You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebakaran adalah suatu peristiwa yang terjadi akibat tidak terkendalinya
sumber energi, siklus ini berisi rangkaian panjang peristiwa yang dimulai dari
pra kejadian, kejadian dan siklusnya serta konsekuensi yang mengiringinya.
Kejadian tersebut akan tercipta apabila kondisi dan beberapa syarat
pencetusnya terpenuhi, utamanya pada saat pra kejadian.
Definisi khususnya adalah suatu peristiwa oksidasi antara tiga unsure
penyebab kebakaran. Kebakaran yang besar menimbulkan kerugian jiwa dan
materi bagi korbannya sehingga kebakaran ini perlu upaya pencegahan dan
penanggulangan yang efektif. Kebakaran merupakan kejadian yang tidak di
inginkan. Kebakaran ini dapat mengakibatkan suatu kerugian yang sangat
besar baik kerugian materi maupun kerugian imateril. Contohnya harta,
nyawa, dan terhentinya proses aktivitas.
Kebakaran ini sering disebabkan karena kelalaian kurangnya pengetahuan,
masyarakat, peristiwa alam, penyalaan sendiri, dari unsur kesengajaan.
Proses pembakaran tidak mungkin terjadi tanpa salah satu dari unsur ini.
Penyebab ini biasanya terjadi karena peristiwa konsleting listrik, meledaknya
tabung gas skala rumah tangga. Karena itu pihaknya kerap melakukan
sosialisasi pada masyarakat untuk mencegah terjadinya kasus serupa paling
banyak kesekolah-sekolah. Data yang dihimpun dari BPBD menunjukkan
selama kurun waktu tiga bulan terakhir sudah ada 121 kebakaran di lima
wilayah di Wilayah Jawa Timur. Kebakaran paling banyak terjadi di
pemukiman dan usaha yang berhubungan dengan makanan seperti kebakaran
di krukut, taman sari, jawa timur, yang menyebabkan 367 warga harus
mengungsi dan kebakaran yang terjadi di pasar Blok A yang menyebabkan
414 kios hangus. Terdapat korban sebanyak 45 orang diantaranya 7 orang
meninggal 38 orang lainnya mengalami luka-luka.
Untuk mencegah dan mengatasi kebakaran bukan hanya tanggung jawab
dinas pemadam masyarakat secara umum wajib ikut untuk mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran,

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan kebakaran?
2. Apasajakah faktor penyebab kebakaran bangunan?
3. Bagaimanakah penilaian resiko bencana kebakaran bangunan?
4. Bagaimanakah perencanaan dalam menghadapi kondisi bencana
kebakaran bangunan?
5. Bagaiamanakah pemberdayaan masyarakat dalam kondisi kebakaran
bangunan?
6. Apasajakah permasalahan kesehatan dan solusi dalam kondisi kebakaran
bangunan?
7. Bagaimanakah prinsip dari penanggulangan kebakaran bangunan?
8. Bagaimanakah teknik evakuasi dari kebakaran bangunan?
9. Bagaimanakah perawatan saat dan setelah terjadi kebakaran bangunan?
10. Bagaimanakah upaya pencegahan kebakaran bangunan?
11. Bagaimana cara pemenuhan kebutuhan jangka panjang dari kebakaran
bangunan?

1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian kebakaran
2. Mahasiswa mampu mengetahui faktor penyebab kebakaran bangunan
3. Mahasiswa mampu mengetahui penilaian resiko bencana kebakaran
bangunan
4. Mahasiswa mampu mengetahui perencanaan dalam menghadapi kondisi
bencana kebakaran bangunan
5. Mahasiswa mampu mengetahui pemberdayaan masyarakat dalam
kondisi kebakaran bangunan
6. Mahasiswa mampu mengetahui permasalahan kesehatan dan solusi
dalam kondisi kebakaran bangunan
7. Mahasiswa mampu mengetahui prinsip dari penanggulangan kebakaran
bangunan
8. Mahasiswa mampu mengetahui teknik evakuasi dari kebakaran
bangunan
9. Mahasiswa mampu mengetahui perawatan saat dan setelah terjadi
kebakaran bangunan
10. Mahasiswa mampu mengetahui upaya pencegahan kebakaran bangunan
11. Mahasiswa mampu mengetahui cara pemenuhan kebutuhan jangka
panjang dari kebakaran bangunan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kebakaran


Kebakaran merupakan bencana yang paling sering dihadapi dan biasanya
digolongkan sebagai bencana alam atau bencana yang disebabkan oleh
manusia.
Kebakaran adalah bahaya yang nyata yang timbul karena pemakaian
listrik.Kebakaran merupakan salah satu bencana yang sangat sering terjadi
khususnya di daerah perkotaan pada penduduk. Kebakaran dapat
mengakibatkan bencana karena akan memusnahkan segala harta benda
bahkan dapat menimbulkan korban jiwa dalam jumlah yang besar. Sedangkan
pengertian kebakaran adalah nyala api baik kecil maupun besar pada tempat,
situasi dan waktu yang tidak dikendaki yang bersifat merugikan pada
umumnya sulit dikendalikan. Kebarakan juga termasuk dalam salah satu
kategori kondisi atau situasi darurat dilingkungan perusahaan baik dari luar
maupun dalam lokasi tempat kerja.

2.2 Faktor Penyebab Bencana Kebakaran Bangunan


Unsur penyebab kebakaran ada tiga, yaitu :
1. Bahan padat, kayu, kain, kertas, plastic dan lain sebagainya dan jika
terbakar umumnya akan meninggalkan abu/bara
2. Bahan cair,cat, alkohol, dan berbagai jenis minyak
3. Bahan gas, propane, butane dan lain sebagainya
Berbagai sebab kebakaran dapat diklarifikasi sebagai :
1. Kelalaian
Kelalaian merupakan penyebab terbanyak peristiwa kebakaran.
Contoh dari kelalaian ini misalnya lupa mematikan kompor,
merokok ditempat yang tidak sistematis, menempatkan bahan bakar
tidak pada tempatnya, mengganti alat pengaman dengan spesifikasi
yang tidak tepat dan lain sebagainya.
2. Kurang pengetahuan
Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran merupakan
salah satu penyebab kebakaran yang tidak boleh diabaikan.contoh
dari kekurangan pengetahuan ini misalnya tidak mengerti akan jenis
bahan bakar yang mudah menyala, tidak mengerti tanda-tanda
bahaya kebakaran, tidak mengerti proses terjadinya api dan lain
sebagainya.
3. Penyalaan sediri
Api bisa terbentuk bila 3 unsur api yaitu : bahan bakar, oksigen, dan
panas bertemu dan menyebabkan rantai pembakaran contohnya :
pembakaran dengan sengaja

2.3 Penilaian Resiko Bencana Kebakaran Bangunan


a. Teknik Pengumpulan Data
1. Survei
Survei atau pengamatan langsung dilakukan untuk mendapatkan
informasi data dari berbagai sumber.
Sumber primer dalam penelitian ini menggunakan data dari Badan
Meterologi dan Geofisika (BMG).
2. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperdalam sumber informasi
sebelumnya.
3. Studi Literatur
Suatu teknik pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku yang
berhubungan dengan permasalahan yang diambil.
c. Data
Data yang akan digunakan untuk melatihkan dan menguji Jaringan Syaraf
Tiruan dalam penelitian inimenggunakan data Indeks Kekeringan Keetch-
Byram di Samarinda pada Bulan Desember 2006.

2.4 Perencanaan Kondisi Menghadapi Bencana


Perencanaan tiap jenis bencana yaitu :
a. Rencana kedaruratan ( Emergency Plan )
b. Rencana Kontijensi ( Contigency Plan )
c. Rencana Operasi ( Operation Plan )
d. Rencana pemulihan ( Recovery Plan )

2.5 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kondisi Bencana


2.5.1 Faktor Internal
Faktor utama penjabaran faktor internal ini adalah menggambarkan
kekuatan dan kelemahan yang ada dalam kerjasama yang telah
dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah dalam penanggulangan
kebakaran bangunan.
a. Kekuatan (Strength – S)
1. Adanya komitmen pemerintah untuk
memberdayakan masyarakat dalam penanggulangan kebakaran
bangunan dan lahan melalui pembentukan Masyarakat Peduli Api
(MPA).
2. Adanya minat masyarakat untuk berpartisipasi pada proses
pemberdayaan masyarakat dalam penanggulangan kebakaran
bangunan
b. Kelemahan (Weakness – W)
1. Terbatasnya fasilitas penanggulangan kebakaran bangunan dan
lahan baik sarana peralatan pemadaman kebakaran maupun
prasarana pendukungnya.
2. Lemahnya tingkat pendidikan masyarakat sehingga
mempengaruhi pola pembukaan lahan dengan cara membakar.
3. Perhatian pemerintah dalam penanganan kebakaran bangunan dan
lahan masih bersifat insidentil (perhatian hanya ada pada saat
kebakaran terjadi).
2.5.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang dibahas terfokus pada penjabaran peluang dan
ancaman yang ada dalam menentukan strategi pemberdayaan
masyarakat dalam penanggulangan kebakaran bangunan.
a. Peluang (Opportunity – O)
1. Adanya program pemerintah seperti pelatihan penanggulangan
kebakaran bangunan,dan sosialisasi tentang bahaya kebakaran
2. Banyaknya pihak yang perduli terhadap lingkungan sehingga
dapat memberikan ide atau gagasan dalam penanggulangan
kebakaran bangunan
b. Ancaman (Threats – T)
1. Adanya orang yang membuang puntung rokok sembarangan yang
dapat memicu timbulnya kebakaran bangunan.
Berdasarkan faktor internal yaitu kekuatan dan kelemahan serta
faktor eksternal yang dimiliki sebagai peluang dan ancaman
terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan dengan
mengembangkan kekuatan yang ada, meminimalisir kelemahan,
memanfaatkan peluang yang ada serta bagaimana mengatur
ancaman menjadi peluang.
Strategi SO–strategi memanfaatkan seluruh kekuatan dan
peluang sebesar-besarnya
1. Membentuk kerjasama yang baik antar instansi untuk
memberikan pelatihan mengenai penanggulangan kebakaran
bangunan secara rutin kepada Masyarakat Peduli Api (MPA)
(S1,2,3-O1).
2. Meningkatan keterampilan masyarakat dalam upaya
penanggulangan kebakaran bangunan melalui pemberdayaan
masyarakat (S1,2,3, – O1).
Strategi ST– strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman
1. Pemerintah mensosialisasikan ancaman hukuman bagi
pembakar bangunan kepada masyarakat agar timbul rasa takut
apabila melakukannya (S1,2,3,4 – T1,2).
Strategi WO – strategi mengatasi kelemahan dengan
memanfaatkan peluang
1. Meningkatkan sarana dan prasarana penanggulangan
kebakaran bangunan bagi masyarakat (W1 – O2).
Strategi WT– strategi mengatasi kelemahan dan menghadapi
ancaman
1. Melengkapi alat-alat pemadaman kebakaran bangunan serta
penegakan hukum yang tegas bagi yang melanggarnya. (W1
– T1).

2.6 Permasalahan dan Solusi Dalam Kondisi Kebakaran bangunan


2.6.1 Permasalahan
1. Kebakaran ini salah satunya disebabkan karena kelalaian
manusia
2. Kurangnya pengetahuan manusia tentang kebakaran
.
2.6.2 Solusi dalam kondisi kebakaran bangunan
1. Waspada rokok
2. Waspada lingkungan sekitar
3. Tidak melakukan pembakaran di sembarang tempat.
4. Meningkatkan upaya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.
5. Melatih masyarakat untuk sigap menanggulangi kebarakan.
6. Melakukan pembinaan dan sosialisasi tentang kebakaran
7. Tidak melakukan pembakaran apabila berangin.
8. Memberikan sanksi tegas.
9. Melakukan perawatan perangkat listrik dan barang-barang yang
mudah terbakar
2.7 Prinsip Penanggulangan Kebakaran bangunan
2.7.1 Sebelum terjadinya bencana
a. Pastikan bahwa instalasi listrik aman.
b. Pembebanan yang berlebihan pada satu stop kontak akan
menyebabkan kabel panas dan akan bisa memicu
kebakaran.
c. Pergunakan pemutus arus listrik (kontak tusuk) dalam
keadaan baik.
d. Apabila ada kabel yang terkelupas atau terbuka, segera
diperbaiki.
e. Jangan sesekali mencantol listrik, karena anda tidak
memiliki pengaman yang sesuai.
2.7.2 Prinsip pasca kebakaran
a. Rehabilitasi
Merupakan aspek perbaikan dan pemulihan layanan public
pasca bencana khususnya kebakaran.
b. Rekontruksi
Merupakan bentuk pembangunan kembali pada wilayah
pasca kebakaran. Tujuan akhirnya bangkitnya mental
masyarakat pasca kebakaran dari trauma akan terjadinya
kebakaran.

2.8 Teknik Evakuasi Bencana Kebakaran bangunan


Hal – hal yang perlu diperhatikan sewaktu evakuasi adalah :
1. TETAP TENANG
Semakin kita tenang semakin kita bisa berfikir dan
tanggap.mengikuti latihan tanggap darurat di tempat kerja
masing-masing atau fasilita public lainya (atau bahkan di
rumah),bisa membuat kita semakin tenang dan tahu apa yang
harus kita lakukan
2. PADAMKAN API BILA TERLATIH
bila melihat api segera beritahu orang terdekat di sekitar
anda.dan apabila anda terlatih menggunakan alat pemadam api
ringan (apar) maka railah apar terdekat dan padamkan api
tersebut mintalah orang lain yang terdekat dengan anda untuk
menghubungi petugas sekuriti atau petugas tanggap darurat
ketika anda memadamkan api.bila tidak terlatih,segera beritahu
orang terdekat di sekitar anda dan menjauhlah dari sumber api
3. BERKUMPUL DI AREA LOBI LIF LANTAI DAN
TETAPLAH TENANG
4. TIDAK MENGGUNAKAN LIFT
Meskipun berkumpul diarea lobi lift anda dilaraang
menggunakan lift.perilaku beresiko apabila masih
menggunakan lift saat kebakaran,saat gempa atau saat gedung
belom menyatakan lift aman untuk digunakan.saat keadaan
darurat,hanya digunakan untuk mengevakuasi mereka yang
mengalami gangguan kesehatan,ditemani oleh petugas evakuasi
gedung dan lantai penggunaan lift barang berada di bawah
pengawasan penuh tim tanggap darurat dari gedung
5. IKUTI PETUNJUK PETUGAS TANGGAP DARURAT
Petugas tidak akan mengijinkan kita untuk meninggalkan
barisan di lobi lift sampai intruksi diberikan saat itu petugas
dan komandanya menunggu instruksi dari gedung apakah
dilaakukan evakuasi ataukah masih di tempat

2.9 Perawatan Saat dan Setelah Bencana Kebakaran bangunan


Saat Bencana Kebakaran bangunan
1. Melakukan pemadaman listrik gedung tersebut
2. Mengevakuasi pengunjung
3. Melakukan penyemprotan dengan menggunakan tabung pemadam
kebakaran yang telah disediakan
4. Melaporkan kepada dinas kebakaran setempat

Setelah Bencana Kebakaran bangunan


a. Rehabilitasi
Rehabilitasi dilakukan melalui kegiatan perbaikan lingkungan
daerah kebakaran perbaikan sarana dan prasarana umum,pemberian
bantuan perbaikan bangunan dari material-material yang
dibutuhkan,pemulihan sosial psikologi,pelayanan kesehatan
(membantu penyembuhan korban luka saat terjadinya kebakaran
tersebut dari obat-obatan,melakukan perawatan luka pada korban-
korban kebakaran dan perawatan kebutuhan kesehatan
lainya),rekonsiliasi dan resolusi konflik,pemulihan keamanan dan
ketertiban untuk menghindari kebakaran .kegiatan rehabilitasi harus
memperhatikan pengaturan mengenai standar konstruksi
bangunan,kondisi sosial,adat istiadat budaya dan ekonomi
b. Upaya yuridikasi
Investigasi pasca kejadian kebakaran harus segera dilakukan untuk
mengetahui siapa penyebab kejadian kebakaran, bagaimana
prosesnya dan berapa besar kerugian yang diakibatkan dan
selanjutnya melakukan upaya yuridikasi untuk menuntut si pelaku
ke muka pengadilan. Dalam upaya yuridikasi ini perlu koordinasi
yang terkait antara polisi, penyidik pegawai negeri sipil, LSM, dan
para ahli. Para ahli kebakaran, tanah dan lingkungan dapat
mendukung upaya penyidikan dalam pengumpulan bukti-bukti serta
hasil-hasil analisa yang dapat mengungkapkan bahwa kebakaran
yang terjadi berasal dari penggunaan api yang ceroboh atau
kebakaran tersebut dilakukan secara sengaja untuk tujuan tertentu.

2.10 Upaya Pencegahan Bencana Kebakaran bangunan

1. Waspada rokok
Tidak membuang punting rokok sembarang.pastikan rokok telah
mati total sebelum dibuang ke tempat sampah.rokok 99%
memberikan masalah daripada manfaat,sehingga sebaiknya
jangan merokok agar tidak rugi
2. Waspada pada penerang api
ketika mati lampu dan menggunakan penerangan api seperti lilin
dan atau petromak maka jangan pernaah lalai untuk mengawasi
lampu tersebut dan tidak menaruh ditempat sembarangan yang
bisa jatuh aatau berpindah tempat sehingga bisa membakar
benda mudah terbakar yang ada disekitarnya
3. Waspada anak dan lansia
jauhkan benda-benda yang berapi atau yang dapat mengeluarkan
api.paling tidak ada orang dewasa yang mengawasi seperti korek
api korek gas kembang api,petasan obat nyamuk bakar serta
benda-benda yang mengeluarlkan api dan panas seperti kompor
gas kompor minyak strikaan
4. Waspada dan rawat perangkat listrik dan perangkat api
rawat dengan baik dan rutin kompor gas
setrikaan,magicjar,kabel-kabel listrik dan peraangkat listrik
lainya.hindari mencuri litrik PLN agarv tidak twerjadi hal-hal
yang tidak diinginkan seperti kesetrum dan konslet listrik
5. Siapkan perangkat kebutuhan pemadaman
Jika bangunan cukup besar gunakan sistem pemadam detector
asap,pemancar air,selang penyemprot air,tabung pemadam
semprot dan lain sebagainya.jangan lupa berikaan penyuluhan
bagi penghuni bangunan dalam menghadaapi bencana
kebakaran.untuk bangunan kecil minimal ada karung yang dapat
dibasahi untuk meredam kebakaran ringan
6. Melakukan pembinaan dan sosialisasi kebakaran
berikan penyuluhan kepada seluruh anggota kelurga,kariawan
kantor,siswa guru sekolah,buruh pabrik dan sebagainya
mengenai penangganan bencana kebakaran yang bisa saja terjadi
kapan saja dan dimana saja agar ketika terjadi kebakaran mereka
mengerti apa yang harus mereka lakukan.beritahu nomer telpon
polisi
7. Waspada lingkungan sekitar
kebakaran juga bisa akibat dari bangunan sebelaah yang terbakar
sehingga bangunan kita ikut menjadi korbaan karena api bisa
membesar dan merembet ke mana-mana
8. pengendalian setiap bentuk energy
9. penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan
sarana evakuasi
10. pengendalian penyebaran asap, pamas dan gas
11. penyelenggaraan latihan dan gladi penanggulangan kebakaran
secara berkala
2.11 Pemenuhan Kebutuhan Jangka Panjang
Jika kebakaran terjadi di dalam rumah kebutuhan yang dapat diberikan
kepada korban adalah pakaian atau tempat tinggal sementara dan jika
kebakaran terjadi di kantor ataupun tempat umum dapat diberikan pelayanan
kesehatan. Setiap korban akibat bencana perlu mendapatkan pelayanan
kesehatan sesegera mungkin secara maksimal dan manusiawi.dan jika
kebakaran terjadi disekolah segera lakukan pemindahan sekolahan sementara
untuk pemenuhan kelangsungan pendidikan anak anak sekolah agar tidak
mengganggu proses belajar mengajar.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kebakaran bangunan adalah keadaan pada bangunan yang dilanda api
sehingga mengakibatkan kerusakan serta dampak yang merugikan. Penyebab
dari masalah kebakaran bangunan adalah karena kesalahan dan ulah manusia
dalam kurangnya pengetahuan secara nasional disuatu Negara.Pembuangan
putung rokok sembarangan yang dilakukan oleh manusia di sekitar
bangunan,sehingga terjadi kebakaran.kini telah memiliki cara dalam rangka
mencegah kebakaran. Sekat bakar merupakan bagian dari cara pengendalian
pembakaran yan gumumnya digunakan.
3.2 Saran
a. Perbanyaklah pengetahuan seputar dampak dan penyebab terjadinya
kebakaran bangunan.
b. Cegahlah kebakaran bangunan dengan cara sosialisasi tentang kebakaran
bangunan.
c. Jika terjadi kebakaran tetap tenang, dan lakukan penanganan awal dengan
cara menghubungi pihak yang berwenang .
d. Jangan buang putung rokok sembarangan dalam area tempat yang mudah
terbakar

You might also like