You are on page 1of 8

FOCUS GROUP DISCUSSION

Skenario 3
Meningkatkan kemampuan hidup madndiri bagi penderita kusta

Disusun oleh:
KELOMPOK A01 :
1. Ayu Puspita Sari (15700001)
2. M. Raihan Rustan (15700003)
3. Nini Primadhani Paras Shinta Dewi (15700005)
4. Muhammad Tariq Akbar (15700007)
5. Siluh Nyoman Raita Sari (15700009)
6. I Gede Tanjung Agung Suputra (15700011)
7. I Made Agung Surya Adnyana (15700013)
8. Putries Bella Faradina (15700015)
9. Qurrotul Aini (15700017)
10. Indrayanti (15700019)

Pembimbing Tutor : Prof.H.DIDIK SARUDJI,M.SC

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN 2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya maka
kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas FGD pada skenario 3 ini. Penulisan makalah
ini merupakan salah satu tugas untuk menjabarkan hasil diskusi yang telah dilakukan
sebelumnya.

Dalam Penulisan makalah ini, kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak
terhingga kepada pihak – pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan laporan ini,
khususnya kepada :

1. Pembimbing tutor kelompok FGD Prof.H.Didik Sarudji, M,Sc yang telah


membimbing selama proses diskusi berjalan.
2. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang
besar kepada para penulis.
3. Rekan-rekan sekelompok kerja kelompok A01.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan
bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat untuk pembaca


dan semua semua orang yang memanfaatkannya.

Surabaya, 11 mei 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI
COVER......................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Tujuan Umum........................................................................................................2
1.4 Tujuan khusus......................................................................................................2

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit kusta adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman/ bakteri bernama
( mycobacterium Leprae), penyakit kusta ini menyerang saraf tepi orang tersebut
menjadi mati rasa (tetapi jika berobat cepat hal ini dapat dicegah), penyakit kusta ini
adalah penyakit menular yang penularanya tidak gampang, sebab menurut penelitian
tidak semua manusia di dunia yang bisa terinfeksi penyakit kusta, buktinya banyak
kita tidak tahu jika sudah berhubungan sosial dengan orang lain tetapi tidak tahu jika
orang tersebut adalah penderita kusta
Cacing tambang merupakan salah satu spesies yang termasuk dalam
kelompok soil transmitted helminth (STH). Walaupun banyak laporan
menunjukkan kejadian infeksi yang relative tinggi, namun infeksi kecacingan
termasuk dalam kelompok neglected diseases. Infeksi cacing tambang masih
merupakan masalah kesehatan di Indonesia, karena menyebabkan anemia defisiensi
besi dan hipoproteinemia. Spesies cacing tambang yang banyak ditemukan di
Indonesia adalah Necator americanus.
Keberadaan mantan penderita kusta pada umumnya masih banyak ditakuti dan
dikucilkan menjadi perhatian.Mengingat karena masyarakat sekitar menganggap
penyakit tersebut merupakan penyakit yang menakutkan dan harus dijauhi penderita
maupun mantan penderitanya. Perlakuan yang tidak adil tersebut dapat menimbulkan
masalah sosial yang akhirnya akan mempengaruhi interaksi sosial khususnya bagi
mantan penderita kusta. Permasalahan yang timbul adalah mantan penderita kusta
merupakan penderita yang memiliki ketidaksempurnaan dalam fisik namun mereka
merupakan individu yang perlu berinteraksi dengan individu lainnya. Pembicaraan ini
masih banyak diperbincangkan oleh banyak orang dari berbagai ilmu. Kebanyakan
penderita kusta mengalami kecacatan disebabkan ketelambatan untuk meminum obat,
meminum obat itu dengan tidak sempurna atau pengobatannya tidak tuntas.
Kecacatan akibat saraf tepi yang mati tadi bisa dicegah dengan obat dan penanganan
yang cepat. Mantan penderita kusta 3 hendaknya tidak dijauhi karena telah dinyatakan
sembuh secara medisdan jika adabayangan hal itu dapat menular, penularanyapun
tidak semudah yang dibayangkan. Pandangan sebagian besar masyarakat terhadap
mantan penderita kusta masih sebelah mata. Pada zaman modern seperti ini, ketika

4
ilmu medis berkembang pesat, sebagian masyarakat tetap memandang mantan
penderita kusta sebagai momok.Masyarakat, bahkan keluargapun sering mengucilkan
mantan penderita kusta.Banyak dijumpai mantan penderita kusta yang menjadi
pengemis di perempatan jalan, hal itu terjadi karena adanya penolakan di daerah asal
mantan penderita kusta.

Masalah kusta menurut skenario di desa kabupaten kota baru stigma terhadap
penyakitnya masih tinggi, ada 23 mantan penderita yang telah dinyatakan RFT (realese from
treatment), 2 orang cacat pada matanya, 5 orang terdapat luka luka pada kakinya yang tak
kunjung sembuh.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan penderita untuk hidup mandiri dan diterima
di dalam masyarakat?
2. Bagaimana cara menurunkan tingkat prevalensi kusta di desa kabupaten Kota Baru?

1.3. Tujuan

A. Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan penderita untuk hidup mandiri dan diterima di dalam


masyarakat.

B. Tujuan Khusus

a. Penyuluhan

b. Pelatihan keterampilan di bidang ekonomi

c. Pemberian modal usaha

5
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Seluruh mantan penderita kusta di sana dibekali keterampilan agar memiliki jiwa kerja dalam
keseharian. Pemberdayaan ekonomi ini meliputi menjahit, membatik, daur ulang sampah
menjadi kerajinan. Dengan diskriminasi tersebut mereka tetap harus di motivasi sehingga
tidak mudah putus asa.

4.2 saran
1. Bagi mantan penderita kusta sebaiknya membuka diri seluas-luasnya agar tidak terjadi
sekat atau tembok pemisah antara mantan penderita kusta dan masyarakat sekitar. Hal ini
di rasa karena mantan penderita kusta memiliki rasa minder dan pemalu atau tidak percaya
diri sehingga keterbukaan akan interaksi dengan masyarakt luar harus di tingkatkan.
2. Bagi masyarakat sekitar menganggap mantan penderita kusta adalah hal yang
membahayakan adalah tidak benar. Justru dengan adanya mereka masyarakat dan mantan
penderita bisa saling berhubungna dinamis dan saling membantu. Masyrakat sebagai
kontrok sosial di harap mampu mengatasi berbagai masalah sosial termasuk stigma tentang
keberadaan mantan penderita kusta di masyarakat

6
BAB V

DAFTAR PUSTAKA

http://lib.unnes.ac.id/18072/1/3401409052.pdf

http://library.usu.ac.id/download/fkm/fkm-zulkifli2.pdf

http://digilib.uin-suka.ac.id/13979/1/BAB%20I,%20V,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf

http://eprints.undip.ac.id/42543/2/BAB_II.pdf

7
8

You might also like