Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Aliran atau teori pendidikan memiliki model konsep kurikulum dan praktek
pendidikan yang berbeda :
A. Model konsep kurikulum dari teori pendidikan klasik disebut subyek
kurikulum akademis
B. Model konsep kurikulum pendidikan pribadi disebut kurikulum
humanistik
C. Model konsep kurikulum interaksionis disebut kurikulum rekonstruksi
sosial
D. Model konsep kurikulum teknologi pendidikan disebut kurikulum
teknologis
Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang
disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsi memperhatikan proses belajar
yang dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih sangat bergantung pada segi apa
yang dipentingkan dalam mate pelajaran tersebut.1
Jerome Bruner dalam The Process of Education menyarankan bahwa desain
kurikulum hendaknya didasarkan atas struktur disiplin ilmu Selanjutnya, ia
menegaskan bahwa kurikulum suatu mata pelajaran didasarkan atas pemahaman yang
mendasar yang dapat diperoleh dai prinsip-prinsip yang mendasarinya dan yang
memberi struktur kepada suatu disiplin ilmu.
1
Anwar Yasin, Pembaharuan Kurikulum Sekolah Dari Sejak Proklamasi Kemerdekaan,
Jakarta, Balai Pustaka, 1987, h. 25
2
Beeby, C.E, Pendidikan Di Indonesia, Penilaian Dan Pedoman Perencanaan, Jakarta,
LP3ES, h. 88
4
adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-
ide dan proses penelitian Dengan berpe ngetahuan dalam berbagai disiplin ilmu/ para
siswa diharapkan memilki konsep-konsep dan cara-cara yang dapat terus
dikembangkan dalam masyarakat yang lebih luas. Para siswa harus belajar
menggunakan pemikiran dan dapat mengontrol dorongan-dorongannya. Sekolah haru
membenkan kesempatan kepada para siswa untuk merealisasikan kemampuan mereka
menguasai warisan budaya dan jika munekuninya.
Metode yang paling banyak digunakan dalam kurikulum subjek akademis
adalah metode ekspositori dan inkuiri. Ide-ide diberikan guru kemudian dielaborasi
(dilaksanakan) siswa sampai mereka kuasai. Konsep utama disusun secara sistematis,
dengan ilustrasi yang jelas untuk selanjutnya dikaji. Dalam materi disiplin ilmu yang
diperoleh, dicari berbagai masalahpentmg, kemudian dirumuskan dan dicari cara
pemecahannya. Melalui proses tersebut para siswa akan menemukan, bahwa
kemampuan berpikir dan mengamati digunakan dalam ilmu kealaman logika
digunakan dalam matematika, bentuk dan perasaan digunakan dalam koherensi dalam
sejarah. Mereka mempelajari buku-buku standar untuk memperkaya pengetahuan,
dan untuk memahami budayamasa lalu dan mengerti keadaan masa kini. Ada
beberapa pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis. Pola-pola
tersebut diantaranya :
1. Correlated curriculum adalah pola organisasi materi atau konsep yang
dipelajari dalam suatu pelajaran dikorelasikan dengan pelajaran lainnya.
2. Unified atau Concentrated curriculum adalah pola organisasi bahan pelajaran
tersusun dalam tema-tema pelajaran tertentu.-yang mencakup materi dari
berbagai pelajaran disiplin ilmu.
3. Integrated curriculum. Kalau dalam unified masih tampak warna disiplin
ilmunya, maka dalam pola yang integrated warna disiplin ilmu tersebut
B. Kurikulum Humanistik
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan numanistik.
Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education)
yaitu John Dewey (Progressive Education) dan J.J. Rousseau (Romantic Education).
Aliran ini lebih memberikan tempat utama acttivity kepada siswa agar mereka
bertolak dari asumsi bahwa anak atau siswa. Mereka percaya bahwa siswa
mempunyai . segi potensi, punya kemampuan, dan kekuatan untuk berkembang. Para
pendidik humanis juga berpegang pada konsep Gestalt, bahwa individu atau anak
merupakan satu kesatuan yang menyeluruh. Pendidikan dan diarahkan kepada
6
membina manusia yang utuh bukan saja segi fisik dan intelektual tetapi juga segi
sosial dan afektif (emosi, sikap, perasaan, nilai, dan lain-lain).
a. Konsep Dasar
Bertolak dari asumsi bahwa anak / siswa adalah yang pertama dan utama ,
menjadi pusat kegiatan pendidikan mempunyai potensi , punya kemampuan , dan
kekuatan untuk berkembang. Terdapat beberapa aliran yang termasuk dalam
pendidikan humanistik , antara lain :
1. Konfluen , menekankan keutuhan pribadi. Individu merespon secara
utuh ( pikiran , perasaan , tindakan ) terhadap kesatuan yang menyeluruh dari
lingkungan. Kurikulum Konfluen , menyatukan segi – segi afektif dengan segi –
segi kognitif.
Kurikulum konfluen mempunyai beberapa ciri utama yaitu:
a. Partisipasi. Kurikulum ini menekankan partisipasi murid dalam belajar
Kegiatan belajar adalah belajar bersama, melalui berbagai aktivitas kelompok.
Melalui partisipasi dalam kegiatan bersama murid-murid dapat mengadakan
perundingan, persetujuan, pertukan kemampuan, bertanggung jawab bersama, dan
lain-lain. Ini menunjukkan ciri yang non-otoriter dari pendidikan konfluen.
b. Integrasi. Melalui partisipasi dalam berbagai kegiatan kelompok terjadi
meninteraksi, interpenetrasi, dan integrasi dari pemikiran, perasaan dan juga
tindakan.
c. Relevansi. Isi pendidikan relevan dengan kebutuhan, minat dan kehidupan
murid karena diambil dari dunia murid oleh murid sendi untuk Hal demikian
sudah tentu akan lebih berarti bagi murid baik seca secara intelektual maupun
emosioanal.
Dasar dari kurikulum konfluen adalah Psikologi Gestalt yan menekankan
keutuhan, kesatuan, keseluruhan. Teori yang mendukui siswa pandangan ini
adalah Eksistensialisme yang memusatkan perhatiannya pada apa yang terjadi
sekarang di tempat ini. Apa yang menjadi i tujuan kurikulum diukur oleh apakah
hal itu bermanfaat bagi kita sekarang Apakah hal itu akan memperbaiki
7
3
Nana Saodiah Sukmadinata, Pengembangan Kurkulum Teory Dan Praktek, Bandung,
Remaja Rosda Karya, 1997, h 56
9
dan kerja sama atau bergotong royong untuk memecahkannya. Hal inipun sesuai
dengan ayat berikut ini :
Artinya :
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan,
dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu
musuh yang nyata bagimu. Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah)
sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran, Maka Ketahuilah,
bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Al Baqarah :
208-209)4
Dalam kegiatan evaluasi para siswa juga libatkan. Terutama dalam memilih,
menyusun, dan menilai bahan akan diujikan. Soal-soal yang akan diujikan
dinilai lebih dulu ketepatan maupun keluasan isinya, juga keampuhan menilai
capaian tujuan-tujuan pembangunan masyarakat yang sifat kualitatif. Evaluasi
tidak hanya menilai apa yang telah dikuasai siswa tetapi juga menilai
pengaruh kegiatan sekolah terhadap masyarat Pengaruh tersebut terutama
menyangkut perkembangan masyani dan peningkatan taraf kehidupan
masyarakat.
5
Ibid, h. 450
13
2. Pengembangan kurikulum
Pengembangan kurikulum teknologis berpegang pada beberapa dasar , yaitu:
1) Prosedur pengembangan kurikulum dinilai dan disempurnakan oleh pengembang
kurikulum yang lain, 2) Hasil pengembangan yang berbentuk model adalah yang bisa
15
diuji coba ulang, dan memberikan hasil yang sama. Dari pengembangan kurikulum
teknologis adalah penekanan pada petensi. Pengembangan dan penggunaan alat dan
media pengajaran hanya sebagai alat bantu tetapi bersatu dengan program pengajaran
ditujukan pada penguasaan kompetensi tertentu. Pengembangan kurikulum ini
membutuhkan kerjasama dengan para penyusun program dan penerbit media
elektronik dan media cetak. Di pihak lain harus dicegah jangan sampai
pengembangan kurikulum ini menjadi objek bisnis. Pengembangan pengajaran yang
betul-betui berstruktur dan bersatu dengan alat dan media membutuhkan biaya yang
tidak sedikit. Inilah hambatan utama pengembangan kurikulum ini, terutama bagi
sekolah atau daerah-daerah yang kemampuan finansialnya masih rendah.
Pemecahan masih dapat dilakukan dengan menerapkan model kurikulum
teknologis yang lebih menekankan pada teknologi sistem dan kurang menekankan
pada teknologi alat. Dengan pendekatan ini biaya dapat lebih ditekan, di samping
memberi kesempatan kepada pelaksanaan pengajaran, terutama guru-guru untuk
mengembangkan sendiri program pengajarannya. Model ini di Indonesia dikenal
dengan nama Satuan Pelajaran dalam lingkungan Pendidikan Dasar dan Menengah
atau Satuan Acara Perkuliahan pada Perguruan Tinggi, sebagai bagian dari Sistem
Instruksional atau Desain Instruksional.
Pengembangan kurikulum teknologis terutama yang menekankan teknologi
alat, perlu mempertimbangkan beberapa hal. Pertama, formulasi perlu dirumuskan
terlebih dahulu apakah pengembangan alat atau media tersebut benar-benar
diperlukan. Hal ini menyangkut pasaran. Kedua spesifikasi, diperlukan adanya
spesifikasi dari alat atau media yang akan dikembangkan, baik dilihat dari segi
kegunaannya maupun ketepatan penggunaannya.
16
BAB III
KESIMPULAN
Model konsep kurikulum akademis adalah model yang tertua, sejak sekolah
yang pertama berdiri, kurikulumnya mirip dengan tipe ini sampai sekarang, walaupun
telah berkembang tipe-tipe lain, umumnya sekolah tidak dapat melepaskan tipe ini.
Kurikulum ini sangat praktis, mudah disusun, mudah digabungkan dengan tipe
lainnya.
Kurikulum subjek akademis tidak berarti hanya menekankan pada materi yang
disampaikan, dalam perkembangannya secara berangsi memperhatikan proses belajar
yang dilakukan siswa. Proses belajar yang dipilih sangat bergantung pada segi apa
yang dipentingkan dalam mate pelajaran tersebut
Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan numanistik.
Kurikulum ini berdasarkan konsep aliran pendidikan pribadi (personalized education)
yaitu John Dewey (Progressive Education) dan J.J. Rousseau (Romantic Education).
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah
dalam dua bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (software) di perangkat keras
(hardware). Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai
teknologi alat (tools technology), sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak
disebut juga teknologi sistem (systim technology).
17
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
A. Kurikulum subjek akademis ........................................................................ 2
......................................................................................................................
B. Kurikulum Humanistik ................................................................................ 5
C. Kurikulum Rekonstruksi Sosial................................................................... 8
D. Teknologi dan kurikulum............................................................................. 12
KESIMPULAN ....................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
19
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang sederhana ini yang
Kami menyadari bahwa makalah yang saya buat ini, masih memiliki
kesalahan, dan kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami memerlukan kritik yang
membangun dan saran yang dapat kami jadikan perbaikan di masa-masa mendatang.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, semoga makalah yang sederhana ini
Penyusun
20
TUGAS KELOMPOK
Disusun
Oleh :
KELAS : E
SEMESTER/ JURUSAN : III / PAI
21
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN
INTAN
LAMPUNG
2010