You are on page 1of 5

LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN

“KEGIATAN PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)”

I. LATAR BELAKANG
Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu
perilaku yang disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia
bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan
harapan dapat menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia. Dalam penerapannya di
masyarakat, sanitasi meliputi penyediaan air, pengelolaaan limbah/sampah, kontrol
vektor, pencegahan dan pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi makanan, serta
pencemaran udara.
Kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya
sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit
infeksi dan penyakit menular di masyarakat, yang bahkan cenderung meningkat akhir-
akhir ini. Padahal sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma
pembangunan kesehatan lingkungan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan
(preventif) daripada aspek pengobatan (kuratif). Dengan adanya upaya preventif yang
baik, angka kejadian penyakit yang terkait kondisi lingkungan dapat dicegah. Selain
itu, anggaran yang diperlukan untuk preventif juga relatif lebih terjangkau daripada
melakukan upaya kuratif.
Upaya untuk meningkatkan sanitasi lingkungan memerlukan bantuan
pemerintah, tetapi yang lebih berperan penting adalah masyarakat itu sendiri dalam
menciptakan lingkungan yang sehat. Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam
pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah manusia bersentuhan langsung
dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan harapan usaha ini akan
menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia
atau biologis dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah
kesehatan terdiri dari tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan
buangan domestik (cucian, air seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan
industri dan bahan buangan pertanian. Cara pencegahan dapat dilakukan dengan
menggunakan solusi teknis (contohnya perawatan cucian dan sisa cairan buangan),

1
teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki septik), atau praktik kebersihan pribadi
(contohnya membasuh tangan dengan sabun).
Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk
manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Berdasarkan pengertian tersebut, lingkungan hidup terdiri dari unsur-unsur
biotik (mahluk hidup), unsur-unsur abiotik (mahluk tak hidup), dan unsur-unsur
budaya. Sanitasi Lingkungan adalah status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
perumahan, pembuangan kotoran, penyediaan air bersih, dan sebagainya (Notoadmojo,
2003).

II. PERMASALAHAN DI MASYARAKAT


Saat ini masih banyak masyarakat yang belum sadar akan pentingnya sanitasi.
Salah seorang praktisi kesehatan lingkungan menyatakan bahwa di pelosok desa masih
ditemui masyarakat yang lebih memilih untuk buang air besar (BAB) di sawah
daripada membangun WC untuk menjaga kesehatan diri dan lingkungan sekitarnya.
Pemikiran masyarakat yang seperti inilah yang perlu diubah. Sanitasi bukan hanya
kewajiban, tetapi suatu kebutuhan akan kesehatan lingkungan.
Peningkatan kesehatan lingkungan dimaksudkan untuk perbaikan mutu
lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan, melalui peningkatan sanitasi dasar
serta pencegahan dan penanggulangan kondisi fisik dan biologis yang tidak baik,
termasuk berbagai akibat sampingan pembangunan. Semua kegiatan penyehatan
lingkungan dan pemukiman yang dilakukan oleh staf Puskesmas, sebaiknya
dilaksanakan dengan mengikutsertakan masyarakat secara bergotongroyong.

III. PEMILIHAN INTERVENSI


Dikarenakan permasalahan yang terjadi di atas, maka diadakan kegiatan
penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai salah satu upaya untuk
menciptakan lingkungan sehat di kalangan masyarakat. Pada penyuluhan ini diuraikan
mengenai pengertian, tujuan, manfaat dan indikator PHBS juga mengenai pencegahan
penyakit menular, sanitasi lingkungan, peningkatan gizi keluarga dan lain sebagainya.

2
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang
dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan
seseorang atau keluarga dapat mendorong diri sendiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Kondisi sehat dapat dicapai
dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilakuk sehat dan
menciptakan perilaku sehat di rumah tangga.
Rumah tangga sehat berarti mampu menjaga, meningkatkan, dan melindungi
kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan
lingkungan yang kurang kondusif untuk hidup sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat
adalah salah satu strategi yang dapat ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di
bidang kesehatan baik pada masyarakat maupun pada keluarga.
Manfaat PHBS bagi rumah tangga dan masyarakat, yaitu :
 Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit
 Anak tumbuh sehat dan cerdas
 Produktivitas kerja anggota keluarga meningkat
 Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
 Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan
 Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
 Masyarakat mampu mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat
PHBS bertujuan untuk mewujudkan rumah tangga sehat. Rumah tangga sehat
adalah rumah tangga yang memenuhi tujuh indikator PHBS dan tiga indikator gaya
hidup sehat sebagai berikut :
 Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
 Bayi diberi ASI Eksklusif
 Penimbangan bayi dan balita
 Mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun
 Menggunakan air bersih
 Menggunakan jamban sehat
 Rumah bebas jentik
 Makan buah dan sayur setiap hari
3
 Melakukan aktivitas fisik setiap hari
 Tidak merokok di dalam rumah

IV. PELAKSANAAN
Kegiatan ini dilakukan di Posyandu Kelurahan Soreang pada bulan Oktober
2014.
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan pemateri terlebih dahulu menyampaikan
maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi disampaikan. Kemudian
pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk mengetahui tingkat pengetahuan
peserta (pretest) tentang materi yang akan diberikan.
2. Tahap Penyajian Materi
Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yaitu Perilaku hidup bersih dan
sehat. Di sela-sela materi yang disampaikan, pemateri memberikan kesempatan
pada peserta untuk bertanya langsung apabila ada materi yang tidak dimengerti.

V. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
Dokter datang pada saat Posyandu sedang berlangsung sehingga masih
banyak warga yang berkumpul di Posyandu pada saat penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Peserta yang hadir kurang lebih 30 orang. Pelaksanaan penyuluhan berjalan
sebagaimana yang diharapkan dimana peserta antusias menjawab pertanyaan yang
diajukan pemateri dan hampir sebagian besar peserta aktif melontarkan pertanyaan.
3. Evaluasi Hasil
Lebih dari 75% dari peserta yang hadir mampu menjawab pertanyaan dari
Dokter tentang materi yang disampaikan. Hal ini membuktikan bahwa peserta
memperhatikan materi yang disampaikan.

Makassar, 30 Oktober 2014

4
PESERTA PENDAMPING

dr. M. Fawzi Zulfikar N. dr. Dahlia

You might also like