Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
68,97% dan 44,81% di Taiwan Selatan pada anak usia 2-5 tahun.8 Di Jeddah (Saudi
Arabia) 86,7% pada anak usia 36-71 bulan memiliki pengalaman karies dini.9
RISKESDAS tahun 2013 melaporkan 10,4% anak berusia 1-4 tahun mengalami
permasalahan gigi dan mulut, tetapi hanya 25,8% yang mendapatkan perawatan. 10
Prevalensi ECC pada anak usia dibawah 3 tahun di DKI Jakarta menurut penelitian
yang dilakukan Febriana et al yaitu 52,7% dengan skor deft rata-rata 2,85.11 Di kota
Medan tepatnya di Kecamatan Denai persentase anak yang menderita ECC pada anak
usia 12-36 bulan menurut kriteria AAPD sebesar 57,7% sementara tingkat keparahan
(SECC) adalah 16% menurut penelitian Octiara.12
Prevalensi karies yang terus menerus meningkat berdampak terjadinya
kehilangan gigi terlalu dini pada anak prasekolah dapat memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan gigi permanen dan rahang. Hasil penelitian pada daerah miskin di
Bangladesh bahwa karies gigi yang tidak dirawat berhubungan dengan berat badan
kurang (underweight). Nyeri karena karies gigi yang parah mengakibatkan asupan
makanan berkurang dan tidak tidur nyenyak sehingga kualitas hidup anak menurun.11
Timbulnya karies dini pada anak melalui proses yang sangat kompleks.
Terdapat faktor-faktor penyebab karies yang khas bakteri kariogenik, fermentasi
karbohidrat dan host yang rentan. Dalam perkembangan ECC banyak faktor lain
terlibat seperti: status sosial ekonomi dan pendidikan orangtua, nutrisi dan kebersihan
rongga mulut ibu, kemungkinan penularan bakteri kariogenik dari ibu ketika memberi
makanan, berbagi sendok, sikat gigi serta konsumsi makanan kariogenik dan
pemberian susu formula. Faktor bayi prematur, berat badan lahir rendah dapat
meningkatkan koloni bakteri Streptococcus ditambah lagi faktor risiko perkembangan
hipoplasia enamel dan kelainan saliva meningkatkan rentan terhadap ECC.3
Faktor risiko penyebab karies yang lain yaitu pengalaman karies ibu.
Penelitian Maharani et al, menggambarkan adanya keterkaitan antara pengalaman
karies anak dengan pengalaman karies ibu serta pengetahuan dan perilaku. Sebanyak
70% anak telah menderita karies dengan nilai def-t 3,7, sedangkan ibunya 90% telah
menderita karies dengan nilai DMF-T 7,8. Lebih dari 50% ibu-ibu memiliki
pengetahuan dan perilaku rendah terhadap kesehatan gigi, dengan fakta yang
berdasarkan risiko karies dan kepatuhan pasien merupakan elemen penting dalam
klinis kontemporer pada bayi, anak-anak, dan dewasa.14 Penelitian Richard et al pada
anak SECC dan ECC (non-SECC) menyatakan penilaian risiko karies (CAT) menurut
AAPD memiliki penilaian akurat dan bermanfaat dalam hal klinis. Hal ini terbukti
bahwa CAT dapat mengidentifikasi anak yang memerlukan pencegahan dan
perawatan dini untuk mengurangi pengalaman karies.16
Berdasarkan hasil penelitian CAT diatas peneliti merasa tertarik untuk
melakukan penelitian tentang penilaian tingkat risiko karies (CAT) menurut AAPD
pada anak usia dibawah 2 tahun. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pencegahan
dini pada anak usia dibawah 2 tahun yang masih dalam tahap awal erupsi gigi.
Penelitian dilakukan di salah satu kecamatan di Kota Medan. Kecamatan yang dipilih
peneliti adalah kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor dengan alasan
banyaknya puskesmas dan posyandu di daerah ini sehingga sampel dapat terpenuhi.
3. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian anak SECC,
ECC (non-SECC) dan bebas karies pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan
Medan Tuntungan dan Medan Johor?
4. Apakah ada hubungan antara usia dengan pengalaman karies anak pada
kelompok SECC, ECC (non-SECC) pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan
Medan Tuntungan dan Medan Johor?
5. Apakah ada hubungan antara jenis kelamin dengan pengalaman karies anak
pada kelompok SECC, ECC (non-SECC) pada anak usia dibawah 2 tahun di
Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor?
6. Apakah ada hubungan penilaian risiko karies menurut AAPD dengan
pengalaman karies anak pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan
Tuntungan dan Medan Johor?
7. Apakah ada korelasi antara pengalaman karies ibu dengan pengalaman
karies anak berdasarkan kelompok SECC, ECC (non-SECC) dan bebas karies pada
anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor?
Minor:
1. Ada hubungan antara usia dengan kejadian SECC, ECC (non-SECC) dan
bebas karies pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Tuntungan dan
Medan Johor.
2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian SECC, ECC (non-
SECC) dan bebas karies pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan
Tuntungan dan Medan Johor.
3. Ada hubungan antara usia dengan pengalaman karies anak pada kelompok
SECC, ECC (non-SECC) pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan
Tuntungan dan Medan Johor.
4. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan pengalaman karies anak pada
kelompok SECC, ECC (non-SECC) pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan
Medan Tuntungan dan Medan Johor.
5. Ada hubungan penilaian risiko karies menurut AAPD dengan pengalaman
karies anak pada anak usia dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Tuntungan dan
Medan Johor.
6. Ada korelasi antara pengalaman karies ibu dengan pengalaman karies anak
berdasarkan kelompok SECC, ECC (non-SECC) dan bebas karies pada anak usia
dibawah 2 tahun di Kecamatan Medan Tuntungan dan Medan Johor.