You are on page 1of 5

Jauhi Judi Supaya Anda Tidak Rugi

JAUHI JUDI SUPAYA ANDA TIDAK RUGI

Oleh

Ustadz Abu Isma’il Muslim Atsari

Mencintai harta merupakan fitrah manusia. Oleh karena itu, sebagian orang
berusaha meraih harta dengan segala cara, tanpa peduli halal maupun
haram. Di antara cara meraih harta yang disukai banyak orang adalah dengan
berjudi. Karena jika beruntung, pelakunya akan bisa meraup harta dalam
jumlah fantastis tanpa bersusah payah. Perjudian itu memang memiliki
manfaat, akan tetapi keburukannya jauh lebih besar. Allâh Azza wa Jalla
berfirman:

‫اس َو ِإثْ ُم ُه َما أ َ ْكبَ ُر ِم ْن نَ ْف ِع ِه َما‬ ٌ ‫يه َما ِإثْ ٌم َك ِب‬


ِ َّ‫ير َو َم َنافِ ُع ِللن‬ ِ ‫سأَلُو َنكَ ع َِن ا ْل َخ ْم ِر َوا ْل َم ْي‬
ِ ِ‫س ِر ۖ قُ ْل ف‬ ْ َ‫ي‬

Mereka bertanya kepadamu tentang khamar (minuman keras) dan judi.


Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar daripada
manfaatnya.” [Al-Baqarah/2:219]

Allâh Azza wa Jalla tidak mengingkari manfaat perjudian, seperti kemenangan


yang mungkin diperoleh sebagian orang, lalu dia gunakan untuk kebutuhan
diri dan keluarganya. Namun manfaat-manfaat itu tidak sebanding dengan
kerusakannya yang akan menghancurkan agama pelakunya. Oleh karena itu
Allâh Subhanahu wa Ta’ala melarang perjudian. Allâh Azza wa Jalla
berfirman:

‫ان َفاجْ تَنِبُوهُ لَ َعلَّ ُك ْم‬


ِ ‫ش ْي َط‬ ٌ ْ‫َاب َو ْاْل َ ْز ََل ُم ِرج‬
َ ‫س ِم ْن‬
َّ ‫ع َم ِل ال‬ ُ ‫س ُر َو ْاْل َ ْنص‬ َ ‫يَا أَيُّهَا الَّذ‬
ِ ‫ِين آ َمنُوا ِإنَّ َما ا ْل َخ ْم ُر َوا ْل َم ْي‬
‫ون‬َ ‫ت ُ ْف ِل ُح‬

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi,


(berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk
perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan. [Al-Mâidah/5: 90]

MAKNA MAISIR (JUDI)

Memahami hakikat suatu larangan merupakan hal yang sangat penting bagi
setiap orang. Sehingga ketika larangan itu berubah bentuk, dia tidak mudah
terkecoh dan tetap tahu bahwa sesuatu itu tetap terlarang. Termasuk dalam
hal ini, misalnya memahami makna dan hakikat maisir (judi) yang dilarang
oleh agama Islam?

Sebagian Ulama’ menjelaskan bahwa maisir artinya taruhan.

Ibnu Hajar al-Makki rahimahullah berkata,

َ ‫ار ِبأَي ِ نَ ْوعٍ ك‬


‫َان‬ ُ ‫ ا ْل ِق َم‬:‫س ُر‬
ِ ‫ا ْل َم ْي‬

Al-Maisir (judi) adalah taruhan dengan jenis apa saja [Az-Zawâjir ‘an Iqtirâfil
Kabâ‘ir, 2/200]

Al-Mahalli rahimahullah berkata:

‫ورةُ ا ْل ِق َم ِار ا ْل ُمح ََّر ِم الت َّ َر ُّد ُد َبي َْن أ َ ْن يَ ْغنَ َم َوأ َ ْن يَ ْغ َر َم‬
َ ‫ص‬ُ

Bentuk taruhan yang diharamkan adalah adanya kemungkinan mendapatkan


keberuntungan atau kerugian. [Al-Minhaj bi Hâsyiyah al-Qalyubi, 4/226]

Tetapi sebagian Ulama’ yang lain menjelaskan bahwa maisir mencakup


taruhan atau bentuk yang lainnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah
berkata:

Demikian juga lafazh maisir menurut mayoritas Ulama mencakup permainan


dengan kartu dan catur (yakni walaupun tidak ada taruhan-pen), dan
mencakup jual-beli gharar (jual beli yang tidak terang sifat dan barangnya
sehingga membahayakan-pen) yang dilarang oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam , karena di dalamnya terdapat makna qimâr (judi/taruhan) yang sama
dengan maisir (dalam istilah al-Qur’ân-pen). Karena
makna qimâr adalah terambilnya harta seseorang dalam sebuah taruhan
antara mendapatkan gantinya atau tidak. Seperti orang yang membeli budak
yang lari, onta yang kabur, habalul habalah (binatang yang akan dikandung
oleh binatang yang masih dalam kandungan-pen), dan semacamnya, yang
bisa jadi dia akan mendapatkannya atau tidak mendapatkannya. Berdasarkan
ini maka lafazh maisir dalam kitabullâh mencakup semua ini.” [al-Majmû’ al-
Fatâwâ, 19/283].

Di Antara Bentuk-Bentuk Perjudian


Bentuk-bentuk perjudian tidak terbatas, namun intinya sama, yaitu taruhan
yang memungkinan untuk mendapatkan keberuntungan atau kerugian,
sehingga bisa meraih atau kehilangan harta dengan sangat mudah.

Perjudian bisa dengan sarana kartu, domino, dadu, rolet atau lainnya.

Atau dengan sarana aduan, seperti adu ayam jantan, adu nyali menyeberang
sungai, adu panco dan lainnya.

Atau dengan sarana perlombaan, seperti lomba lari, bola voli, sepak bola, dan
lainnya.

Atau dengan sarana menebak nomor atau huruf atau lainna.

Atau dengan sarana menebak pemenang pemilihan kepala desa, bupati,


gubernur, dan lainnya.

Dan lain-lain yang tidak terbatas bentuknya.

HIKMAH LARANGAN JUDI

Allâh Subhanahu wa Ta’ala telah menyebutkan bahwa judi merupakan dosa,


sebagaimana tersebut dalam surat al-Baqarah ayat ke-219 di atas.

Demikian juga Allâh Azza wa Jalla telah menyebutkan berbagai keburukan


minum khamr dan berjudi, supaya orang yang menggunakan akalnya segera
menjauhinya. Allâh Azza wa Jalla berfirman:

ۖ ‫ص ََل ِة‬َّ ‫َّللا َوع َِن ال‬ ِ َّ ‫ص َّد ُك ْم ع َْن ِذك ِْر‬ ِ ‫ضا َء ِفي ا ْل َخ ْم ِر َوا ْل َم ْي‬
ُ ‫س ِر َو َي‬ َ ‫ش ْي َطانُ أ َ ْن يُوقِ َع َب ْينَ ُك ُم ا ْلعَد‬
َ ‫َاوةَ َوا ْلبَ ْغ‬ َّ ‫إِنَّ َما يُ ِري ُد ال‬
َ ‫فَ َه ْل أ َ ْنت ُ ْم ُم ْنت َ ُه‬
‫ون‬

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan


kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan
menghalangi kamu dari mengingat Allâh dan shalat; maka berhentilah kamu
(dari mengerjakan pekerjaan itu). [Al-Maidah/5: 91]

Di dalam ayat di atas Allâh Azza wa Jalla menyebutkan berbagai keburukan


lantaran (meminum) khamar dan berjudi. Seharusnya itu sudah cukup
sebagai peringatan bagi orang-orang yang berakal agar meninggalkannya.
Dosa judi itu tidak hanya di dapatkan oleh orang yang melakukannya, bahkan
sekedar ucapan mengajak berjudi sudah terkena dosa dan diperintahkan
untuk membayar kaffarah (penebus dosa) dengan bershadaqah.

:‫ف َفقَا َل فِي َح ِل ِف ِه‬ َ َ‫ ” َم ْن َحل‬:‫سلَّ َم‬َ ‫ع َل ْي ِه َو‬


َ ُ‫ص َّلى هللا‬
َ ‫َّللا‬
ِ َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ قَال‬،ُ‫ع ْنه‬َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ع َْن أ َ ِبي ُه َري َْرةَ َر ِض‬
َّ ‫ي‬
ْ‫صدَّق‬ َ َ‫ فَ ْليَت‬، َ‫ام ْرك‬
ِ َ‫ تَعَا َل أُق‬:‫َاحبِ ِه‬ َّ ‫ َلَ إِلَهَ إِ ََّل‬:ْ‫ فَ ْليَقُل‬،‫ت َوالعُ َّزى‬
ِ ‫ َو َم ْن قَا َل ِلص‬،ُ‫َّللا‬ َّ ‫“ َو‬
ِ ‫الَل‬

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu , dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu


‘alaihi wa sallam bersabda: Barangsiapa bersumpah dengan mengatakan
‘Demi Latta dan ‘Uzza, hendaklah dia berkata, ‘Lâ ilâha illa Allâh’. Dan
barangsiapa berkata kepada kawannya, ‘Mari aku ajak kamu berjudi’,
hendaklah dia bershadaqah!”. [HR. Al-Bukhâri, no. 4860; Muslim, no. 1647]

Lihatlah sekedar berkata saja diperintahkan untuk membayar kaffârah, maka


bagaimana dengan melakukannya? Tentu lebih besar dosanya.

Para Ulama juga menjelaskan berbagai keburukan berjudi, antara lain


sebagai berikut:

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:

Sesungguhnya kerusakan maisir (judi) lebih besar daripada kerusakan riba.


Karena kerusakan maisir mencakup dua kerusakan: kerusakan (karena)
memakan harta dengan cara haram dan kerusakan (karena) permainan yang
haram. Karena perjudian itu menghalangi seseorang dari mengingat Allâh dan
dari shalat, serta menimbulkan permusuhan dan kebencian. Oleh karena
itu maisir (judi) diharamkan sebelum pengharaman riba”. [Majmû’ al-
Fatâwâ, 32/337]

Semoga Allâh selalu menjaga kita dari segala keburukan.

Baca Selengkapnya : https://almanhaj.or.id/5701-jauhi-judi-supaya-anda-


tidak-rugi.html

1
10000
9999
10000
$10000 - $5 = $9995
$5
1 9999
Expected Value : ($9995) (10000) + (−$5) (10000)
$0.9995 + (-$4.9995) = -$4

You might also like