You are on page 1of 2

1.

Value Chain Analysis (lanjutan)


Pemanfaatkan Hubungan Eksternal

Tiap perusahaan memiliki rantai nilainya sendiri, Sistem rantai nilai juga mencakup
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pemasok dan pembeli. Hubungan dengan kegiatan
eksternal pada perusahaan dapat pula dimanfaatkan. Memanfaatkan hubungan eksternal berarti
mengelola hubungan ini sehingga baik perusahaan maupun pihak eksternal menerima peningkatan
fasilitas.

Misalnya asumsikan perusahaan mengadopsi pendekatan gugus kendali mutu untuk


melakukan diferensiasi dan mengurangi biaya mutu secara keseluruhan. Dimana pendekatan gugus
kendali mutu digunakan untuk mengelola mutu yang mengharuskan produksi produk tanpa-cacat.
Mengurangi cacat, arti mengurangi total biaya yang dikeluarkan pada kegiatan mutu. Namun,
untuk mencapai situasi tanpa-cacat, perusahaan sangat tergantung pada kemampuan pemasok
untuk menyiapkan suku cadang tanpa-cacat. Sekali hubungan ini di mengerti, maka perusahaan
dapat bekerja sama dengan pemasoknya sehingga produk yang di beli dapat memenuhi
kebutuhannya.

2. Just in Time Manufacturing and Purchasing serta Pengaruhnya Terhadap Sistem


Manajemen Biaya

Just in time (JIT) adalah suatu filosofi yang memusatkan pada pengurangan aktivitas
pemborosan dengan cara memproduksi produk sesuai dengan permintaan konsumen dan hanya
membeli bahan sesuai dengan kebutuhan produksi. Tujuan strategis JIT adalah meningkatkan
laba dan memperbaiki posisi persaingan perusahaan. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara:
(1) mengurangi persediaan, (2) meningkatkan mutu, (3) mengendalikan aktivitas supaya biaya
rendah (sehingga memungkinkan harga jual rendah dan laba meningkat), dan (4) memperbaiki
kinerja pengiriman.
a. JIT Manufactur

Manufaktur JIT merupakan sistem penarik permintaan. Tujuan dari pemaknufakturan JIT
adalah untuk mengeliminasi buangan dengan memproduksi produk hanya ketika dibutuhkan dan
hanya pada jumlah yang diminta oleh pelanggan.

b. Pengaruh Persediaan

Pemanufakturan JIT bergantung pada pemanfaatan hubungan pelanggan secara spesifik,


produksi terikat dengan permintaan pelanggan. Hubungan ini menjangkau ke belakang melalui
rantai nilai dan juga mempengaruhi bagaimana manufaktur mempengaruhi pemasok.

c. JIT Purchasing

Dengan pembelian dalam JIT, tambahan barang akan dijadwalkan diantarkan dengan
segera pada saat akan dibutuhkan/digunakan. Organisasi/perusahaan ini memesan lebih banyak
dibandingkan dengan yang diharuskan oleh permintaan atau penggunaan singkat dan sering kali
persediaan disimpan dalam gudang untuk berminggu atau lebih lama.Pembelian JIT dapat
mengurangi waktu dan biaya yang berhubungan dengan aktivitas pembelian dengan cara:

a) Mengurangi jumlah pemasok sehingga perusahaan dapat mengurangi sumber-sumber yang


dicurahkan dalam negosiasi dengan pamasoknya.
b) Mengurangi atau mengeliminasi waktu dan biaya negosiasi dengan pemasok.
c) Memiliki pembeli atau pelanggan dengan program pembelian yang mapan.
d) Mengeliminasi atau mengurangi kegiatan dan biaya yang tidak bernilai tambah.
e) Mengurangi waktu dan biaya untuk program-program pemeriksaan mutu.

d. Pengaruhnya JIT Terhadap Sistem Manajemen Biaya

Suatu sistem pembiayaan menggunakan tiga metode untuk membebankan biaya pada
produk individual: penelusuran langsung, penelusuran penggerak, dan alokasi. Dari ketiga metode,
penelusuran langsung paling akurat sehingga lebih disukai daripada dua metode lainnya. Dalam
suatu struktur departemental, banyak produk berbeda bisa jadi dihubungkan pada suatu proses
yang ditempatkan dalam suatu departemen tunggal (seperti pemotongan). Setelah penyelesaian
proses, produk ditransfer ke proses lain yang ditempatkan dalam departemen yang berbeda (seperti
perakitan, pengecatan, dan lain-lainnya). Karena lebih dari satu produk yang diproses dalam suatu
departemen, biaya departemen itu dibagi pada semua produk yang melalui proses itu sehingga
harus dibebankan pada produk dengan menggunakan penggerak aktivitas. Dalam suatu lingkungan
JIT, biaya overhead yang sebelumnya dibebankan pada produk dengan menggunakan penelusuran
penggerak atau alokasi yang sekarang secara langsung, dapat ditelusuri ke produk.

e. Pengaruh JIT pada Sistem Perhitungan Biaya Proses dan Pesanan

Dalam menerapkan JIT dalam situasi pesanan, perusahaan pertama-tama harus


memisahkan bisnis berulangnya. Pemanufakturan dapat dibentuk untuk menghadapi bisnis yang
berulang. Apabila ada produk-produk yang permintaannya tidak cukup memadai untuk
membentuk sel pemanufakturan sendiri, kelompok mesin-mesin dapat diatur dalam sel untuk
membuat keluarga produk atau suku cadang yang membutuhkan urutan produksi yang sama.
Dengan mereorganisasi tata letak pemanufakturan, pesanan tidak lagi diperlukan untuk
mengakumulasikan harga pokok produk. Selain itu karena ukuran lot sekarang terlalu kecil
(sebagai hasil pengurangan persediaan barang dalam proses dan barang jadi), tidak praktis untuk
memiliki sistem per-hitungan biaya pesanan untuk tiap pekerjaan. Sebagai tambahan, waktu
tunggu yang pendek dari produk terjadi karena ciri penekanan waktu dan ruang dari JIT, dan
menjadi sulit untuk menelusuri tiap potongan yang berpindah melalui sel. Akibatnya, lingkungan
pekerjaan telah menerapkan sifat sistem perhitungan biaya proses.
Kunci JIT adalah menurunkan persediaan , dengan mengasumsikan bahwa JIT berhasil
mengurangi barang dalam proses sehingga kebutuhan untuk menghitung ekuivalen hilang. Sistem
JIT juga menawarkan peluang untuk menyederhanakan akuntansi untuk arus biaya produksi.
Dengan persediaan yang rendah, mungkin tidak diinginkan untuk menggunakan sumber daya
untuk menelusuri arus biaya yang melalui semua akun persediaan. Pengakuan keluaran ini
mengarah pada pendekatan akuntansi untuk arus biaya produksi yang disederhanakan. Pendekatan
yang disederhanakan ini disebut perhitungan biaya backflush.

You might also like