Professional Documents
Culture Documents
LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
2018
I. PENDAHULUAN
Sitologi adalah ilmu yang mempelajari tentang sel, penemu pertama adalah
Robert Hooke, ia menentukan sel gabus yang tidak mempunyai membran atau tidak
mempunyai protoplasma (sel mati). Sel terdiri dari sel tumbuhan dan sel hewan. Sel
tumbuhan dan sel hewan berbeda, salah satu perbedaan khas yang dimiliki sel
tumbuhan dibandingkan sel hewan adalah adanya dinding sel pada sel tumbuhan
yang mengandung bahan selulosa. Dinding sel ini berfungsi untuk melindungi isi sel
dan member bentuk pada sel tumbuhan (Gabriel, 1988). Sel tumbuhan memiliki
organel khas yaitu vakuola, plastida, dan dinding sel. Vakuola terdapat di dalam
sitoplasma, berisi cairan (getah) sel, memiliki membran tunggal yang disebut
tonoplas yang bersifat semipermeabel (Syamsuri, 1997).
Sel adalah struktural terkecil dan fungsional dari suatu makhluk hidup yang
secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi dan kegiatan
kehidupan lainnya yang menunjang kelangsungan hidup sel itu sendiri. Suatu sel
dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukkan ciri-ciri kehidupan antara
lain melakukan aktifitas metabolisme, mampu beradaptasi dengan perubahan
lingkungannya, peka terhadap rangsang, dan ciri hidup lainnya. Suatu sel hidup harus
memiliki protoplas, yaitu bagian sel yang ada di bagian dalam dinding sel. Protoplas
dibedakan atas komponen protoplasma dan non protoplasma. Komponen
protoplasma yaitu terdiri atas membran sel, inti sel, dan sitoplasma (Dhaniaputri,
2016). Sel hanya berupa ruangan kosong saja. Sel mati sendiri berasal dari sel hidup.
Sel menjadi mati disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun
faktor lingkungan (Johnson, 1965).
II. TUJUAN
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara sitologi diantaranya
mikroskop cahaya, object glass, cover glass, pipet, tissue, laporan sementara dan
silet.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum adalah akuades, rambut buah
Ceiba pentandra (Randu), selaput bagian dalam umbi lapis Allium cepa (Bawang
Merah), irisan melintang empulur batang Manihot esculenta (singkong), dan irisan
melintang buah Capsicum annum (cabai).
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum acara sitologi I antara lain:
1. Ambil 2-3 helai rambut buah Ceiba pentandra (Randu) dan letakkan di atas
object glass, ditetesi air dan tutup dengan cover glass.
2. Buat irisan selaput bagian dalam umbi lapis Allium cepa (Bawang Merah) dan
letakkan di atas object glass, ditetesi air dan tutup dengan cover glass.
3. Iris secara melintang empulur batang Manihot esculenta (singkong) menggunakan
silet, kemudian letakkan di atas object glass, ditetesi air dan tutup dengan cover
glass.
4. Iris secara melintang buah Capsicum annum (cabai) menggunakan silet, kemudian
letakkan di atas object glass, ditetesi air dan tutup dengan cover glass.
5. Amati preparat di bawah mikroskop cahaya dan gambar preparat yang terlihat
serta beri keterangan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Gelembung udara
Bentuk sel : silindris
Familia : Malvaceae
1.
2.
Keterangan :
1. Dinding sel
Bentuk sel : hexagonal
Familia : Euphorbiaceae
1.
2.
3.
Gambar 4.3. Selaput Bagian Dalam Umbi Lapis Allium cepa (Bawang Merah)
Perbesaran 100x
Keterangan :
1. Dinding sel
2. Karotenoid
1.
Bentuk sel : poliedris
Familia : Solanaceae
2.
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari prktikum yang tealh dilakukan dan pembahasan yang telah
dipaparkan dapat didimpulkan bahwa:
1. Bentuk sel pada tumbuhan yang teramati adalah silindris pada rambut kapuk
randu, poliedris pada irisan melintang cabai, memanjang pada selaput bagian
dalam bawang merah dan hexagonal pada irisan melintang empulur batang
singkong.
2. Bagian sel yang hidup yaitu memiliki nukleus, sitoplasma, plastida, dan
mitokondria.
B. Saran
Saran untuk praktikum kali ini adalah dalam pembuatan preparat harus benar
sesuai prosedur contohnya dalam pengirisan bahan harus setipis mungkin agar
terlihat di bawah mikroskop dan mikroskop yang digunakan seharusnya benar-
benar dalam kondisi yang bagus dan baik agar dalam melakukan pengamatan
preparat terlihat jelas.
DAFTAR REFERENSI
Dhaniaputri, R., 2016. Mata Kuliah Struktur dan Fisiologi Tumbuhan Sebagai
Pengantar Pemahaman Proses Metabolisme Senyawa Fitokimia, Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Biologi, (14) 3, pp: 636-646.
Gabriel, J.F. 1988. Ringkasan Biologi. Bandung: Ganeca Exack.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Press.
Johnson, W. H. 1965. General Biology of Structural Plant’s cell Rine part and
Winston. Jakarta: Cuyugoro.
Majida, M. U., Mudassar, F. A., Kanza, F., Muhammad S. T., Qurban, A., Bushra,
R., Abdul, Q. R., Idrees, A. N., & Tayyab, H., 2017. Genetic Resources of
Chili Pepper (Capsicum annuum L.) against Phytophthora capsici and Their
Induction through Various Biotic and Abiotic Factors, Cytology and
Genetics, (51) 4, pp. 296–304.
Mulyani, Sri. 2004. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kasinus.
Rosanti. D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga
Syamsuri, Y. 1997. Biologi Umum. Jakarta: Erlangga.
Wandita, R. H., Sri, P., Agung, S., & Ratih, D. H., 2018. Isolasi dan Karakterisasi
Bakteri Endofit Pelarut Fosfat dan Penghasil Hidrogen Cyanide (HCN) dari
Tanaman Bawang Merah (Allium cepa L), Bioma, (20) 1, pp: 9-16.