You are on page 1of 18

EVIDENCE BASED NURSING: EFEKTIVITAS AKUPRESUR PADA LANSIA

DENGAN INSOMNIA

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

Oleh

Dwi Linda Aprilia Aristi

NIM 162310101150

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
EVIDENCE BASED NURSING: EFEKTIVITAS AKUPRESUR PADA LANSIA
DENGAN INSOMNIA

KEPERAWATAN KOMPLEMENTER

Disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah keperawatan komplementer


dengan dosen pengampu: Ns. Mulia Hakam, M.Kep., Sp.Kep.MB

Oleh

Dwi Linda Aprilia Aristi

NIM 162310101150

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai dengan pembahasan tentang “Evidence Based
Nursing: Efektivitas Akupresur Pada Lansia Dengan Insomnia”. Tidak lupa kami
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari berbagai pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, serta untuk kedepannya dapat memperbaiki entuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Jember, 01 April 2019

Penulis

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL .................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL..........................................................Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR .......................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv

BAB 1. PENDAHULUAN.................................................Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang.....................................................Error! Bookmark not defined.

1.2 Tujuan..................................................................Error! Bookmark not defined.

1.2.1 Tujuan Umum .......................................................Error! Bookmark not defined.

1.2.2 Tujuan Khusus ......................................................Error! Bookmark not defined.

1.3 Manfaat Penerapan EBN .....................................Error! Bookmark not defined.

1.3.1 Bagi Pasien ............................................................Error! Bookmark not defined.

1.3.2 Bagi Pelayanan Keperawatan..............................Error! Bookmark not defined.

1.3.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan ............Error! Bookmark not defined.

BAB 2. METODOLOGI PENCARIAN ..........................Error! Bookmark not defined.

2.1 PICO (Problem, Intervention, Comparative, Outcome)Error! Bookmark not


defined.

2.1.1 Problem ...................................................................Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Intervention .............................................................Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Comparative Intervention .....................................Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Outcome ..................................................................Error! Bookmark not defined.

2.2 Pertanyaan Klinis....................................................Error! Bookmark not defined.

2.3 Metode Penelusuran Jurnal.....................................Error! Bookmark not defined.

2.4 Jurnal Database yang Digunakan ...........................Error! Bookmark not defined.

iv
2.5 Temuan Artikel Pilihan dari Kata Kunci PICO Digunakan untuk Sebagai
Rujukan................................................................Error! Bookmark not defined.

2.5.1 Acupressure in insomnia and other sleep disorders in elderly


institutionalized patients suffering from Alzheimer’s disease Error! Bookmark
not defined.

2.5.2 Effects of Acupressure on Sleep Quality and Psychological Distress in


Nursing Home Residents: A Randomized Controlled TrialError! Bookmark not
defined.

BAB 3. PROSEDUR APLIKASI EVIDENCE BASER NURSINGError! Bookmark


not defined.

3.1 Subjek .....................................................................Error! Bookmark not defined.

3.2 Prosedur Pelaksanaan Evidence Based Practice ....Error! Bookmark not defined.

BAB 4. PEMBAHASAN ...................................................Error! Bookmark not defined.

BAB 5. PENUTUP .............................................................Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan.............................................................Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran .......................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ........................................................Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN

v
1

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lansia banyak mengalami perubahan secara biologis, psikologis, dan sosial,
khususnya kemunduran berbagai fungsi dan kemampuan yang dahulu pernah dimiliki.
Proses penuaan antara lain perubahan penampilan fisik, penurunan daya tahan tubuh,
dan penurunan berbagai fungsi organ yang mengancam kesehatan lansia. Mereka juga
harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan sosial, serta perpisahan
dengan orang-orang yang dicintai. Kondisi tersebut menyebabkan seorang lansia lebih
rentan untuk mengalami berbagai masalah kesehatan, salah satunya insomnia (Padila,
2013).
Insomnia merupakan salah satu gangguan tidur yang paling sering dikeluhkan di
dunia praktik kedokteran. Insomnia dapat didefinisikan sebagai kesulitan dalam
memulai tidur, mempertahankan tidur, bangun pagi, serta mengantuk di siang hari.
Gangguan tidur dapat menyerang semua golongan usia, namun lebih sering menjadi
keluhan masalah psikologis yang umum di kalangan lansia. Namun beberapa artikel
mengatakan bahwa angka kejadian insomnia akan meningkat seiring bertambahnya
usia. Dengan kata lain, gejala insomnia sering terjadi pada orang lanjut usia (lansia)
bahkan hampir setengah dari jumlah lansia dilaporkan mengalami kesulitan memulai
tidur dan mempertahankan tidurnya (Stanley M, 2007).
Gejala insomnia adalah salah satu keluhan paling umum di kalangan lansia
selama proses penuaan. Insomnia di kalangan lansia mungkin memiliki banyak
pengaruh negatif pada kesehatan umum dan kualitas hidup mereka. Secara khusus,
insomnia dapat menyebabkan kelelahan siang hari dan malaise, konsentrasi yang buruk,
kehilangan memori, penurunan kognitif, gangguan mood, kantuk di siang hari atau
gejala lain seperti sakit kepala, hipertensi dan masalah pencernaan (Gong, 2017).
Pengobatan untuk insomnia dapat diklasifikasikan ke dalam terapi Farmakologis
dan Nonfamakologis. Perawatan farmakologis meliputi beberapa obat seperti hipnotik
sedatif Benzodiazepine, hipnotik sedatif Non-benzodiazepine, antidepresan sedatif yang
dapat membuat orang tenang dan merasa mengantuk. Terapi non famakologis mengacu
pada terapi cahaya terang, terapi perilaku kognitif, terapi kontrol stimulus, kebersihan
tidur, dll. Namun, meskipun ada banyak perawatan untuk insomnia, masih ada
2

keterbatasan karena kelompok lansia adalah khusus. Mereka tidak hanya menderita
gejala insomnia tetapi juga memiliki penyakit lain seperti penyakit jantung dan
hipertensi. Secara umum, kondisi kesehatan lansia lebih lemah daripada orang dewasa
yang lebih muda. Jika menerima pengobatan farmakologis, efek samping bisa menjadi
masalah besar terutama ketika ada interaksi obat karena banyak orang tua mengambil
obat lain untuk penyakit yang berbeda. Kemudian jika perawatan non farmakologis
diadopsi, kondisi yang sesuai termasuk perangkat profesional, ruang untuk perawatan,
konsultan, dll diperlukan yang menghabiskan banyak waktu dan energi dan
menyebabkan banyak ketidaknyamanan. Dengan demikian, terapi alternatif akupresur
akan cocok untuk mengobati insomnia pada orang tua (Gong, 2017).
Akupresur termasuk dalam Pengobatan Tradisional Cina sebagai komponen
perawatan alternatif. Akupresur didefinisikan sebagai teknik yang menerapkan tekanan
pada titik-titik acupoint pada tubuh manusia dengan menggunakan jari, telapak tangan
atau perangkat lain untuk menyeimbangkan aliran energi vital yang disebut Qi melalui
meridian. Perawatan tradisional ini semakin populer karena sifatnya yang non-invasif,
non efek samping dan perawatan di rumah (Gong, 2017).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas akupresur pada lansia dengan insomnia.
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Untuk mengetahui kualitas hidup dan kualitas tidur lansia dengan
insomnia.
1.2.2.2 Untuk mengetahui kualitas hidup dan kualitas tidur lansia dengan
insomnia yang diberikan terapi akupresur.
1.3 Manfaat Penerapan EBN
1.3.1 Bagi Pasien
Mengatasi insomnia yang dialami lansia tanpa menggunakan terapi farmakologi
yang memiliki efek samping lain.
1.3.2 Bagi Pelayanan Keperawatan
3

Hasil dari EBN dapat digunakan perawat sebagai terapi yang dimanfaatkan
untuk mengatasi masalah insomnia yang dialami lansia tanpa menggunakan
terapi farmakologi.
1.3.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Memperkaya ilmu keperawatan sebagai salah satu metode mengatasi masalah
insomnia yang dialami lansia selain menggunakan terapi farmakogi.
4

BAB 2. METODOLOGI PENCARIAN


2.1 PICO (Problem, Intervention, Comparative, Outcome)
2.1.1 Problem
Gangguan tidur sangat umum pada orang tua. Perubahan dalam kualitas
tidur hampir selalu berdampak negatif, dan ini sering menyebabkan stres, gangguan
suasana hati, dan penurunan kualitas hidup secara keseluruhan. Insomnia ditandai
oleh satu atau lebih gangguan berikut ini: kesulitan memulai atau mempertahankan
tidur, bangun terlalu pagi, dan tidur kronis yang tidak restoratif atau kualitas tidur
yang buruk. Selain itu, keluhan ini dapat muncul meskipun ada keadaan dan peluang
tidur yang memadai dan dapat menyebabkan pengurangan aktivitas di siang hari
(misalnya gangguan mood, gangguan perhatian dan ingatan, dan kelelahan). Salah
satu terapi yang dapat mengatasi insomnia dengan efek samping yang rendah adalah
terapi komplementer akupresur.
2.1.2 Intervention
Akupresur untuk mengatasi insomnia dilakukan pada titik HT7
(Shenmen). Penekanan pada titik HT7 (Shenmen) dilakukan setidaknya 15-30
menit dan dilakukan selama 8 minggu. Selain itu, untuk mengetahui keberhasilan
terapi akupresur juga dilakukan pengecekan pada beberapa skala sebagai berikut:
pemeriksaan keadaan mental mini, skala kemunduran global, inventaris
neuropsikiatrik, inventori-sifat-kecemasan, aktivitas hidup sehari-hari dan
aktivitas instrumental aktivitas sehari-hari, kualitas hidup kesehatan global, dan
Pittsburgh indeks kualitas tidur.
2.1.3 Comparative Intervention
Insomnia dapat diatas dengan terapi akupuntur dengan menggunakan
titik akupuntur tertentu yang direkomendasikan dari pedoman klinis akupuntur.
2.1.4 Outcome
Setelah dilakukan akupresur diharapkan masalah insomnia yang dialami
lansia dapat teratasi dan terjadi peningkatan kualitas hidup.

2.2 Pertanyaan Klinis


5

Apakah terapi akupresur dapat mengatasi masalah insomnia pada lansia dan
meningkatkan kualitas hidup ?

2.3 Metode Penelusuran Jurnal


Unsur PICO Analisis Kata Kunci
(Terapi)
P Lansia yang mengalami masalah insomnia Elderly with
insomnia/Quality of
life/Acupressure
I Terapi akupresur pada titik HT7 Complementary
(Shenmen) therapy/Acupressur
C Akupuntur dapat mengatasi insomnia pada Insomnia/Acupunture
lansia dengan menggunakan titik
akupuntur tertentu.
O Insomnia yang dialami lansia teratasi dan Sleep
memperbaiki kualitas tidur quality/Insomnia/Quality
of life

2.4 Jurnal Database yang Digunakan


Penulis melakukan pencarian data secara online dari beberapa jurnal dengan
kata kunci dan beberapa sinonim dari analisa PICO ke dalam search engine jurnal
sebagai berikut:
a. https://scholar.google.co.id/
b. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
c. https://www.sciencedirect.com/
d. https://www.springer.com/gp
e. https://www.omicsonline.org/gerontology-geriatric-research.php
Didapatkan 9 judul artikel, kemudian dipilih tuga jurnal yang relevan, dengan
mempertimbangkan kesesuaian topik dalam materi maka penulis memilih tiga
artikel yang saling berhubungan dan memiliki kesesuaian untuk kemudian memilih
satu artikel sebagai pendukung.
6

2.5 Temuan Artikel Pilihan dari Kata Kunci PICO Digunakan untuk Sebagai
Rujukan
2.5.1 Acupressure in insomnia and other sleep disorders in elderly
institutionalized patients suffering from Alzheimer’s disease
Penjelasan Jurnal Utama Penerapan EBN
Akupresur pada insomnia dan gangguan tidur lainnya pada pasien lansia
yang mengalami penyakit Alzheimer
Tujuan : Mengetahui efektivitas akupresur untuk pengobatan insomnia
dan gangguan tidur lainnya dan ingin menunjukkan bahwa
pengobatan akupresur layak juga pada pasien residen lanjut
usia.
Metode : Akupresur harian diberikan pada lansia dengan insomnia pada
titik HT7 (Kontrol Insomnia H7) dilakukan selama periode 8
minggu dengan durasi 15-30 menit. Selain itu, juga diberikan
skala berikut: pemeriksaan keadaan mental mini, skala
kemunduran global, inventaris neuropsikiatrik, inventori-sifat-
kecemasan, aktivitas hidup sehari-hari dan aktivitas
instrumental aktivitas sehari-hari, kualitas hidup kesehatan
global, dan Pittsburgh indeks kualitas tidur
Hasil : Setelah menerima perawatan akupresur, lansia mengalami
penurunan signifikan dari gangguan tidur. Jumlah jam tidur
efektif dianggap meningkat. Selain itu, waktu yang diperlukan
untuk tertidur menurun secara signifikan dan kualitas tidur juga
meningkat. Selain itu, kualitas hidup juga membaik. Obat
penenang telah berkurang pada semua pasien yang terlibat
dalam penelitian ini.
Kesimpulan: Akupresur dapat direkomendasikan sebagai metode
komplementer, efektif, dan non-intrusif untuk mengurangi
gangguan tidur pada pasien residen tua yang dipengaruhi oleh
gangguan kognitif. Keterbatasan penelitian adalah ukuran
7

sampel yang kecil. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk


lebih memvalidasi hasil penelitian ini.
2.5.2 Effects of Acupressure on Sleep Quality and Psychological Distress in
Nursing Home Residents: A Randomized Controlled Trial
Penjelasan Jurnal Pendukung Penerapan EBN
Pengaruh Akupresur terhadap Kualitas Tidur dan Gangguan Psikologis
di Indonesia Warga Panti Jompo: Uji Coba Terkontrol
secara Acak
Tujuan : Untuk membandingkan kemanjuran akupresur dengan
akupresur palsu di panti jompo-dewasa penghuni dengan kualitas
tidur yang buruk dan tekanan psikologis.
Metode : Enam puluh dua penghuni panti jompo dengan kualitas tidur
yang buruk dan gangguan psikologis berpartisipasi dalam
penelitian ini. Peserta secara acak ditugaskan ke kelompok
eksperimen (31 lansia) menerima akupresur pada titik akupuntur
sejati atau kelompok kontrol (31 lansia) menerima akupresur
pada titik palsu. Semua peserta menerima 20 menit akupresur
sebelumnya tidur 3 kali seminggu selama 8 minggu. Selain itu
juga diberikan skala berikut : Kualitas tidur dan tekanan
psikologis diukur menggunakan Pittsburgh Sleep Quality dan
indeks dan skala Kessler Psychological Distress.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor keseluruhan untuk
kualitas tidur di kelompok perlakuan menunjukkan peningkatan
yang signifikan. Namun, kelompok kontrol tidak menunjukkan
perubahan seperti itu. Dalam hal efektivitas intervensi, latensi
tidur, durasi tidur, efisiensi tidur kebiasaan, gangguan tidur,
penggunaan obat tidur, dan kecukupan tidur semua menunjukkan
perbedaan yang signifikan dalam hasil yang dilaporkan oleh
berbagai penelitian tentang keefektifan akupresur pada kualitas
tidur. Dengan memberikan tekanan pada titik akupresur,
akupresur dapat melepaskan neurotransmiter yang
8

menyampaikan sinyal sepanjang neuron atau mengaktifkan


sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal untuk mengatur fungsi
endokrin, sehingga menyebabkan otot rileks dan membuatnya
lebih mudah tertidur dan tetap tertidur. Selanjutnya, akupresur
diyakini berfungsi dengan menyelaraskan qi dan darah,
menghilangkan kekakuan otot, mengaktifkan agunan, pemanasan
meridian, dan menyebarkan sensasi dingin sementara juga
membersihkan meridian dan agunan, menyebarkan akumulasi,
dan membebaskan stasis, yang semuanya meningkatkan kualitas
tidur.
Kesimpulan: Efektivitas akupresur pada lansia memberikan efektivitas
mengatasi masalah insomnia. Efektifitas akupresur dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang relevan, seperti: durasi intervensi
akupresur, dosis, dan jumlah titik akupresur. Hal ini mendukung
penggunaan akupresur untuk meningkatkan kualitas tidur lansia
dan mengurangi tekanan psikologi, sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup lansia.
9

BAB 3. PROSEDUR APLIKASI EVIDENCE BASER NURSING

Pelaksanaan evidence based nursing ini mengacu pada penelitian Simoncini


dkk., (2015) dan penelitian Chen dkk., (2019).

3.1 Subjek
Subjek dalam penerapan EBN adalah lansia dengan gangguan tidur/insomnia.
Kriteria Inklusi : lansia dengan gangguan tidur, lansia dengan Alzheimer
berdasarkan kriteria NINCDS-ADRDA, dan gangguan kognitif
ringan.

Kriteria Ekslusi : lansia dengan demensia berat, kegagalan fungsi organ tubuh,
TBC, luka bakar, tumor, cedea, gangguan hemoragik, dan infeksi
local.

3.2 Prosedur Pelaksanaan Evidence Based Practice


Prosedur pelaksanaan evidence based nursing ini meliputi prosedur teknis.
Adapun prosedur tersebut adalah sebagai berikut:
1. Prosedur Pelaksanaan
a. Menjelaskan kepada lansia dan keluarga atau penanggung jawab lansia
mengenai tujuan pemberian terapi akupresur.
b. Meminta persetujuan dengan menggunakan informed concent kepada lansia dan
keluarga atau penanggung jawab.
c. Menjelaskan tindakan apa saja yang akan diberikan selama proses terapi.
d. Mencatat perkembangan kualitas tidur lansia selama proses terapi yang
berlanjut.
2. Prosedur Intervensi
a. Lansia dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan.
b. Lansia diharuskan melakukan pemeriksaan keadaan metal mini (MMSE), GDS,
inventaris neuropsikiatri (NPI), persediaan statetrait-kecemasan (STAI Y-1),
ADL, IADL menurut Katz dan Lawton, kualitas hidup kesehatan global, dan
PSQI.
10

c. Kelompok kontrol tidak diberikan perawatan akupresur atau diberikan


perawatan akupresur palsu.
d. Tekuk tangan sedikit, untuk menyorot garis tipis yang, pada dasarnya,
memisahkannya dari lengan bawah, bagi garis ini menjadi dua bagian yang sama
oleh garis A, membaginya menjadi dua bagian lebih jauh, yaitu setengah bagian
luar (di sisi jari kecil) dengan garis B, pada persimpangan antara garis B dan
lipatan pergelangan tangan, sesuai dengan lubang yang terletak di dalam tendon,
yang merupakan titik HT 7.

e. Tempelkan perangkatkan H7 insomnia kontrol pada pergelangan tangan.


Tekanan dapat diterapkan secara lokal untuk periode waktu tertentu (5-30
menit), atau diterapkan dengan menekan tombol di tengah titik dan kemudian
menghentikannya dengan superimposing plester perekat. Selain itu, kontrol
insomnia H7 dapat diterapkan 30 menit sebelum tidur malam dan berlangsung
selama 8 jam.

f. Catat perkembangan kualitas tidur lansia selam proses terapi berlanjut.


11

BAB 4. PEMBAHASAN

Kualitas dan kuantitas tidur yang buruk disebabkan oleh insomnia dan
berkolerasi dengan risiko tinggi untuk morbiditas dan mortalitas mempengaruhi kualitas
hidup. Insomnia dapat didefinisikan sebagai kesulitan dalam memulai tidur,
mempertahankan tidur, bangun pagi, serta mengantuk di siang hari. Kualitas tidur yang
buruk ini merupakan masalah kesehatan yang imum terjadi pada lanjut usia. Penyebab
insomnia pada lanjut usia dapat dikarenakan pengaruh obat, proses penyakit, ataupun
masalah psikologis. Tekanan psikologis sering terjadi pada lanjut usia, seperti
kecemasan, kemarahan, kesepian, dan isolasi sosial. Tekanan psikologis dan penyakit
psikologis mungkin merupakan faktor penting yang mendasari insomnia pada lanjut
usia. Dengan demikian, lebih aman melakukan pendekatan menggunakan desain
intervensi nonfarmakologi untuk mengurangi insomnia pada lanjut usia, meskipun
intervensi menggunakan aktivitas fisik, aktivitas sosial, penerangan yang cukup,
ataupun menggunakan musik untuk mengatasi insomnia telah dikembangkan, namun
dalam hal ini lebih berfokus pada insomnia dan psikologis lanjut usia. Salah satu
pengobatan yang dapat diberikan kepada lanjut usia dengan gangguan tidur yaitu terapi
akupresur (Chen dkk., 2019).
Akupresur merupakan terapi komplementer yang terdiri dari pijatan atau stimulasi
dari beberapa titik akupuntur, namun aplikasinya tanpa menggunakan jarum. Akupresur
tidak hanya mengendurkan atau merilekskan tubuh, tetapi juga merangsang fungsi
fisiologis merdian akupuntur yang dapat meningkatkan kesehatan dan kenyamanan.
Dalam Simoncini dkk., (2015) akupresur pada titik HT7 (Shenmen) dapat meningkatkan
parameter kualitas tidur seperti: latensi tidur, durasi tidur, efisiensi tidur, dan gangguan
tidur. Penggunakan terapi akupresur pada titik HT7 (Shenmen) dapat meningkatka
waktu tidur dan menurunkan kejadian nocturnal. Sebelum melakukan tindakan
akupresur sebaiknya melakukan pengkajian pada status metal mini (MMSE), GDS,
inventaris neuropsikiatri (NPI), persediaan statetrait-kecemasan (STAI Y-1), ADL,
IADL menurut Katz dan Lawton, kualitas hidup kesehatan global, dan PSQI.
12

BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Insomnia atau gangguan tidur merupakan hal umum yang terjadi pada lanjut
usia. Penyebab insomnia pada lansia dapat karena pengaruh obat, tekanan psikologis,
efek penyakit, ataupun karena penurunan kognitif. Terapi komplementer seperti
akupresur dapat digunakan untuk mengatasi insomnia atau gangguan tidur pada lansia.
Terapi akupresur pada titik HT7 (Shenmen) telah teruji dapat menurunkan gangguan
tidur atau meningkatkan kualitas tidur serta menurunkan kejadian nocturnal pada lansia.
Terapi akupresur ini lebih cocok diterapkan pada lansia karena tidak memiliki efek
samping negatif seperti penggunaan terapi farmakologi. Dengan memberikan tekanan
pada titik akupresur dapat melepaskan neurotransmiter yang menyampaikan sinyal
sepanjang neuron atau mengaktifkan sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenal untuk
mengatur fungsi endokrin, sehingga menyebabkan otot rileks dan membuatnya lebih
mudah tertidur
5.2 Saran
Akupresur dapat dijadikan alternatif perawat atau tenaga medis lainnya sebagai
salah satu terapi komplementer yang mengatasi masalah gangguan tidur. Terapi
akupresur ini telah teruji dapat memberikan beberapa manfaat salah satunya mengatasi
gangguan tidur dan tidak menimbulkan efek samping negatif, serta terapi akupresur ini
dapat meminimalkan efek samping pemberian terapi farmakologi pada gangguan tidur
atau insomnia.
13

DAFTAR PUSTAKA

Chen, I. H., T. P. Yeh, Y. C. Yeh, M. J. Chi, M. W. Chen, K. R. Chou, Y. Y. Lien, dan


C. F. Yuan. 2019. Effects of acupressure on sleep quality and psychological
distress in nursing home residents: a randomized controlled trial. Journal of the
American Medical Directors Association. 1–8.

Gong, Z. 2017. Effectiveness and characteristics of acupressure for elderly with


insomnia: a systematical review. Global Journal of Intellectual & Developmental
Disabilities. 2(3)

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.

Shergis, J. L., X. Ni, M. L. Jackson, A. L. Zhang, X. Guo, Y. Li, C. Lu, dan C. C. Xue.
2016. A systematic review of acupuncture for sleep quality in people with
insomnia. Complementary Therapies in Medicine. 26:11–20.

Simoncini, M., A. Gatti, P. E. Quirico, S. Balla, B. Capellero, R. Obialero, S.


D’Agostino, N. Sandri, dan L. M. Pernigotti. 2015. Acupressure in insomnia and
other sleep disorders in elderly institutionalized patients suffering from alzheimer’s
disease. Aging Clinical and Experimental Research. 27(1):37–42.

Stanley M, B. G. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik (2nd ed.). Jakarta: EGC.

You might also like