You are on page 1of 5

Air Tanah.

1. Pengertian

Pemunculan air tanah secara alamiah dapat berupa mata air (springs) atau rembesan (Seepages).
Dalam Suharyadi (1984), berbagai ahli telah mendefinisikan mata air maupun rembesan antara
lain, Tolman yang menyatakan bahwa mata air adalah pemusatan dari pengeluaran air yang
muncul pada permukaan tanah sebagai arus dari aliran air. Tood membedakan mata air dengan
rembesan, kalau rembesan pengalirannya perlahan-lahan. Menurut Miller, rembesan adalah mata
air yang keluarnya perlahan-lahan dan menyebar pada permukaan tanah. Mata air menurut Riest
adalah air yang keluar secara alamiah pada suatu tempat dari celah tertentu.

Semua jenis tanah bersifat lulus air (permeable), dimana air bebas mengalir melalui ruang-ruang
kosong (pori-pori) yang terdapat di antara butiran-butiran tanah. Tinggi muka air tanah berubah-
ubah sesuai dengan keadaan iklim, tetapi dapat juga berubah karena pengaruh dari adanya
kegiatan konstruksi. Di tempat itu dapat terjadi muka air tanah dangkal (perched water table), di
atas muka air tanah biasa. Sedangkan kondisi ini dapat terjadi bila tanah dengan permeabilitas
tinggi di permukaan atasnya dibatasi oleh lapisan rapat air (Impermeable layer). (Craig, 1991
dalam Haryono, 2006).

Air tanah disini erat hubungannya dengan suatu proses dalam hidrologi air tanah, misalnya
berapa besar potensi kandungan air tanah, debit yang dihasilkan serta sifat-sifat yang dihasilkan
yang berkenaan dengan pemanfaatan air tanah. Yang dimaksud dengan air tanah disini adalah air
yang menempati rongga-rongga batuan dalam suatu formasi geologi.

Air tanah berada dalam formasi yang tembus air (permeable) yang dinamakan aquifer (Gambar
1), yaitu formasi-formasi yang mempunyai struktur dimana dimungkinkan adanya gerakan air
dalam kondisi medan (field condition) biasa. Sebaliknya, formasi yang tidak dimungkinkan
adanya air dinamakan aquiclude. Formasi tersebut dalam kondisi tertentu dapat mengandung air,
namun tidak dimungkinkan adanya gerakan air karena sifatnya yang tidak tembus air
(impermeable).
Gambar 1 Lapisan akuifer air tanah (http://www.1.bp.blogspot.com, 2010).

Berdasarkan kemampuan batuan/ tanah pelapukan untuk menyimpan dan mengalirkan air
terdapat 4 jenis batuan, yaitu:

1. Aquifer adalah lapisan yang dapat menyimpan dan mengalirkan air dalam jumlah yang
ekonomis. Contoh : pasir, kerikil, batu pasir, batu gamping rekahan.
2. Aquiclud adalah lapisan yang mampu menyimpan air, tetapi tidak dapat mengalirkan dalam
jumlah yang berarti. Contoh : lempung, serpih, tuf halus, lanau.
3. Aquifug adalah lapisan batuan yang kedap air, tidak dapat menyimpan dan mengalirkan air.
Contoh : batuan kristalin, metamorf kompak.
4. Aquitard adalah lapisan yang dapat menyimpan air dan mengalirkan dalam jumlah yang
terbatas. Contoh : lempung pasiran (sandy clay).

Sedangkan berdasarkan sifat fisik batuan, secara garis besar ada 2 jenis media penyusun akuifer,
yaitu sistem media pori dan sistem media rekahan. Kedua sistem ini memiliki karakter air tanah
yang berbeda satu sama lain. Pada sistem media berpori, air tanah mengalir melalui rongga
antarbutir yang terdapat dalam suatu batuan misalnya batu pasir dan batuan aluvial. Sistem
media rekahan, air mengalir melalui rekahan-rekahan yang terdapat pada batuan yang terkena
tektonik kuat, pada batu gamping, batuan metamorf, dan lava. Rekahan terjadi selain akibat
proses tektonik, juga akibat proses pelarutan (Gambar 2).

Gambar 2. Model akuifer media pori ruang antarbutir dan media rekahan

Air tanah terdapat dalam rongga-rongga batuan yang tidak terisi oleh bagian padatnya yang
dinamakan pori (void, interstics). Rongga-rongga tersebut ditandai oleh besar, bentuk,
ketidakteraturan (irregularity). Menurut proses pembentukannya, rongga-rongga dalam batuan
dibagi menjadi rongga-rongga primer dan rongga-rongga sekunder. Rongga-rongga primer
terbentuk selama proses geologi berlangsung yang mempengaruhi asal dari formasi geologi,
yang didapatkan pada batuan sedimen dan batuan beku. Rongga-rongga sekunder terjadi setelah
batuan terbentuk; sebagai contoh joint, fracture, lubang-lubang larutan dan lubang-lubang yang
dibuat oleh binatang dan tumbuhan, (Soemarto, 1987).

2. Pemunculan Air Tanah.

Pemunculan air tanah sebagai mata air maupun rembesan dapat terjadi karena berbagai faktor
keanekaragaman kondisi geologinya. Menurut Bryan (dalam Suharyadi, 1984), model
pemunculan air tanah ini dibagi menjadi 2 (dua) jenis utama yaitu:

a. karena gaya gravitasi.


b. karena selain gaya gravitasi.
Tabel 1 Karateristik air bebas dan air terkekang.

Bagian Air Bebas Air Terkekang


Akuifer Mempunyai hubungan dengan zone Ditutup dengan lapisan
aerasi impermebel

Permukaan air Batas antara zone aerasi dan zone Permukaan air terkekang
tanah jenuh adalah permukaan air tanah (dengan tekanan)
bebas

Permuakan air Permukaan air bebas berubah-ubah Variasi permukaan air


di sumur perlahan-lahan oleh pemompaan terkekang menyebar secepat
atau berhenti. Permukaan itu kecepatan suara. Permukaan
dipengaruhi dengan pekak oleh itu berubah sedikit pekak
curah hujan dan kondisi aliran terhadap tekanan udara dan
sungai, tetapi tidak dipengaruhi pasang surut Akan tetapi,
oleh tekanan udara dan pasang surut permuakan itu tidak
dipengaruhi banyak oleh curah
hujan dan kondisi aliran
sungai.

Jari-jari 150 – 500 m, terbesar 1000 m 500 – 1000 m, untuk jari-jari


pengaruh beberapa km.

Sumber : Sosrodarsono, 1976 dalam Jupriadi, 2007

a. Karena gaya gravitasi.


Air tanah yang berupa mata air yang disebabkan oleh gaya gravitasi yaitu:

1. Mata air cekungan yaitu mata air yang di sebabkan karena permukaan tanah memotong
muka air tanah setempat pada material (batuan yang lulus air).
2. Mata air kontak yaitu mata air yang muncul pada kontak (batas) antara batuan yang lulus
air dengan batuan kedap air di bawahnya.
3. Mata air artesis yaitu mata air yang berasal dari air tanah tertekan.
4. Mata air yang melalui lubang sekunder yaitu munculnya mata air lewat lubang sekunder
misalnya lewat lubang pelarutan pada batu gamping atau lewat rekahan-rekahan batuan.
b. Karena selain gaya gravitasi.
Mata air di sini munculnya di permukaan tanah bukan disebabkan karena gaya gravitasi
contohnya mata air vulkanik dan mata air celah. Munculnya air disebabakan karena adanya
tenaga dari dalam bumi misalnya air panas, geiser dan sebagainya.

3. Jumlah (Kuantitas) Air Tanah


Lebih dari 98 % dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah dalam pori-
pori batuan dan bahan-bahan butiran sedangkan 2% sisanya terlihat sebagai air permukaan di
sungai, danau dan reservoir. Setengah dari 2% ini disimpan di reservoir buatan. Sembilan puluh
delapan persen dari air di bawah permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air yang
terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah, sedangkan 2% sisanya adalah
kelembaban tanah. Gambar 3 menyajikan skematisasi pembagian jumlah secara kuantitas atas air
tanah, dan air permukaan (sumber: http://www.lablink.com, 2010).

Gambar 3 Skema pembagian jumlah air permukaan dan air tanah.

You might also like