parah dapat terjadi serangan jantung
(Soeharto, 2004).
Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat
atau menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding
Faktor resiko PJK dapat dibagi menjadi dua klasifikasi, yaitu yang tidak dapat
Faktor resiko PJK yang tidak dapat dimodifikasi baik oleh dokter maupun oleh
pasien sendiri, antara lain adalah : 1) Umur, 2) Jenis kelamin, dan 3) Keturunan.
1) Umur
Telah terbukti adanya hubungan antara umur dan kematian akibat PJK. Sebagian
besar kasus kematian terjadi pada laki-laki 35-44 tahun dan meningkat dengan
bertambahnya umur. Juga terdapat hubungan antara umur dan kadar kolesterol yaitu
kadar kolesterol total akan meningkat dengan bertambahnya umur. Di Amerika Serikat
kadar kolesterol pada laki-laki maupun perempuan mulai meningkat pada umur 20
tahun. Pada laki-laki kadar kolesterol akan meningkat sampai umur 50 tahun dan
akhirnya turun sedikit setelah umur 50 tahun. Kadar kolesterol perempuan sebelum
menopause (45-60 tahun) lebih rendah dari laki-laki dengan umur yang sama. Setelah
menopause kadar kolesterol perempuan biasanya akan meningkat menjadi lebih tinggi
2) Jenis kelamin
Di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60 tahun didapatkan pada 1 dari 5
laki-laki dan 1 dari 17 perempuan. Ini berarti laki-laki mempunyai resiko PJK 2-3 kali
lebih besar dari pada perempuan. Pada perempuan pemakai oral kontrasepsi dan selama
Faktor penyebab laki-laki mempunyai resiko PJK 2-3 kali lebih besar dari pada
perempuan, salah satunya adalah faktor gaya hidup, sebab laki-laki mempunyai
beralkohol, makan-makanan yang berkadar kolesterol tinggi, tingkat stress yang tinggi
3) Keturunan
Sebagian kecil orang dengan makanan sehari-harinya tinggi lemak jenuh dan kolesterol
ternyata kadar kolesterol darahnya rendah, sedangkan kebalikannya ada orang yang
tidak dapat menurunkan kadar kolesterol darahnya dengan diet rendah lemak jenuh dan
kolesterol, akan tetapi kelompok ini hanya sebagian kecil saja. Sebagian besar manusia
dapat mengatur kadar kolesterol darahnya dengan diet rendah lemak jenuh dan
Faktor resiko PJK yang dapat dimodifikasi, antara lain adalah : 1) Merokok, 2)
metabolis.
1) Merokok
Pada saat ini merokok telah termasuk sebagai salah satu faktor resiko utama PJK
disamping hipertensi dan hiperkolesterolemia. Orang yang merokok lebih dari 20 batang
perhari dapat mempengaruhi atau memperkuat efek utama resiko lainnya. Penelitian
kali lebih besar dari pada bukan perokok dan pada perempuan perokok 4 1/2 kali lebih
besar daripada bukan perokok. Rokok dapat menyebabkan 25% kematian PJK pada laki-
laki umur kurang dari 65 tahun atau 80% kematian PJK pada laki-laki umur kurang dari
kepada CO dari pada O2. Jadi oksigen yang disuplai ke jantung menjadi sangat
berkurang, membuat jantung bekerja lebih berat untuk menghasilkan energi yang
sama besarnya.
terganggu.
c) Merokok meningkatkan adhesi trombosit, mengakibatkan kemungkinan
Menurut Gray (2005), peran rokok dalam patogenesis PJK merupakan hal yang
kompleks, meliputi:
a) Timbulnya aterosklerosis.
Menurut Soeharto (2004), berhenti merokok memiliki manfaat yang besar, baik
bagi laki-laki maupun perempuan pada setiap umur. Para ahli berpendapat bahwa
berhenti merokok merupakan langkah pertama yang terbaik bagi perokok untuk
Tingkat karbon monoksida dan nikotin di dalam tubuh berkurang secara cepat.
Jantung dan paru-paru akan mulai memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan asap
rokok.
b) Dalam beberapa hari, indra penciuman dan indra perasa akan berangsur baik.
Batuk yang ada hubungannya dengan merokok akan lenyap dan pencernaan akan
kembali normal.
c) Setelah berhenti merokok, terlepas dari beberapa lama atau beberapa banyak
menolong. Bila terkena penyakit jantung dan berhenti merokok, resiko terulangnya
Menurut Brunner & Suddarth (2002), hubungan antara tingginya kolesterol darah
dengan penyakit jantung koroner telah terbukti dan di pahami. Meskipun metabolisme
lemak sangat kompleks dan sangat sulit di pahami, namun ada beberapa komponen
kunci yang penting di pahami dalam perkembangan penyakit jantung koroner (CHD =
Lemak, yang tidak larut dalam air, terikat dengan lipoprotein yang larut dalam
air, yang memungkinkannya dapat diangkut dalam sistem peredaran darah. Tiga elemen
metabolisme lemak: kolesterol total, lipoprotein densitas rendah (LDL = Low Density
kadar serum kolesterol total, LDL dan HDL dalam batas terapeutik adalah tujuan yang
LDL menyebabkan efek bahaya pada dinding arteri dan mempercepat proses
mengangkut LDL ke hati, mengalami biodegrasi dan kemudian diekskresi. Tujuan yang
diinginkan adalah menurunkan kadar LDL (kurang dari 130 mg/dl), meningkatkan kadar
HDL (lebih dari 50 mg/dl), dan menurunkan kadar kolesterol total kurang dari 200
mg/dl. Kadar normal tersebut dianjurkan pada pasien tanpa penyakit jantung koroner
dengan diet dan latihan. Mengurangi jumlah lemak yang di makan sehari-hari dapat
menurunkan kadar lemak untuk metabolisme dan kadar lemak yang akan di konversi ke
kolesterol.
3) Stress
yang rentan terhadap PJK adalah tipe A, yaitu orang yang menunjukkan kepribadian
ambisius, selalu tergesa, agresif, dan kejam (Brunner & Suddarth, 2002).
4) Kurang gerak/aktivitas
Kurang aktivitas merupakan salah satu faktor resiko PJK. Kurang aktivitas
terkait erat dengan kegemukan dalam arti sedikitnya tenaga yang dikeluarkan
dibandingkan dengan masukan sehingga zat makanan yang dimakan akan tersimpan dan
Sejumlah studi mengatakan insiden penyakit jantung koroner hampir dua kali
lipat lebih banyak pada pria yang kurang melakukan aktivitas fisik di banding dengan
yang secara teratur berolahraga. Manfaat utama latihan, terutama untuk mengurangi
kebutuhan oksigen miokard untuk suatu beban kerja submaksimal yang berarti
kolesterol HDL dan menurunkan kadar kolesterol LDL. Sejumlah studi juga melaporkan
5) Minum-minuman beralkohol
Jumlah alkohol yang cukup tinggi diminum secara teratur dapat menjadi racun
bagi tubuh. Makin banyak konsumsi alkohol maka kemungkinan terkena penyakit
jantung koroner makin tinggi. Alkohol dapat menaikan tekanan darah, memperlemah
jantung, mengentalkan darah, dan menyebabkan kejang arteri. Di mana ke semua ini
merupakan faktor penyebabkan penyakit jantung koroner. Jalan yang terbaik untuk
6) Diabetes mellitus
Mellitus (DM) resiko PJK 50% lebih tinggi daripada orang normal, sedangkan
perempuan resikonya menjadi dua kali lipat. Mekanismenya belum jelas, akan tetapi
trombus. Trombus menyebabkan penyempitan total arteri (Brunner & Suddarth, 2002).
oksigen lebih dari 20 menit maka sel-sel miokard mulai mengalami kematian, keadaan
Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor resiko utama untuk terjadinya
misalnya Amerika National Health Survey menentukan frekuensi yang lebih tinggi yaitu
mencapai 15-20%. Lebih kurang 60% pasien hipertensi tidak terdeteksi, 20% dapat
diketahui tetapi tidak diobati atau tidak terkontrol dengan baik, sedangkan hanya 20%
dapat diobati dengan baik. Penyebab kematian akibat hipertensi di Amerika adalah
kegagalan jantung 45%, infark miokardium 35%, cerebrovasculer accident 15% dan
lawan oleh ventrikel kiri saat memompa darah. Tekanan tinggi yang terus menerus
Kegemukan atau obesitas adalah kelebihan jumlah lemak tubuh lebih dari 19%
pada laki-laki dan lebih dari 21% pada perempuan. Obesitas sering didapatkan bersama-
meningkatkan kadar kolesterol total dan LDL kolesterol. Resiko PJK akan jelas
meningkat bila berat badan mulai melebihi 20% dari berat badan ideal. Orang yang
gemuk dengan kadar kolesterol yang tinggi dapat menurunkan kadar kolesterolnya
dengan mengurangi berat badan melalui diet ataupun menambah exercise (Anwar,
2008). Populasi yang diklasifikasikan sebagai obesitas bila indeks massa tubuh (body
Berbagai hasil penelitian melaporkan bahwa IMT lebih dari 25 kg/m 2 bagi wanita
dan lebih dari 27 kg/m2 bagi laki-laki, atau lingkar pinggang lebih dari 80 cm bagi
wanita dan lebih dari 90 cm bagi laki-laki sudah menunjukkan beresiko mendapat PJK
(Kabo, 2008).
Mellitus, Hipertensi, yang pada taraf selanjutnya meningkatkan resiko PJK. Demikian
pula kegemukan memperparah PJK yang telah diderita oleh seseorang, dimana
9) Sindrom metabolis
antropometrik dan metabolisme termasuk intoleransi glukosa darah (glukosa puasa lebih
dari 100 mg/dl), distribusi lemak dibagian atas badan (lingkaran pinggang: laki-laki
lebih dari 102 cm dan perempuan lebih dari 88 cm), displidemia (triglyceride meningkat
Jadi, jelas tampak sindrom metabolis merupakan kumpulan faktor resiko yang
meningkat seiring dengan pertambahan usia. Pada orang yang mengalami sindroma
metabolis, biasanya terjadi resistensi insulin, sekresi asam lemak bebas meningkat, yang
meningkatkan sekresi zat inflamasi yang akhirnya terjadi gangguan endotel dan fungsi
2.2.1 Aterosklerosis
2.2.1.1 Definisi
intima arteri yang merupakan akumulasi fokal lemak (lipid), kompleks karbohidrat,
darah, hasil produk darah, jaringan fibrus dan deposit kalsium yang kemudian diikuti
Aterosklerosis, atau pengerasan arteri, adalah suatu keadaan pada arteri besar dan
kecil yang ditandai oleh penimbunan endapan lemak, trombosit, makrofag, dan sel-sel
darah putih lainnya di seluruh kedalaman tunika intima (lapisan sel endotel) dan
akhirnya ke tunika media (lapisan otot polos). Arteri yang sering terkena adalah arteri
(Sitorus, 2006).
2.2.1.2 Patofisiologi
besar. Timbunan ini dinamakan plak atau ateroma akan mengganggu absorbsi nutrien
oleh sel-sel endotel yang menyusun lapisan dinding dalam pembuluh darah dan
menyumbat aliran darah. Endotel pembuluh darah yang terkena akan mengalami
nekrotik dan menjadi jaringan parut, selanjutnya lumen akan semakin sempit dan aliran
darah terhambat. Pada lumen yang sempit dan berdinding kasar akan cenderung terjadi
terjadi telah diajukan, tetapi tidak satupun yang terbukti menyakinkan. Mekanisme yang
plak, dan penimbunan lipid terus menerus. Bila fibrosa pembungkus plak pecah, maka
lipid akan terhanyut dalam aliran darah dan menyumbat arteri dan kapiler disebelah
arteri dan penyumbatan aliran darah ke jantung. Sumbatan aliran darah berlangsung
progresif, dan suplai darah yang tidak adekuat (iskemia) yang ditimbulkan akan
membuat sel-sel otot kekurangan komponen darah yang dibutuhkan untuk hidup.
Kerusakan sel akibat iskemia terjadi dalam berbagai tingkat. Manifestasi utama iskemia
miokardium adalah nyeri dada (angina pektoris) dan manifestasi iskemia lanjut adalah
2.2.1.4 Penatalaksanaan
obat-obatan juga ditekankan pada perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat, meliputi :
1) Modifikasi diet atau obat untuk menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida.
arteri sekitar bagian yang tersumbat serta dapat menurunkan jumlah lemak dalam
4) Pada pasien DM, kadar gula darah perlu dikontrol dengan teratur.
9) Donor darah sebanyak tiga kali dalam setahun akan menurunkan kadar besi.
2.2.2.1 Definisi
Angina pektoris adalah suatu sindrom klinis yang ditandai dengan episode nyeri
darah koroner yang menyebabkan suplai oksigen ke jantung tidak adekuat, atau dengan
kata lain, suplai kebutuhan oksigen jantung meningkat (Brunner & Suddarth, 2002).
Angina pektoris adalah nyeri hebat yang berasal dari jantung dan terjadi sebagai
respons terhadap suplai oksigen yang tidak adekuat ke sel-sel miokardium dibandingkan
kebutuhan jantung akan oksigen, nyeri angina dapat menyebar ke lengan kiri, ke
Angina pektoris adalah ”jeritan” otot jantung yang merupakan sakit dada
kekurangan oksigen; suatu gejala klinik yang disebabkan oleh iskemia miokard yang
sementara. Ini adalah akibat dari tidak adanya keseimbangan antara kebutuhan oksigen
Terjadi sewaktu arteri koroner yang arterosklerosis tidak dapat berdilatasi untuk
jantung dapat menyertai aktivitas misalnya olahraga atau naik tangga. Pajanan dingin,
terutama bila di sertai dengan kerja misalnya menyekop salju, meningkatkan kebutuhan
metabolik jantung dan merupakan stimulasi kuat untuk timbulnya angina klasik. Stress
mental, termasuk stress yang ditimbulkan oleh rasa marah serta tugas-tugas mental
misalnya berhitung, dapat mencetuskan angina klasik. Nyeri pada angina jenis ini
(Corwin, 2001). Nyeri dada pada angina klasik tidak lebih lama dari 15 menit
(Tjokronegoro, 2002).
2) Angina prinzmental
Terjadi tanpa peningkatan jelas beban kerja jantung, dan pada kenyataannya,
sering timbul sewaktu istirahat atau tidur. Pada angina prinzmental (varian), terjadi
spasme pada arteri koroner yang menimbulkan iskemia jantung. Kadang-kadang tempat
spasme berkaitan dengan aterosklerosis. Pada lain waktu, arteri koroner tidak tampak
mengalami aterosklerosis. Adalah mungkin walaupun tidak jelas tampak lesi pada arteri,
dan dapat terjadi kerusakan lapisan endotel yang samar. Hal ini menyebabkan peptida-
peptida vasoaktif memiliki akses langsung ke lapisan otot polos dan menyebabkannya
Adalah kombinasi angina klasik dan angina varian, dan di jumpai pada individu
dengan perburukkan penyakit arteri koroner. Angina ini biasanya menyertai peningkatan
beban kerja jantung. Hal ini tampaknya terjadi akibat aterosklerosis koroner, yang
ditandai oleh trombus yang tumbuh atau mengalami spasme. Terjadi spasme sebagai
tertarik ke daerah kerusakan. Konstriktor paling kuat yang dilepaskan oleh trombosit
adalah tromboksan dan serotinin, serta faktor pertumbuhan yang berasal dari trombosit
frekuensi dan keparahan serangan angina tidak stabil meningkat dan individu beresiko
2.2.2.3 Patofisiologi
Menurut Brunner & Suddarth (2002), angina biasanya diakibatkan oleh penyakit
jantung aterosklerosis dan hampir selalu berhubungan dengan sumbatan arteri koroner
oksigen jantung.
Iskemia otot jantung akan menyebabkan nyeri dengan derajat bervariasi, mulai
dari rasa tertekan pada dada atas sampai nyeri berat yang di sertai dengan rasa takut
seperti akan menjelang ajal. Nyeri sangat terasa pada dada di daerah belakang sternum
atas atau sternum ketiga tengah (retrosternal). Meskipun rasa nyeri biasanya
terlokalisasi, namun nyeri tersebut dapat menyebar keleher, dagu, bahu dan ekstremitas
atas. Pasien biasanya memperlihatkan rasa sesak, tercekik dengan kualitas terus
menerus. Rasa lemah/baal di lengan atas dan pergelangan tangan di sertai rasa nyeri.
Selama terjadi nyeri fisik, pasien mungkin akan merasa segera meninggal. Karakteristik
utama nyeri angina adalah nyeri tersebut akan berkurang bila faktor presipitasinya
Serangan nyeri dada biasanya berlansung 1-5 menit, walaupun perasaan tidak
enak di dada masih dapat terasa setelah nyeri dada berkurang. Bila nyeri dada lebih lama
(Tjokronegoro, 2002).
2.2.2.5 Diagnosis
Dengan Elektrokardiografi (EKG), pada angina pektoris memperlihatkan
sering dibuat berdasarkan evaluasi manifestasi klinis dan riwayat pasien. Pada angina
jenis tertentu, perubahan pola EKG dapat membantu dalam membuat berbagai diagnosa
angina. Respons pasien terhadap kerja berat dan stress juga dapat di uji dengan
2.2.2.6 Penatalaksanaan
jantung). Hal ini menurunkan kerja jantung sehingga kebutuhan oksigen juga
2) Menghindari pekerjaan pada keadaan dingin atau stress lain yang di ketahui
3) Nitrogliserin atau nitrat lain bekerja sebagai dilator kuat sistem vena, akan
menurunkan aliran darah vena kembali ke jantung. Penurunan aliran balik vena
menurunkan volume diastolik-akhir sehingga jantung dapat mengurangi volume
yang harus dilawan oleh pompa jantung dan meningkatkan aliran darah koroner.
Arteri koroner yang sedang mengalami spasme dapat berdilatasi. Semua efek ini
meredakan angina.
Angioplasty (PTCA) dan bedah pintas arteri koroner dapat menurunkan serangan
angina klasik.
2.2.3.1 Definisi
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai
darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang (Brunner & Suddarth,
2002).
kekurangan oksigen berkepanjangan. Hal ini adalah respons terakhir terhadap iskemia
Infark miokardium disebabkan oleh penurunan aliran darah melalui satu atau
lebih arteri koroner, mengakibatkan iskemia miokard dan nekrosis (Doenges, 2000).
2.2.3.2 Patofisiologi
Infark miokardium mengacu pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai
darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner berkurang. Penyebab penurunan
suplai darah mungkin akibat penyempitan krisis arteri koroner karena aterosklerosis atau
penyumbatan total arteri oleh emboli atau trombus. Penurunan aliran darah koroner juga
bisa diakibatkan oleh syok atau perdarahan. Pada setiap kasus ini selalu terjadi
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen jantung (Brunner & Suddarth,
2002).
kekurangan oksigen. Setelah periode ini, kemampuan sel untuk menghasilkan ATP
secara aerobis lenyap, dan sel tidak dapat memenuhi kebutuhan energi. Tanpa ATP,
pompa natrium-kalium berhenti sehingga sel akan terisi ion natrium dan air, yang pada
akhirnya menyebabkan sel pecah (lisis). Dengan lisis, sel melepaskan simpanan kalium
intrasel dan enzim-enzim intrasel, yang dapat mencederai sel-sel di sekitarnya. Protein-
protein intrasel mulai mendapat akses ke sirkulasi sistemik dan ruang interstisium,
sel mast yang menyebabkan pelepasan histamin dan berbagai prostaglandin. Sebagian
2001).
yang sama namun istilah yang paling disukai adalah infark miokardium (MI). MI
posterior, dan lateral. Meskipun ventrikel kiri merupakan tempat cedera yang paling
sering ditimbulkan, namun ventrikel kanan juga dapat mengalami infark (Brunner &
Suddarth, 2002).
Bila terjadi serangan atau timbulnya infark miokardium, maka akan timbul suatu
sifat meremukkan dan parah. Nyeri dapat menyebar ke bagian atas tubuh mana
saja, tetapi sebagian besar menyebar kelengan kiri, leher, atau rahang. Nitrat dan
lebih dari setengah jam, dan jarang ada hubungannya dengan aktivitas
(Tjokronegoro, 2002). Nyeri terjadi muncul secara spontan (bukan setelah bekerja
berat atau gangguan emosi), dan menetap selama beberapa jam sampai beberapa
hari. Pada beberapa kasus nyeri bisa menjalar ke dagu dan leher. Nyeri sering di
sertai dengan nafas pendek, pucat, berkeringat dingin, pusing kepala ringan, mual
rangka.
6) Keadaan mental berupa rasa cemas yang disertai perasaan mendekati kematian.
2.2.3.4 Diagnosis
1) Pada EKG terdapat gambaran yang khas yaitu timbulnya gelombang Q yang
oleh jaringan yang mati, kelainan segmen ST karena injuri otot dan kelainan
setelah infark, gelombang T yang tinggi dan simetris dapat terlihat dan terbalik
ketika segmen ST mengalami elevasi. Depresi segmen ST resiprokal didapatkan
pada lead yang berlawanan pada infark. Segmen ST kembali pada garis isoelektrik
dalam beberapa hari tergantung pada besar infark, diikuti oleh terbaliknya
dan amplitudo lebih dari 25% gelombang R, timbul pada daerah infark.
leukosit, dan peningkatan laju endap darah. Tanda-tanda ini dimulai sekitar 24 jam
3) Kreatinin fosfokinase (CK) yang terdapat di jantung, otot skelet dan otak.
jam dan kembali normal setelah 72 jam. CKMB adalah spesifik untuk otot jantung
(Tjokronegoro, 2002).
2.2.3.5 Penatalaksanaan
dramatis angka bertahan hidup dan pembatasan luas cedera miokardium lebih
digunakan untuk menenangkan pasien karena nyeri akut meransang saraf simpatis
yang menyebabkan peningkatan denyut jantung dan resistensi vaskuler. Selain itu
nyeri meningkatkan stres mental dan rasa cemas. Morfin juga bersifat vasodilator
6) Diberikan nitrat untuk mengurangi aliran balik vena dan melebarkan arteri-arteri,
sehingga preload dan afterload berkurang dan aliran darah koroner meningkat.
pelepasan renin.
kontraktilitas jantung.
11) Dapat dipertimbangkan bedah pintas arteri koroner apabila infark disebabkan
12) Rehabilitasi jantung setelah infark berupa keseimbangan antara istirahat dan olah
raga dan modifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko aterosklerosis dan
jantung koroner pada individu yang belum tampak adanya faktor-faktor resiko penyakit
memungkinkan penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan
faktor resiko lainnya. Upaya pencegahan ini sangat kompleks dan tidak hanya
merupakan upaya dari pihak kesehatan saja. Prakondisi harus diciptakan dengan
penyakit jantung koroner (Sitorus, 2006). Dalam upaya pencegahan primer merupaka
jantung koroner terutama pada kelompok resiko tinggi. Pencegahan primer ditujukan
kepada pencegahan terhadap berkembangnya proses ateroskelosis secara dini (Potter &
Perry, 2005).
yang sudah pernah terjadi untuk tidak berulang atau menjadi berat. Disini diperlukan
perubahan pola hidup dan kepatuhan berobat bagi mereka yang sudah menderita
yang lebih baik dan menurunkan kematian. Pencegahan ini merupakan usaha untuk
mencegah orang yang telah sakit agar sembuh dan menghindari komplikasi. Pencegahan
ini dapat dilakukan dengan mendeteksi penyakit secara dini, mengadakan pengobatan
koroner. Upaya pencegahan penyakit jantung koroner ini dapat dilakukan melalui
modifikasi berbagai faktor resiko koroner, sebenarnya dapat dilakukan oleh siapa saja,
oleh karena itu sebagian besar faktor-faktor itu berhubungan dengan pola hidup yang
mengadakan rehabilitasi. Upaya pencegahan ketiga ini dapat dilakukan selama pasien
belum meninggal dunia (Budiarto, 2003 dalam Roslita, 2007). Pencegahan tersier
suatu penyakit. Pencegahan ini juga mencakup usaha untuk mencegah terjadinya
penurunan kesehatan .
yang sehat hanya dengan melakukan sedikit perubahan dalam kehidupan agar mendapat
Pada saat ini merokok telah termasuk sebagai salah satu faktor resiko utama PJK,
1) Menjaga diri, teman, dan keluarga untuk tidak merokok. Merokok merupakan
salah satu penyebab kanker, penyakit jantung, penyakit pembuluh darah, dan
stroke.
satu faktor resiko penyebab PJK, untuk mencegah atau mengurangi kegemukan
2) Melakukan gerak jalan cepat selama 30 menit sehari dapat menurunkan resiko
4) Jagalah agar berat badan tetap ideal. Kegemukan dapat memperburuk resiko
kematian dini akibat hipertensi, penyakit jantung dan pembuluh darah, serta stroke.
bandingkan dengan laki-laki, oleh karena itu perempuan harus memperhatikan beberapa
3) Bagi pasien diabetes hendaknya mengontrol gizi yang baik sesuai takaran yang
dianjurkan.
1) Stress yang terus menerus dapat berakibat terkena penyakit jantung, sehingga
3) Gizi seimbang.
4) Stop rokok.
7) Teratur berolahraga.
Gaya hidup sehat harus ditanamkan sejak dini pada anak-anak, meliputi :
1) Tanamkan kepada anak-anak sejak dini tentang cara menjaga jantung agar tetap
tidak sehat.
Penyakit yang terjadi diwaktu tua, salah satu faktor penyebabnya adalah perilaku
diwaktu muda, oleh karena itu diperlukan perilaku yang sehat diwaktu muda, meliputi :
1) Mencegah penyakit jantung sejak remaja tentu akan menurunkan resiko di hari
2) Biasakan dengan gizi seimbang, aktivitas fisik yang teratur, jangan merokok,
kontrol kesehatan dan tekanan darah, dapat mengganggu saat kehamilan. Bukan
2.5.1 Definisi
condition (Ari, 2008). Dari definisi WHO (1998) diatas, dapat diambil kesimpulan
bahwa gaya hidup adalah cara hidup berdasarkan pola tingkahlaku dengan kesungguhan
hati yang dipengaruhi oleh karakteristik interpersonal, interaksi sosial, dan kondisi
hidup sebagai praktek perilaku dan praktek sosial yang mendukung kesehatan dan
merupakan cerminan dari nilai-nilai dan jati diri dari kelompok dan masyarakat di mana
Menurut Pete Cohen, psikolog dan physical trainer, bahwa tidak ada manusia
lahir dengan kebiasaan buruk. Kebiasaan ini dipelajari saat tumbuh dewasa. Cara yang
paling jitu untuk membuang kebiasaan buruk adalah dengan menggantinya dengan
Menurut Becker (1979) dalam Notoadmojo (2007), perilaku hidup sehat adalah
mencakup:
1) Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang disini dalam
arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam
arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga
tidak lebih).
2) Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam
arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan sendirinya kedua
aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan.
3) Tidak merokok.
6) Mengendalikan stress.
BAB III
resiko penyebab penyakit jantung koroner dibagi menjadi dua, yaitu yang tidak dapat
dimodifikasi dan yang dapat dimodifikasi (Anwar, 2008). Salah satu faktor resiko yang
dapat dimodifikasi adalah gaya hidup, meliputi: merokok, diet, stress, aktivitas/olahraga,
dan minum-minuman beralkohol. Maka kerangka pikir yang dapat disusun dalam
Gambar 3.1
Kerangka Pikir
Gaya hidup :
1. Merokok
2. Diet/pola makan Penyakit Jantung
3. Stress Koroner (PJK)
4. Olahraga/aktivitas
5. Minum alkohol
1) Merokok
Adalah pola atau frekuensi merokok pasien penyakit jantung koroner dalam satu
hari di ruang Kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
2) Diet/pola makan
Adalah pola atau jenis makanan yang dimakan pasien penyakit jantung koroner di
ruang Kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
3) Stress
Adalah kebiasaan atau cara untuk mengatasi stress bagi pasien penyakit jantung
koroner di ruang Kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
4) Olahraga/aktivitas
Adalah pola atau jenis olahraga/aktivitas yang dilakukan pasien penyakit jantung
koroner di ruang Kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
5) Minum alkohol
jantung koroner di ruang Kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad
Hoesin Palembang.
BAB IV
METODE PENELITIAN
Dr.Mohammad Hoesin Palembang. Waktu penelitian dimulai bulan Juni 2008 sampai
Juli 2008.
4.3 Jenis dan Keabsahan Informasi
lapangan, sumber informasi diperoleh dari pasien penyakit jantung koroner, keluarga
Tabel 4.1
Jenis Informasi
informan yang satu dengan informan yang lain melalui wawancara mendalam.
Selain itu juga dilakukan pengecekan pada keluarga pasien dan perawat atas
1) Pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr.
2) Keluarga pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi Rumah Sakit Umum
3) Perawat di ruang kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
Tabel 4.2
Informasi Yang Dikumpulkan Menurut Sumber dan Metode
Pengumpulan Data
No Informan Jumlah
WM OBS
1 Pasien penyakit jantung koroner 7 7 14
4.5.1 Pasien
2) Dirawat di ruang kardiolodi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
Palembang.
4.5.3 Perawat
1) Bertugas di ruang kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
4.6.1 Metode
informasi dilakukan secara bertahap yaitu pertama dilakukan uji coba pedoman
jantung koroner, keluarga pasien penyakit jantung koroner, dan perawat ruang
kardiologi.
4.6.2 Alat
3) Tepe recoder
4) Kaset
5) Buku tulis
6) Pulpen
diwawancarai Informasi yang diperoleh dengan mencatat dan direkam radio kaset
kemudian dibuat transkrip dan matrik, setelah itu dikelompokkan sesuai dengan
pertanyaan dan tujuan penelitian. Informasi dianalisis secara manual yang disusun untuk
pemecahan masalah, sedangkan tehnik analisis dalam penelitian ini adalah content
analisys.
BAB V
HASIL PENELITIAN
Rumah sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang terletak di Jalan
Jendral Sudirman Km 3,5 di ibukota Propinsi Sumatera Selatan memiliki luas tanah
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin Palembang merupakan rumah
sakit pendidikan dan pusat rujukan untuk daerah lain sehingga mempunyai pelayanan
salah satu program unggulan, karena Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
Palembang merupakan pusat pelayanan jantung dan diharapkan menjadi cardiac center
terlengkap di daerah Sumatera bagian Selatan. Pelayan ini didukung fasilitas yang
canggih, ruangan yang memadai dan tenaga medis dan keperawatan yang ahli.
Pelayanan dibidang kardiovaskuler pada pelayanan gawat darurat dengan
ruangan khusus darurat jantung dilengkapi fasilitas yang memadai dan lengkap.
Disamping itu juga dilengkapi dengan ambulance khusus untuk penyakit jantung
(Mobile Coronary Unit) yang dapat dipanggil sewaktu-waktu. Instalasi rawat inap
Ruang kardiologi berdiri pada tanggal 1 Juni 2006, dengan kapasitas tempat tidur
sebanyak 15 tempat tidur. Dimana dibagi lagi menurut kelas yang terdiri dari kelas I
sebanyak 6 tempat tidur, kelas II sebanyak 4 tempat tidur, dan kelas III sebanyak 5
tempat tidur. Selain itu ruang kardiologi melayani mulai dari pasien ASKES (Asuransi
Swasta/Umum. Selain itu ruang kardiologi juga dilengkapi oleh tenaga-tenaga yang ahli
Ners)
4) 4 orang Prakarya.
3) DC. Shock.
4) Coronary Angiography.
BHD (Bantuan Hidup Dasar), ECG (Elektrokardiografy), ACLS (Advance Cardiac Life
Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. Departemen kardiologi juga mengadakan program
4) TMT (Treadmill Test), diadakan dua sampai tiga kali dalam satu tahun.
5) BCLS (Basic Cardiac Life Support), diadakan satu kali dalam setahun, pelatihan
Sekarang telah berdiri gedung baru yaitu “Brain and Health Centre” (Pusat
penyakit jantung dan syaraf). Tentu lebih lengkap dan lebih canggih untuk mengatasi
Informan dalam penelitian ini terdiri dari lima belas orang yang terdiri dari ;
tujuh orang pasien, tujuh orang keluarga pasien, dan satu orang perawat yang mana
kesemua informan dianggap dapat memberikan informasi yang akurat mengenai gaya
hidup pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi Rumah Sakit Umum Pusat
Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini, didapat dari tujuh orang informan
pasien. Dimana ketujuh orang informan pasien ini, mereka merupakan orang yang paling
mengetahui tentang gaya hidup mereka sendiri. Informasi yang diperoleh melalui
Tabel 5.1
Karakteristik Informan Dari Pasien di Ruang Kardiologi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin palembang tahun 2008
Topik Informan dari pasien Kesim- Interprestai
Inisial NY DA AH ST SI SL MH pulan
Umur 47 th 60 th 54 th 76 th 43 th 39 th 62 Semua Usia ≥ 20 th
th berusia ≥ mulai terjadi
20 th peningkatan
kadar
kolesterol
Pendi- SPK SMA SD SMP SD SMA SPR Sebagian Belum
dikan masih mampu
berpendidi berpikir
kan kritis karena
rendah pendidikan
belum
begitu tinggi
Jenis PR PR LK LK PR LK PR Sebagian Lebih teliti
kela- besar dalam
min berjenis mengatur
kelamin pola hidup
perempun
TB 155 150 153 165 150 155 154
cm cm cm cm cm cm cm
BB 51 70 53 60 48 50 52 Satu BB tidak
kg kg kg kg kg kg kg informan ideal salah
dengan satu faktor
BB 50 45 48 55 45 50 49
BB yang penyebab
Ideal kg kg kg kg Kg kg kg
tidak ideal PJK
BMI 21,2 31,1 22,6 22,0 21,3 20,8 21,9
gambaran umur, pendidikan, jenis kelamin, tinggi badan, dan berat badan. Berdasarkan
gambaran umur informan, diketahui bahwa semua informan berusia ≥ 20 tahun dan
informan dengan pendidikan perawat (berpendidikan SPK dan SPR) sehingga dapat
dikatakan bahwa informan belum dapat berpikir secara kritis dan ilmiah.
perempuan yaitu sebanyak empat informan, dan biasanya perempuan dalam mengatur
Berdasarkan gambaran tinggi badan dan berat badan. Didapat satu informan
dengan berat badan tidak ideal. Sedangkan berat badan tidak normal (obesitas)
tiga informan menderita hipertensi. Sedangkan hipertensi merupakan salah satu faktor
menderita diabetes mellitus. Seperti hipertensi, diabetes mellitus juga merupakan salah
Informasi yang diperoleh dalam penelitian ini, didapat dari tujuh orang keluarga
pasien. Dimana ketujuh orang keluarga pasien ini, mereka merupakan orang yang paling
dekat dengan pasien dan dianggap yang paling banyak mengetahui tentang gaya hidup
pasien. Informasi yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan keluarga pasien
Tabel 5.2
Karakteristik Informan Dari Keluarga Pasien di Ruang Kardiologi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin palembang tahun 2008
diperoleh gambaran umur, jenis kelamin, pendidikan, dan hubungan dengan pasien.
Berdasarkan gambaran umur informan, diketahui bahwa semua keluarga pasien berusia
≥ 20 tahun. Artinya kesemua keluarga pasien dalam penelitian ini sudah matang karena
berjenis kelamin laki-laki, namun dalam penelitian ini jenis kelamin dari keluarga pasien
tidak dipermasalahkan asalkan keluarga pasien ada hubungan yang dekat dan tinggal
satu rumah dengan pasien. Sehingga gambaran jenis kelamin pada keluarga pasien tidak
besar keluarga pasien berpendidikan tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa mereka
keseluruhan informan mempunyai hubungan yang sangat dekat dan juga tinggal satu
rumah dengan pasien. Sehingga mereka dianggap lebih mengetahui gaya hidup pasien.
ruang kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, dimana satu perawat ini
dapat memberikan informasi yang cukup akurat mengenai gaya hidup yang sehat bagi
pasien penyakit jantung koroner. Informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan
Tabel 5.3
Karakteristik Informan Dari Perawat Ruang Kardiologi
kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, diperoleh gambaran umur, jenis
kelamin, pendidikan, dan lamanya masa kerja. Berdasarkan gambaran umur diketahui
perawat berumur diatas 27 tahun, artinya perawat sudah matang karena usianya sudah
dewasa. Berdasarkan gambaran jenis kelamin, perawat berjenis kelamin perempuan,
dimana biasanya perawat perempuan lebih mudah diterima oleh pasien. Berdasarkan
tinggi karena perawat tamatan D III Keperawatan, sehingga dapat dikatakan bahwa
perawat telah mampu berpikir kritis dan ilmiah. Sedangkan berdasarkan gambaran
lamanya masa kerja, dapat dikatakan bahwa perawat sudah berpengalaman karena sudah
kebiasaan merokok aktif pasien, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.4
Kebiasaan Merokok Aktif Pasien
mengatakan tidak merokok, 1 orang mengatakan merokok dan 1 orang lagi pernah
merokok. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut :
”Dulu aku pernah merokok, lama juga dari SMP sampai 2003 kalau merokok
bisa habis 3 bungkus dalam sehari semalam”(AH)
”Idak (Tidak)”(ST)
”Iyo, aku ini perokok kalau idak merokok rasonyo ada yang kurang (iya, aku ini
perokok kalau tidak merokok rasanya ada yang kurang”(SL)
”Idak (tidak)”(MH)
dimana 5 dari 7 orang keluarga mengatakan bahwa informan tidak merokok, 1 orang
keluarga mengatakan informan merokok dan 1 orang keluarga lagi mengatakan bahwa
dulu informan pernah merokok dan sekarang sudah berhenti merokok. Sedangkan hasil
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa sebagian besar
jumlah rokok yang dapat dihabiskan dalam sehari semalam oleh pasien diperoleh
dan 1 orang lagi dapat menghabiskan 1 bungkus rokok bungkus dalam sehari semalam.
”Dulu saya kuat merokok dari SMP sampai 2003, kalau dalam sehari saya
dapat menghabiskan 3 bungkus rokok, sekarang tidak lagi merokok” (AH)
”Sebungkus sehari semalam, cuma kopi agak kuat duo cangkir, apo tigo cangkir,
pagi, tengah hari, samo sore (1 bungkus dalam sehari semalam, tapi minum kopi
lebih sering, 2 cangkir atau 3 cangkir. Pagi, siang, sama sore)” (SL)
dimana 2 dari 7 orang keluarga yang mengatakan bahwa informan merokok. 1 orang
semalam dan 1 orang keluarga lagi mengatakan bahwa informan dapat menghabiskan 1
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa PJK yang diderita
oleh ke-2 orang informan yang merokok dapat disebabkan karena kebiasaan merokok
alasan pasien tidak bisa berhenti merokok diperoleh data seperti pada tabel berikut
ini :
Tabel 5.6
Alasan Pasien Tidak Bisa Berhenti Merokok
yang mengatakan merokok, diantaranya 1 orang sudah berhenti merokok dan 1 orang
lagi belum dapat berhenti dari kebiasaan merokok. Beberapa petikan keterangan dari
dimana 2 dari 7 orang keluarga yang mengatakan bahwa informan merokok. 1 orang
keluarga mengatakan informan sudah lama berhenti dari kebiasaan merokok dan 1 orang
keluarga lagi mengatakan bahwa informan sulit untuk berhenti dari kebiasaan merokok.
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa proses
penyembuhan PJK yang diderita oleh informan dapat tidak optimal karena (1 dari 2
cara yang baik untuk berhenti merokok, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.7
Cara Yang Baik Untuk Berhenti Merokok
yang mengatakan merokok, ke-2 informan mempunyai cara yang sama untuk berhenti
dari kebiasaan merokok yaitu setelah terkena penyakit jantung. Beberapa petikan
”Ya.. sudah jantungan ini baru dapat cara terbaik berhenti merokok” (AH)
”Lah keno serangan jantung inilah baru pacak berhenti (Sudah terkena
serangan jantung ini baru bisa berhenti merokok)” (SL)
dimana 2 dari 7 orang keluarga yang mengatakan bahwa informan merokok. 1 orang
keluarga mengatakan informan berhenti merokok setelah terkena penyakir jantung pada
tahun 2003 dan 1 orang keluarga lagi mengatakan bahwa informan baru berhenti
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa cara informan
berhenti dari kebiasaan merokok kurang baik karena (2 dari 7 informan) baru dapat
lamanya pasien merokok, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.8
Lama Pasien Merokok
mengatakan merokok, diantaranya 1 orang lamanya merokok dari SMP sampai 2003 dan
1 orang lagi lamanya merokok ≥ 10 tahun. Beberapa petikan keterangan dari informan
dimana 2 dari 7 orang keluarga yang mengatakan bahwa informan merokok. 1 orang
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa PJK yang diderita
sudah berapa lama pasien berhenti merokok, diperoleh data seperti pada tabel berikut
ini :
Tabel 5.9
Lamanya Pasien Berhenti Merokok
yang mengatakan merokok, diantaranya 1 orang sudah berhenti merokok dari tahun
2003 dan 1 orang lagi berhenti merokok baru masuk rumah sakit. Beberapa petikan
”Saya berhenti merokok mulai tahun 2003 akhir, waktu itu pertama kali kena
jantung” (AH)
dimana 2 dari 7 orang keluarga yang mengatakan bahwa informan merokok, 1 orang
keluarga mengatakan informan sudah lama berhenti merokok semenjak terkena penyakit
jantung tahun 2003 dan 1 orang keluarga lagi mengatakan bahwa informan berhenti
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa lamanya informan
berhenti merokok sudah cukup baik karena (1 dari 2 informan) sudah berhenti merokok
manfaat berhenti merokok, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.10
Manfaat Berhenti Merokok
yang mengatakan merokok, ke-2 informan belum merasakan manfaat dari berhenti
merokok. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut :
”Belum ada rasa manfaatnya, malahan sekarang saya masuk rumah sakit lagi”
(AH)
”Katik manfaatnyo, soalnyo aku ini baru berhenti merokok baru mak inilah
(Tidak ada manfaatnya, soalnya saya baru berhenti merokok baru
sekaranglah)”(SL)
diperkuat oleh siapapun termasuk keluarga karena orang yang paling mengetahui
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa tidak ada manfaat
berhenti dari kebiasaan merokok karena (1 dari 2 informan) yang sudah lama berhenti
Tabel 5.11
Bahaya Merokok Bagi Kesehatan
yang mengatakan merokok, diantaranya 1 orang mengetahui bahaya dari merokok dan 1
orang lagi tidak mengetahui bahaya dari merokok. Beberapa petikan keterangan dari
”Bahayonyo ? aku raso katik bahayonyo malahan nikmat lagi ado (Bahaya ?
saya rasa tidak ada bahaya dari merokok malahan ada nikamatnya lagi)” (SL)
dimana dari 7 orang keluarga informan, ke-7 keluarga mengetahui bahaya merokok bagi
kesehatan pasien. Sedangkan menurut perawat di ruang kardiologi bahaya dari merokok
dapat menyebabkan penyumbatan pada arteri koroner (pembuluh darah jantung), selain
pengetahuan informan tentang bahaya dari merokok terhadap kesehatan karena (1 dari 2
orang yang sering merokok didekat pasien, diperoleh data seperti pada tabel berikut
ini :
Tabel 5.12
Orang Yang Sering Merokok Didekat Pasien
mengatakan tidak perokok aktif atau pasif, sedangkan 2 orang perokok aktif dan 3 orang
lagi perokok pasif. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai
berikut :
”(Idak katik, aku jugo idak merokok (Tidak ada, saya juga tidak merokok)”(ST)
”Bapak” (SI)
”aku inilah yang merokok, kalau ditempat kerja galo-galo kawan merokok”(SL)
dimana 2 dari 7 orang keluarga mengatakan bahwa informan tidak merokok, 2 orang
keluarga mengatakan informan merupakan perokok aktif, dan 3 orang keluarga lagi
mengatakan informan merupakan perokok pasif. Pada hasil observasi tidak terlihat
informan berperilaku tidak sehat karena (2 dari 7 informan) merupakan perokok aktif
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa merokok dapat
Pada hasil observasi yang dilakukan di ruang kardiologi RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang tidak terlihat satupun informan yang merokok, begitupun dengan
keluarga informan.
Dari berbagai pertanyaan yang diajukan pada informan tentang pola merokok
pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang, mulai dari pertanyaan nomor 1 sampai dengan pertanyaan nomor 9 dapat
orang dapat menghabiskan 3 bungkus rokok dalam sehari semalam dan 1 orang lagi
menghabiskan 3 bungkus rokok dalam sehari semalam dan 1 orang lagi dapat
jenis makanan yang dimakan pasien, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.13
Jenis Makanan Yang Dimakan Pasien
mengatakan makan buah dan sayur, sedangkan 3 dari 7 orang informan mengatakan
semua dimakan. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai
berikut :
”Kalau dalam keseharian, kayaknya semua aku makan, tapi aku pantangi yang
asin, kayak jeroan juga” (NY)
”Aku ini masuk anggota donor darah, walaupun darah aku diambil aku cukup
makan nasi bae, idak ado tambahan lain, tapi kadang-kadang buah-buahan
masih aku makan jugo” (ST)
“Nasi, gado-gado, lauknyo ikan, daging idak biso katik duit kendak belinyo,
jarang jugo makan ayam (Nasi, gado-gado, lauknya ikan, daging tidak dimakan
karena tidak ada uang untuk membelinya begitupun dengan ayam)” (SL)
“Aman bagian kue-kue nyo, maklumlah tuo ini, kalau bangun tengah malam
kendak begigitan roti-roti yang kering, maklum caro wong tuo banyak lagu
(Kue-kuenya suka, maklum sudah tua, kalau bangun tengah malam ingin ada
yang dimakan,maklum orang sudah tua banyak keinginan)” (MH)
Kebenaran keterangan yang diberikan informan diatas diperkuat oleh keluarga
yang tinggi serat, rendah kolesterol, dan rendah garam, sedangkan 3 dari 7 orang
dipantangi (yang tidak boleh dimakan). Pada hasil obesvasi terlihat 1 orang informan
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa jenis makanan
yang dimakan informan adalah tinggi serat, rendah kolesterol, dan rendah garam karena
makanan yang dipantangi pasien, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.14
Makanan Yang Dipatangi Pasien
”Kalau pantangan ya... karena kita sudah tau penyakit darah tinggi, penyakit
jantung, jadi tau dirilah kalau makan kalau berbahaya ya... dihindarilah, seperti
jeroan, tapi terkadang sih dimakan karena kita juga masih butuh gizi tapi tidak
berlebihan” (DA)
”Semenjak sakit inilah di pantangkan, terutama makan gulo, kareno aku ini ado
sakit diabetes, kalau sakit jantung dilarang makan gemuk-gemuk, pedas-pedas
(Semenjak sakit ini baru dipantangi, terutama makan gula karena saya ada
penyakit diabetes, kalau sakit jantung saya dilarang makan yang banyak
mengandung lemak dan yang pedas)”(ST)
”Idak ado patangan, cuma kito yang bapantang, pedas-pedas, asin-asin kurang
(Tidak ada pantangan, cuma kita yyang berpantangan, pedas-pedas, asin-asin di
kurangi)”(SI)
”Pantangan ? soal mak ini aku kurang makan sayur, kalau aku makan perut aku
sakit, kadang mencret (Pantangan ? kalau sekarang saya kurang makan sayur
karena bila makan sayur perut saya sakit dan bisa diare)” (MH)
informan sangat baik terhadap makanan yang harus dipantangi karena (5 dari 7
makanan yang baik dimakan menurut pasien, diperoleh data seperti pada tabel
berikut ini :
Tabel 5.15
Makanan Yang Baik Dimakan Menurut Pasien
kesemua informan mempunyai persepsi tersendiri terhadap makanan yang baik untuk
mereka. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai berikut :
”Kalau aku sih, menganggap makanan yang paling baik dengan aku ya, yang
istilahnya kita kan tau makan yang paling kolesterol tidak baik untuk kesehatan,
jadi menurut aku mekanan yang baik ya yang non kolesterol” (NY)
”Ya makanan semuanya baik. Tapi kita pililah yang murah namun mengandung
vitamin banyak, umpama : tahu, tempe, sayur-sayuran, semua kita makan.
Terkadang daging dan ayam masih dimakan tapi tidak berlebihan” (DA)
”Saya rasa semua makanan baik untuk saya, kecuali yang saya pantangi tadi”
(AH)
”Aku kiro kalau untuk aku, makanan yang lembut-lembut (Saya kira kalau untuk
saya makanan yang lunak)” (ST)
mempunyai makanan kesukaan tersendiri yang mereka anggap baik untuk dikonsumsi.
informan tentang makanan yang baik bagi mereka sudah cukup baik karena ke-7
informan mempunyai persepsi tersendiri terhadap makanan yang baik untuk mereka.
cara diet yang baik untuk pasien, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.16
Cara Diet Yang Baik Untuk Pasien
kesemua informan mempunyai persepsi tersendiri terhadap diet yang baik untuk mereka.
”Cara diet yang paling baik untuk aku, ya sekurang – kurangnya makan tidak
terlalu kenyanglah” (NY)
”Kalau saya makan ada takarannya, misal nasi satu mangkok kecil, baik pagi,
siang dan malam” (DA)
” Makan secukupnya lah...Tapi saya tidak bisa, kalau makan kapan belum
kenyang saya belum berhenti haa.....” (AH)
”Iyo...kalau aku senang pisang rebus, roti-roti yang penting jangan makan yang
manis” (ST)
”Cak biasolah, makan pagi, siang, samo sore apo malam (Seperti biasa,
sarapan, makan siang dan makan malam)” (SI)
”Makan, sarapan, siang jarang makan, kalau nasi panas aku dinginke dulu biar
asam lambung idak naik” (SL)
”Kalau aku sekarang katik diet, aku dianjurkan oleh dokter banyak makan
buah-buahan (Kalau saya sekarang tidak ada diet, saya hanya dianjurkan oleh
dokter banyak makan buah-buahan)” (MH)
dimana 4 dari 7 orang keluarga mengatakan cara diet informan sudah baik, 2 orang
keluarga mengatakan cara diet informan belum baik dan 1 orang keluarga lagi
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa persepsi informan
terhadap cara diet yang baik untuk mereka sudah cukup baik karena ke-7 informan
mempunyai persepsi sendiri terhadap cara diet yang baik untuk mereka.
frekuensi makan pasien dalam sehari semalam, diperoleh data seperti pada tabel
berikut ini :
Tabel 5.17
Frekuensi Makan Pasien Dalam Sehari Semalam
Topik Informan Kesimpulan Interprestasi
Pola ”Tiga kali”( NY) 4 dari 7 orang informan Frekuensi makan informan
diet / ”Tiga kali”(DA) mengatakan makan 3 kali dalam sehari semalam
makan ”Dua kali”(AH) sehari semalam, 2 orang sudah dapat dikatakan baik
”Tiga kali”(ST) mengatakan 2 kali dan 1 karena (4 dari 7 informan)
”Tiga kali”(SI) orang lagi mengatakan 1 mengatakan makan 3 kali
”Dua kali”(SL) kali. dalam sehari semalam
”Satu kali”(MH)
mengatakan makan 3 kali sehari semalam, 2 orang mengatakan 2 kali dan 1 orang lagi
mengatakan 1 kali. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh sebagai
berikut :
”Sehari semalam ? sehari 3 kali, kalau malam, kadang makan, kadang idak”
(SI)
”Paling banyak duo kali, karno pagi aku idak makan paling makan roti (Paling
bayak dua kali, karena pagi saya tidak makan paling cuma makan roti)” (SL)
”Sehari satu kali, idak pulo kuat paling kuat setengah centong, sudah itu sudah,
makonyo ditambah cak ubi kayu yang di rebus, di goreng, kadang pisang goreng
jugo (Sehari cuma satu kali, tidak banyak paling banyak setengah sendok nasi,
suda itu selesai, makanya ditambah seperti ubi kayu yang di rebus, di goreng,
terkadang pisang goreng juga)”(MH)
dimana 4 dari 7 orang keluarga mengatakan informan makan 3 kali dalam sehari
semalam, 2 orang keluarga mengatakan informan makan 2 kali dalam sehari semalam
dan 1 orang keluarga lagi mengatakan bahwa informan makan 1 kali dalam sehari
semalam.
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa frekuensi makan
informan dalam sehari semalam sudah dapat dikatakan baik karena (4 dari 7 informan)
jumlah makanan yang dimakan oleh pasien dalam satu kali makan, diperoleh data
Tabel 5.18
Jumlah Makanan Yang Dimakan Oleh Pasien
mengatakan makan sampai kenyang, 2 orang secentong (satu sendok untuk pengambil
nasi), 1 orang semangkok, 1 orang sepiring dan 1 orang lagi segelas. Beberapa petikan
”Kalau makan aku tidak terlalu banyak, kalau sudah kenyang aku berhenti”
(NY)
”Nasi semangkok takaran, ayam sepotong, sayur-sayuran, yang lebih banyak
makan lauk pauk dari nasi” (DA)
”Kalau nasi setengah centong, kalau cak pisang goreng habis duo ikok” (MH)
dimana 4 dari 7 orang keluarga mengatakan jumlah makanan yang dimakan informan
dalam sekali makan sebanyak sepiring, 1 orang keluarga mengatakan jumlah makanan
yang dimakan informan sampai informan kenyang, 1 orang keluarga mengatakan jumlah
makanan yang dimakan secukupnya dan 1 orang keluarga lagi mengatakan jumlah
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa jumlah makanan
yang dimakan sudah cukup baik karena ke-7 informan makan secukupnya dan tidak
berlebihan.
makanan selingan yang dimakan oleh pasien, diperoleh data seperti pada tabel
berikut ini :
Tabel 5.19
Makanan Selingan Yang Dimakan Oleh Pasien
makan kue dan 1 orang lagi makan apa saja. Beberapa petikan keterangan dari informan
”Biasa ! kadang-kadang kue tapi kue yang tidak banyak mengandung mentega,
gorengan saya juga suka” (DA)
”Buah-buahan” (SI)
”Selain nasi, makan pisang direbus, macam tekwan aku kurang, kalau pepes ubi
aku galak” (MH)
dimana 5 dari 7 orang keluarga mengatakan bahwa makanan selingan informan adalah
kemplang dan 1 orang keluarga lagi mengatakan makanan selingan informan adalah roti.
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa makanan selingan
Menurut perawat kardiologi ada pola makan yang baik bagi pasien penyakit
”Pola makan ? rendah garam, banyak makan sayur, banyak makan buah” (DN)
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa pola makanan
yang baik bagi pasien penyakit jantung koroner adalah rendah garam, rendah kolesterol,
Pada hasil observasi yang dilakukan di ruang kardiologi RSUP Dr. Mohammad
daging.
Dari berbagai pertanyaan yang diajukan pada informan tentang pola diet/makan
pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang, mulai dari pertanyaan nomor 1 sampai dengan pertanyaan nomor 7 dapat
disimpulkan bahwa 4 dari 7 orang informan mengkonsumsi makanan buah dan sayur, 5
makan 3 kali dalam sehari semalam, 2 orang informan makan 2 kali dalam sehari
semalam dan 1 orang makan 1 kali dalam sehari semalam, sedangkan 4 dari 7 informan
makan-makanan selingan yaitu buah-buahan, 1 orang informan makan selingan yaitu
dikonsumsi informan adalah tinggi serat, rendah kolesterol, dan rendah garam karena 4
dari 7 orang informan mengkonsumsi buah dan sayur, 5 dari 7 orang informan
mempunyai pantangan terhadap makanan tertentu, dan 4 dari 7 orang informan makan-
1) Informasi yang diperoleh dari wawancara mendalam dengan informan mengenai arti
Tabel 5.20
Arti Stress Menurut Pasien
kesemua informan belum tepat menyebutkan arti stress. Beberapa petikan keterangan
”Arti stress ? saya belum pernah merasakan apa itu stress, kalau saya lihat
orang yang stress itu orangnya tidak sadar, ngamuk-ngamuk”(AH)
”Kalau stress itu terganggu saraf kiro-kiro, tapi aku belum pernah terkeno stress
(ST)
”Aku idak pernah stress, stress ? idak tau aku, atau wong yang pening itu ?
(Saya tidak pernah stress, stress ? tidak tahu saya, atau orang yang pening
itu ?)”(SL)
”Yo..stress namonyo pikiran itu kacau, kurang tiduk, banyak pikiran” (MH)
Kebenaran keterangan yang diberikan informan diatas tidak dapat diperkuat oleh
orang lain; baik keluarga maupu perawat karena menurut peneliti orang yang sangat
informan terhadap arti stress masih kurang karena kesemua informan belum mengetahui
kegiatan untuk mengurangi stress, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.21
Kegiatan Yang Dilakukan Oleh Pasien Untuk Mengurangi Stress
mempunyai cara yang positif untuk mengurangi stress sedangkan 1 orang lagi
mempunyai cara yang negatif yaitu dengan marah. Beberapa petikan keterangan dari
”Diam aja, kalau saya sedang kesal sama orang. Orangnya saya diamkan
saja” (AH)
”Tiduk, mandap dirumah nian idak keluar-keluar. Kalau sedang kesal lansung
marah besak, apo yang ado lansung dihempaske (Tidur, diam dirumah tidak
keluar, kalau sedang kesal lansung marah besar, apa yang ada langsung
dibanting)” (SI)
”Kalau kesal dengan wong, jauhi ke bae wong nyo biar idak kejingokan raihnyo
(Kalau kesal dengan orang, saya jauhi orangnya biar tidak kelihatan
wajahnya)” (SL)
”Kito berangkat, hilang hilangkan dewek sambil zikir, katik lain obatnyo (Kita
pergi, Usahakan untuk menghilangkan sendiri sambil zikir, tidak ada yang lain
obatnya)” (MH)
dimana 6 dari 7 orang keluarga mengatakan bahwa cara informan untuk mengurangi
stress adalah dengan cara yang positif, sedangkan 1 orang keluarga lagi mengatakan cara
informan untuk mengurangi stress kurang baik karena informan sering marah-marah.
Sedangkan hasil observasi terlihat 1 orang informan dalam keadaan emosi labil (dalam
keadaan marah).
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa cara untuk
mengurangi stress sudah baik karena (6 dari 7 informan) melakukan kegiatan yang
Tabel 5.22
Tempat Rekreasi Pasien
mengatakan berekreasi dengan jalan-jalan, 1 orang memancing dan 1 orang lagi tidur.
” Idak katik tempat berlari aku, soalnyo kito bejalan idak kuat, jadi lain di pada
tiduk (Tidak ada tempat pergi lagi, soalnya kita tidak sanggup lagi berjalan, jadi
hanya tidur)” (MH)
dimana 5 dari 7 orang keluarga mengatakan kebiasaan rekreasi informan dengan jalan-
jalan, 1 orang keluarga mengatakan kebiasaan rekreasi informan memacing dan 1 orang
keluarga lagi mengatakan kebiasaan rekreasi informan adalah tidur. Sedangkan menurut
perawat ruang kardiologi; cara yang baik untuk mengurangi stress adalah dengan cara
merubah pola hidup menjadi lebih baik seperti refresing, bercocok tanaman, dan
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa kebiasaan rekreasi
dengan jalan-jalan.
tempat/cara rekreasi pasien, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.23
Tempat/cara rekreasi pasien
orang memancing dan 1 orang lagi tidak ada. Beberapa petikan keterangan dari informan
”Kalau jalan-jalan, mungkin keluar negeri saya belum pernah pergi. Kalau ke
Medan, Jambi, Jogya. Pokoknya semua daerah yang ada di Indonesia hampir
semua saya kunjungi karena saya ini orang tarikat” (AH)
”Idak katik tempat berlari aku, soalnyo kito bejalan idak kuat, jadi lain di pado
tiduk (Tidak ada tempat untuk pergi, soalnya saya tidak sanggup lagi berjalan,
jadi hanya tidur)”(MH)
pernah berekreasi karena informan sudah tua dan tidak kuat lagi untuk berjalan.
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa cara rekreasi
informan sudah baik karena (4 dari 7 informan) mempunyai tempat/cara rekreasi dengan
frekuensi rekreasi dalam seminggu, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.24
Frekuensi Rekreasi Dalam Seminggu
mengatakan berekreasi setiap minggu, 3 orang tidak tentu dan 1 orang lagi tidak pernah.
”Ya...,paling-paling seminggu sekali, kalau tiap hari sudah bosan pula” (DA)
”Kalau ada kesempatan, badan sehat, uang ada dan ibu mengizinkan ya... saya
pergi”(AH)
”Berhubungan aku ini punyo usaha angkutan, sering dicater wong, aku sering
ikut, itu idak tergantung minggu, kadang-kadang sebulan sekali, kadang
setengah bulan 2 kali”(ST)
”Tergantung, paling sekali seminggu tapi kalau katik gawe biso duo kali
(Tergantung, paling sekali seminggu tapi kalau tidak ada kerja bisa dua kali)”
(SL)
orang keluarga mengatakan informan tidak tentu waktunya berekreasi dan 1 orang
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa frekuensi rekreasi
informan adalah baik, karena (3 dari 7 informan) setiap minggunya selalu berekreasi.
Tabel 5.25
Hobi Pasien
kesemua informan mempunyai hobi yang positif. Beberapa petikan keterangan dari
”Hobi saya ? yang paling hobi saya mendengar ceramah dan berita. Kalau
dengar ceramah rasanya dada ini lapang rasanya” (DA)
”Olah raga saya hobi, nonton saya hobi, kalau dulu setiap ada pesta didaerah
Muba saya pasti ada, karena saya diminta sebagai keamanan, tapi sekarang
semenjak terkena jantung dan sudah tua, saya sudah merasa malu” (AH)
”Kalau hobi olahraga dulu aku ini satu-satunya pelari, kalau sekarang aku hobi
donor darah, sudah sampai 60 kali” (ST)
”Katik hobi, mancing tu lah hobi (Tidak ada hobi, Cuma manting hobinya)”
(SL)
“Kalau mak ini hobi aku kendak ngaji tu lah (Kalau sekarang hobinya cuma
ngaji) ” (MH)
dimana dari 7 orang keluarga, kesemuanya mengatakan bahwa hobi informan adalah
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa hobi informan
adalah baik karena semua informan yaitu 7 informan mempunyai hobi yang positif.
Menurut informan perawat di ruang kardiologi ada cara yang baik untuk
mengendalikan stress bagi pasien penyakit jantung koroner, terungkap sebagai berikut :
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa stress dapat diatas
dengan pola hidup yang baik seperti adanya kegiatan yang dilakukan oleh pasien.
Palembang, terlihat satu informan dalam keadaan emosi labil atau dalam keadaan kesal
yang disebabkan informan tidak jadi menjalani kateterisasi jantung karena alat
Dari berbagai pertanyaan yang diajukan pada informan tentang kebiasaan stress
pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang, mulai dari pertanyaan nomor 1 sampai dengan pertanyaan nomor 6 dapat
disimpulkan bahwa ke-7 informan belum benar menyebutkan arti stress, 6 dari 7 orang
informan mempunyai cara yang positif untuk mengurangi stress yaitu mendengarkan
cermah, mengaji, rekreasi dengan jalan-jalan, melakukan hobi seperti memancing ikan,
dan lain-lain, sedangkan 1 orang lagi mempunyai cara yang negatif untuk mengurangi
mengurangi stress sudah baik karena 6 dari 7 orang informan melakukan kegiatan yang
positif seperti mendengarkan cermah, mengaji, rekreasi dengan jalan-jalan, melakukan
olahraga yang baik untuk pasien penyakit jantung koroner diperoleh data seperti
Tabel 5.26
Olahraga Yang Baik Untuk Pasien PJK
mengatakan olahraga yang baik untuk mereka adalah jalan santai/kaki, sedangkan 2
orang lagi tidak berolahraga. Beberapa petikan keterangan dari informan yang diperoleh
berikut :
”Kareno sakit jantung ini jalan pagi, mbek jarak sekilo, apo duo kilo (Karena
sakit jantung ini, jalan pagi ambil jarak satu kilo atau dua kilo)”(ST)
”Kalau aku olahraga idak biso, soalnyo aku sejak kecik dulu pernafasan
terganggu, Asma, jadi idak biso olahraga kuat-kuat, paling ado jalan-jalan
santai (Kalau olahraga saya tidak bisa, soalnya saya sejak kecil pernafasan
terganggu, Asma, jadi tidak bisa olahraga kuat-kuat, paling jalan-jalan
santai”(SL)
dimana 5 dari 7 orang keluarga mengatakan bahwa informan berolahraga dengan jalan
santai dan 2 orang keluarga lagi mengatakan informan tidak pernah berolahraga.
Sedangkan menurut perawat di ruang kardiologi mengatakan olahraga yang baik untuk
pasien penyakit jantung koroner adalah berjalan kaki selama 30 menit setiap harinya,
bisa dilakukan pada pagi hari atau sore hari. Pada hasil observasi tidak terlihat informan
yang berolahraga.
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa perilaku informan
berolahraga sudah sangat baik karena (5 dari 7 informan) melakukan olahraga dengan
jalan santai.
frekuensi berolahraga pasien setiap minggu, diperoleh data seperti pada tabel berikut
ini
Tabel 5.27
Frekuensi Olahraga Pasien
kali dalam seminggu, 1 orang 2 kali dalam seminggu dan 1 orang lagi tidak tetap.
”Sebaiknya 3 sampai 4 kali seminggu. Tapi lihat keadaan, terkadang satu kali
seminggu” (NY)
”Kalau tidak malas tiap hari tapi kalau malas ya... 2 kali seminggu” (DA)
”Yo... biaso tiap pagi, asal idak hujan, semenjak di rumah sakit ini berhenti
dulu” (ST)
setiap paginya, 1 orang keluarga mengatakan informan jarang berolahraga dan 1 orang
keluarga mengatakan informan berolahraga satu kali dalam seminggu yaitu setiap hari
minggu.
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa frekuensi olahraga
sudah cukup baik karena (2 dari 5 informan) yang berolahraga, setiap harinya mereka
selalu berolahraga.
lamanya pasien berolahraga, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.28
Lamanya Pasien Berolahraga
orang lagi baru melakukan olahraga. Beberapa petikan keterangan dari informan yang
diperoleh berikut :
”Sudah lamalah, dari tahun 2002 sudah mulai sering jalan tapi itu tidak rutin,
kalau lagi bosan waktu itu satu bulan tidak olahraga” (DA)
1 tahun dan 1 orang keluarga lagi mengatakan bahwa informan baru berolaraga.
berolahraga sudah sangat baik karena (4 dari 5 informan) yang berolahraga ternyata
Tabel 5.29
Pentingnya Berolahraga
dan 1 orang lagi tidak mengetahui pentingnya berolahraga. Beberapa petikan keterangan
”Ini bukan menurut saya, saya disarankan dokter, karena dengan jalan
sumbatan pada jantung dapat tembus katanya” (AH)
Kebenaran terangan yang diberikan oleh informan diatas, menurut peneliti tidak
dapat diperkuat oleh keluarga dan perawat karena orang yang paling mengetahui
tentang pentingnya berolahraga sangat cukup baik karena (4 dari 5 informan) yang
manfaat yang dirasakan dengan berolahraga, diperoleh data seperti pada tabel berikut
ini :
Tabel 5.30
Manfaat Yang Dirasakan Oleh Pasien Dengan Berolahraga
orang lagi tidak merasakan manfaat dari berolahraga. Beberapa petikan keterangan dari
”Dulu aku sering masuk angin, tapi semenjak berolahraga tidak lagi gampang
masuk angin” (NY)
”Sekarangkan saya mau diperiksa, tapi manfaatnya belum saya rasakan karena
badan saya masih merasa sakit”(AH)
Kebenaran terangan yang diberikan oleh informan diatas, menurut peneliti tidak
dapat diperkuat oleh keluarga dan perawat karena orang yang paling mengetahui penting
berolahraga yang dirasakan sudah cukup baik karena (4 dari 5 informan) yang
jenis aktivitas yang dilakukan pasien setiap hari, diperoleh data seperti pada tabel
berikut ini :
Tabel 5.31
Jenis Aktivitas Setiap Hari Yang Dilakukan Oleh Pasien
mengatakan tidak ada aktivitas sedangkan 3 orang lagi mengatakan ada aktivitas.
”Ya... Biasalah ibu rumah tangga, nyuci baju, nyuci piring, beres-beres
rumahlah”(NY)
”Aktivitas setiap hari itu biasalah, kitakan ibu rumah tangga, ya... macam-
macalah, bisa nyuci, walaupun punya pembantu kalau kita kurang merasa puas
kita nyuci, masak, nyapu, motong kembang, banyaklah dirumah”(DA)
”Sekarang saya tidak lagi bekerja, jadi tidak ada aktivitas yang berarti” (AH)
”Macam-macam, cuma aku mak ini idak biso nyapu lemas badan. Idak katik
gawe di rumah tu..(Macam-macam, cuma saya sekarang tidak bisa nyapu
karena badan terasa lemas, tidak ada kerjaan dirumah itu) ” (SI)
dimana 4 dari 7 orang keluarga mengatakan bahwa informan tidak mempunyai aktivitas
yang berarti karena informan sudah pensiun sedangkan 3 orang keluarga lagi
dan lain-lain.
aktivitas informan tidak baik karena (4 dari 7 informan) tidak mempunyai aktivitas.
”PJK, yang lebih bagus olahraganya jalan kaki selama 30 menit, kalau tidak
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa dengan berjalan
Pada hasil observasi yang dilakukan di ruang kardiologi RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang, tidak telihat satupun informan yang berolahraga, mungkin ini
olahraga secara rutin, diantaranya 2 orang melakukan olahraga setiap hari, 1 orang
melakukan olahraga 1 kali dalam seminggu, 1 orang melakukan olahraga 2 kali dalam
seminggu dan 1 orang lagi tidak tetap, sedangkan 4 dari 7 orang informan tidak
mempunyai aktivitas yang berarti karena informan sudah tua dan pensiun dan 3 orang
informan sudah cukup baik karena 5 dari 7 orang informan melakukan olahraga secara
rutin setiap hari atau setiap minggu dan 4 dari 7 orang informan masih mempunyai
kebiasaan minum alkohol pasien, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.32
Kebiasaan Minum Alkohol Pasien
”Tidak pernah”(NY)
”Idak (Tidak)”(SI)
”Idak (Tidak)”(MH)
berperilaku sehat yaitu tidak mengkonsumsi alkohol karena hanya (2 dari 7 informan)
jumlah alkohol yang diminum dalam sehari semalam, diperoleh data seperti pada
Tabel 5.33
Jumlah Minuman Beralkohol Yang Diminum Pasien
dimana 2 dari 7 orang keluarga yang mengatakan bahwa informan dulunya pernah
mengkonsumsi minuman beralkohol, ke-2 keluarga mengatakan bahwa informan dapat
Dari keterangan yang diberikan diatas, dapat dikatakan bahwa ada kemungkin
PJK yang di derita informan dapat disebabkan oleh kebiasaan informan yang dulunya
lamanya pasien pernah mengkonsumsi alkohol, diperoleh data seperti pada tabel
berikut ini :
Tabel 5.34
Lamanya Pasien Pernah Mengkonsumsi Alkohol
alkohol dari tahun 1982-2000, sedangkan 1 orang lagi ≥ 1 tahun. Beberapa petikan
dimana 2 dari 7 orang keluarga yang mengatakan bahwa informan dulunya pernah
mengkonsumsi alkohol tidak baik untuk kesehatan karena 1 orang informan pernah
bahaya mengkonsumsi alkohol, diperoleh data seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 5.35
Bahaya Minum Alkohol Menurut Pasien
”Banyak sekali, saya terkena hipertensi, terkena jantung mungkin dari sanalah
penyebabnya” (AH)
”Aku kiro sangat bahayo mengganggu kesehatan jadi idak perlu (Saya kira
sangat berbahaya mengganggu kesehatan jadi tidak perlu)” (ST)
”Idak tau, idak terti aku alkohol itu, apo alkohol itu ? apo yang buat wong
mabuk ? kalau itu biso merusak jantung kalau (Tidak tahu, tidak mengerti saya
alkohol, apa alkohol itu ? apa yang membuat orang mabuk)” (SI)
”Kalau sedikit segar, kalau bahayonyo biso makar jantung, paru-paru (Kalau
sedikit segar, kalau bahayanya bisa membakar jantung, paru-paru)” (SL)
dimana dari 7 orang keluarga, kesemua keluarga mengatakan adanya bahaya dari
informan mengenai bahaya mengkonsumsi alkohol sudah baik karena ke-7 informan
minuman beralkohol bagi kesehatan pasien penyakit jantung koroner, terungkap sebagai
berikut :
”Banyak ! bukan jantung kali tapi lebih kehepar, kalau jantung ya pasti sangat-
Pada hasil observasi yang dilakukan di ruang kardiologi RSUP Dr. Mohammad
kardiologi RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, mulai dari pertanyaan nomor 1
sampai dengan pertanyaan nomor 4 dapat disimpulkan bahwa 2 dari 7 orang informan
minumam beralkohol dari 1982 sampai 2000 yang jumlah minumnya dalam sekali
tahun yang jumlah minumnya dalam sekali minum sebanyak setengah cangkir,
karena 5 dari 7 orang informan tidak pernah mengkonsumsi minuman beralkohol dan
beralkohol.
BAB VI
PEMBAHASAN
informasi mendalam mengenai gaya hidup pasien penyakit jantung koroner dan juga
ingin menemukan akar permasalahan yang ada pada pasien penyakit jantung koroner.
Pengumpulan informasi selain dilakukan sendiri oleh peneliti, terkadang juga ditemani
oleh teman sebagai notulen, selain itu juga bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
lebih akurat dari informan, sebagai perbandingan bagi peneliti antara hasil yang didapat
oleh peneliti dengan teman yang menemani peneliti, pengumpulan informasi juga
wawancara mendalam, selain itu dilakukan juga observasi di ruang kardiologi RSUP
observasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penelitian ini seperti situasi,
kondisi dan lingkungan pada saat peneliti melakukan wawancara mendalam. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap informasi yang diberikan oleh informan dalam wawancara
mendalam sehingga hanya berdasarkan daya ingat dan perasan informan pada saat
wawancara, jadi mungkin saja terjadi faktor lupa atau bias. Oleh karena itu peneliti
6.2.1 Umur
informan mengenai gaya hidup pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, diketahui bahwa semua informan berusia ≥
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Anwar
(2008), yang mana di Amerika Serikat kadar kolesterol pada laki-laki maupun
perempuan mulai meningkat pada umur 20 tahun. Pada laki-laki kadar kolesterol akan
meningkat sampai umur 50 tahun dan akhirnya turun sedikit setelah umur 50 tahun.
Kadar kolesterol perempuan sebelum menopause (45-60 tahun) lebih rendah dari laki-
laki dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol perempuan biasanya
Salah satu penyebab penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh faktor
umur. Dimana menurut teori mengatakan bahwa “umur 20 tahun” dapat menyebabkan
peningkatan kadar kolesterol baik pada laki-laki maupun perempuan. Pada hasil
sudah berusia lanjut. Jadi artinya pada informan dapat dikatakan sudah terjadi
peningkatan kadar kolesterol. Selain itu faktor umur juga dapat menyebabkan
pengerasan arteri, apa bila terjadi pengerasan pada arteri koroner maka disebut
bahwa ada kemungkinan penyakit jantung koroner yang diderita oleh informan, salah
informan mengenai gaya hidup pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, didapat 4 orang informan dengan jenis
kelamin perempuan. Sehingga dalam penelitian ini yang lebih dominan menderita
Hasil penelitian diatas sangat tidak sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Anwar (2008), yang mengatakan bahwa di Amerika Serikat gejala PJK sebelum umur 60
tahun didapatkan pada 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 17 perempuan. Ini berarti laki-laki
(2008). Hal ini mungkin disebabkan karena penelitian menggunakan metode penelitian
responden pada metode penelitian kuantitatif. Selain itu peneliti hanya meneliti pasien
yang ada pada saat dilakukan penelitian, peneliti tidak menghitung jumlah jenis kelamin,
baik laki-laki maupun perempuan yang menderita penyakit jantung koroner dalam satu
minggu, bulan, maupun tahun. Jadi mungkin saja terjadi faktor kebetulan saat dilakukan
penelitian, dimana saat dilakukan penelitian informan yang ada adalah informan berjenis
kelamin perempuan.
Berdasarkan hasil penelitian dengan teori yang ada, maka peneliti berpendapat
bahwa hasil penelitian yang ada hanya sebatas faktor kebetulan, karena pada saat
peneliti melakukan penelitian bisa saja waktu itu memang perempuan yang terkena
penyakit jantung koroner, tapi ini bukan berarti laki-laki sedikit jumlahnya terkena
informan mengenai gaya hidup pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, didapat 1 orang informan dengan berat badan
tidak ideal dan BMI 31,1 kg/m2. Sedangkan berat badan tidak ideal (obesitas)
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Gray (2005),
yang mana populasi yang diklasifikasikan sebagai obesitas bila indeks massa tubuh
(body mass index /BMI) lebih dari 30 kg/m2. Selain itu hasil penelitian juga sesuai teori
yang dikemukakan oleh Kabo (2008), yang mana hasil penelitiannya menyatakan bahwa
IMT lebih dari 25 kg/m2 bagi wanita dan lebih dari 27 kg/m2 bagi laki-laki, atau lingkar
pinggang lebih dari 80 cm bagi wanita dan lebih dari 90 cm bagi laki-laki sudah
kegemukan. Dimana menurut teori mengatakan resiko penyakit jantung koroner akan
meningkat bila berat badan mulai melebihi 20% dari berat badan ideal. Jadi dapat
dikatakan bila berat badan melebihi 20% dari berat badan ideal dapat meningkatkan
kadar kolesterol total dan LDL kolesterol, seperti diketahui bahwa kadar kolesterol yang
tinggi merupakan penyebab terjadinya pembentukan plak pada intima ateri. Plak yang
semangkin menebal akan meyebabkan aliran darah kejantung terganggu, keadaan ini
dapat menyebabkan penyakit jantung koroner yang lebih lanjut seperti angina pektoris
atau infark miokardium. Salah satu cara agar obesitas tidak berlanjut pada penyakit
jantung koroner adalah mengurangi berat badan dengan cara berolahraga secara teratur
dan mengatur pola diet dengan baik sehingga berat badan menjadi ideal. Berat badan
ideal merupakan salah satu faktor yang dapat mencegah terjadinya penyakit jantung
koroner.
Berdasarkan hasil penelitian dengan teori yang ada, maka peneliti berpendapat
bahwa ada kemungkinan penyakit jantung koroner yang diderita oleh informan, salah
satu penyebabnya dapat disebabkan oleh faktor kegemukan (berat badan tidak ideal).
6.2.4 Hipertensi
informan mengenai gaya hidup pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, didapat tiga informan menderita hipertensi.
Sedangkan hipertensi merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan penyakit
jantung koroner.
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Anwar (2008)
yang mana tekanan darah tinggi (Hipertensi) merupakan salah satu faktor resiko utama
untuk terjadinya penyakit jantung koroner, selain hasil penelitian berbagai tempat di
Indonesia (1978) mendapat prevalensi hipertensi untuk Indonesia berkisar antara 6-15%,
Adanya kesamaan hasil penelitian dengan teori yang dikemukakan oleh Anwar
(2008) yang mengatakan salah satu faktor penyebab penyakit jantung koroner adalah
hipertensi, karena pada hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah baik tekanan sistole
maupun diastole, tekanan darah yang terus-menerus tinggi juga dapat menyebabkan
arteri selalu teregang sehingga arteri mengalami kesulitan untuk berkontraksi dan
relaksasi, yang mana pada akhirnya menyebabkan aliran darah kejantung terganggu,
suplai oksigen dan nutrisi seperti diketahui bahwa oksigen dan nutrisi terikat dengan
hemoglobin. Apa bila aliran darah ke jantung terus terganggu maka jantung akan
mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi yang pada akhirnya membuat jantung
memanifestasikan kedalam bentuk nyeri dada yang sering dikenal dengan angina
pektoris. Angina pektoris yang lama dan tidak teratasi akan dapat menyebabkan
kematian jaringan pada jantung yang lebih dikenal dengan infark miokardium,
sedangkan manifestasi yang lebih buruk dari infark miokardium dapat menyebabkan
kematian. Salah satu cara agar hipertensi tidak berlanjut pada penyakit jantung koroner
adalah dengan cara mengontrol tekanan darah secara teratur, mencegah segala macam
bentuk yang dapat meningkatkan tekanan darah, selain itu yang lebih penting adalah
Berdasarkan hasil penelitian dengan teori yang ada, maka peneliti berpendapat
bahwa ada kemungkinan penyakit jantung koroner yang diderita oleh informan, salah
satu penyebabnya dapat disebabkan oleh hipertensi yang diderita oleh informan.
informan mengenai gaya hidup pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi
mellitus. Seperti hipertensi, diabetes mellitus juga merupakan salah satu faktor yang
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Anwar
(2008), yang mana intoleransi terhadap glukosa merupakan faktor predisposisi penyakit
jantung dan pembuluh darah, selain itu hasil penelitian menunjukkan laki-laki yang
menderita diabetes mellitus beresiko penyakit jantung koroner 50% lebih tinggi daripada
orang normal, sedangkan perempuan resikonya menjadi dua kali lipat. Mekanismenya
Salah satu penyebab penyakit jantung koroner dapat disebabkan oleh diabetes
mellitus. Dimana pada diabetes mellitus terjadi peningkatan kadar gula darah, yang
mana peningkatan kadar gula darah dapat menyebabkan konsentrasi kekentalan darah
meningkat. Selain itu diabetes mellitus juga dapat menyebabkan peningkatan agregasi
trombosit yang dapat menyebabkan trombus. Apa bila trombus terjadi pada arteri
maupun total, penyempitan total pada arteri koroner, membuat jantung mengalami
mengalami kekurangan oksigen lebih dari 20 menit maka sel-sel miokard mulai
Salah satu cara agar diabetes mellitus tidak berlanjut pada penyakit jantung koroner
adalah dengan cara mengontrol gula darah secara teratur, mencegah segala macam
bentuk yang dapat meningkatkan kadar gula darah, selain itu yang lebih penting adalah
Berdasarkan hasil penelitian dengan teori yang ada, maka peneliti berpendapat
bahwa ada kemungkinan penyakit jantung koroner yang diderita oleh informan, salah
satu penyebabnya dapat disebabkan oleh diabetes mellitus yang diderita informan.
6.2.6 Menopause
informan mengenai gaya hidup pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, didapat 2 dari 4 orang informan perempuan
Hasil peneltian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Anwar (2008),
yang mana kadar kolesterol perempuan sebelum menopause (45-60 tahun) lebih rendah
dari laki-laki dengan umur yang sama. Setelah menopause kadar kolesterol perempuan
koroner, baik penyebab yang tidak dapat dimodifikasi maupun penyebab yang dapat
dimodifikasi, namun sesuai teori yang dikemukakan oleh Anwar (2008) yang
mengatakan bahwa kadar kolesterol perempuan akan meningkat menjadi lebih tinggi
yang tinggi merupakan salah satu faktor penyebab penyakit jantung koroner, sehingga
dapat dikatakan menopause merupakan salah satu faktor tidak langsung penyebab
perempuan mudah tidak stabil (emosional) dan cenderung mudah stress, sedangkan
stress juga merupakan salah satu faktor penyebab penyakit jantung koroner.
Berdasarkan hasil penelitian dengan teori yang ada, maka peneliti berpendapat
bahwa menopause yang dialami oleh informan merupakan salah satu faktor tidak
informan mengenai pola merokok pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, didapatkan bahwa perilaku informan tidak
sehat karena hanya 2 dari 7 orang informan merupakan perokok aktif, diantaranya 1
orang dapat menghabiskan rokok 3 bungkus dalam sehari semalam dan 1 orang lagi
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Anwar (2008)
dimana orang yang merokok lebih dari 20 batang perhari dapat mempengaruhi atau
memperkuat efek utama resiko lainnya. Sedangkan itu hasil penelitian Framingham;
perokok 10 kali lebih besar dari pada bukan perokok dan pada perempuan perokok 4 1/2
kali lebih besar daripada bukan perokok. Rokok dapat menyebabkan 25% kematian
penyakit jantung koroner pada laki-laki umur kurang dari 65 tahun atau 80% kematian
penyakit jantung koroner pada laki-laki umur kurang dari 45 tahun. Selain itu hasil
penelitian diatas juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yayasan Jantung
Indonesia (2008), dimana seseorang yang berada di sekitar perokok, memiliki 70%
merokok dan menghirup asap rokok dari orang yang merokok, dimana pada orang yang
merokok dan menghirup asap rokok lebih cenderung menderita penyakit jantung
koroner dibandingkan yang bukan perokok, ini disebabkan karena pada rokok
terkandung suatu zat yang bernama nikotin yang mana dapat merusak kesehatan badan.
oksigen begitupun dengan jantung. Apabila jantung kekurangan oksigen, jantung akan
oksigen jantung. Cara yang sangat baik untuk tidak terkena penyakit jantung koroner
adalah berhenti dari kebiasan merokok dan menghindari terhirup asap rokok.
Berdasarkan hasil penelitian dengan teori yang ada, maka peneliti berpendapat
bahwa salah satu penyebab penyakit jantung koroner yang diderita oleh informan dapat
disebabkan oleh kebiasaan merokok informan, baik perokok aktif maupun perokok
pasif.
informan mengenai pola diet/makan pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, didapatkan jenis makanan yang dimakan
informan adalah tinggi serat, rendah kolesterol, dan rendah garam karena 4 dari 7 orang
informan mengkonsumsi buah dan sayur, 5 dari 7 orang informan mempunyai pantangan
terhadap makanan tertentu, dan 4 dari 7 orang informan makan-makanan selingan yaitu
buah-buaahan.
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yayasan
Jantung Indonesia (2008), dimana diet yang seimbang adalah dengan memperbaiki
makanan buah dan sayur, mengkonsumsi daging yang tidak berlemak, cara memasak
garam yang berlebihan, yang paling penting adalah merubah gaya hidup yang tidak sehat
Menurut bagian Instalasi Gizi RSUP Dr.Moammad Hoesin Palembang, pola diet
bagi pasien penyakit jantung koroner yang menjalani perawatan di RS terbagi dalam 4
bagian, antara lain : 1) Diet jantung I berupa makanan cair, 2) Diet jantung II berupa
bubur saring atau bubur biasa, 3) Diet jantung III berupa nasi tim, dan 4) Diet jantung IV
berupa nasi biasa. Sedangkan syarat diet penyakit jantung koroner, baik bagi pasien di
RS maupun sudah pulang ke rumah adalah : rendah kolesterol terutama bila disertai
dengan dislipidemia, vitaman dan mineral yang cukup, rendah garam yaitu 2 – 3
gram/hari jika disertai hipertensi atau edema, makanan mudah dicerna, tidak
Pada pasien penyakit jantung koroner sangat diperlukan diet yang seimbang
berserat tinggi, mengurangi makanan yang terlalu asin atau rendah garam dan
menghindari makanan yang mengandung kolesterol tinggi karena makanan yang
darah, seperti diketahui bahwa kolesterol yang tinggi dalam darah merupakan salah satu
penyebab terjadinya penyakit jantung koroner. Diet yang seimbang dapat mencegah atau
Berdasarkan hasil penelitian dengan teori yang ada, maka peneliti berpendapat
bahwa pola diet/makan informan sudah cukup baik karena informan mengkonsumsi
informan mengenai kebiasaan stress pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi
mengurangi stress sudah baik karena 6 dari 7 orang informan melakukan kegiatan yang
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yayasan
Jantung Indonesia (2008), dimana stress yang terus menerus dapat berakibat terkena
penyakit jantung, sehingga perlu mengurangi stress dengan cara sendiri, misalnya:
Stress dapat diatasi dengan kegiatan positif karena stress yang kronis dapat
dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen jantung, yang mana lebih
lanjut dapat menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner. Selain itu stress juga
Berdasarkan hasil penelitian dengan teori yang ada, maka peneliti berpendapat
bahwa cara informan untuk mengurangi stress sudah cukup baik karena informan
informan mengenai pola olahraga pasien penyakit jantung koroner di ruang kardiologi
informan sudah cukup baik karena 5 dari 7 orang informan melakukan olahraga secara
rutin setiap hari atau setiap minggu dan 4 dari 7 orang informan masih mempunyai
Hasil penelitian diatas sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Yayasan
Jantung Indonesia (2008), dimana melakukan gerak jalan cepat selama 30 menit sehari
dapat menurunkan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah. Selain itu hasil
penelitian diatas juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sitorus (2006), yang
mana manfaat utama latihan, terutama untuk mengurangi kebutuhan oksigen miokard
untuk suatu beban kerja submaksimal yang berarti meningkatkan kapasitas fungsional.
Salah satu cara yang terbaik untuk menghindari penyakit jantung koroner adalah
melakukan olahraga secara teratur dan beraktivitas, terutama melakukan jalan santai
selama 30 menit setiap harinya, olahraga jalan santai dapat dilakukan pada pagi hari
maupun sore hari. Olahraga yang dilakukan dan adanya aktivitas untuk bergerak dapat
membantu mengurangi kebutuhan oksigen miokard, selain itu latihan secara konsisten
juga dapat meninggikan kadar kolesterol HDL dan menurunkan kadar kolesterol LDL.
Seperti diketahui kadar kolesterol LDL merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya
plak pada intima arteri, sedangkan kadar kolesterol HDL dapat berfungsi membantu
biodegrasi dan kemudian diekskresi. Ini berarti dengan berolahraga secara teratur dapat
berarti dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah sehingga dengan
menurunnya kadar kolesterol LDL dalam darah pembentukan plak pada intima arteri
tidak terjadi. Berolahraga secara teratur merupakan salah satu cara untuk mencegah
Berdasarkan hasil penelitian dengan teori yang ada, maka peneliti berpendapat
bahwa cara olahraga/aktivitas informan sudah sangat baik, karena 5 dari 7 orang
informan melakukan jalan santai secara teratur setiap hari atau setiap minggunya, dan 4
informan sehat karena 5 dari 7 orang informan tidak pernah mengkonsumsi minuman
beralkohol dan hanya 2 dari 7 orang informan dulunya pernah mengkonsumsi minuman
beralkohol yangmana sekarang informan tersebut sudah berhenti dari kebiasaan minum-
minuman beralkohol.
Hasil penelitian diatas tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Anwar
(2008), dimana jumlah alkohol yang cukup tinggi diminum secara teratur dapat menjadi
racun bagi tubuh. Makin banyak konsumsi alkohol maka kemungkinan terkena penyakit
jantung koroner makin tinggi. Alkohol dapat menaikan tekanan darah, memperlemah
(2008), karena hanya 2 dari 7 orang informan yang pernah mengkonsumsi minuman
beralkohol sehingga sebagian besar yaitu 5 dari 7 orang informan tidak mengkonsumsi
minuman beralkohol atau dapat dikatakan bahwa perilaku informan sebagian besar
adalah sehat. Sedangkan menurut teori yang dikemukakan oleh Anwar (2008) diatas;
dalam waktu yang lama menyebabkan peningkatan tekanan darah dan darah juga akan
menjadi kental. Tekanan darah yang tinggi seperti diketahui membuat tingginya gradien
tekanan yang harus dilawan oleh ventrikel kiri saat memompakan darah. Tekanan darah
yang tinggi secara terus menerus menyebabkan suplai oksigen jantung meningkat.
Sedangkan darah yang kental juga menyebabkan jantung bekerja lebih ekstra untuk
kebutuhan oksigen jantung, yang pada akhirnya menyebabkan penyakit jantung koroner.
Jalan yang terbaik untuk mencegah penyakit jantung koroner salah satunya adalah
Berdasarkan hasil penelitian dengan teori yang ada, maka peneliti berpendapat
bahwa perilaku informan adalah sehat karena hanya 2 dari 7 orang informan yang
7.1 Simpulan
1) Gaya hidup pasien penyakit jantung koroner sebagian besar adalah merokok,
baik perokok aktif maupun perokok pasif, selain itu informan juga tidak mengetahui
2) Kebiasaan pola diet/makan informan sudah cukup baik karena informan makan
dengan makanan yang tinggi serat, rendah garam dan rendah kolesterol.
4) Cara informan dalam mengatasi stress sudah cukup baik karena informan
mengatasi stress dengan cara yang positif seperti berekreasi dan melaksanakan hobi.
7.2 Saran
Guna mengatasi masalah seperti pada simpulan penelitian ini, ada beberapa saran
Sangat diharapkan agar rumah sakit mengadakan penyuluhan secara berkala dan
baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif. Penyuluhan ini sasarannya hendaklah
bagi semua pengunjung RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang, baik dewasa
maupun anak-anak.
Terus meningkatkan kualitas penyuluhan yang telah dilakukan pada semua pasien
penyakit jantung khususnya pada pasien penyakit jantung koroner. Selain itu juga
bentuk pelatihan dan seminar yang telah dilakukan oleh ruang kardiologi.
Terus memberikan penyuluhan tentang pentingnya pengaturan pola diet yang baik di
Pasien penyakit jantung koroner diharapkan mengubah gaya hidup menjadi lebih
sehat, dengan tidak merokok, melakukan diet yang lebih baik lagi, tidak mudah
Anwar, B. 2008. Faktor Resiko Penyakit Jantung Koroner. ( http// www. pjkhk. go. Id,
diakses 9 April 2008).
Ari, 2008. Gaya Hidup Dan Gaya Hidup Sehat, Tantangan Promosi Kesehatan Di
Indonesia. ( http// www. Promosi kesehatan. Com, diakses 20 April 2008).
Brunner, L.S. & Suddarth, D.S. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah vol 2.
Jakarta: EGC.
Carribean, 2008. Hidup Sehat. ( http// www. Sehat sukses. Com, diakses 20 April
2008).
[Data tidak dipublikasikan], (2008). Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
Palembang. Palembang: Rekam Medik.
[Data tidak dipublikasikan], (2008). Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Mohammad Hoesin
Palembang. Palembang: Ruang Kardiologi.
Emporium, 2008. Gaya Hidup "Menikam" Jantung. ( http// www. unhas. ac. Id, diakses
20 April 2008).
Gray, H.H. (2005). Lecture Notes Kardiologi. Edisi IV. Jakarta: Erlangga Medical Series.
Kabo, P. (2008). Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner, Kesaksian
Seorang Ahli Jantung Dan Ahli Obat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Renika Cipta.
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktek. Jakarta: EGC.
Roslita, L. (2007). Analisis Klien Penyakit Jantung Koroner Dalam Mencegah Serangan
Ulang Di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Tahun 2007. Palembang: Bina Husada.
Salma, 2008. Penyakit Jantung Koroner. (http;// www. Wikipedia. Org, diakses 20
April 2008).
Sitorus, H.R. (2006). Tiga Jenis Penyakit Pembunuh Utama Manusia. Bandung: Yrama
Widya.
Soeharto, I. (2004). Serangan Jantung dan Stroke Hubunganya dengan Lemak dan
Kolesterol. Jakarta: PT. Gramedia Pusat.
Ulfah, A. 2008. Gejala Awal Dan Deteksi Dini Penyakit Jantung Koroner. (http;//www.
Pdpersi. co. Id, diakses 15 April 2008).
Yahya, F.A. 2008. Pilihan Terapi Penyakit Jantung Koroner. (http;// www. Kompas. go
id, diakses 9 April 2008).
Yayasan Jantung Indonesia, 2008. Bagaimana memiliki jantung yang sehat. (http;//
www. Inaheart. or. It, diakses 15 April 2008).
Yayasan Jantung Indonesia, 2008. Faktor Resiko Penyakit Jantung Meningkat. (http;//
www. Inaheart. or. It, diakses 15 April 2008).
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
ANALISIS GAYA HIDUP PASIEN JANTUNG KORONER DI RUANG
KARDIOLOGI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. MOHAMMAD HOESIN
PALEMBANG TAHUN 2008
OLEH:
MELDAWATI
Inisial Responden :
No Responden :
Tanggal :
Tanda Tangan :
PEDOMAN
WAWANCARA MENDALAM
DENGAN PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER
Inisial :
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Usia :
Pendidikan :
Jenis Kelamin :
Tinggi Badan :
Berat Badan :
Menopause :
Riwayat Penyakit
1. Hipertensi :
2. Diabetes Mellitus :
PERTANYAAN
GAYA HIDUP
I. KEBIASAAN MEROKOK
1.1.Probe :
Seperti makan bapak/ibu tentunya mempunyai kebiasaan, begitupun dalam hal
merokok.
1.1.2 Pertanyaan :
1. Apa bapak/ibu merokok ?
2. Berapa bungkus sehari bapak/ibu merokok ?
3. Kenapa bapak/ibu tidak berhenti merokok ?
4. Bagaimana cara yang baik untuk berhenti merokok ?
5. Sudah berapa lama bapak/ibu merokok ?
6. Sudah berapa lama bapak/ibu berhenti merokok ?
7. Manfaat apa yang dirasa bapak/ibu dengan berhenti merokok ?
8. Menurut bapak/ibu apa bahaya merokok ?
9. Siapa yang sering merokok dekat bapak/ibu ?
II. POLA DIET/POLA MAKAN
2.1 Probe :
Dalam memilih makanan tentu bapak/ibu mempunyai makanan/menu kesukaan.
2.2 Pertanyaan :
1. Apa saja yang bapak/ibu makan ?
2. Apa pantangan makan bapak/ibu ?
3. Makanan apa saja yang baik untuk bapak/ibu ?
4. Bagaimana cara diet yang baik untuk bapak/ibu ?
5. Berapa kali bapak/ibu makan dalam sehari semalam ?
6. Berapa banyak makanan yang dimakan ?
7. Makanan selingan apa yang sering bapak/ibu makan ?
8. Berapa kali bapak/ibu makan-makanan selingan dalam sehari semalam ?
III. KEBIASAAN STRESS
3.1 Probe :
Dalam bekerja, pada saat-saat tertentu bapak/ibu pernah mengalami kebosanan
dimana membuat bapak/ibu merasa tertekan yang pada akhirnya dapat menyebabkan
stress.
3.2 Pertanyaan :
1. Apa arti stress menurut bapak/ibu ?
2. Apa yang bapak/ibu lakukan untuk mengurangi stress ?
3. Apa yang bapak/ibu lakukan bila dalam keadaan kesal ?
4. Kemana bapak/ibu rekreasi ?
5. Berapa kali seminggu bapak/ibu berekreasi ?
6. Apa hobi bapak/ibu ?
V. KEBIASAAN ALKOHOL
5.1 Probe :
Seperti halnya kebiasaan merokok, tentu bapak/ibu juga mempunyai kebiasaan tertentu
dalam minum alkohol.
5.2 Pertanyaan :
1. Apa bapak/ibu mengkonsumsi minuman beralkohol ?
2. Berapa banyak yang bapak/ibu minum-minuman beralkohol dalam sehari ?
3. Sudah berapa lama bapak/ibu minum-minuman beralkohol ?
4. Menurut bapak/ibu apa bahaya minum-minum beralkohol ?
Inisial :
Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :
Hubungan dengan pasien :
PERTANYAAN
GAYA HIDUP
I. KEBIASAAN MEROKOK
1.1 Probe :
Sesuai dengan pernyataan pasien, bahwa pasien merupakan seorang perokok,
bapak/ibu yang tinggal satu rumah dengan pasien tentu mengetahui banyak atau
sedikitnya tentang kebiasaan merokok pasien.
1.2 Pertanyaan :
1. Apa pasien merokok ?
2. Berapa bungkus sehari pasien merokok ?
3. Kenapa pasien tidak berhenti merokok ?
4. Bagaimana cara yang baik agar pasien bisa berhenti merokok ?
5. Sudah berapa lama pasien merokok ?
6. Sudah berapa lama pasien berhenti merokok ?
7. Apa bahaya merokok menurut bapak/ibu bagi pasien ?
8. Siapa yang sering merokok dekat pasien ?
II. POLA DIET/POLA MAKAN
2.1 Probe :
Bapak/ibu yang merupakan bagian dari keluarga pasien, tentunya mengetahui
banyak atau sedikitnya mengenai diet pasien.
2.2 Pertanyaan
1. Apa saja yang dimakan pasien ?
2. Apa pasien ada pantangan terhadap makanan ?
3. Makanan apa saja yang di pantangi pasien ?
4. Apa cara diet pasien sudah baik ?
5. Berapa kali pasien makan ?
6. Berapa banyak makanan yang dimakan oleh pasien ?
7. Makanan selingan apa yang sering di makan oleh pasien ?
III. KEBIASAAN STRESS
3.1 Probe :
Dalam menghadapi hidup ini tentu bapak/ibu pernah mengalami apa yang namanya
stress, keadaan inipun tentunya pernah dialami pasien.
3.2 Pertanyaan :
1. Apa yang pasien lakukan untuk mengurangi stressnya ?
2. Kemana pasien berekreasi ?
3. Berapa kali seminggu pasien berekreasi ?
4. Apa hobi pasien ?
5. Kapan pasien melakukan hobinya tersebut ?
6. Bagaimana sifat pasien ?
V. KEBIASAAN ALKOHOL
5.1 Probe :
Sesuai dengan pernyataan pasien, bahwa pasien merupakan seorang yang
mengkonsumsi alkohol, bapak/ibu sebagai bagian dari keluarga pasien tentunya
mengetahui banyak atau sedikitnya mengenai kebiasaan minum alkohol pasien.
5.2 Pertanyaan :
1. Apa pasien mengkonsumsi minuman beralkohol ?
2. Berapa banyak pasien minum-minuman beralkohol sehari ?
3. Sudah berapa lama pasien minum-minuman beralkohol ?
4. Apa bahaya alkohol menurut bapak/ibu bagi pasien ?
Pelaksanaan
Inisial :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Tempat Kerja :
Masa Kerja :
Pendidikan :
Keterangan Pewawancara
Nama Pewawancara :
Tanggal Pewawancara:
Lama Wawancara :
Situasi :
PERTANYAAN
I. GAYA HIDUP
1.1 Probe :
Sebagai seorang perawat yang bekerja di ruang kardiologi, sekaligus memberikan
asuhan keperawatan secara lansung pada pasien, bapak/ibu tentunya banyak
mengetahui tentang gaya hidup yang tidak baik bagi pasien penyakit jantung
koroner.
1.2 Pertanyaan :
1. Bagaimana dampak merokok bagi pasien penyakit jantung koroner ?
2. Bagaimana pola makan yang baik bagi pasien penyakit jantung koroner ?
3. Bagaimana mengendalikan stress yang baik bagi pasien penyakit jantung
koroner ?
4. Bagaimana pola aktivitas/olahraga yang baik bagi pasien penyakit
jantung koroner ?
5. Bagaimana dampak minuman beralkohol bagi pasien penyakit jantung
koroner ?
II. KEBIJAKAN
2.1 Probe :
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, tentu RS mempunyai kebijakan/ peraturan
yang diberikan kepada pasien. Bapak/ibu sebagai perawat di ruang kardiologi
tentunya mengetahui kebijakan/peraturan RS pada pasien penyakit jantung koroner
untuk mencegah serangan ulang.
2.2 Pertanyaan :
1. Prosedur bagaimana yang diberikan pada pasien untuk mencegah
serangan ulang penyakit jantung koroner ?
2. Bila pasien kembali menjalani perawatan yang sama, apa yang
dilakukan ?
IV. SIKAP
4.1 Pertanyaan :
1. Bagaimana pendapat bapak/ibu bila ada pasien penyakit jantung koroner yang
terkena serangan ulang dan kembali menjalani perawatan ?
Inisial : AH Pendidikan : SD
Umur : 54 tahun Jenis kelamin : Laki-laki
Inisial : SI Pendidikan : SD
Umur : 43 tahun Jenis kelamin : Perempuan
MATRIK
HASIL WAWANCARA MENDALAM
DENGAN PERAWAT RUANG KARDIOLOGI
No Pertanyaan Jawaban
GAYA HIDUP
1 Bagaimana dampak merokok bagi pasien ”Karena merokok mengandung nikotin. Pada PJK
penyakit jantung koroner ? kan terjadi penyumbatan di pembulu darah
jantung jadi takut dapat memperparah penyakit
jantung pasien”
2 Bagiamana pola makan yang baik bagi ”Pola makan ? rendah garam, banyak makan
pasien penyakit jantung koroner ? sayur, banyak makan buah”
3 Bagaimana pengendalian stress yang baik ”Pengendalian stress ? kayak mana ya ? pola
bagi pasien penyakit jantung koroner ? hidup kali ! banyak refresing, kalau punya
tanaman bisa cocok tanam, bisa berkolam
sehingga punya kegiatan”
4 Bagaimana pola aktivitas/olahraga yang ”PJK, yang lebih bagus olahraganya jalan kaki
baik bagi pasien penyakit jantung koroner ? selama 30 menit, kalau tidak bisa pagi, bisa juga
dilakukan pada sore hari”
5 Bagaimana dampak minuman beralkohol ”Banyak ! bukan jantung kali tapi lebih kehepar,
bagi pasien penyakit jantung koroner ? kalau jantung ya pasti sangat-sangat
berpengaruh”
KEBIJAKAN
1 Prosedur bagaimana yang diberikan pada ”Tidak boleh banyak gerak, istirahat ditempat
pasien untuk mencegah serangan ulang tidur”
penyakit jantung koroner ?
2 Bila pasien kembali menjalani perawatan ”Sesuai dengan keluhan, kalau nyeri dada ya
yang sama, apa yang dilakukan ? tindakkannya untuk mengurangi nyeri dada”
1 Apa ada hari khusus untuk pemeriksaan ”Kalau hari khusus tidak ada, tapi pasien jantung
bagi pasien penyakit jantung koroner ? pasti setiap hari di EKG”
2 Bagaimana ketersediaan obat bagi pasien ”Kalau untuk sekarang sih, kalau untuk ASKES
penyakit jantung koroner ? masih banyak, tapi kalau untuk ASKIN terkadang
ada obatnya, terkadang kosong”
3 Bagaimana ketersediaan alat kesehatan ”Kayaknya sih sudah cukup kalau untuk
yang diperlukan untuk melakukan perawatan”
perawatan pasien penyakit jantung
koroner ?
4 Pelayanan kesehatan seperti apa yang ”Pelayanan ? paling ya sesuai protap”
diberikan bagi pasien jantung koroner
khususnya pelayanan keperawatan ?
5 Penyuluhan seperti apa yang diberikan ”Paling kalau dirawat jangan makan dari luar,
pada pasien penyakit jantung koroner ? kalau tidur jangan terlalu malam. Kalau mengenai
penyuluhan gizi, ada dari gizi, selain itu
pengunjung pasien harus dibatasi”
SIKAP
Bagaimana pendapat bapak/ibu bila ada ”Mungkin pasien tidak mematuhui peraturan,
pasien penyakit jantung koroner terkena kalau pasien jantung kan tidak boleh putus obat,
serangan ulang dan kembali menjalani disuruh makan obat tidak makan obat, trus
perawatan ? disuruh kontrol ulang tidak kontrol”
MATRIK HASIL WAWANCARA MENDALAM DENGAN
PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER
NO PERTANYAAN INFORMAN
NY (1) DA (2) AH (3) ST (4)
POLA MEROKOK
1. Apa bapak/ibu merokok ? “Aku tidak merokok” ”Tidak merokok” ”Dulu aku merokok, lama juga” ”Idak”
POLA DIET/MAKAN
1 Apa saja yang bapak/ibu makan? ”Kalau dalam keseharian, ”Yang sering dimakan ya buah- ”Pokoknya saya makan semua ”Aku ini masuk anggota
kayaknya semua aku makan, buahanlah, sayur-sayuran, yang kecuali yang dipantangi” donor darah, walaupun
tapi aku pantangi yang asin, banyak gizilah” darah aku diambil aku
kayak jeroan juga cukup makan nasi bae,
idak ada tambahan lain”
2 Apa pantangan bapak/ibu ? ”Ikan asin yang paling aku ”Kalau pantangan ya... karena ”Saya pantangi makanan yang ”Semenjak sakit inilah di
pantangin” kita sudah tau penyakit darah bersantan, daging, pokoknya pantangkan, terutama
tinggi, penyakit jantung, jadi tau yang berkolesterol” makan gulo, kareno aku
dirilah kalau makan kalau ini ado sakit diabetes,
berbahaya ya... dihindarilah, kalau sakit jantung
seperti jeroan, tapi terkadang dilarang makan gemuk-
sih dimakan karena kita juga gemuk, pedas-pedas”
masih butuh gizi tapi tidak
berlebihan”
3 Makanan apa saja yang baik ”Kalau aku sih, menganggap ”Ya makanan semuanya baik. ”Saya rasa semua makanan baik ”Aku kiro kalau untuk
untuk bapak/ibu ? makanan yang paling baik Tapi kita pililah yang murah untuk saya, kecuali yang saya aku, makanan yang
dengan aku ya, yang namun mengandung vitamin pantangi tadi” lembut-lembut”
istilahnya kita kan tau makan banyak, umpama : tahu, tempe,
yang paling kolesterol tidak sayur-sayuran, semua kita
baik untuk kesehatan, jadi makan. Terkadang daging dan
menurut aku mekanan yang ayam masih dimakan tapi tidak
baik ya yang non kolesterol” berlebihan”
4 Bagaimana cara diet yang baik ”Cara diet yang paling baik ”Kalau saya makan ada ” Makan secukupnya lah...Tapi ”Iyo...kalau aku senang
untuk bapak/ibu ? untuk aku, ya sekurang – takarannya, misal nasi satu saya tidak bisa, kalau makan pisang rebus, roti-roti
kurangnya makan tidak mangkok kecil, baik pagi, siang kapan belum kenyang saya yang penting jangan
terlalu kenyanglah” dan malam” belum berhenti haa.....” makan yang manis”
5 Berapa kali bapak/ibu makan ”Tiga kali..” ”Makan ya... tiga kali” ”Kalau dirumah 2 kali tapi ”Tigo kali, makan nasi
dalam sehari semalam ? banyak sampai 2 piring” terus”
6 Berapa banyak makanan yang ”Kalau makan aku tidak ”Nasi semangkok takaran, ayam ”Sekali makan 2 piring sampai ”Satu gelas, kareno aku
dimakan ? terlalu banyak, kalau sudah sepotong, sayur-sayuran, yang saya kenyang” ada diabetes”
kenyang aku berhenti” lebih banyak makan lauk pauk
dari nasi”
7 Makanan selingan apa yang ”Kayaknya aku senanng ”Biasa ! kadang-kadang kue ”Apa saja saya makan kecuali ”Aku kiro kalau selingan,
sering bapak/ibu makan ? kemplang” tapi kue yang tidak banyak yang dipantangi” iyo..buah-buahan, pisang,
mengandung mentega, gorengan jeruk, itulah”
sya juga suka”
8 Berapa kali bapak/ibu makan- ”Tidak tentu, kadang-kadang ”Saya ini kan tidak boleh lapar ”Tidak tentu, kapan saya pingin ”Satu kali, sudah itu
makanan selingan sehari aku makan, kadang-kadang jadi tiap jam ada saja dimakan makanannya ada ya.. saya makan nasi, sudah itu
semalam ? tidak” kalau kuenya tidak ada saya makan” siap untuk tiduk”
makan buah-buahan”
KEBIASAAN STRESS
1 Apa arti stress menurut ”Stress itu sesuatu yang ”Arti stress apa ya...? mungkin ”Arti stress ? Saya belum ”Kalau stress itu
bapak/ibu ? tertekan terhadap diri” marah-marah” pernah merasakan apa itu terganggu saraf kiro-kiro,
stress, kalau saya lihat orang tapi aku belum pernah
yang stress itu orangnya tidak terkeno stress”
sadar, ngamuk-ngamuk”
2 Apa yang bapak/ibu lakukan ”Berzikir, berdo’a, ya... kayak ”Tidur aja, lagian dirumah
untuk mengurangi stress ? gitulah” banyak hiburan ada cucu,
nonton ceramah”
3 Apa yang bapak/ibu lakukan ”Ya... Kadang-kadang luapin ”Cepat-cepat ambil air wudlu ”Diam aja, kalau saya sedang ”Kadang-kadang aku
bila dalam keadaan kesal ? sama pasien, kadang-kadang aja” kesal sama orang. Orangnya bawak guling, tiduk.
cerita sama teman, tapi ambil saya diamkan saja” Kadang-kadang sholat,
hikmahlah” mbek air wudlu”
4 Kemana bapak/ibu rekreasi? ”Kadang-kadang jalan-jalan, ”Kalau di Palembang Cuma ”Kalau jalan-jalan, mungkin ”Kalau rekreasi
kalau ada waktu jalan-jalan jalan-jalan ke moll, kadang- keluar negeri saya belum pernah pengalaman aku yang
sama keluarga” kadang diajak bapak naik mobil pergi. Kalau ke Medan, Jambi, sudah-sudah ke Medan,
keliling kota” Jogya. Pokoknya semua daerah ke Bukit tinggi, Kepantai
yang ada di Indonesia hampir kota Padang”
semua saya kunjungi karena
saya ini orang tarikat”
5 Berapa kali seminggu bapak/ibu ”Kadang-kadang satu minggu ”Ya...,paling-paling seminggu ”Kalau ada kesempatan, badan ”Berhubungan aku ini
berekreasi ? sekali, kadang-kadang dua sekali, kalau tiap hari sudah sehat, uang ada dan ibu punyo usaha angkutan,
minggu sekali” bosan pula” mengizinkan ya... saya pergi” sering dicater wong, aku
sering ikut, itu idak
tergantung minggu,
kadang-kadang sebulan
sekali, kadang setengah
bulan 2 kali”
6 Apa hobi bapak/ibu ? ”kadang-kadang kalau ada ”Hobi saya ? yang paling hobi ”Olah raga saya hobi, nonton ”Kalau hobi olahraga
waktu ya merawat kembang” saya mendengar ceramah dan saya hobi, kalau dulu setiap ada dulu aku ini satu-satunya
berita. Kalau dengar ceramah pesta didaerah Muba saya pasti pelari, kalau sekarang
rasanya dada ini lapang ada, karena saya diminta aku hobi donor darah,
rasanya” sebagai keamanan, tapi sudah sampai 60 kali”
sekarang semenjak terkena
jantung dan sudah tua, saya
sudah merasa malu”
7 Kapan bapak/ibu melakukan ”Pulang dari kerja, dinas” ”Kalau ceramah itu jam 5 subuh ”Kalau dulu setiap ada pesta ”Kalau donor darah
hobi tersebut ? sudah mulai, habis sholat subuh pasti saya datang malahan setiap waktunyo datang
saya nonton ceramah, kalau kalau diluar saya mengaku sekali tigo bulan”
siangpun ada ceramah saya masih bujangan, dulu saya juga
pasti nonton, kalaupun tidak ada hobi pacaran”
di TV, saya juga sering
mendengar di Radio”
POLA AKTIVITAS
1 Olahraga apa yang baik untuk ”Jalan kaki” ”Saya cuma dianjurkan oleh ”Olahraga yang baik untuk saya ”Kareno sakit jantung ini
bapak/ibu ? dokter jalan pagi, sambil jalan sekarang, rasanya belum saya jalan pagi, mbek jarak
pagi saya menggerakkan temukan, kalau sekarang sekilo, apo duo kilo”
tangan” olahraga tidak ada yang enak
jalan santai saja saya sudah
mengas, tapi biasanya setelah
sholat subuh saya jalan
santailah”
2 Berapa kali seminggu bapak/ibu ”Sebaiknya 3 sampai 4 kali ”Kalau tidak malas tiap hari ”Saya jalan santai setiap hari” ”yo... biaso tiap pagi,
berolahraga ? seminggu. Tapi lihat keadaan, tapi kalau malas ya... 2 kali asal idak hujan, semenjak
terkadang satu kali seminggu” di rumah sakit ini
seminggu” berhenti dulu”
3 Sudah berapa lama bapak/ibu ”Sudah satu tahun” ”Sudah lamalah, dari tahun ”Dari Januari 2004 saya sudah ”Semenjak masuk rumah
berolahraga ? 2002 sudah mulai sering jalan mulai jalan pagi” sakit tahun 2007”
tapi itu tidak rutin, kalau lagi
bosan waktu itu satu bulan tidak
olahraga”
4 Kenapa olehraga penting untuk ”Untuk menjaga kesehatan ”Olahraga itu kan penting untuk ”Ini bukan menurut saya, saya ”Iyo..untuk kesehatan”
bapak/ibu ? badan” kita, untuk menggerakkan urat- disarankan dokter, karena
urat kita supaya darah jalan, dengan jalan sumbatan pada
jadi kalau tidak berolahraga jantung dapat tembus katanya”
badan jadi pegal”
5 Manfaat apa yang dirasakan ”Dulu aku sering masuk ”Ya...Sehat ! badan menjadi ”Sekarangkan saya mau ”Manfaat olahraga itu
bapak/ibu dengan berolahraga ? angin, tapi semenjak enak” diperiksa, tapi manfaatnya bagus untuk kesehatan”
berolahraga tidak lagi belum saya rasakan karena
gampang masuk angin” badan saya masih merasa sakit”
6 Aktivitas apa saja yang ”Ya... Biasalah ibu rumah ”Aktivitas setiap hari itu ”Seakarang saya tidak lagi ”Sekarang dirumah bae,
bapak/ibu lakukan setiap hari ? tangga, nyuci baju, nyuci biasalah, kitakan ibu rumah bekerja, jadi tidak ada aktivitas pensiun”
piring, beres-beres rumahlah” tangga, ya... macam-macalah, yang berarti”
bisa nyuci, walaupun punya
pembantu kalau kita kurang
merasa puas kita nyuci, masak,
nyapu, motong kembang,
banyaklah dirumah”
1 KEBIASAAN ALKOHOL
Apa bapak/ibu mengkonsumsi ”Tidak pernah” ”Sama sekali tidak” ”Dulu pernah, malahan ”Idak pernah”
minuman beralkohol ? berpuluh tahun”
2 Berapa banyak bapak/ibu minum ”Kalau dulu saya minum sering
alkohol sehari ? malam. Kalau banyaknya
tergantung kemampuan, baik
kemampuan untuk minum
maupun kemampuan uang untuk
membeli”
3 Sudah berapa lama bapak/ibu ”Dari tahun 82 sampai 2000,
minum alkohol ? setelah itu saya berhenti”
4 Menurut bapak/ibu apa bahaya ”Banyak ! yang jelas ”Banyak bahayanya, merusak ”Banyak sekali, saya terkena ”Aku kiro sangat bahayo
minum alkohol ? merugikan kesehatan badan” jantung, merusak paru-paru, hipertensi, terkena jantung mengganggu kesehatan
truss katanya perut menjadi mungkin dari sanalah jadi idak perlu”
gendut” penyebabnya”
NO PERTANYAAN INFORMAN
SI (5) SL (6) MH (7)
POLA MEROKOK
1 Apa bapak /ibu merokok ? “Idak pernah aku merokok” “Iyo aku ini perokok, kalau idak merokok “Idak”
rasonyo ado yang kurang”
2 Berapa bungkus sehari bapak/ibu “Sebungkus sehari semalam, Cuma kopi agak
merokok ? kuat 2 cangkir apo 3 cangkir, pagi, tengah
hari samo sore”
POLA DIET/MAKAN
1 Apa saya yang bapak/ibu ”Sayur-sayuran inilah, macam-macam” “Nasi, gado-gado, lauknyo ikan, kalau daging “Aman bagian kue-kue nyo,
makan ? idak biso katik duit kendak belinyo. Jarang maklumlah tuo ini, kalau bangun
jugo makan ayam” tengah malam kendak begigitan roti-
roti yang kering, maklum caro wong
tuo banyak lagu”
2 Apa pantangan bapak/ibu ? ”Idak ado patangan, Cuma kito yang ”Idak katik” ”Pantangan ? soal mak ini aku
bapantang, pedas-pedas, asin-asin kurang makan sayur, kalau aku
kurang” makan perut aku sakit, kadang
mencret”
3 Makanan apa saja yang baik ”Makan nasilah, cak biaso” ”Martabak har itulah lemaknyo” ”Roti-roti, kalau goreng-gorengan
untuk bapak/ibu ? aku idak setuju”
4 Bagaimana cara diet yang baik ”Cak biasolah, makan pagi, siang, samo ”Makan, sarapan, siang jarang makan, kalau ”Kalau aku sekarang katik diet, aku
untuk bapak/ibu ? sore apo malam” nasi panas aku dinginke dulu biar asam dianjurkan oleh dokter banyak
lambung idak naik” makan buah-buahan”
5 Berapa kali bapak/ibu makan ”Sehari semalam ? sehari 3 kali, kalau ”Paling banyak 2 kali, karno pagi aku idak ”Sehari 1 kali, idak pulo kuat paling
dalam sehari semalam ? malam, kadang makan, kadang idak. makan paling makan roti” kuat setengah centong, sudah itu
sudah, makonyo ditambah cak ubi
kayu yang direbus, di goreng, kadang
pisang goreng jugo”
6 Berapa banyak makanan yang ”Aku ini kurang makannya, paling-paling ”Sepiring, idak banyak pulo” ”Kalau nasi setengah centong, kalau
dimakan ? se centong” cak pisang goreng habis duo ikok”
7 Makanan selingan apa yang ”Buah-buahan” ”Roti, pempek, yo...itulah, kopi pisang ”Selain nasi, makan pisang direbus,
sering bapak/ibu makan ? goreng” macam tekwan aku kurang, kalau
pepes ubi aku galak”
8 Berapa kali bapak/ibu makan- ”2 kali, 3 kalilah” ”Sering, pokoknyo kalau ado kepingin makan. ”Idak tentu, Cuma idak putus”
makanan selingan sehari Sejam, duo jam”
semalam ?
KEBIASAAN STRESS
1 Apa arti stress menurut ”Idak taulah, banyak-banyak fikiran ”Aku idak pernah stress, stress ? idak tau ”Yo..stress namonyo pikiran itu
bapak/ibu ? kalau” aku, atau wong yang pening itu” kacau, kurang tiduk, banyak pikiran”
2 Apa yang bapak/ibu lakukan ”Perai cak aku tu, idak begawe” ”Paling duduk, begendang di kayu, ditempat ”Aku kadang narik zikir bae agak
untuk mengurangi stress ? gawe kan banyak besi jadi begendang itulah” dingin rasonyo, kalau kendak marah
jadi kurang rasonyo”
3 Apa yang bapak/ibu lakukan ”Tiduk, mandap dirumah nian idak ”Kalau kesal dengan wong, jauhi ke bae ”Kito berangkat, hilang hilangkan
bila dalam keadaan kesal ? keluar-keluar. Kalau sedang kesal wong nyo biar idak kejingokan raihnyo” dewek sambil zikir, katik lain
lansung marah besak, apo yang ado obatnyo”
lansung dihempaske”
4 Kemana bapak/ibu rekreasi? ”Jalan-jalan, biaso ke Belitang,Pagar ”Kalau di Palembang katik tempat rekreasi, ”Idak katik tempat berlari aku,
alam” paling-paling mancing” soalnyo kito bejalan idak kuat, jadi
lain di pado tiduk”
5 Berapa kali seminggu bapak/ibu ”Idak tentu, kalau jalan-jalan tu..lah ”Tergantung, paling sekali seminggu tapi ”Idak pernah lagi aku ini
berekreasi ? lamo nian” kalau katik gawe biso duo kali” berekreasi”
6 Apa hobi bapak/ibu ? ”Rabana hobi, pesta mak itulah, dengar ”Katik hobi, mancing tu lah hobi” “Kalau mak ini hobi aku kendak
orkes hobi”
ngaji tu lah ”
7 Kapan bapak/ibu melakukan ”Kalau rabana tiap malam Rabu, di ”Kalau biaso mancing rombongan, biaso sore “Kapan dirumah ngaji tu lah, aman
hobi tersebut ? dusun kami tulah” jam 4” ngaji khusus diMesjid seminggu
sekali”
POLA AKTIVITAS
1 Olahraga apa yang baik untuk ”Mak ini jalan” ”Kalau aku olahraga idak biso, soalnyo aku ”Aku idak katik lagi olahraga”
bapak/ibu ? sejak kecik dulu pernafasan terganggu, Asma,
jadi idak biso olahraga kuat-kuat, paling ado
jalan-jalan santai”
2 Berapa kali seminggu bapak/ibu ”Idak tetap” ”Jalan santai aku sambil mancing itulah,
berolahraga ? kulur-kilir, masuk lobak keluar lobak, kadang-
kadang aku mancing ke Sekayu, kadang-
kadang ke Pemulutan”
3 Sudah berapa lama bapak/ibu ”Baru minggu-minggu belakang ini lah” ”Dari kecik aku hobi jalan”
berolahraga ?
4 Kenapa olehraga penting untuk ”Idak tau aku” ”Yo...untuk kesehatan jantung, paru-paru”
bapak/ibu ?
5 Manfaat apa yang dirasakan ”Lamak rasonyo jalan-jalan itu, hati ”Nafas agak lancar, kalau badan keringat
bapak/ibu dengan berolahraga ? lemak rasonyo” keluar galo, soalnyo kami yang gawe payah
ini kalau badan idak berkeringat badan sakit
galo”
6 Aktivitas apa saja yang ”Macam-macam, Cuma aku mak ini idak ”Main-mainlah, ngumpul-ngumpul dengan ”Idak katik kegiatan aku, Cuma
bapak/ibu lakukan setiap hari ? biso nyapu lemas badan. Idak katik gawe kawan-kawan, jalan-jalan, soalnyo gawe nyapu, kalau jalan-jalan jauh idak
di rumah tu..” balek sore malam ngumpul-ngumpul” kuat”
1 KEBIASAAN ALKOHOL
4 Menurut bapak/ibu apa bahaya ”Idak tau, idak terti aku alkohol itu, apo ”Kalau sedikit segar, kalau bahayonyo biso ”Banyaklah, merusak kesehatan”
minum alkohol ? alkohol itu ? apo yang buat wong makar jantung, paru-paru”
mabuk ? kalau itu biso merusak jantung
kalau”
No PERTANYAAN INFORMAN
IG (1) MT (2) NH (3) AN (4)
1 POLA MEROKOK
Apa pasien merokok ? ”O... Ibu tidak merokok” ”Tidak, malahan ibu tidak ”Kalau dulu dia merokok” ”Bapak idak merokok”
suka dengan orang yang
merookok”
3 Makanan apa saja yang ”Khususnya yang berbau asin, ”Ya..itu tadi semua ibu ”Yang mengandung lemak, ”Semua makanan dimakan
dipantangi pasien ? seperti ikan asin” makan tapi Cuma seperti minyak goreng yang bapak”
mengurangi makanan tidak bermutu”
seperti daging”
4 Apa cara diet pasien sudah baik ”Ya...menurut saya sudah ”Diet yang paling baik itu ”Ya...tentu” ”Kalau menurut ibu sudah
? cukup baik, tapi kalau diet itu mengatur makanan supaya baik”
ya... mengurangi kadar makan tidak terlalu
kolesterol yang agak tinggi, kenyang, saya sendiri
dimakan boleh tapi agak di sekarang juga sedang
kurangi kadarnya” menjalaninya karena perut
saya sudah mulai gendut”
5 Berapa kali pasien makan ? ”Kalau makan yang rutin ”Sehari semalam tiga kali ”Tiga kali kalau makan” ”Tiga kali, pagi, siang,
ya..tiga kali” tapi kalau malam sedikitlah sama sore”
ya... sama seperti saya”
6 Berapa banyak makanan yang ”Paling tidak satu pirang tapi ”Kami ini ada ukuran ”Sampai kenyanglah, ”Secukupnya lah”
dimakan pasien ? tergantung lauknya juga” mangkok kecil, saya juga biasannya satu piring
seperti itu” nambah”
7 Makanan selingan apa saja ”Yang utama itu kemplang ”Buah-buahan lah” ”Kue, buah-buahan” ”Ya...kayak pisang”
yang sering dimakan oleh seperti kerupuk-kerupuk.
pasien ?
KEBIASAAN STRESS
1 Apa yang dilakukan pasien ”Mengurangi stress itu banyak ”Ibu biasanya ngaji, sholat, ”Mencari hiburan, main-main ”Jalan-jalan ke rumah
untuk mengurangi stress ? dilakukan orang, seperti jalan- kalau sudah sholat subuh sama anak, cucung, dengan anak-anaknya,
jalan refresing ke moll, biasanya ibu dengar keponaan” keponakannya”
pokoknya yang menyenangkan ceramah”
hati ibu lah”
2 Kemana pasien berekreasi ? ”Di Palembang ya...ke moll- ”Paling-paling jalan-jalan, ”Jalan-jalan ke Jambi, ”Ya itu tadi, kerumah
moll lah, supermarket, tempat karena di Palembang ini Medan, Palembang” anak-anaknya,
inilah kayaknya yang paling tidak ada tempat rekreasi, keponakannya”
tepat” kalau kita belanja ke moll,
kadang-kadang kita makan
diluar”
3 Berapa kali seminggu pasien ”Paling tidak satu kali ”Ya...cukup sekali aja” ”Kira-kira setiap 20 hari” ”Tidak tentulah,
berekreasi ? seminggu lah” tergantung keadaan
kantong”
4 Apa hobi pasien ? ”Ya... menanam bunga ”Hobi ibu ya...masalah ”Hobinya ? sekarang tidak ”Hobi bapak itu kalau
ditempat kami tinggal” agama yang paling hobi, ada lagi Cuma ke ibadah” sekarang ya...ngerumput,
sesekali berolahraga jalan-jalan pagi”
terutama senam ditempat,
senam hembinglah”
5 Kapan pasien melakukan ”Sepertinya setiap sepulang ”Sejak lama, kalau dulu ”Setiap hari lah” ”Sudah sholat subuh”
hobinya ? kerja atau ada waktu-waktu sering hulu jalan dengan
lowonglah untuk melakukan saya, sudah lama”
hobinya”
6 Bagaimana sifat pasien ”Kalau ibu menurut saya, saya ”Biasa-biasa saja, tidak ”Bapak penyabar” ”Bapak orangnya
kan suaminya, yang pasti ibu banyak omong, ramah- pemarah, mudah
baik, ramah, semua yang baik tamahlah tapi harus diajak tersinggung”
ada pada dia” ngomong dulu, selain itu
ibu tidak senang ngumpul-
ngumpul seperti ngosip”
POLA AKTIVITAS
1 Olahraga apa yang dilakukan ”Olahraga yang murah ”Yang paling bagus jalan ”Selesai sembahyang subuh, ”Ya.. jalan-jalan santai
pasien ? meriah tidak makan biaya kaki atau senam” dia jalan-jalan santai” lah”
yang sudah pasti jalan-jalan
pagi”
2 Berapa kali seminggu pasien ”Kalau tidak ada kegiatan ”Tiap hari” ”Setiap pagi” ”Jarang, kaki bapak kan
berolahraga ? setiap pagi rutin, apa lagi hari agak sembab”
minggu pagi itu kan rame”
3 Sudah berapa lama pasien ”Sepertinya sudah lama, ”Sejak beliau terkena ”Dari tahun 2003 sampai ”Lebih 1 tahun”
berolahraga ? semenjak terkena penyakit jantung ya.. sejak tahun sekarang”
darah tinggi” 2005 yang lalu”
4 Manfaat apa yang dirasakan ”Manfaat yang dirasakan oleh ”Sehat, terasa sehat” ”Badannya sehat, tidak ”Sehat, ya...sehat lah”
oleh pasien dengan berolahraga ibu ? seperti badan agak segar, capek, tidak lesu”
? badan sehat dan bugar”
5 Aktivitas apa saja yang pasien ”Ibukan seorang tenaga ”Tidak ada, tapi terkadang ”Baca alquran, yasinan, ”Bapak kan sudah tua jadi
dilakukan setiap hari ? medis, dalam hal ini perawat ada pengajian” kalau ada yang meninggal bapak cuma di rumah”
ya.. sudah pasti setiap hari ibu dia pergi karena sekarang
kerja” bapak tidak lagi bekerja”
1 KEBIASAAN ALKOHOL
Apa pasien mengkonsumsi ”Tidak” ”Tidak, jauh itu” ”Dulu pernah, tapi sekarang ”Tidak”
minuman beralkohol ? sudah tidak lagi”
2 Berapa banyak pasien minum- ”Kalau dulu dia minum tapi
minum beralkohol sehari ? sekarang tidak lagi, kalau
dulu bapak minum tidak tiap
hari tapi dalam seminggu
pasti ada, biasanya habis satu
botol, apa lagi kalau ada
pesta bisa lebih itu”
4 Apa bahaya alkohol menurut ”Ya... ibu tahu dapat merusak ”Kejantung juga itu, bisa ”Kurang sehat badannya kata ”Pasti bahaya, kalau
bapak/ibu bagi pasien ? kesehatan jantungnya jadi kesaraf-saraf juga” dokter menyebabkan penyakit minum alkohol pasti
dalam bentuk sedikitpun ibu jantung, paru-paru, asma kejantung, ke kesehatan
tidak akan mengkonsumsinya” bapak lah”
No PERTANYAAN INFORMAN
EK (5) HK (6) RN (7)
POLA MEROKOK
1 Apa pasien merokok ? ”Idak” ”Kalau merokok, dio ini wongnyo ”Idak”
nian”
2 Berapa bungkus sehari pasien ”Kiro-kiro sebungkuslah”
merokok ?
3 Kenapa pasien tidak berhenti ”Idak tahu, susahlah negur dio ini”
merokok ?
4 Bagaimana cara yang baik agar ”Ini contoh nyo, baru sakit jantung ini
pasien bisa berhenti merokok ? lah baru berhenti merokok”
5 Sudah berapa lama pasien ”Kiro-kiro sepuluh tahun”
merokok ?
6 Sudah berapa lama pasien ”Baru masuk rumah sakit inilah”
berhenti merokok ?
7 Apa bahaya rokok menurut ”Bahayonyo banyak, kan ibu penyakit ”Jantung, paru-paru” ”Yo.. yang pasti merusak kesehatan”
bapak/ibu bagi pasien ? jantung, bahayonyo berat lagi”
8 Siapa yang sering merokok dekat ”Bapak” ”Galo kawannyo merokok, apo lagi ”Yo.. aku ini lah, katik lagi di rumah
pasien ? dio” selain aku”
POLA DIET/MAKAN
1 Apa saja yang dimakan pasien ? ”Buahnyo, buah pisang” ”Sehari-hari ? kalau siang jarang ”Kalau umak tu sukonyo makan kue-
makan nasi, roti yang dimakan, jam kue cak roti, trus..buah-buahan, kalau
tigo baru makan nasi” buah-buahan itu pasti ada di kulkas
2 Apa pasien ada pantangan ”Tidak ada” ”Idak katik” ”Idak katik, Cuma umak tu idak biso
terhadap makanan ? makan sayur”
1 Apa yang dilakukan pasien untuk ”Tiduk paling” ”Tiduk itu lah gawe nyo, begendang” ”Yo.. namonyo lah tuo, banyak-banyak
mengurangi stress ? zikir dio tu..”
2 Kemana pasien berekreasi ? ”Kalau lagi suntuk ke kebun tapi idak ”Mancing, paling jauh ke sekayu” ”Kalau mak ini di rumah tu lah, jarang
begawe” pegi-pegi tu, dio ni idak kuat lagi
bejalan”
3 Berapa kali seminggu pasien ”Yo..dio itu idak pernah rekreasi, ”Idak biso di omongke lagi, kalau katik ”Tidak katik berekreasi, cuma di rumah
berekreasi ? kalau lagi suntuk ke kebun tu lah” gawe laju mancing” bae”
4 Apa hobi pasien ? ”Latihan rabana” ”Kalau hobi yo...mancing tu lah” “Kalau wong lah tuo tu hobinyo ngaji
tu lah”
5 Kapan pasien melakukan ”Kalau latihan rabana malam ”Pokoknyo katik gawe laju mancing” ”Kalau ngaji di rumah tiap hari, tapi
hobinya ? seminggu sekali” kalau di mesjid sekali seminggu,
biasonyo tiap hari minggu”
6 Bagaimana sifat pasien ”Sedang, wongnyo marah idak, baik ”Pendiam, dio ini idak banyak omong , ”Kalau umak sifat nyo, idak banyak
igo idak” idak banyak tingkah, kalau ada omong wong nyo, pendiam lah”
masalah dio ini tiduk”
POLA AKTIVITAS
1 Olahraga apa yang dilakukan ”Jalan-jalan” ”Idak pernah nian olahraga” ”Mak ini katik olahraga lagi, dio ini
pasien ? idak kuat lagi bejalan”
5 Aktivitas apa saja yang pasien ”Sekarang katik lagi semenjak sakit ”Yo...begawe, katik gawe mancing, ”Kalau begawe idak katik lagi lah
dilakukan setiap hari ? jantung ,kalau nyuci tu ibu cepat kadang-kadang kumpul samo pensiun, dirumah idak katik gawe jugo
mengas, payah. Kalau sekarang kawannyo” kalau masak ado yang masaknyo”
makan tiduk bae”
KEBIASAAN ALKOHOL