You are on page 1of 5

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Kegiatan Belajar 1
Saling Ketergantungan antara Manusia dan Lingkungan

Sejak masa prasejarah nenek moyang kita sudah mempunyai kemampuan merefleksikan
bagaimana dunia sekelilingnya mempengaruhi dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi diharapkan mampu menjelaskan suatu
pandangan yang lebih bijak tentang hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungan
alam.

Beberapa ahli ilmu pengetahuan alam menyatakan bahwa teknik-teknik baru yang
digunakan oleh manusia akan mampu mengontrol alam serta meningkatkan kesejahteraan
umat manusia di masa mendatang. Sebaliknya ahli-ahli lain berpendapat bahwa kita masih
sangat terikat dari "campur tangan alam".

Secara hakikat pemikiran kondisi geografik, menolak gagasan yang mengatakan


lingkungan hidup mengontrol tindakan-tindakan manusia. Menurut pemikiran geografi
malah terjadi sebaliknya, yakni bahwa manusia secara aktif merupakan agen dominan
yang mampu memanipulasi dan memodifikasi habitatnya (lingkungan sekitarnya).
Walaupun demikian kita tidak bisa lepas dari pengaruh lingkungan alam

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa suatu kebudayaan adalah keseluruhan


pandangan hidup suatu penduduk yang penekanannya pada standar yang idealis , didesain
oleh penduduk bagi kepentingannya.

Carl Ritter seorang tokoh yang sangat memperhatikan tentang sejarah perkembangan
kebudayaan umat manusia yang beranekaragam dipelbagai belahan dunia. Menurut
pendapatnya masyarakat manusia akan mengalami perkembangan dari bangsa
barbarisme, yang sangat kejam sampai menjadi bangsa yang beragama dan beradab.

Alexander Van Humblodt berdasarkan hasil studinya yang dilakukan tentang bentang
lahan, iklim, mencoba membahas adanya perbedaan kebudayaan antara satu masyarakat
dengan masyarakat lainnya.

Hipocrates, Aristoteles dan Jean Bodin menggambarkan adanya pengaruh setiap habitat
terhadap penduduknya. Sebagai contoh karena iklim di Eropa terdiri dari beberapa musim
sehingga fisik orang-orang Eropa lebih besar daripada orang-orang Asia. Demikian juga
dalam hal perjuangan, organisasi maupun politik.

Dalam geografi adanya suatu pendekatan yang dikenal dengan inveronmentalistme.


Paham ini meletakkan pondasi yang terpenting dalam pandangannya bahwa akivitas
manusia kondisinya sedemikian kuat atau dipengaruhi oleh lingkungan hidup.

Sedangkan Frederik Ratzel seorang ahli geografi dan etnologi, merupakan orang pertama
yang menyanggah keyakinan kaum inveronmentalis, dalam argumentasi di salah satu
essainya ia menegaskan posisi yang paling penting adalah faktor kebudayaan.

Kegiatan Belajar 2
Dampak Perubahan Lingkungan terhadap Kehidupan Manusia

Sejarah tragedi kepone ini merupakan salah satu dari berbagai peristiwa yang serupa yang
banyak terjadi di belahan dunia ini. Catatan sejarah ini dipakai sebagai ilustrasi untuk
menggambarkan bagaimana manusia dapat mempengaruhi keadaan lingkungan seperti
kualitas air, udara dan tanah di mana keberadaannya sangat tergantung pada unsur-unsur
tersebut.

Bagi ahli geografi dampak manusia terhadap lingkungan alam sesungguhnya lebih banyak
diperhatikan bila dibandingkan dengan kaitannya isu-isu sosial.
Untuk memahami bagaimana asal-mula perubahan energi dari satu makhluk ke makhluk
lain di bumi maka dapat digambarkan sebagai berikut: Kehidupan di bumi berasal dari
energi marahari. Melalui fotosintesa diubahlah energi ini ke dalam bentuk energi kimia di
dalam tumbuh-tumbuhan. Sebagai respon bagi kita untuk bertahan hidup, serta semua
makhluk hidup lainnya, maka kita makan tumbuh-tumbuhan tersebut dalam proses ini
energi kimia yang terkandung dalam tumbuh-tumbuhan ditransformasi menjadi energi
gerak. Beberapa makhluk hidup memang tidak langsung makan tumbuh-tumbuhan. Tetapi
energi mereka didapatkan dengan cara memakan binatang serangga dan ikan, bila
ditelusuri kebelakang akhirnya sampai pada tanaman.

Semakin tinggi teknologi suatu masyarakat semakin bertambah besar tingkat


ketergantungannya pada konsumsi energi dan semakin besar hilangnya panas. maka akan
menciptakan lembaga pengrusakan pada biosfir atau okosfir.

Dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang makin pesat dorongan pertumbuhan
ekonomi berbagai negara mengakibatkan berbagai pemborosan sumber daya alam yang
berakibat kemerosatan kualitas lingkungan.

Pada saat ini terjadinya kemerosotan kualitas lingkungan sudah menjangkau ke berbagai
segi kehidupan. Sebagai contohnya antara lain terjadinya; mutasi gen manusia
terselubung, hujan asam, dampak rumah kaca, lobang lapisaan ozon

Kegiatan Belajar 3
Pengelolaan Lingkungan

Kemampuan lingkungan hidup sangat terbatas secara kuantitas atau jumlahnya. Oleh
karena itu pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup membuat aturan yang
dituangkan dalam undang-undang No. 23 tahun 1997.

Pengertian lingkungan hidup yang tercantum dalam UU No. 4 tahun 1982 atau No. 23
tahun 1997 didefinisikan sebagai suatu kesatuan ruang yang terdiri dari benda, daya,
keadaan, makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup
lainnya. Komponen-komponennya terdiri dari fisik, biotis, sosial, ekonomi, budaya dan
kesehatan masyarakat.

Azas yang menjadi pedoman pelaksanaannya adalah pengelolaan lingkungan hidup untuk
menunjang pembangunan yang berkesinambungan (berkelanjutan). Setiap orang
mempunyai keweajiban untuk dapat memelihara lingkungan hidup di muka bumi.
Perangkat pengelolaan lingkungan adalah sebagai berikut: AMDAL, UKL, UPL.
Penyelenggaraan pengelolaan lingkungan dengan memanfaatkan perangkat sukarela
dianggap sebagai gambaran kepedulian yang lebih tinggi dalam upaya pengelolaan
lingkungan. Permasalahan lingkungan telah mendapat perhatian yang luas di berbagai
negara sejak dasawarsa 1970-an hingga sekarang ini. Konferensi lingkungan hidup
sedunia di Stockholm tahun 1972 maka sampai sekarang telah banyak dikeluarkan
penanganan masalah lingkungan baik oleh masing-masing negara maupun antarnegara.
Isu-isu lingkungan telah menjadi isi seluruh dunia seperti rusaknya lapisan ozon, masalah
perubahan iklim global dan lain sebagainya. Ini semua menunjukkan bahwa dalam
melakukan pembangunan perlu dilakukan melalui pendekatan ekologis.

Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh pembangunan, baik yang direncanakan


maupun di luar rencana, dapat menurunkan atau menghapus kemampuan lingkungan
untuk mendukung kehidupan kita pada tingkat kualitas hidup yang lebih tinggi. Untuk
mencapai tujuan ini hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan haruslah berupaya
rencana pengelolaan lingkungan. Rantai ini kita runutkan terus, tidak akan ada habisnya.
Oleh karena itu dari segi praktis kita hanya berhenti sampai pada perkiraan penanganan
dampak, dengan memilih metode penanganan dampak yang diketahui dengan
kepercayaan tinggi.
MODUL 4
INDIVIDU, KELOMPOK, DAN KELEMBAGAAN

Kegiatan Belajar 1
Individu dan Kelompok Sosial

Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan dengan
manusia lain. Sebagai akbat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu
(manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yang dilandasi oleh
kesamaan-kesamaan kepentingan bersama.

Namun bukan berarti semua himpunan manusia dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk
dikatakan kelompok sosial terdapat persyaratan-persyaratan tertentu.

Macam-macam kelompok sosial meliputi:

1. klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial;


2. kelompok sosial dipandang dari sudut individu;
3. in group dan out group;
4. primary group dan secondary group;
5. gemeinschalf dan geselfchaft.

Primary group adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan ciri-ciri kenal mengenal
antara anggota-anggotanya serta kerja sama erat yang bersifat pribadi. Sedangkan yang
dimaksud pengertian secondary group adalah kebalikan dari primary group. Secondary
group sebagai kelompok-kelompok yang besar, yang terdiri banyak orang antara siapa
hubungannya tak perlu berdasarkan kenal mengenal secara pribadi dan sifatnya tidak
begitu langgeng.

Tonnies dan Loomis menyatakan bahwa gemeinschalf adalah bentuk kehidupan bersama di
mana anggotanya diikat oleh hubungan batin yang bersifat alamiah dan dasar dari
hubungan tersebut adalah rasa cinta dan kesatuan batin yang telah dikodratkan. Contoh
bentuk gemeinschalf dijumpai dalam keluarga, kelompok kekerabatan dan rukun tetangga.
Sedangkan geselfchaft adalah kebalikannya, yaitu berupa ikatan lahir yang bersifat pokok
untuk jangka waktu yang pendek, bersifat imajiner dan strukturnya bersifat mekanis
sebagaimana terdapat dalam mesin. Contoh bentuk geselfchaft ini terdapat bentuk utama
hubungan perjanjian berdasarkan ikatan timbal balik. Seperti ikatan antara pedagang,
organisasai dalam suatu pabrik, industri dan lain-lain.

Di samping ada kelompok sosial juga terdapat sistem sosial dalam bentuk piramida seperti
berikut:

1. lapisan sosial atas (upper);


2. lapisan sosial menengah (midle);
3. lapisan sosial rendah (lower).

Kegiatan Belajar 2
Kelembagaan (Social Institution)

Beberapa pendapat para ahli sosiologi tentang pengertian kelembagaan (Social


Instituation). Menurut Soerjono Soekanto (1982:191) mendefinisikan bahwa lembaga
kemasyarakatan adalah "sesuatu bentuk dan sekaligus mengandung pengertian-
pengertian yang abstrak perihal norma-norma dan peraturan-peraturan tertentu yang
menjadi ciri-ciri dari lembaga kemasyarakatan. Sedangkan menurut Koentjaraningrat
(1984:165) adanya unsur-unsur yang mengatur perilaku masyarakat. Pranata sosial diberi
arti sebagai sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas
untuk memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.

Lembaga kemasyarakatan terbentuk melalui proses disebut sebagai lembaga institusional,


atau kelembagaan nilai-nilai yang dibentuk untuk membantu hubungan antar manusia di
dalam masyarakat. Nilai-nilai yang mengatur tersebut dikenal dengan istilah norma yang
mempunyai kekuatan mengikat dengan kekuatan yang berbeda-beda. Norma-norma
tersebut dapat dibedakan seperti berikut: cara (ussage), kebiasaan (folkways), tata
kelakuan (mores), dan adat istiadat (custom).

Lembaga kemasyarakatan di samping seperti yang dijelaskan tersebut di atas, lembaga


kemasyarakatan juga memiliki ciri-ciri dan tipe-tipe berdasarkan; pelembagaannya, sistem
nilai, penyebarannya dan bagaimana penerimaan di masyarakat.

Dalam lembaga kemasyarakatan juga terdapat social control (sistem pengendalian sosial)
yang dilakukan bertujuan untuk mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-
perubahan dalam masyarakat, baik yang bersifat preventif maupun represif.

MODUL 5
KONSEP WAKTU, PERUBAHAN, DAN KEBUDAYAAN

Kegiatan Belajar 1
Konsep Waktu dan Sejarah Lokal

Sejarah bertugas untuk membuka kegelapan masa lampau manusia, memaparkan


kehidupan manusia, dalam berbagai aspek kehidupan. dan mengikuti perkembangannya
dari masa yang paling tua hingga kini dan untuk dijadikan pedoman di masa kini dan masa
yang akan datang.

Konsep waktu dalam sejarah mempunyai arti kelangsungan (continuity) dan satuan atau
jangka berlangsungnya perjalanan waktu (duration). Kelangsungan waktu atas kesadaran
manusia, terhadap waktu dibagi menjadi tiga, dimensi yaitu: waktu yang lalu, waktu
sekarang, dan waktu yang akan datang di dalam satu kontinuitas.

Dimensi waktu dalam sejarah adalah, penting sekali, karena, peristiwa yang menyangkut
masyarakat manusia terjadi atau berlangsung dalam dimensi ruang dan waktu. Akan
tetapi karena, tak dapat ditentukan kapan waktu berawal dan dan kapan waktu berakhir,
maka terbatasnya konsep tentang kelangsungan waktu itu lalu dibatasi dengan awal dan
akhir atas dasar kesadaran manusia yang disebut periode atau kurun waktu atau babakan
waktu. Babakan waktu juga dinamai penzaman, seralisasi, periodesasi dan masa.

Sejarah lokal merupakan sejarah yang terjadi di satu tempat saja. Pengajaran sejarah
lokal sangat penting guna menumbuhkan rasa kecintaan terhadap daerahnya sendiri.

Kegiatan Belajar 2
Pembelajaran Konsep Perubahan

Perubahan merupakan gejala yang umum terjadi pada masyarakat manusia, tidak ada
satu masyarakat pun yang benar-benar statis, cepat atau lambat semua masyarakat akan
mengalami perubahan.

Ada dua macam perubahan, yaitu perubahan sosial dan kebudayaan. Perubahan sosial
adalah perubahan lembaga-lembaga, kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang
sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai sikap dan pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan


mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat, dan
sejenisnya bahkan perubahan-perubahan dalam bentuk dan aliran-aliran organisasi sosial.

Perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai aspek yang sama, yaitu kedua-duanya
bersangkut paut dengan penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dari cara-cara
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Perubahan itu ada yang
berjalan lambat ada juga yang berjalan cepat.
Di samping itu ada perubahan yang kecil pengaruhnya dan ada yang besar, serta ada
perubahan yang dikehendaki dan ada pula, perubahan yang tidak dikehendaki dan tidak
direncanakan.

Sebab-sebab terjadinya perubahan ada yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri
dan ada yang berasal dari luar masyarakat. Di samping itu ada juga sejumlah faktor yang
mendorong jalanya perubahan dan ada juga sejumlah faktor yang menghalangi terjadinya
perubahan.

Kegiatan Belajar 3
Pembelajaran Konsep Kebudayaan

Kebudayaan disebut superorganis karena walaupun kebudayaan adalah hasil ciptaan


manusia tetapi budaya menguasai manusia.

Kebudayaan hanya dinilai oleh masyarakat manusia yang tidak diturunkan secara bmengik

You might also like