Professional Documents
Culture Documents
1,2,3JurusanPGSD, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPS antara siswa yang
mengikuti pembelajaran TPS berbasis kearifan lokal dan siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional pada siswa SD kelas V Gugus I
Kartini Kecamatan Kubutambahan. Penelitian ini tergolong eksperimen semu (quasi
eksperiment) dengan desain posttest-only control group design. Populasi penelitian
adalah semua SD yang ada di Gugus I Kartini Kecamatan Kubutambahan khusunya
siswa kelas V yang berjumlah 113 orang, sedangkan sampel penelitian adalah SDN 8
Kubutambahan dan SDN 1 Bukti sebanyak 49 orang yang diambil secara random. Data
tentang hasil belajar siswa dikumpulkan dengan tes. Data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dan uji-t. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar antara kelompok siswa yang
belajar dengan menggunakan model pembelajaran TPS berbasis kearifan lokal dan
kelompok siswa yang belajar dengan menggunakan model konvensional pada mata
pelajaran IPS siswa kelas V pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 SD Gugus
I Kartini Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Hal ini ditunjukkan oleh t hitung
13,86>ttabel 2,021. Skor rata-rata yang diperoleh antara siswa yang belajar menggunakan
model pembelajaran kooperatif TPS berbasis kearifan lokal yaitu 17,56 yang berada
pada kategori tinggi dan siswa yang belajar menggunakan model konvensional yaitu
13,68 yang berada pada kategori sedang. Hal itu berarti model pembelajaran TPS
berbasis kearifan lokal menunjukan hasil belajar yang lebih baik daripada model
konvensional.
Kata-kata kunci : model think pair share, kearifan lokal, hasil belajar.
Abstract
This study was intended to find out the difference of IPS learning outcomes between
students who attended learning with Think Pair Share (TPS) model local wisdom based
and students who attended learning with conventional learning model of the fifth grade
elementary students of SD Gugus I Kartini Kubutambahan district. This study belongs to
quasi experiment with Posttest-only Control Group Design. The population of this study
was all elementary school in Gugus I Kartini Kubutambahan district especially for the fifth
grade students with the total students were 113 students, while the sample of this study
was SD N 8 Kubutambahan and SD N 1 Bukti with the number of students were 49
students that were taken randomly. The data of students’ learning outcomes were
collected by using test. The data obtained were analyzed by using descriptive analysis
and t-test. The result of the study showed that there was a significant learning outcomes
different between the group of students who learned by using TPS learning model with
local wisdom based and the group of students who learned by using conventional
learning model in IPS subject of the fifth grade students in even semester in academic
year 2012/2013 of SD Gugus I Kartini Kubutambahan district, Buleleng regency. This
result was indicated by t test 13.86 t table 2.021. The average score of students who
learned by using TPS learning model with local wisdom based was 17.56 that belongs to
high category. The average score of students who learned by using conventional learning
model was 13.68 that belongs to sufficient category. It means that Think Pair Share (TPS)
learning model with local wisdom based showed a better learning outcomes rather than
conventional learning model.
Key words : think pair share model, local wisdom, learning outcomes.
Frekuensi
kelompok eksperimen yang dibelajarkan
menggunakan model pembelajaran TPS 6
berbasis kearifan lokal lebih tinggi yaitu 4
17,56 daripada rerata skor hasil belajar
kelompok kontrol yaitu 13,68. Pada 2
kelompok eksperimen Mo>Md>M (18,07 > 0
17,75>17,56) hal ini berarti sebagian besar 7 10 13 16 19
skor kelompok eksperimen cenderung Nilai tengah M = 13,68
tinggi. Apabila divisualisasikan ke dalam
bentuk grafik, maka tampak pada Gambar M o = 12,79 Md = 13,38
1. Gambar 2. Grafik Polygon Data Hasil
Belajar IPS Kelompok Kontrol
12
10 Selanjutnya, dilakukan uji prasyarat:
Frekuensi
(1,08 < 5,59) sehingga data hasil post-test rumus polled varians. Rangkuman uji
hipotesis, dapat dilihat pada Tabel 2.
kelompok kontrol berdistribusi normal.
Pengaruh model pembelajaran TPS siswa pada kelompok kontrol adalah 13,68
berbasis kearifan lokal terhadap hasil dan berada pada katagori sedang. Jika skor
belajar siswa diketahui dengan hasil belajar IPS kelompok eksperimen
dilakukannya uji hipotesis. Kriteria H 0 siswa digambarkan dalam grafik poligon
tampak bahwa kurve sebaran data
ditolak jika t hitung > t tabel dan H 0 diterima jika merupakan juling negatif yang artinya
t hitung < t tabel . Hasil pengujian hipotesis sebagian besar skor cenderung tinggi. Pada
kelompok kontrol, jika skor hasil belajar IPS
menunjukkan t hitung > t tabel (13,86>2,021). Ini digambarkan dalam grafik polygon tampak
berarti, terdapat perbedaan yang signifikan bahwa sebaran data merupakan juling
hasil belajar IPS antara siswa yang positif yang artinya sebagian besar skor
mengikuti pembelajaran dengan model cenderung sedang.
pembelajaran TPS berbasis kearifan lokal Berdasarkan hasil uji hipotesis
dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan uji-t dengan menggunakan
dengan model pembelajaran konvensional rumus polled varians, diperoleh thitung =,
pada siswa kelas V SD di Gugus I 13,86 dan ttabel = 2,021 untuk db = 47
Kubutambahan. dengan taraf signifikan 5%. Hasil
perhitungan tersebut menunjukkan bahwa
Pembahasan thitung>ttabel, sehingga H0 ditolak dan Ha
Secara deskriptif, hasil belajar IPS diterima. Hal ini berarti, terdapat perbedaan
siswa pada kelompok eksperimen lebih yang signifikan hasil belajar IPS antara
tinggi dibandingkan hasil belajar IPS pada siswa yang mengikuti pembelajaran
kelompok eksperimen. Hal ini didasarkan dengan menggunakan model pembelajaran
pada rata-rata skor hasil belajar IPS siswa TPS berbasis kearifan lokal dan siswa yang
dan kecenderungan skor hasil belajar IPS mengikuti pembelajaran dengan model
siswa. Rata-rata skor hasil belajar IPS konvensional. Adanya perbedaan yang
siswa pada kelompok eksperimen adalah signifikan menunjukkan bahwa penerapan
17,56 sehingga berada pada katagori tinggi. model TPS berbasis kearifan lokal
Sedangkan rata-rata skor hasil belajar IPS
berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa yang mengikuti pembelajaran
siswa. kooperatif tipe TTW berbasis keartifan lokal
Berbagai macam temuan yang dan kelompok siswa yang mengikuti model
didapatkan dalam pelaksanaan pembelajaran konvensional.
pembelajaran dalam kelas eksperimen Meningkatnya hasil belajar siswa
diantaranya: (1) siswa lebih senang jika dalam model pembelajaran kooperatif tipe
diajak berdiskusi dalam proses Think Pair Share (TPS) disebabkan oleh
pembelajaran, (2) siswa lebih aktif dalam perlakuan dalam proses pembelajaran.
memecahkan persoalan yang dierikan oleh Dalam pembelajaran dengan model
guru, karena dalam pembahasannya siswa pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
lebih banyak bertukar pendapat dengan Share (TPS) terdapat beberapa kelebihan,
pasangannya, (3) siswa lebih menghayati yaitu (1) memberi siswa waktu lebih banyak
dan mampu memberikan contoh-contoh untuk berfikir, menjawab, dan saling
nilai yang terdapat dalam linkungannya, membantu satu sama lain, (2) seorang
khusunya tentang rasa kekeluargaan. Hal siswa juga dapat belajar dari siswa lain
tersebut karena didalam pembelajaran serta saling menyampaikan idenya untuk
terdapat materi yang menyangkut kearifan didiskusikan sebelum disampaikan di depan
lokal (menyama braya) yaitu perjuangan kelas, (3) dapat memperbaiki rasa percaya
kemerdekaan Indonesia yang dapat diri dan semua siswa diberi kesempatan
terwujud berkat adanya rasa kekeluargaan untuk berpartisipasi dalam kelas, (4) siswa
dan kebersamaan oleh seluruh rakyat dapat mengembangkan keterampilan
Indonesia. berpikir dan menjawab dalam komunikasi
Sedangkan dalam kelas kontrol antara satu dengan yang lain, serta bekerja
temuan yang didapatkan diantaranya: (1) saling membantu dalam kelompok kecil, (5)
siswa masing sangat bergantung dari memungkinkan guru untuk lebih banyak
informasi daru guru, (2) beberapa siswa memantau siswa dalam proses
tidak terlalu berpartisifasi dalam pembelajaran. Imelda (dalam Mahardika,
pembelajaran, (3) siswa hanya membahas 2012)
materi yang ada pada buku saja tanpa Menurut Trianto (2007) menyatakan
mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari. bahwa langkah-langkah dalam
Adanya temuan-temuan tersebut dapat pembelajaran TPS meliputi Think (berpikir).
memperjelas bahwa model pembelajaran Pada langkah ini guru mengajukan suatu
konvensional kurang efektif untuk pertanyaan atau masalah yang dikaitkan
meningkatkan hasil belajar siswa. dengan materi pelajaran, dan meminta
Penelitian ini sejalan dengan siswa menggunakan waktu beberapa menit
penelitian yang dilakukan oleh Husni (2013) untuk memikirkan sendiri jawaban ataupun
menyatakan bahwa terdapat perbedaan masalah. Siswa diberi penjelasan bahwa
yang signifikan antara hasil belajar PKn berbicara atau mengerjakan bukan bagian
kelompok siswa yang mengikuti model dari berpikir.
pembelajaran think pair share dengan Langkah kedua yaitu Pair
kelompok siswa yang mengikuti model (berpasangan). Pada langkah ini guru
pembelajaran konvensional. Penelitian lain meminta siswa untuk berpasangan dan
yang mendukung penelitian ini ialah mendiskusikan apa yang telah mereka
penelitian yang dilakukan oleh Kristyanti peroleh. Interaksi selama waktu yang
(2012) menemukan bahwa terdapat disediakan menyatukan jawaban jika suatu
perbedaan yang signifikan antara hasil pertanyaan atau gagasan telah
belajar IPS kelompok siswa yang mengikuti diidentifikasi. Secara normal guru tidak
model pembelajaran think pair share memberikan waktu lebih dari 4 sampai 5
berfasilitas media audio-visual dengan menit untuk berpasangan.
kelompok siswa yang mengikuti model Langkah terakhir yaitu Share
pembelajaran konvensional. Sedangkan (bagikan). Pada langkah ini guru meminta
penelitian yang dilakukan Candra (2013) kepada pasangan untuk berbagi dengan
menyatakan terdapat perbedaan yang seluruh kelas tentang apa yang telah
signifikan hasil belajar IPA antara kelompok mereka bicarakan. Keterampilan berbagi
dalam seluruh kelas dapat dilakukan materi pembelajaran agar pembelajaran
dengan menunjuk pasangan secara dapat berjalan optimal.
sukarela bersedia melaporkan hasil kerja
kelompoknya atau bergiliran pasangan PENUTUP
demi pasangan hingga sekitar seperempat Berdasarkan hasil penelitian dan
pasangan telah mendapat kesempatan pembahasan dapat dikemukakan
untuk melaporkan. kesimpulan sebagai berikut. Deskripsi data
Karakteristik yang dimiliki oleh hasil belajar IPS siswa dengan model
model pembelajaran kooperatif tipe Think pembelajaran TPS berbasis kearifan lokal
Pair Share (TPS) dapat membuat siswa yaitu modus (Mo) = 18,07 median (Md) =
lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran 17,75, mean (M) = 17,56, dan standar
di kelas karena siswa tidak hanya terpaku deviasi (s) = 3,36. Skor rata-rata hasil
mendengarkan penjelasan yang diberikan belajar IPS siswa dengan model
guru, tetapi siswa dapat berdiskusi dan pembelajaran TPS berbasis kearifan lokal
bersama-sama memecahkan persoalan IPS adalah 17,56, berdasarkan hasil konversi
dengan siswa lain. Pembelajaran yang dapat dinyatakan dalam kategori tinggi.
berbasis kearifan lokal semakin mendukung Deskripsi data hasil belajar IPS siswa
pemahaman dan penghayatan materi- dengan model pembelajaran konvensional
materi IPS yang disampaikan, khusunya yaitu modus (Mo) = 12,79, median (Md) =
yang menyangkut kehidupan sehari-hari 13,38, mean (M) = 13,68, dan standar
dilingkungan masyarakat. deviasi (s) = 3,54. Skor rata-rata hasil
Dengan pembelajaran yang berbasis belajar IPS siswa dengan model
kearifan lokal (menyama braya) siswa akan konvensional adalah 13,68, berdasarkan
memahami hubungan antara materi IPS hasil konversi dapat dinyatakan dalam
dengan situasi konkrit yang mereka hadapi kategori sedang. Terdapat perbedaan yang
sehari-hari. Dengan kata lain pembelajaran signifikan hasil belajar IPS antara siswa
berbasis kearifan lokal mengajak siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
untuk selalu dekat dan menjaga keadaan model pembelajaran TPS berbasis kearifan
sekitar yang bersifat nilai yang berada lokal dengan siswa yang mengikuti
didalam lokal masyarakat dilingkungannya pembelajaran dengan model pembelajaran
khusunya rasa kekeluargaan dalam konvensional pada siswa kelas V SD di
bermasyarakat. Gugus I Kubutambahan Kecamatan
Dilihat dari komparasi secara teoretik Kubutambahan tahun pelajaran 2012/2013.
antara model pembelajaran TPS berbasis Hal ini ditunjukkan oleh t hitung lebih besar
kearifan lokal dengan model pembelajaran
konvensional, maka teori tersebut sejalan dari pada t tabel pada taraf signifikansi 5%
dengan hasil penelitian ini yaitu pencapaian t hitung > t tabel (13,86 > 2,021) dan di dukung
hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran TPS berbasis kearifan lokal oleh perbedaan skor rata-rata yang
lebih tinggi dibandingkan dengan model diperoleh antara siswa yang belajar
pembelajaran konvensional. menggunakan model pembelajaran TPS
Berdasarkan uraian-uraian tersebut berbasis kearifan lokal yaitu 17,56 yang
terlihat bahwa model pembelajaran TPS berada pada kategori tinggi dan siswa yang
berbasis kearifan lokal lebih unggul belajar menggunakan model pembelajaran
dibandingkan model pembelajaran konvensional yaitu 13,68 yang berada pada
konvensional. Dalam kaitannya dengan kategori sedang maka H1 diterima. Adanya
pembelajaran IPS dapat digunakan model perbedaan yang signifikan menunjukkan
pembelajaran TPS berbasis kearifan lokal bahwa penerapan model pembelajaran TPS
karena terbukti mampu meningkatkan hasil berbasis kearifan lokal lebih berpengaruh
belajar siswa. Oleh karena itu guru positif terhadap hasil belajar IPS siswa
hendaknya mempertimbangkan dibandingkan dengan model pembelajaran
penggunaan model pembelajaran TPS konvensional. Bertolak dari hasil penelitian,
berbasis kearifan lokal ini serta senantiasa pembahasan dan kesimpulan, maka dapat
memilih pembelajaran sesuai dengan diajukan beberapa saran sebagai berikut.
(1) Kepada siswa, diharapkan dapat KTSP. 2006. Standar Kompetensi dan
mengikuti proses pembelajaran dengan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran
baik agar pembelajaran menjadi lebih IPS untuk SD/MI. Jakarta:
bermakna. (2) Kepada guru, dalam proses Depdiknas.
pembelajaran dengan melihat keunggulan-
keunggulan yang dimiliki oleh model Kristyanti, Ni Wayan. 2012. Pengaruh
pembelajaran TPS berbasis kearifan lokal Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
guru diharapkan dapat Think Pair Share (TPS) Berfasilitas
mengimplementasikannya sebagai salah Media Audio-Visual Terhadap Hasil
satu alternatif untuk meningkatkan hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV di Gugus
belajar IPS siswa. (3) Kepala sekolah VI Kecamatan Kediri Tahun
diharapkan mampu memfasilitasi rekan- Pelajaran 2011/2012. Skripsi (tidak
rekan guru lainnya agar mampu diterbitkan). Jurusan PGSD,
menggunakan pendekatan pembelajaran Fakultas Ilmu Pendidikan,
yang lebih inovatif untuk mewujudkan UNDIKSHA.
pembelajaran yang lebih efektif. (4) Kepada
peneliti lainnya diharapkan mencoba Mahardika, Kadek. 2012. Penerapan Model
kembali untuk melakukan penelitian yang Pembelajaran Kooperatif
dengan menggunakan model pembelajaran (Cooperative Learning) Tipe Think
TPS berbasis kearifan lokal agar teori ini Pair Share (TPS) untuk
benar-benar teruji keefektifannya untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil
meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Belajar pada Mata Pelajaran IPS
pada Siswa Kelas V SD No. 2
DAFTAR RUJUKAN Penglatan Tahun Pelajaran
Agustian, Haris. 2010. “Pembelajaran IPS di 2012/2013. Skripsi (tidak
Sekolah Dasar”. Tersedia pada diterbitkan). Jurusan PGSD,
http://agustianharis.wordpress.com/2 Fakultas Ilmu Pendidikan,
010/11/29/pembelajaran-ips-di- UNDIKSHA.
sekolah-dasar/ (diakses tanggal 2
Pebruari 2013). Nurkancana, Wayan. 2001. Perkembangan
Jasmani dan Kejiwaan. Surabaya:
Ardika. 2010. Nyama Braya. Tersedia pada Usaha Nasional.
http:// okanila.brinkster.net. (diakses
tanggal 20 Mei 2013). Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran
Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Husni, Muhammad. 2013. Pengaruh Model Jakarta: Hasil Pustaka.
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share Terhadap Hasil Belajar
Pkn Kelas IV SD Gugus I Selong
Ditinjau dari Motivasi Belajar.Jurnal
Online. Tersedia pada http://
pasca.undiksha.ac.id/e-
journal/index.php/jurnal.../568
(diakses tanggal 7 Juli 2013).