You are on page 1of 20

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)


STIMULASI PERSEPSI KOGNITIF PADA KLIEN DENGAN
HALUSINASI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik. Proposal TAK
yang berjudul ”Stimulasi Kognitif ( Halusinasi )” disusun untuk memenuhi tugas
mahasiswa mata kuliah keperawatan jiwa.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
proposal TAK ini Kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para
mahasiswa, dan pembaca.

Denpasar, 6 Mei 2019

Penyusun
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI KOGNITIF (HALUSINASI)

A. Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompol (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya
memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan
sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah
gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan
yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu
gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan sensori persepsi;
merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan perabaan atau
penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari
halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan klien tidak
mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu penanganannya
yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan untuk
mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya.

B. Landasan Teori
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai
stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 4 sesi,
yaitu:

1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi


Sesi I : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap -cakap dengan
orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
Terjadwal

C. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap.
3. Tujuan khusus
a. Klien dapat mengenal halusinasi.
b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain.
d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal.
e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.

D. Sesi yang digunakan


1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
Sesi I : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal

E. Klien
1. Kriteria klien
a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol
b.Klien yang mengalami perubahan persepsi.
2. Proses seleksi
a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b.Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d.Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok
F. Kriteria Hasil
1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana
mestinya.
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas
G. Antisipasi Masalah
1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau
klien lain
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang
telah dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti
oleh klien tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini

H. Pengorganisasian
1. TOPIK
Sesi 1 : Mengenal Halusinasi dan menghardik
2. TUJUAN
a) TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan TAK sesi I diharapkan klien dapat mengenal
halusinasinya.
b) TUJUAN KHUSUS
 Klien dapat mengenal halusinasi
 Klien mengenal waktu terjadinya halusinasi
 Klien mengenal situasi terjadinya halusinasi
 Klien mengenal perasaannya pada saat terjadi halusinasi
3. LANDASAN TEORI
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai
stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah

4. KLIEN
 Karakteristik/kriteria klien
 Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
 Klien yang mengalami perubahan persepsi.
 Proses seleksi
 Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
 Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
 Mengumpulkan klien yang masuk kriteria
 Jumlah klien

5. PENGORGANISASIAN
 Waktu
Tanggal :
Hari :
Jam :
Lama tiap langkah kegiatan :45 menit
 Tim terapis
Leader : Endayani
 Mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Memimpin jalannya terapi kelompok
 Memimpin diskusi
Co.leader : Ratih
 Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
 Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
 Membantu memimpin jalannya kegiatan
 Menggantikan leader jika terhalang tugas

Fasilitator :
1. Santika
2. Sena
3. Mega
4. Devi
5. Yuli
6. Gita
7. Ayu
 Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok
 Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan
 Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan
kegiatan
 Membimbing kelompok selama permainan diskusi
 Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan
 Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

Observer : Ade Lia


 Mengamati semua proses kegiatanyang berkaitan dengan waktu,
tempat dan jalannya acara
 Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
denga evaluasi kelompok

 Seetting tempat :
a) terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
b) tempat tenang dan nyaman.

Gambar Setting Tempat

L CL

K K

F F

K K

F K F

Keterangan gambar:

L
: Leader : Tikar
CL
: Co-Leader

O : Observer

F : Fasilitator

K
: Klien

 Metode dan media


a. Media
 spidol
 Papan tulis/whiteboard/flipchart
 Sticky notes untuk nama klien
b. Metode
 Diskusi dan tanya jawab
 Bermain peran atau simulasi
6. PROSES PELAKSANAAN
A. Persiapan
1) Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan
sensori persepsi : halusinasi
2) Membuat kontrak dengan klien
3) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
B. Orientasi
1) Salam terapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien
b) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
c) Menanyuakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)
2) Evaluasi/ validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
mengenal suara-suara yang didengar.
b) Terapis menjelaskan aturan main berikut.
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
meminta izin pada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
C. Tahap kerja
1) Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu mengenal
suara-suara yang didengar (halusinasi) tentang isinya, waktu
terjadinya, situasi terjadinya, dan perasaan klien pada saat terjadi.
2) Terapis meminta klien menceritakan isi halusinasi, kapan terjadinya,
situasi yang membuat terjadi, dan perasaan klien saat terjadi
halusinasi. Mulai dari klien dari sebelah kanan, secara berurutan
sampai semua klien mendapat klien. Hasilnya tulis di whiteboard.
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi, dan perasaan klien dari
suara yang biasa didengar
D. TAHAP TERMINASI
1) Evaluasi
 Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
 Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak lanjut
Terapis meminta klien untuk melaporkan isi, waktu, situasi,
dan perasaannya jika terjadi halusinasi.
3) Kontrak yang akan datang
 Menyepakati TAK yang akan datang, yaitu cara
mengontrolhalusinasi
 Menyepakati waktu dan tempat
4) Format evaluasi
No Nama klien Menyebut isi Menyebut Menyebut Menyebut
halusinasi waktu situasi terjadi perasaan saat
terjadi halusinasi halusinasi
halusinasi
1
2
3
4
5
6
7
8

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi: isi, waktu
situasi, dan perasaan. Beri tanda  jika klien mampu dan tanda X jika klien
tidak mampu
Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi:
halusinasi sesi 1. Klien mampu menyebutkan isi halusinasi (menyuruh memukul),
waktu (pukul 9 malam), situasi (jika sedang sendiri), perasaan (kesal dan geram)
anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada
perawat.
ROLE PLAY TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

PERSEPSI KOGNITIF HALUSINASI SUARA

Leader : Endayani

Co Leader : Ratih

Fasilitator :

Mega
Santika

Sena

Ayu

Devi
Gita
Yuli
Observer : Ade Lia

Di ruang perawatan Darmawangsa RSJ Bangli terdapat 8 orang klien dengan


halusinasi suara yang terdiri atas 4 orang laki-laki dan 3 orang wanita. Tim perawat
akan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok Sesi 1 yaitu mengenal halusinasi.
Tujuannya adalah untuk membantu klien mengenali gangguan yang diderita sehingga
mengurangi resiko menyakiti diri maupun lingkungan sekitarnya.

Leader : “Selamat pagi bapak-bapak dan ibu-ibu. ”

Klien : “Selamat pagi.”

Leader : “Bagaimana kabarnya semua hari ini?”

Klien : “Baik.”

Leader : “Sebelumnya kita memperkenalkan diri dulu ya. Nama saya, Enda.
Dan saya akan mengajak kalian semua bermain dan berdiskusi hari
ini. Mau?”
Klien :”MAU!”

Leader :”Tapi saya tidak sendiri loh, ada teman-teman saya cantik dan
ganteng yang akan ikut bersama kita loh. Ada Ratih, Mega, Devi,
Santika, Ayu, Gita, Yuli, Sena dan ada Adel yang dipojokan. Ayo
coba sapa dulu ya”

Klien : :”Halo ….”

Tim : “Halo"

Leader : “Nah kita dari tim kan sudah kenalan, kalau bapak dan ibu kan

belum belum. Yuk kita kenalan dulu ya,..”

Klien 1 : “Saya sus. Nama saya ..”

Klien 2 : “saya ….”

Klien 3 : “Saya …. ”

Klien 4 : “Saya ….. “

Klien 5 : "Saya... "

Klien 6 : "Saya.. "

Klien 7 : "Saya.. "

Leader : “Nah karena sudah pada kenalan dan biar makin hafal, tim yang
mendampingi bapak dan ibu akan membantu memberi nama di
dadanya ya. Biar nanti cepat hafal ya?”

Klien : “Iya”

Leader : “Nah, sekarang akan saya jelaskan dulu ya jalannya kegiatan kita.
Pertama nanti bapak ibu akan berbagi tentang suara apa sih yang
biasanya didengar, kapan dan gimana isinya. Nanti akan dibantu oleh
tim yang ada di samping bapak ibu. Bagaimana, ada pertanyaan? ”

Klien : “Tidak! "

Leader : "Dimulai dari mana ya? Dari ujung sini aja ya. Ayuk bisa
diceritakan ya, nanti Ratih yang akan menulis di papan tulis. ”

Klien 1 : “Saya sering mendengar suara orang menangis sebelum saya tidur.

Jadi saya takut untuk tidur. ”

Leader : “Begitu. Biasanya suaranya muncul pas lagi sepi atau pas ramai pun

kedengeran juga? ”

Klien 1 : “Pas sepi!”

Leader : “Nah, klien 1 boleh duduk. Yuk beri tepuk tangan dulu. Sekarang

kita lanjut ke yang disebelahnya. Yuk silahkan.”

Klien 2 : “Biasanya pas sepi saya mendengar orang menjerit. Terutama

malam pas mau tidur dan saya jadi takut. ”

Leader :”Terus apa yang biasanya dilakukan pas dengar suara menjerit? "

Klien 2 : “Saya duduk dilantai dan ikut teriak."

Leader : “Berapa lama biasanya suaranya? ”

Klien 2 : “Kadang sampai pagi. Jadi saya gak tidur. ”

Leader : ““Nah, klien 2 boleh duduk. Yuk beri tepuk tangan dulu. Sekarang

kita lanjut ke yang disebelahnya. Yuk silahkan.”


Klien 3 :”Kalau saya sering mendengar orang menyuruh saya untuk

membunuh istri saya.”

Leader "Kapan biasanya muncul pak? ”

Klien 3 : “Gak tentu. Biasanya kalau ketemu istri saya. ”

Leader : “Biasanya apa yang bapak lakukan ketika suaranya muncul pak? ”

Klien 3 : “Saya ketakutan dan berteriak. Saya pernah memukul istri saya juga.

Leader : “Begitu ya. Nah, klien 3 boleh duduk. Yuk beri tepuk tangan dulu.

Sekarang kita lanjut ke yang disebelahnya. Yuk silahkan.”

Klien 4 : "Saya mendengar bayi menangis. Anak saya meninggal dan saya terus mendengar
suaranya. Saya sering mendengar saat sedang tidur dan saat keadaan
sepi."

Leader :"Bagaimana perasaan ibu saat mendengarnya?”

Klien 4 : “Saya merasa sedih dan ikut menangis. Anak saya mati didalam
kandungan. "

Leader : "“Nah, klien 4 boleh duduk. Yuk beri tepuk tangan dulu. Sekarang

kita lanjut ke yang disebelahnya. Yuk silahkan.”

Klien 5 : "Saya sering disuruh bunuh diri. Ada cewek yang nyuruh saya bunuh diri pas
malam-malam. Saya akan teriak kalau sudah dengar."

Leader : “Lalu pas disuruh bunuh diri apa yang ibu lakukan?:”

klien 5 : “Saya bilang gak mau!”

Leader : "Ada rasa takut bu? .”


Klien 5 :"Takut sekali."

Leader : ““Nah, klien 5 boleh duduk. Yuk beri tepuk tangan dulu.

Sekarang kita lanjut ke yang disebelahnya. Yuk silahkan.”

Klien 6 : “Kalau saya dengar orang tertawa. Sepertinya hantu dan


datang malam-malam. Dia suka saya jadi ketawa terus malamnya."

Leader : "Ibu takut tidak? "

Klien 6 :"Enggak. Dia baik kok."

Leader : “Nah, klien 6 boleh duduk. Yuk beri tepuk tangan dulu. Sekarang kita lanjut

ke yang disebelahnya. Yuk silahkan.”

Klien 7 : “saya suka sering mendengar orang yang mau membunuh saya.
Katanya saya akan dibunuh kalau tidur. Suka mau bunuh kalau
gelap.”

Leader : “Terus apa yang dilakukan ketika dengar itu? .”

klien 7 : “Teriak biar dia pergi. ”

Leader : “Nah, klien 7 boleh duduk. Nah, tadi kan sudah semua
menceritakan apa saja yang dialami ketika suaranya datang. Nah
sekarang kita akan belajar cara menghardik halusinasinya. Ada yang
namanya teknik distraksi dan relaksasi. Kita akan belajar ini hari ini.
Sudah siap? ”

Klien :”Sudah. "

Leader :"Cara distraksi adalah mengalihkan pikiran, jadi ketika suara-suaranya


muncul, bapak ibu bisa menghardiknya dengan cara mengalihkan
pikiran bapak ibu. Yang suka menyanyi, bisa bernyanyi, yang suka
nonton tv bisa sambil menonton tv. Jadi suara-suaranya bisa
diabaikan. Bagaimana segitu paham? ”
Klien : “Paham”

Leader :"Selanjutnya ada teknik relaksasi. Teknik ini digunakan untuk mencegah
sekalisnya menanggulangi suaranya. Caranya adalah merilekskan
pikiran dan badan ketika suara itu dirasa akan muncul atau sedang
berlangsung. Jadi bapak ibu tidak akan mendengar suara tersebut
dalam jangka waktu lama. Bagaimana, apa bapak ibu mengerti? ”

Klien : "Mengerti"

Leader : "ada yang ingin ditanyakan? "

Klien : "tidak"

Leader : "Nah, kan tadi sudah berbagi dan belajar. Gimana sekarang perasaan bapak
ibu? Boleh diceritakan kok. Ada yang mau bercerita? Atau dimulai
dari kanan saja ya? "

[Klien secara bergantian menceritakan perasaannya setelah mengikuti sesi terapi


aktivitas]

Leader :"Nah sekarang kegiatan kita sudah selesai. Besok akan ada kegiatan ini lagi dengan
tema mengontrol suara dengan patuh obat. Nanti akan dilakukan disini lagi
dan dijam yang sama. Bagaimana sudah ingat kan? "

Klien : "sudah."

Leader :"nah kalau begitu. Sampai jumpa besok."

Selesai
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, B A dan Akemat. 2005. KeperawatanJiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta


: EGC.
Stuart and Sundeen, 2006. Buku Saku Keperawatan, Edisi 3. Jakarta : EGC
Wilson dan Kneisl, 1992. Konsep Klinik Proses-proses Penyakit Edisi ke-2 terjemahan
Dharma A. Jakarta: EGC
Yosep, I. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung: Refika Adi
Purwaningsih, Wahyu.1992.Asuhan Keperawatan Jiwa.Jogjakarta : NUHA MEDIKA

You might also like