You are on page 1of 20

Pengembangan Berkelanjutan Kompetensi Bidan Melalui Re-Registrasi

Dan Perizinan Bidan Di Kota Jambi

Shofia Amin, Nurasiah dan Tona Aurora Lubis


1
Dosen Universitas Jambi
2
Mahasiswa Universitas Jambi
3
Dosen Universitas Jambi

Universitas Jambi
asiahnurasiahskm@gmail. com

Abstract
This study aims to explore how sustainable development of midwives' competencies
can fulfill the registration requirements for Registration Certificate (STR) and
Licensed Registration Certificates (SIP) and what factors can influence the
registration and licensing of midwives in Jambi City. The method used is descriptive
qualitative method with a mix method approach, namely exploratory research and
case study. Data were obtained through observation, documentation review, focus
group discussion (FGD) and open interviews as triangulation. This study found that
there were weaknesses in the application of the STR registration of other
applications / systems not yet integrated, especially file verification, while SIP
licensing still had weaknesses, especially the midwives survey practice was still
carried out by each organization. Continuous competence of midwives is needed to
fulfill the adequacy of the value of the Professional Credit Unit (SKP) in the
feasibility of issuing organizational recommendations as a condition for managing
STR and SIP. Factors that influence midwives in having STR / SIP include barriers
in terms of requirements, long flow, old file verification process, when publishing
overloads the process boundaries, including lack of funds, facilities, resources.
Conclusion The support of the IBI professional organization, Jambi City Health
Office, MTKP and KTKI is very much needed in finding solutions to these obstacle
factors.
Keywords: Sustainable Development of Midwife Competence, Registration
Certificate and Practice License

PENDAHULUAN

Bidan adalah bagian dari tenaga kesehatan yang berhubungan erat dengan
peningkatan kesehatn ibu dan anak, berkontribusi memberi pelayanan kesehatan
esensial yang dibutuhkan oleh perempuan dan bayi baru lahir, (PP IBI, 2016).
Jika bidan dilengkapi dengan pelatihan dan dukungan yang tepat, termasuk
lingkungan kebijakan yang efektif. Bidan berkualitas tinggi dapat menyelamatkan
jiwa dan berkontribusi terhadap keluarga sehat dan masyarakat yang lebih
produktif, mampu menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir sebanyak dua per
tiga. Agar bidan dapat bekerja dengan efektif, perhatian harus diarahkan kepada
area kunci yaitu ketersediaan, akses, penerimaan dan kualitas, (Middelton J.J Jose,
Ferraris UNFPA, 2014).
Kewenangan yang secara terus-menerus harus ditingkatkan mutunya
melalui pendidikan berkelanjutan, sertifikasi, registrasi, perizinan, serta pembinaan,
pengawasan, dan pemantauan agar memberikan perlindungan dan kepastian hukum
kepada pemberi dan penerima pelayanan kesehatan”
Permenkes RI Nomor 46 tahun 2013 bahwa “Setiap tenaga kesehatan
termasuk bidan yang akan menjalankan praktik dan/atau pekerjaan keprofesiannya
wajib memiliki izin dari pemerintah yang diterbitkan oleh Majelis Tenaga
Kesehatan Indonesia (MTKI) berupa Surat Tanda Registrasi (STR) untuk bidan di
sebut Surat Tanda Registrasi Bidan (STRB) selanjutnya bidan dalam menjalankan
praktik di institusi pelayanan dan praktik pribadi/perorangan wajib memiliki Surat
Izin Praktik Bidan (SIPB) yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah kab/kota.
Setiap lima (5) tahun bidan diwajibkan re-registrasi STR dengan
persyaratan yang telah ditetapkan, tujuannya untuk menjaminan kualitas bidan agar
updete keilmuannya mengikuti perkembangan penyakit dan tuntutan perubahan,
serta menjamin keselamatan pengguna jasa layanan kebidanan, sebagai bentuk
pengabdian diri di masyarakat melalui pengembangan berkelanjutan Continuing
Professional Development (CPD) atau Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
istilah lain kecukupan nilai Satuan Kredit Profesi (SKP) yang melibatkan organisasi
profesi dalam mengeluarkan rekomendasi, (PP IBI, 2016,2017; Permenkes RI
46/2013).
Peran organisasi profesi ikatan bidan indonesia pada setiap tingkatan sangat
dibutuhkan dalam rangka pengembangan berkelanjutan kompetensi bidan demi
tercukupi nilai SKP terutama peran penyelenggaraan komponen Continuing
Professional Development (CPD) seperti pelatihan kompetensi wajib dan
kompetensi khusus bagi bidan( PP, IBI 2017).
Nilai kompetensi berupa kecukupan Nilai Satuan Kredit Profesi diperlukan
bidan sebagai kelayakan di keluarkan Rekomendasi Organisasi Profesi (ROP)
Ikatan Bidan Indonesi sebagai salah satu persyratan pemberkasan penerbitan Surat
Tanda Registrasi (STR) dan Surat izin praktik (SIP) bidan. Beberpa penelitian
terdahulu tentang pelaksanaan Continuing Profesional Development (CPD) dalam
prakteknya menemui beberapa kendala. Menurut (Katsikitis, 2013) “menujukkan
bahwa 44,2% dari responden meng-update portofolio CPD, namun 53,9%
melaporkan bahwa meskipun memiliki portofolio tetapi tidak meng-update.”
Katsikitis, 2013” dukungan organisasi dapat mempengaruhi”, Katsikitis,2013
dukungan dari organisasi maupun teman sejawat, keluarga, pembiayaan,
terbatasnya waktu dan kesempatan untuk belajar, serta pengetahuan tentang CPD.
Adanya suatu masalah dan perubahan baru yang sebagimana dalam
peraturan undang-undang tenaga kesehatan saat ini implikasinya “sedang
mengalami proses adaptasi terhadap tradisi yang selama ini berlaku bagi kalangan
profesional kedokteran, maupun paramedis termasuk bidan sehingga ada
kemungkinan terjadinya kontarversi dalam perubahan selama ini “ (Trisnantoro,
2004).
Perubahan baru dalam penerbitan STR adalah adminstrasi persyaratan
serta system registrasi meliputi alur regulasi terkini yaitu uji kompetensi, registrasi,
sertifikasi ulang (re-sertifikasi) regitrasi ulang (re-registrasi) STRB. Pemerintah
memberlakukan sistem registrasi STR secara online dalam mengatasi
keterlambatan penerbitan STR selama ini, namun hal ini belum mampu mengatasi
masalah beberapa masalah kesehatan erat kaitannya dengan berbagai regulasi
termasuk registrasi dan perizinan (lisensi) yang masih dipandang bersifat kompleks
dan menjadi isu terkini, belum optimalnya pengelolaan Surat Tanda Register
(STR) terkait dengan seringnya keterlambatan penerbitan STR disebabkan
beberapa factor, (Kemkes RI Ppsdmk 2016) ; Ppsdmk 2017).
Berkaitan dengan STR masih adanya berbagai masalah hukum seperti
kasus mal praktik di bidang kesehatan berkaitan ini erat hubungannya dengan
kualitas tenaga kesehatan saat ini dan masih lemahnya sistem regulasi di Indonesia,
(Amin Yanuar, 2017).
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan factor yang berpengaruh pada
implementasi registrasi (STR) bahwa “implementasi kebijakan registrasi tenaga
belum sesuai dengan apa yang diharapkan karena ada faktor yakni sumber daya,
terutama sumber dana yang masih terbatas, sehingga implementasi kebijakan
tersebut belum dapat dilakukan sesuai dengan peraturan menteri kesehatan,
(Firmansyah andi, 2015), selanjutnya penelitian (Fadmawaty Any, 2012) Actor
pengambilan keputusan kebijakan dalam registrasi tenaga kesehatan adalah
pemerintah (Kemenkes RI) sebagai regulator (Public interest) bukan organisasi
profesi,stakeholder adalah organisasi profesi kesehatan sebagai self interest.
Penelitian tentang Lisensi Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) menunjukkan
Implementasi Permenkes belum berjalan optimal dukungan komunikasi bidan,
organisasi profesi bidan dan dinas kesehatan belum terwujudnya kinerja penerima
manfaat, penegakan hukum belum efektif belum adanya pengawasan
berkesinambungan terhadap implikasi Permenkes terkait penegakan hukum, (Suluh
Seniorita, 2017).
Latarbelakang, fenomena dan beberapa penelitian terdahulu
menggambarkan bahwa “dari tahun 2016 s/d tahun 2017 penerbitan Surat Tanda
Registrasi Bidan di Kota Jambi terdata 730 orang hanya 342 (47%) bidan yang
memiliki STRB, artinya ada sekitar 342 (53%) bidan yang belum memiliki STRB.
Faktor tersebut terjadi karena yang menerbitkan STR adalah kementerian
kesehatan, meskipun secara teknis dilaksanakan di dinas kesehatan jambi, prosedur
yang terlalu panjang, persyaratan yang terlalu ketat, perubahan administrasi dan
system, jumlah, jenis tenaga, mal distribusi, dan kendala hosting server dikemenkes
tersebut menjadi salah satu faktor yang menyebabkan lambatnya implementasi
kebijakan tersebut.
Faktor lain yang menarik adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah yang dilaksanakan oleh pemerintah daerah (dinas kesehatan propinsi
sebagai implementor) dan yang menjadi target group (kelompok sasaran ) dalam
kebijakan tersebut adalah tenaga kesehatan, dengan demikian yang melaksakana
kebijakan tersebut adalah aparat dan yang dikenakan kebijakan itu juga adalah
aparat termasuk pelimpahan wewenang pusat dan daerah masih beberapa kebijakan
masih di pemerintahan pusat “
Fokus Perumusan masalah dalam ini dibatasi 3 topik yaitu 1)
Pengembangan Berkelanjutan Kompetensi Bidan 2) Surat Tanda Registrasi (STR)
Bidan dan Surat Izin Praktik (SIP) bidan 3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kompetensi, STR dan SIP. Adapun lokasi Penelitian Di Kota Jambi meliputi 3
organisasi yang terlibat dalam Registrasi dan Perizinan Bidan yaitu Sekretariat
Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP) di Jambi, Pengurus Daerah Ikatan
Bidan Jambi & Pengurus Cabang Ikatan Bidan Kota Jambi dan Dinas Kesehatan
Kota Jambi.
Penelitian ini bertujuan untuk :
1) Mengekplorasi Apakah Pelaksanaan Pengembangan Berkelanjutan Kompetensi
Bidan Di Kota Jambi Sudah Sesuai Dengan Ketentuan Standar Ikatan Bidan
Indonesia Sebagai Pemenuhan Persyaratan Terdaftar Surat Tanda Registrasi
(STR) dan Terlisensi Surat Izin Praktik
2) Apakah Persyaratan, Alur Dan Tata Cara Registrasi (STR) dan Perizinan (SIP)
Bidan Di Kota Jambi Sudah Sesuai Ketentuan Permenkes Nomor 46 tahun 2013
dan Permenkes Nomor 28 tahun 2017?
3) Factor Apa Saja Yang Mempengaruhi Bidan Memiliki Surat Tanda Registrasi
(STR) dan Surat Izin Praktik (SIP) Di Kota Jambi ?
Dalam analisis pembahasan peneliti menggunakan model pendekatan
Donabedian, A. 1968 dan Edward III, George C 1980 “ Implementing Public
Policy” meliputi Input-procces-otcome.

METODELOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah metoda kualitatif deskriftif dengan
pendekatan mix method yaitu exploratory research dan case study. Data diperoleh
melalui observasi, telaah dokumentasi, focus group discussion (FGD) dan
wawancara terbuka sebagai trianggulasi
Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan teknik purposive sampling
dengan model generalisai sampel purposive informan A dapat ditrasferkan hanya
ke B,C, D dan snowball sampling seperti bola salju. Penentuan sampel tidak
didasarkan perhitungan statistic (Sugiyono,2012) Jadi peneliti menentukan sampel
saat memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung (emergent sampling
desain).
Dalam Penelitian ini yang menjadi subjek pelaksanaan focus group
discussion, peserta/ partisipan/informan awal berjumlah 20 orang pada bulan
januari 2019, setelah peneliti memasuki lapangan sampel menjadi berkembang dan
peneliti melakukan focus group discussion (FGD) lanjutan di bulan Februari 2019
peserta/ partisipan berjumlah 21 orang ini dimaksud untuk mencari data baru
hingga tidak ditemukan informasi baru data atau dirasakan jenuh.
Berikut 3 kelompok bidan yang peneliti beri koding berikut ini :
1. Bidan yang telah memiliki STR/SIP di koding (PM) = 19 orang
2. Bidan yang sedang dalam proses kepengurusan STR/SIP di koding (PP) = 17
3. Bidan yang telah expired dete STR/SIP atau bidan yang tidak memiliki STR/SIP
dikoding (PTM) = 15 orang
Pertanyaan pada sampel penelitian berupa pertanyaan Teknik terbuka (open-
ended question), dipandu oleh 2 orang moderator/fasitator, 2 orang pengamat dan
1 narasumber masing sesi 4 pertanyaan
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara (interview)
terstruktur/terbuka ini dilakukan dalam rangka trianggulasi data atau perbandingan
dari hasil focus group discussion (FGD) denagn sampel informan/ narasumber
berjumlah 9 orang yaitu pada informan kunci 2 orang berasal dari MTKP Propinsi
Jambi, 1 orang berasal dari PD IBI Propinsi Jambi, 3 orang dari PC IBI Kota Jambi,
1 orang Dinkes Kota Jambi dan 3 orang bidan yang STR mati/ tidak memiliki STR
salah satu diantara narasumber yang berasal dari bidan ada yang terlibat dalam
FGD.
Analisis data dengan trianggulasi data yaitu dengan model interaktif Miles
& Huberman (1984) dalam Sugiyono,2012 melalui tiga komponen, yaitu: (1)
reduksi data, (2) sajian data, dan (3) penarikan kesimpulan/verifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. HASIL
Data hasil diskusi terfokus dan interview yang terkumpul melalui alat
perekam kemudian ditranskrip secara utuh, dibaca kembali hasil transkrip, mencari
masalah (topik-topik) yang paling menonjol dan berulang-ulang,dilakukan
pengkodean menurut topik dengan melibatkan teman sejawat yang telah memahami
konsep penelitian kualitatif (mengurangi bias), setelah itu data yang telah dikode
diorganisasikan ke dalam matriks dan di interprestasikan hingga penulisan laporan
akhir.

Karakteristik Partisipan FGD


Dari 51 partisipan FGD mempunyai karakteristik yang berbeda, baik dari
usia, pendidikan maupun masa kerja Perbedaan karakteristik menyebabkan
motivasi /Pengetahuan/ Pemahaman untuk memiiliki STR/ SIP juga berbeda

Karakteristik Narasumber Kunci pada interview


Dari 9 narasumber kunci mempunyai karakteristik yang berbeda, baik
dari usia, pendidikan maupun Tempat Kerja, Jabatan Perbedaan karakteristik
menyebabkan argument dalam klarifikasi Masalah Regulasi Registrasi STR &
Perizinan SIP juga berbeda

1. Pelaksanaan Pengembangan Berkelanjutan Kompetensi Bidan

Hasil analisis pernyataan peserta/ partisipan FGD yang menjadi topik


utama diskusi tentang pengalaman bidan meningkatkan kompetensi dalam
pengembangan berkelanjutan berupa nilai SKP dan selama menjalankan profesi
ini apakah perlu kompetensi di-updete?
Berdasarkan hasil FGD disimpulkan bahwa peningkatan
kafasitas/kompetensi kebidanan sangat dibutuhkan dan perlu diupdete,Kompetensi
penting perlu di-updete dalam memenuhi capaian nilai 25 SKP sebagai persyaratan
dikeluarkan rekomendasi organisasi profesi sebagai kelayakan untuk Persyaratan
Re-registrasi STR namun dalam pemenuhan nilai SKP terdapat beberapa
komponen standar yang belum terpenuhi diantaranya 1) Komponen pendidikan dan
pelatihan (Biaya, Sertifikat) yang mahal dan jadwal kelas ful 2) Pengumpulan
borong fortofolio sulit dikarenakan tempat bekerja bidan terutama yang bekerja di
praktek dokter sehingga tidak banyak waktu serta ruang lingkup pelayanan yang
terbatas. Bagi bidan yang bekerja di rumah sakit justru tidak mengupdate karena
ritme bekerja yang cepat sehingga kadang lupa. Selain itu ketidak sesuaian tugas
pokok dari bidan yang bekerja disuatu instansi yang tidak sesuai dengan buku Log
IBI dalam bukti fortofolio yang dikumpulkan. 3) Proses Idealnya bidan
memerlukan Informasi cepat evaluasi, sosialisasi dan dukungan organisasi, dari
informasi yang disampaikan informan bahwa waktu dalam pengurusan
rekomendasi membutuhkan waktu yang tidak singkat dan berlapis-lapis. Selain itu
kurangnya sosialisasi dari organisasi profesi terkait mekanisme dalam mendapatkan
sertifikat sehingga bidan menjadi kesulitan dalam pengurusan 4) Dukungan tempat
kerja masih terbatas ternyata ada tempat kerja yang sudah memberi dukungan
tempat berupa pendaanaan (walaupun terbatas) namun ada juga yang sama sekali
tidak peduli.
Berdasarkan hasil wawancara informan kunci mempertegaskan peran
peningkatan kompetensi ada sama organisasi profesi yaitu Ikatan Bidan yang
bertanggung jawab penuh, peran dalam membantu anggota dan dapat
mengevaluasi pelatihan yang telah diberikan wawancara narasumber MTKP
bahwa bidan itu perlu pelatihan, pelatihan terakreditasi, namun sangat disayangkan
bidan/peserta baru mau cari informasi/pelatihan bila mau dibutuhkan, selanjutnya
klarifikasi Pengurus Daerah IKatan Bidan Propinsi Jambi terkait 1) Biaya pelatihan
mahal semua sudah ikut standar, mengacu standar nasional, jadi biaya ini peserta
bisa pilih mau nginap atau dirumah sendiri, fleksibel tempat pelatihan, narasumber
dari luar 2) Jadwal dan kelas full memang ia karena penyelenggaraan Pelatihan PD
IBI Propinsi yang mengadakan jadi kita akui fasilitator juga terbatas, ada 10 yang
ber Sertifikat pelatih,, Ya Kita buat kelas parallel 2 kelas tiap angkatan. jadi
memang harus menunggu jadwal emang padat sulit kita mengatur 3) waktu
portofolio pengumpulan itu tergantung motivasi dan persepsi bidan itu mereka mau
aktif tidak berat dalam 5 tahun kita Cuma 25 Skp jadi kalau dibagi 5 tahun artinya
1 tahun Cuma 5 SKP, tidak beratlah itu sudah kita sesuiakan dengan tempat bidan
bekerja atau bidan yang tidak bekerja bisa ambil dari kegiatan yang dikumpulkan
yang di log book 4) Dukungan belum optimal :saya rasa sudah lah kita kan evaluasi
tu antusias peserta mereka sampai nunggu daftar antri, mereka antusias
Tabel 2. Hasil Koding FGD Pengembangan Berkelanjutan Kompetensi Bidan

Topik Frekuensi Rangking


PM PP PTM Jumlah
Biaya pelatihan kompetensi yang memberatkan 3 4 4 11 1
Pengumpulan portofolio nilai SKP masih sulit 2 4 2 8 2
Proses ideal Pengembangan kompetensi 2 3 2 7 3
Dukungan organisasi IBI masih terbatas 3 2 0 5 4
Dukungan Institusi tempat kerja belum 0 4 0 4 5
maksimal
Sumber : Peneliti data primer diolah,2019

2. Pelaksanaan Persyaratan, Alur dan tata cara Penerbitan Surat Tanda


Registrasi (STR) dan Sura Izin Praktik Bidan

a. Tanggapan partisipan/narasumber tentang proses STR Bidan


Dalam pelaksanaan FGD dapat di interprestasikan topik yang paling hangat
dalam sesi tentang Pengurusan Surat Tanda Registarsi (STR) adalah :
Sosialisasi proses dan penerbitan dari Organisasi Profesi (IBI), MTKP dan
Instansi belum optimal, kesulitan kelengkapan persyaratan STR, di ikuti
pernyataan alur proses dan penerbitan yang lama dan berbelit-belit,
pengetahuan partisipan tentang tata cara pendaftaran online masih kurang,
sebagimana hasil kesimpulan berikut ini.

Tabel 2. Hasil Koding FGD Tentang Surat Tanda Registrasi (STR) Bidan
Topik Frekuensi Rangking
PM PP PTM Jumlah
Sosialisasi Proses STR belum optimal 1 7 0 8 1
terkait alur dan proses penerbitan baik
oleh organisasi, Instansi, maupun MTKP
Kesulitan dalam kelengkapan dokumen 3 2 2 7 2
pemberkasan persyaratan STR
Alur, Proses Pengurusan STR yang lama 1 5 0 6 3
dan berbelit-belit
Pengetahuan tentang pendaftaran online 3 2 1 6 4
yang masih kurang, temasuk gangguan
koneksi
STR sangat penting dalam bekerja 0 0 2 2 5
Sumber, Peneliti Data Primer diolah,2019

Berdasarkan hasil FGD dan Interview disimpulkan bahwa tanggapan


partisipan/narasumber terkait pengurusan STR adalah kelengkapan persyaratan
berupa Portofolio SKP yaitu komponen sertifikat kompetensi harus menunjukan
sertifikat asli dari organisasi profesi IBI untuk bisa mendapatkan penerbitan
Rekomendasi Organisasi Profesi (RPO) hal ini dimaksud untuk menghindari
kecurangan dari peserta, disamping masalah Rekomendasi Organisasi Profesi dan
persyaratan lainnya juga banyak diungkapkan seperti informasi terkait persyaratan
dan alur, kesulitan lulus ujikompetensi bagi bidan baru, verifikasi kelengkapan
berkas di MTKP lama dan menunggu kolektif begitu juga proses pengiriman
berkas ke MTKI yang bertanggung jawab menerbitkan Surat Tanda Registrasi juga
lama bahkan ada STR yang lebih dari 1 tahun tidak terbit. Tata cara pendaftaran
online juga mendapat banyak kendala disebabkan ketidakfahaman peserta dalam
teknologi terkait pendaftaran online masih diperlukan pelatihan dan sosialisasi tata
cara pendaftaran online. serta data di tolak system online, masih ada kendala di
system yaitu pada respon admin di server MTKI yang lambat merespon, dari
respon pernyataan responden bahwa mereka menanggapi positif tentang registrasi
online versi lama yang masih perlu perbaikan, sebagaimana perubahan Versi e-STR
2.0 terbaru 2019 namun mereka menyatakan masih ada kekhawatiran pada
informasi STR Versi 2.0 masih belum terkoneksi admin dan organisasi profesi
sehingga waktu validasi pembayaran kode billing masih melebihi 18 hari kerja
persyaratan.
Solusi Ideal Pemberkasan STR
Berdasrkan hasil wawancara dapat disimpulkan tentang solusi percepatan
STR dan bahwa kedepan ini mulai 14 Februari 2019 fungsi MTKP tidak ada lagi
jadi mereka peserta lansung online ke system dan di verifikasi oleh konsil (KTKI)
di pusat melalui Versi Baru 2.0 diharapkan memperpendek waktu tunggu
penerbitan dan memperpendek alur proses STR.
Aplikasi STR Versi 2.0 menurut analisis MTKP Propinsi Jambi ini juga
masih pesimis apakah STR lebih cepat terbit sebagaimana dokter Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI), mengingat jumlah tenaga kesehatan seluruh
Indonesia jumlahnya berjuta dan bermacam jenis tenaga kesehatanya sedangkan
masih dibawah satu konsil, namun harapannya tetap optimis ada kemajuan yang
dulunya lebih dari 6 bulan sekarang dalam 3 atau 2 bulan sudah selesai. Untuk itu
Peran bidannya harus care harus mencari informasi terbaru dikarenakan peraturan

b. Tanggapan partisipan/narasumber proses Surat Izin Praktik (SIP)


Bidan

Opini partisipan diskusi terfokus terkait kepemilikan Surat Ijin Praktik (SIP)
bidan adalah : kesulitan pemberkasan juga terkait erat dengan kepemilikan STR
karena surat keterangan STR dalam pengurusan dinyatakan tidak berlaku dalam
pemberkasan SIP. Diikuti dengan pernyataan bagi bidan baru takut disurvey
lapangan atau dipersulit dalam Rekomendasi Organisasi Profesi untuk kelayakan
praktik mandiri bidan, yang menjadi alasan takut disurvey diantaranya adalah
belum memiliki tempat praktik yang besar, peralatan yang mahal, survey berkali-
kali ada yang 3 kali di survey tidak lolos, alasan lain tidak ada SIP tempat bekerja
beragam mungkin karena banyak yang bekerja, bekerja di klinik swasta namun
yang menarik ada statmen positif dalam pengurusan SIP bagi bidan di fasilitas
pelayanan yaitu sudah adanya dukungan instansi terkait biaya pengurusan SIP hal
ini dikarena mungkin terkait kepentingan akreditasi/perizinan instansi. Prosedur
alur pengurusan dan Penerbitan SIP diKota Jambi juga menjadi pembahasan dalam
FGD dimana peserta membawa berkas sendiri ke kantor PTSP Kota Jambi hingga
SIP diterbitkan ini disebabkan masih terkendala pada system online belum
maksimalnya web bpstp Kota Jambi hanya ada info tentang persyaratan sedangkan
pemberkasan masih diminta secara manual.
Klarifikasi narasumber IBI dan Dinkes Kota Jambi bahwa kepengurusan
Surat Ijin Kerja Bidan (SIKB) dan Surat Izin Praktik Bidan (SIPB) telah mengalami
perubahan sejak dikeluarkan Permenkes nomor 28 /2017 tentang penyelenggaraaan
praktik bidan jadi hanya ada istilah Surat Ijin Praktik (SIP) di Fasiltas Kesehatan
dan Surat Izin Praktik (SIP) Praktik Mandiri Bidan. SIP diumpamakan sesorang
telah memiliki SIM. Dari peryataan (NS 3.4.5.) klarifikasi kelengkapan Persyaratan
SIP yang utama adalah STR dan Rekomendasi Organisasi Profesi, Pada
prinsipnaya Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonsia (PD IBI) Provinsi Jambi telah
mendelegasi kepada Pengurus Cabang (PC) IBi Kota Jambi terkait penilaian
kelayakan praktik bidan berupa Rekomendasi Organisasi Profesi (Ns.3.4.5),
Survey tidak dipersulit tidak mesti berkali- kali kita ingin mencari kualitas praktek
standar, untuk menolong pasien pelayanan harus dijaga agar tidak terlibat kasus
hukum.
Peran Dinas Kesehatan Kota Jambi hanya memberi rekomendasi Dari
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi setelah berkas dinyatakan lengkap, dan
memenuhi persyatan. Untuk biaya dalam pengurusan ini adalah gratis, dan waktu
proses tergantung dari analisis survey lapangan idealnya 4-7 hari kerja. Mereka
yang antar berkas hingga menunggu berkas terbit di PTSP Kota Jambi.

Tabel 3. Hasil FGD Berkaitan Surat Ijin Praktik (SIP) Bidan


Topik Frekuensi Rangking
PM PP PTM Jml
Kesulitan dalam kelengkapan dokumen 2 1 2 5 1
pemberkasan persyaratan SIP
Takut disurvey (bidan baru) 1 2 2 5 2
Dukungan Institusi Tempat Bekerja 1 3 1 5 3
Belum Optimal
Tiadak aktif di IBI 1 1 0 2 4
Proses idealnya pengurusan SIP 1 1 0 2 4
Bidan lama tidak ada masalah asal semua 0 2 0 2 5
syarat terpenuhi
Sumber, Peneliti Data Primer diolah,2019

3. Pelaksanaan Tentang Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap


Kepemilikan STR Dan SIP di Kota Jambi

Dari hasil matrik diatas dan analisis peneliti, partisipan bidan, narasumber
dan moderator FGD dapat disimpulkan bahwa ada beberapa factor yang
berpengaruh terhadap kepemilikan Surat Tanda Registrasi (STR) bidan dan Surat
Ijin Bidan (SIP) bidan di Kota Jambi,

Tabel 4. Factor Yang Berpengaruh Terhadap Kepemilikan STR dan SIP


No Topik
1 Dukungan Organasasi Profesi :
- Usulan biaya pelatihan yang tidak membebani anggota
- Kemudahan dalam proses Rekomendasi setiap level pengurusan Organisasi
Profesi IBI (PR-PC-PD) Rekomendasi STR/SIP
- Informasi terkait jadwal pelatihan
- Informasi /sosialisasi terkait Persyaratan STR, tata cara, alur Registrasi
2 Dukungan Individu, teman sejawat, keluarga
- Kemudahan berbagi informasi
- Berbagi pasien terakait fortofolio SKP
- Bantuan dalam registrasi online
3 Dukungan Organisasi Profesi dan Dinkes Kota Jambi
- Kemudahan dalam proses survey lapangan terkait SIP
- Kemudahan dalam proses rekomendasi IBI dan Dinkes
- Dinkes bisa menerima surat keterangan sementara STR yang di terbitkan
oleh MTKP
- Kemudahan informasi terkait kelengkapan berkas, dan alur (IBI, DINKES)
4 Dukungan MTKP (STR)
- Terkait proses lebih mudah, cepat
- Informasi /sosialisasi terkait persyaratan STR, alur dan proses
5 Dukungan tempat bekerja
- Bantuan biaya pelatihan
- Dukungan pekerjaan sesuai kompetensi
- Ijin di permudah
Sumber, Peneliti Data Primer diolah,2019

Analisis dari hasil peryataan informan FGD dan jawaban solusi naraumber
dapat disimpulkan factor yang mempengaruhi kepemilikan STR dan SIP adalah
hampir semua factor dapat mempengaruhi, faktor individu/person, faktor dari
organisasi baik di tingkat institusi, MTKP, Dinas Kesehatan Kota Jambi dan
Organisasi Profesi IBI, Faktor yang paling kuat pengaruhnya adalah organisasi
profesi yang merupakan penggerak utama dalam sosialisasi dalam pengumpulan
nilai kompetensi, persyaratan STR dan Persyaratan SIP dilanjutkan dengan Peran
MTKP terkait Proses alur Penerbitan STR.

B. PEMBAHASAN

PENDEKATAN INPUT :
1. Analisis Input Pelaksanaan Pengembangan Berkelanjutan Continuing
Professional Development (CPD) Peningkatan Kompetensi Bidan

SKP dikumpulkan dalam kurun waktu 5 tahun sebanyak 25 SKP sebagai


persyaratan mutlak di keluarkan Rekomendasi Organisasi Profesi (ROP) untuk
persyaratan pengurusan STR. Ada 5 komponen kegiatan CPD yaitu 1) praktik
profesi pelayanan kebidanan 2) kegiatan pendidikan berkelanjutan 3) kegiatan
pengembangan diri di masyarakat 4) kegiatan pengembangan profesi 5) kegiatan
penelitian dan publikasi ilmiah (PP IbI, 2016;2017)
Sejalan dengan pernyataan (Megginson David, 2003) bahwa“
Pengembangan kompetensi pelaksanaan Continuing Professional Development
(CPD) merupakan proses di mana individu mengendalikan pembelajaran dan
pengembangan mereka sendiri, dengan terlibat dalam proses refleksi dan tindakan
yang berkelanjutan. penilaian pada karier, motivasi individu untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman sehingga membantu perencanaan karier dimasa yang
akan datang”.
Berdasarkan hasil Observasi, telaah dokumentasi, FGD dan Interview (Data
trianggulasi) dari lima (5) komponen persyaratan Continuing Professional
Development (CPD) kesulitan dalam pemenuhan pesyaratan CPD/SKP adalah (1)
Komponen pendidikan berkelanjutan berupa pemenuhan1sertifikat wajib
Midwifery Update (MU) dalam biaya pelatihan dan sertifikat 1 sertifikat klinis
selain biaya mereka mengeluh dan was-was karena tidak dapat jadwal untuk
mengikuti pelatihan (kelas pelatihan ful) daftar tunggu jadwal pelatihan hingga
agustus 2019 sudah terisi. (2) Pengumpulan portofolio SKP masih sulit
karenaritme waktu pekerjaan, dan ketidaksesuai tugas pokok dengan permintaan
komponen CPD.

2. Analisis Input Persyaratan Surat Tanda Registarsi (STR) Bidan


Kelengkapan pemberkasan STR bidan di Kota Jambi sebagaimana yang
di wajibkan pada saat re-registrasi meliputi : Persyaratan administrasi : 1)
Fotocopy ijazah bidan DIII yang dilegalisir dan transkrif nilai 2) Fasfoto ukuran
4 x 6 latar belakang merah 3) Foto copy KTP 4) Surat keterangan berbadan sehat
5) memiliki alamat dan email sendiri, 6) mendaftar secara online, 7) melampirkan
seluruh berkas yang telah di online, 8) mengembalikan STRB lama yang asli 9)
Rekomendasi Organisasi Profesi.
Berdasarkan hasil observasi, telaah dokumentasi, FGD dan Interview (Data
trianggulasi) dari sembilan (9) persyaratan pemberkasan STR adalah (1)
mendapatkan Rekomendasi Organisasi Profesi (ROP) berkaitan dengan nilai SKP
(2) Ketidakfahaman daftar online

Analisis Input Persyaratan Surat Izin Praktik (SIP) Bidan


Input persyaratan pendaftaran Surat Izin Praktik (SIP) Bidan adalah : 1)
Surat Tanda Registrasi (STR) dilegalisir MTKP dan yang masih berlaku 2)
Rekomendasi dari Organisasi Profesi tanpa nilai SKP 3) Rekomendasi tempat
praktik dari dokter penanggung jawab wilayah 4) Fotokopi ijazah yang dilegalisir
5) Surat keterangan sehat dari dokter yang memiliki izin praktik 6) Surat
keterangan bekerja dari fasilitas pelayanan kesehatan yang bersangkutan. 7) Pas
foto berwarna ukuran 4x6 cm berlatar belakang merah 8) Rekomendasi dari
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau pejabat yang ditunjuk
Berdasarkan hasil observasi, telaah dokumentasi, FGD dan Interview (Data
trianggulasi) dari lima (8) komponen persyaratan pemberkasan SIP adalah (1)
komponen Surat Tanda Registrasi STR (2) Rekomendasi Organisasi Profesi
(RPO).

3. Analisis Input Faktor Factor Pendukung Yang Mempengaruhi


Kepemilikan STR dan SIP Bidan di Kota Jambi

Implementing Public Policy yaitu indicator sumber daya terdiri dari staff
(aparatur), information (informasi), Authotity (wewenang), dan Facilities
(fasilitas). Hal ini sejalan dengan pendapat (George C. Edwards III, 1980) “yang
sangat menentukan keberhasilan implementasi kebijakan diantaranya adalah
Sumber daya baik sumber daya manusia, material dan metode”.
Berdasarkan hasil observasi, telaah dokumentasi, FGD dan Interview (Data
trianggulasi) ada 3 (tiga) organisasi yang terlibatan dalam implementasi Registars
STR dan Perizinan (SIP) Bidan, Pertama dalam pengembangan berkelanjutan
kompetensi CPD adalah Organisasi Ikatan Bidan Indonesia (Pengurus Ranting,
Pengurus Cabang dan Pengurus Dareah) Jambi dalam penerbitan Rekomendasi
Organisasi Profesi (RPO), Kedua Organisasi yang terlibat dalam pemberkasan STR
adalah Ikatan Bidan Indonesia dan Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi (MTKP,
Ketiga sedangkan untuk pengurusan SIP yaitu Ikatan Organisasi Ikatan Bidan
Indonesia (Pengurus Ranting, Pengurus Cabang) Kota Jambi.
Secara umum dari hasil penelitian implementasi kebijakan dalam sumber
daya pada registrasi dan perizinan bidan di Kota Jambi sebagai berikut:
1. Masih terbatas sumber daya fasilitator di organisasi IBI Provinsi Jambi dalam
penyelenggaraan pelatihan, tim pelatihan bersertifikat terakreditasi hanya 10
orang, begitu juga pengelola pengurusan STR sudah ada petugas khusus namun
masih terbatas, selain itu sosialisasi/informasi pada setiap tingkatan yang belum
maksimal.
2. Anggaran dalam pelaksanaan implementasi kebijakan Di Majelis Tenaga
Kesehatan Indonesia (MTKP) Provinsi Jambi masih terbatas, terutama dalam
pengiriman berkas STR ke MTKI masih menunggu berkas terkumpul, selain
anggran sumber daya manusia Staff di secretariat MTKP masih sangat kurang
untuk mengatasi kekurangan staff MTKP melibatkan tenaga honor verifikasi
berkas keterlibatan organisasi profesi dalam verivikasi berkas juga masih belum
optimal tidak ada Organisasi yang stand di MTKP.
3. Dinas Kesehatan Kota Jambi fasilitas dan SDM dalam menerima dan melayani
peserta cukup memadai rungan cukup tidak terdapat antrian panjang hal ini
dikarenakan seluruh pemberkasan dilayani hanya yang berasal dari Organisasi
Profesi secara kolektif masih terbatas dana dalam sosialisasi, dalam penelitian
ini ditemukan organisasi yang berwenang dalam penerbitan SIP adalah Kantor
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kota Jambi, sebagaimana acuan
Peraturan Pemerintah Nomor 38/2007 tentang kewenangan pemerintah daerah
dalam memberi lisensi, akreditasi dan sertifikasi.

PENDEKATAN PROSES
Melalui Pendekatan Input peneliti mencoba mengekplorasi human input
bisa dirubah menjadi hasil melalui proses, dapat diartikan berubahnya sesuatu yang
ada di input menjadi sesuatu yan lain yang dapat mempengaruhi proses itu
pendekatan proses dalam peneliti ini adalah berhubungan dengan bagaimana proses
pengembangan kompetensi melalui organisasi profesi IBI, bagaimana bidan
memiliki STR dan SIP bidan apa saja akar masalah dan bagaimana solusinya.

1. Analisis Identifikasi Proses Pelaksanaan alur dan tata cara Penerbitan


STR dan SIP

a. Identifikasi Proses Alur, Tata Cara Registrasi (STR) Bidan


Berdasarkan hasil Observasi, telaah dokumentasi, FGD dan Interview
(Data trianggulasi) Identifikasi masalah persyaratan pemberkasan, alur
proses, tata cara pendaftaran STR di MTKP baik manual maupun secara
online, meskipun berkas onlinenya sudah tervalidasai namun berkas
manualnya tetap di validasi berjenjang dan dikirim ke MTKI. Jika kita melihat
alur yang telah di terapkan di MTKP sepertinya banyak masalah dan
panjangnya alur serta waktu tunggu penerbitan yang memakan waktu 4
hingga 8 bulan, hal yang menarik sebagaimana jawaban narasumber waktu
yang lama itu ada di tahap pengumpulan menunggu secara kolektif dari
masing-masing organisasi Profesi Se- Provinsi Jambi dan verifikasi berkas
di Organisasi Profesi dan DI MTKP lama hingga tahap pengiriman berkas
ke MTKI juga lama proses penerbitan di MTKI dan proses ini sudah
melewati tahapan waktu sebagaimana sangat jelas bahwa di MTKI tenaga
validasi tidak berimbang dengan berkas yang masuk berjuta-juta berkas dari
seluruh Indonesia tumplak di MTKI, ini juga menjadi salah satu penyebab
lamanya STR terbit.

b. Identifikasi Proses Surat Izin Praktik (Bidan)


Berdasarkan hasil Observasi, telaah dokumentasi, FGD dan Interview
(Data trianggulasi) Perubahan dalam regulasi diperlukan sosialisasi dari
semua pihak penting mengingat sebelum tahun 2017 SIPB ini dikeluarkan
oleh Dinkes Kota Jambi oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi, Sejak
tahun 2018 SIKB tidak ada lagi istilahnya sudah di ganti jadi Surat Izin
Praktik (SIP) semua profesi, jadi SIP bidan itu ada 2 yaitu SIP di instansi
pelayanan kesehatan dan SIP Praktik Mandiri Bidan. Peran Dinkes Kota
Jambi hanya mengeluarkan rekomendasi setelah bahan dinyatakan lengkap
dan memenuhi persyaratan Sejak tahun 2018 setelah ada peraturan walikota
(perwal) regulasi ini berubah seluruh aturan semua perizinan di Kota Jambi
dikeluarkan oleh PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu) dengan system
manual dan online namun belum optimal masih banyak kendala kita tidak ada
petugas dari dinkes kota jambi yang memverifikasi disana jadi tidak dinkes
tidak tahu berkasnya sampai dimana karena bidan sendiri yang mengirim
berkas ke PTSP.

2. Analisis Identifikasi Masalah Dan Factor Penyebab

a. Kendala Surat Tanda Registrasi


Peneliti mencoba melakukan interprestasi terhadap masalah/ kendala atau
factor penyebab kepemilikan Surat Tanda Registrasi (STR) dalam Proses
kelengkapan hingga penerbitan STR, meskipun registrasi sudah secara online
namun berkas manual tetap dikirim melalui alur yang telah ditetapkan.
Tabel 5.“Analisis Akar Masalah Pemenuhan STR bidan”
Faktor penyebab Akar Masalah Solusi

Individu Bidan Ketidakhatian, kurang memahami


dalam Kelengkapan persyaratan STR: - Lewat Notaris setempat
- Tidak cukup nilai SKP - Cari di portal dikti, Nomor
- Legalisir Ijazah luar, Ijazah tidak ijazah yang benar ada paling
ada nomor/tgl/ijazah buram legalisir pojok atas sebelah kiri.
lama.
- Kesalahan upload fasfoto, foto tidak - Cek semua data sebelum
sama dengan nama yang di berkas proses tahapan pendaptaran
sehingga berbeda nama dan STR - Hindari kesalahan pelajari
yang terbit, kesalahan upload nomor alur, tata cara dan
ijazah beda, Kesalahan Pembayaran persyaratan lengkap, jernih/
rapi, dan cari buku petunjuk
masih ada bayar sebelum Online di OP.MTKP. atau di web
(bayar 2 kali Pustanserdik MTKI/KTKI
- Kesalahan Nomor Rekomendasi - Cek semua data saat
OP, seharusnya ROP PD IBI registrasi online, sesudah
namun hanya ROP ranting sudah registrasi, cek status
bisa di save sistem - Surat penegasan usulan
kepada IBI Pusat untuk di
tidak lanjuti hanya menerima
ROP PD IBI Daerah

Pengetahuan Teknologi Belajar dengan teman yang


Gaptek, email tidak aktif, jaringan milenial, Lakukan Shearcing
lambat. di youtobe, intenet, buat
Selver tidak responsive terhadap email baru, daftar jam-jam
program sepia atau tunggu servernya
aktif.
Kepedulian: dari merasa tidak apa-apa Lakukan himbauan dan
menjad ada apa teguran serta pemberlakuan
aturan saksi (Punishment)
dan usulan reward
sertifikasi bidan
Motivasi Dukungan dari Teman kerja,
Tidak aktif di OP , Cuek bergabung di organisasi
Profesi, pendekatan dengan
pimpinan
Sistem CPD Portopolio ribet mempengaruhi - Lacak data bidan yang STR
Rekomendasi Organisasi Profesi expired dete, bidan tak
(ROP) berSTR, ingatkan tentang
SKP
- Segera Luncurkan SKP
online
- Integrasi/koordinasi OP ke
Instansi tentang kompetensi
yang dibutuhkan untuk SKP
- Uji kompetensi Model KKI
(dokter) Per 10 tahun di Up-
gerede
Gagal uji kompetensi Ikut try out atau beli buku
Ukom pelajari dengan tekun.
Dukungan ; - Sebelum persyaratan lengkap - cerdas dalam pemberkasan
- MTKP - Setelah pemberkasan di terima OP- cari tahu alur, syarat dan
MTKP cara.
- Proses Lama dan Berbelit - minta bukti penyerahan
- Waktu Penerbitan di MTKI berkas, simpan bukti
kelengkapan berkas, isi data
dengan lengkap nomor HP
Email.
- cek di status atau sering
buka email bila ada kendala
hubungi petugas OP dan
MTKP minta bantuan.
- Sosialisasi, Pembinaan , Pengawasan - Menambah anggaran untuk
& informasi MTKP
- Buat metode, model terpadu
validasi Kelengkapan
Persyaratan STR 1 hari (One
Day Servis/ODS)
Dukungan - Biaya pelatihan MU mahal - Usulan biaya dari Ranting
- Organisasi - Daftar tunggu pelatihan (kelas Full) dan PD (pernyataan
Profesi - Informasi keringanan)
- Tambah kelas paraller,
tambah Pelatih yag di TOT
- Sosialisasi dari IBI hingga
ke ranting Kecamatan,
puskesmas dan intansi.

Sumber : data diolah peneliti, 2019

Berdasarkan hasil telaah dokumentasi, observasi, focus group discussion


dan interview narasumber kunci dapat disimpulkan bahwa” terdapat beberapa factor
penghambat proses pemberkasan STR bidan yaitu persyaratan secara umum dan
persyaratan khusus yang tidak mudah dipenuhi ini disebabkan oleh
ketidakfahaman individu dalam pengumpulan portofolio nilai kompetensi SKP,
begitu juga dukungan organisasi profesi dalam membantu bidan memenuhi
persyaratan khusus penyelenggraan pelatihan belum memadai terutama fasilitator
pelatihan yang berimbang dengan jumlah bidan, kelemahan lain adalah
implementasi kebijakan masih kurangnya kesiapan sumber daya dan proses tata
cara berkas masih manual lama dan berbelit-belit walaupun sudah online, setiap
pengurusan mulai dari organisasi profesi IBI – MTKP- MTKI disebakan masing-
masing tingkat pengurusan memverifikasi berkas yang sama yang tidak ada
koneksinya. Idealnya telah terverifikasi secara otomatis melalui komputerisasi
aplikasi MTKI. Tahun 2019 versi 2.0 yang dirubah namanya dari MTKI menjadi
KTKI (Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia) masih belum dapat melakukan
verifikasi secara otomatis menjawab benar atau tidaknya berkas yang di upload
peserta dan tidak terkoneksi dengan pihak keuangan sehingga proses menunggu
jawaban pembayaran masih lama lebih dari 1 bulan.

b. Analisis Pendekatan Procces Kendala Pengurusan Ijin Praktik (SIP)


Bidan
Berdasarkan hasil telah dokumentasi, observasi, focus group discussion dan
interview dapat di simpulkan bahwa beberapa factor yang berpengaruh dalam
sebagai pendukung dan penghambat dalam pemenuhan kepemilikan SIP ini adalah
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahakan antara kompetensi SKP berupa
rekomendasi organisasi profesi dalam Persyaratan Pendaftran STR. Faktor ini
dapat terjadi dari berbagai pihak yang terlibat diantaranya, individu/ person bidan
itu sendiri, organisasi profesi, dinas kesehatan dan institusi tempat bidan bekerja
dan kebijakan regulasi yang ada. Faktor pendukung tersebut yang sangat vital
adalah pembinaan dan pengawasan dari organisasi profesi dan dinas kesehatan

3. Analisis Procces Monitoring dan Evaluasi


Berdasarkan hasil observasi, telaah dokumentasi, FGD dan Interview (Data
trianggulasi) pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan registrasi (STR) dan
perizinan (SIP) bidan di Kota Jambi dapat disimpulkan ada dilakukan pembinaan,
pengawasan dan evaluasi namun namun masih terbatas hal ini dikarenakan masih
kurangnya dana, waktu pelaksanaan, sumber daya dan regulasi serta integrasi dalam
pembinaan Dalam pengawasan dan pembinaan ini masih terdapat beberapa kendala
terutama dana, sarana, transportasi , juga waktu pembinaan hanya 1 kali dalam
setahun dirasakan belum tercapai secara optimal, namun dapat terlaksana.

4. Analisis Procces Solusi ideal


Berdasarkan hasil telah dokumentasi, observasi, focus group discussion
dan interview dapat di simpulkan 1) Pengembangan kompetensi bidan idealnya
perlu ditingkatkan informan memahami bahwa melalui aturan pengumpulan
CPD/SKP sudah menjadi suatu kebutuhan dalam menstandarisasi kemampuan
terkait profesi kebidanan. Perlu evaluasi pelatihan kompetensi yang tidak tumpang
tindih disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing dengan acuan tempat bekerja
serta sosialisasi agar mempersiapkan dana maupun waktu, penyelenggara pelatihan
perlu di kembangkan ke Kab/Kota dengan menambah kelas pelatihan dan jumlah
fasiliator pelatihan yang berimbang dengan jumlah bidan se- Provinsi Jambi.
Dalam peningkatan kompetensi penyelenggara perlu memperhatikan lima
(5) karakteristik yang membentuk kompetensi seseorang menurut pendapat
(Spencer and Spencer, 1993; Spencer and Spencer, 2010) adalah : Motif (Motives),
Sifat/ciri bawaan (Trait) , Konsep diri (self concept), Pengetahuan (knowledge), dan
Keterampilan (skills).
Untuk menghindari ketidakcukupan nilai kompetensi SKP IBI mulai tahun
depan IBI akan mengimplementasikan aplikasi SKP online. Ha ini sejalan hasil
penelitian (Lester Stan 2017), Perkembangan asli dalam profesi dan pekerjaan lebih
lanjut mendukung sebuah model kompetensi yang didasarkan pada standar praktik,
dilaporkan sebagai cukup berhasil untuk keperluan penilaian yang memenuhi
syarat, mereka telah memiliki aplikasi penilaian akreditasi dan perizinan yang luas
(Lester, 2014a, b, c).
2) Dengan adanya kendala dalam pemberlakuan system pendaftaran STR
online versi lama di MTKI solusi dari kemenkes membuat versi terbaru versi 2.0
KTKI (Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia) 2019 ini, Versi 2.0 Peserta
menguploadnya benar, syaratnya lengkap sesuai, baca dulu aturannya, berkas apa
yang dibutuhkan. Versi 2.0 bertujuan memperpendek verifikasi karena tidak lagi
melalui MTKP peserta langsung ke system yang validasi data adalah organisasi
profesi ikatan bidan indonesia di pusat dan semua dikompirmasi melalui system.
namun peryataan narasumber MTKP Profinsi jambi masih sangat pesimis proses
penerbitan dapat lebih cepat, tetapi masih optimis ada progress percepatan dari
tahun sebelumnya proses penerbitan memakan waktu 6 hingga 8 bulan, dengan
versi 2.0 proses bisa menjadi 2-3 bulan.

PENDEKATAN OUTCOME OF CARE


1. Analisis Output
Jadi output dari persyaratan pengumpulan nilai kompetensi adalah jumlah
Rekomendasi Organisasi Profesi persyaratan STR /SIP meliputi produktivitas
waktu layanan, biaya dan jumlah dari STRB dan SIP yang dikeluarkan atau di
proses dan output lainnya masih ada RS/Institusi yang mempekerjakan bidan tanpa
teregistrasi dan berizin. Berikut gambaran waktu dan produktivitas RPO/STR/ SIP
Hasil penelitian untuk waktu proses hingga penerbitan dari alur masih
melebihi batas waktu penerbitan idealnya sampai 6 bulan sejak pemberkasan
namun kenyataan lebih dari 6 bulan bahkan ada sampai saat ini berkas hilang dan
STR tidak terbit.
Produktivitas jumlah STR yang terbit di Provinsi Jambi terjadi peningkatan 2017
(62.5%) menjadi 67.5 % (2018) , sedangkan di Kota Jambi 2017 SIKB (43.9%)
SIPB (18.6 %) 2018 terjadi peningkatan SIP Faskes (58.8%) dan SIP Praktik
Mandiri Bidan (20.7%). Untuk biaya masih tinggi dalam pengurusan RPO darii
Organisasi Profesi sedangkan biaya STR di MTKP Gratis biaya dibebankan pada
pembayaran pendaftran online dengan Kode Billing Ke MTKI/KTKI Rp. 100.000.
Untuk biaya pengurusan SIP Di dinkes Kota jambi dan PTSP tidak dipungut Biaya.

2. Outcome
Dampak positif manfaat dan harapan perubahan dari suatu kebijakan
regulasi registrasi, perizinan tenaga kesehatan adalah mewujudkan peningkatan
kualitas SDM kesehatan berkelanjutan, perlindungan terhadap pelayanan baik bagi
petugas maupun masyarakat penerima layanan. Penambahan Nilai akreditasi bagi
Institusi Pelayanan Kesehatan (Permenkes No 012/2012 dirubah nomor 4 than 2018
tentang akreditasi RS, Permenkes nomor 46 tahun 2015), Pelayanan Kesehatan
pada JKN “ bahwa kerjasama fasilitas kesehatan tingkat pertama dengan BPJS dan
Program Jampersal adalah syarat wajib memiliki STR/ SIP, (Permenkes Nomor 99
Tahun 2015) Begitu juga aturan bidan dalam membeli obat di apotik harus
menunjukkan STR/ SIP.
Dampak negative hasil penelitian ini masih ada bidan yang bekerja di
fasilitas kesehatan STRnya kadarluasa, Tidak memiliki STR, Tidak memiliki SIP,
mereka pada umumnya was-was dalam memberi pelayanan dan salah satu
penyebabnya adalah kelalain, motivasi, himbauan pimpinan, dan juga kendala
persyaratan dan waktu proses STR yang lama dan alur yang panjang.

KESIMPULAN
a. Kesimpulan
Dari hasil penelitian maka peneliti dapat menarik kesimpulan yang
mengacu pada tujuan penelitian sebagai berikut :

1. Pemenuhan kompetensi bidan di Kota Jambi sangat perlu diupdete dan terus
berkelanjutan agar menjamin mutu pelayanan kebidanan, Organisasi Ikatan
Bidan Indonesia sudah mempunyai standar/ketetapan dalam melindungi
anggotanya, sebagai syarat dikeluarkannya rekomendasi organisasi dalam
syarat penerbitan STR, Pelaksanaan sudah berjalan, namun masih belum
optimal terutama penyelenggraan pelatihan masih perlu evaluasi
2. Persyaratan, alur, proses pemberkasan hingga penerbitan Surat Tanda
Registrasi (STR) di Kota Jambi pada 3 tahun ini dilakukan secara manual dan
secara online ada versi lama dan versi terbaru 2019 (versi 2.0) namun masih
belum optimal dan belum terintegrasi antara aplikasi/system lainnya terutama
verifikasi berkas belum ful dalam pelaksanaannya
3. Proses alur pemberkasan dan penerbitan Surat Izin Praktik (SIP) di Kota Jambi
masih ada kekurangan karena belum ada koordinasi yang optimal pada tiga (3)
organisasi yaitu Organisasi Profesi IBI Kota Jambi, Dinas Kesehatan Kota
Jambi dan Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang menerbitkan
perizinan.
4. Dalam pengumpulan SKP nilai kompetensi maupun proses pemberkasan,
penerbitan STR di Kota Jambi terdapat beberapa hambatan berupa persyaratan,
alur yang panjang, proses verifikasi berkas, waktu penerbitan melebihan batas
proses. Dalam pengumpulan SKP peran organisasi profesi sangat penting
dalam mencari solusi agar para bidan mendapatkan nilai SKP yang cukup untuk
pengusulan STR misalnya melalui perbaikan alur registrasi, sosialisasi serta
pelaksanaan pelatihan dan seminar. Sedangkan peran MTKP sebagai wakil
MTKI juga sangat penting berupa upaya perbaikan sistem online, percepatan
proses verifikasi pemberkasan serta sosialisasi terkait STR dan aplikasi versi
STR 2.0, Sedangkan factor yang mempengaruhi kepemilikan SIP adalah
individu berkaitan dengan kepemilikan STR dan Hasil Survey lapangan.

b. Saran
1. Kepada pembuat kebijakan di pusat Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia
(MTKI) sekarang Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI) dalam
pembuatan formulasi kebijakan hendaklah melibatkan unsur-unsur profesi,
pemerintah daerah serta mempertegas sanksi UU dalam Funishment dampak
tidak memiliki STR dan usulan Reward Sertifikasi Bidan sebagai imbalan
jasa bagi profesi.
2. Dengan adanya versi 2.0 e-STR online diharapakan kepada KTKI dapat
mensingkronisasikan antara aplikasi /system lainnya (verifikasi di organisasi
profesi) agar lebih memperpendek, mempersingkat, mempercepat proses
penerbitan STR
3. Kepada organisasi profesi Ikatan Bidan Indonesia Jambi diharapakan
menambah pelatih dan penyelenggaraan pelatihan dapat diadakan di tiap
Kab/Kota serta dapat mensosialiasasi tata cara mendapatkan nilai kecukupan
kompetensi SKP dan tata cara e-str online hingga ke individu bidan.
4. Pentingnya koordinasi Dinkes Kota Jambi dan pengurus IBI Kota Jambi dalam
pelaksanaan kepemilikan STR/SIP bidan terutama fungsi pembinaan,
pengawasan.
DAFTAR RUJUKAN :

Amin Yanuar PPSDMKES Kemkes RI, 2017 “ Bahan Ajar Teknologi


Laboratorium Medis Etika Profesi Dan Hukum Kesehatan” hak cipta dan
penerbit dilindungi Undang-undang Cetakan pertama Oktober 2017.
Donabedian, A. 1968. A guide to Medical Care Administration Volume II: Medical
Care Appraisal. Washington DC: The American Public Health Association.
Donabedian, A. 2005. Evaluating the Quality
Edward III, George C 1980 “ Implementing Public Policy” Washington DC:
Congresional Quarterly University Press
Fadmawaty, A. 2012 ‘Analisis Formulasi Kebijakan Registrasi Tenaga Kesehatan
di Luar Dokter, Dokter Gigi dan Tenaga Kefarmasian’, p. 107. Tesis UI
Firmansyah, A. M. 2015 ‘Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah’,
implementasi kebijakan registrasi tenaga kesehatan Di Dinkes Sulawesi
Tengah, 3 nomor 9, p. 10 hal.
Kemenkes RI, 2017 ‘Kementerian Kesehatan Republik Indonesia’ Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah Tahun 2016 Ppsdmkes”
Kemenkes RI, 2013, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46/
tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan
Katsikitis M, McAllister M, Sharman R, Raith L, Faithfull-Byrne A, Priaulx R.
“Continuing professional development in nursing in Australia: Current
awareness, practice and future directions. Contemp Nurse. 2013;45(1):33–
45.
Lester Stan, 2017 "Reconciling activity-based descriptions of competence with
professional work", Higher Education, Skills and Work-Based Learning,
Vol. 7 Issue: 4, pp.381-393, https:// doi.org/10.1108/HESWBL-07-2017-
0042
-------- 2014.a , "Standar kompetensi profesional dan kerangka kerja di Inggris",
Penilaian dan Evaluasi dalam Pendidikan Tinggi, Vol. 39 No. 1, hlm. 38-
52.
--------, 2014.b, “Model kompetensi profesional versus pekerjaan”, Research in
Post- Wajib belajar , Vol. 19 No. 3, hlm. 276-286.
--------- 2014.c , "Standar profesional, kompetensi dan kemampuan", Pendidikan
Tinggi, Keterampilan dan Pembelajaran Berbasis Kerja , Vol. 4 No. 1, hlm.
31-43.
Middleton, Jenifer Joy Jose Ferraris UNFPA, 2014 “ Laporan Konsultasi
Kebidanan”Rokx, C, Marzoeki, P, Harimurti, P and Satriawan, E 2009,
Indonesia’s Doctors, Midwives and Nurses: Current Stock, Increasing Needs,
Future Challenges and Options, World Bank, Jakarta Sep 2014
Megginson, David,; Development., Chartered Institute of Personnel and (2003).
Continuing professional development. London: Chartered Institute of
Personnel and Development. ISBN 0852929900. OCLC 53709885.
Pengurus Pusat IKatan bidan Indonesia (PP IBI) 2016 & 2017, “Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Bidan (Continuing Professional Development)
Buku Log Ikatan Bidan Indonesia
Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang “Kewenangan Pemerintah
Daerah
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 2015 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013
Tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional
Permenkes No 012/2012 dirubah nomor 4 than 2018 tentang akreditasi RS,
Permenkes nomor 46 tahun 2015 tentang akreditasi Puskesmas, klinik
pratama, dokter, dokter gigi tentang RS.
Suluh Seniorita Dewi 2017, Jurnal Perpustakaan UGM Tesis Hukum Kesehatan
Implementasi Peraturan Menkes Nomor 1464/2010 tentang izin &
penyelenggaraan Praktik Bidan di Kab Tanah Laut “
Spencer,M.Lyle and Spencer,M.Signe, 1993, Competence at Work:Models for
Superrior Performance, John Wily & Son,Inc,New York,USA
Spencer, L. M., & Spencer, S. M. 2010. “Competence at work: Models for
Superior Performance “ Canada: John Wiley & Sons. Inc
Sugiyono 2012 “ Metode Penelitian Bisnis “Pendekatan kuantitatif, Kualitatif,
R& D ISBN 978-979-8433-24-5
Trisnantoro, L. Aspek Strategis Manajemen Rumah Sakit, Antara Misi Sosial dan
Tekanan Pasar. 2004.
Undang-Undang Nomor RI Nomor 36 Tahun 2014 tentang “TenagaKesehatan”
,p.78.Availableat:https://www.setneg.go.id/index.php?option=com_perund
angan&id=404267&task=detail&catid=1&Itemid=42&tahun=2014.
Zeithaml, et.al,2002 ” Service Quality Dellivery Through Web Sites : A Critical
Review of Extant Knowledge Academy Of Marketing “

You might also like