You are on page 1of 2

Jawaban Pertanyaan Kelompok C

1. Dari semua sumber dental stem sel, apa yang sering digunakan dan apa alasannya?
Stem sel yang berasal dari jaringan gigi terdapat pada ligament periodontal, apikal
papilla, tulang alvelolar, pulpa gigi, sinus maksila, jaringan granulasi ligament
periodontal, dan gingiva. Masing-masing stem sel tersebut memiliki presentase ligament
periodontal 27%, apical papila 13%, alveolar bone 13%, dental pulp 27%, maxillary sinus
6%, ligament periodontal granulation tissue 7%, gingival 7%, dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa sumber dari dental stem yang sering digunakan atau dipakai adalah
berasal dari ligament periodontal dan dental pulp. Ligamen periodontal stem cell ini
memiliki sifat multipoten dan memiliki kemampuan untuk beregenerasi menjadi jaringan
gigi ataupun periodontal (Avinash et al, 2017). Di antara sel-sel induk yang berasal dari
jaringan mulut, sel-sel batang pulpa gigi manusia (hDPSC) telah banyak dipelajari karena
potensi klinisnya yang besar, aksesibilitas yang mudah, dan pemanenan yang kurang
invasif. Sel-sel ini ditemukan membentuk jaringan seperti-dentin dan berdiferensiasi
menjadi sel-sel mirip-osteoblas yang membentuk tulang in vitro. Di hadapan rangsangan
spesifik, DPSC ini dibedakan menjadi beberapa jenis sel, termasuk neuron, adiposit, dan
kondrosit. Menariknya, sel-sel endotel vaskular dan DPSC ditemukan berdiferensiasi
secara sinergis menjadi osteoblas dan sel-sel endotel (Chalisserry et al, 2017).

2. Apa kelebihan dental stem sel dibandingkan jenis stem sel lain? Jenis stem sel mana yang
lebih baik digunakan?
Stem sel adalah sel yang belum berdiferensiasi yang terdapat di beberapa bagian
tubuh. Sel ini memiliki kemampuan memulihkan jaringan yang rusak. Pada dasarnya,
tidak ada jenis stem sel tertentu yang paling baik digunakan dalam terapi. Penggunaan
stem sel paling tepat yaitu disesuaikan dengan sel target yang ingin disembuhkan.
Contohnya, penyakit osteoartritis atau pengapuran sendi terjadi karena adanya gangguan
pada tulang rawan, maka jenis stem cell yang paling tepat digunakan adalah
mesenchymal stem cells (MSCs). Hal itu karena MSCs dapatberdiferensiasi menjadi
kondrosit atau sel tulang rawan. Berbeda halnya dengan penyakit kanker darah, maka
jenis stem cell yang paling tepat untuk digunakan adalah hematopoeitic stem cells, karena
sel tersebut mampu berdiferensiasi menjadi sel darah yang normal untuk menggantikan
sel kanker tersebut (Chalisserry et al, 2017).
Pengobatan kedokteran gigi berkembang dengan pesat terutama di bidang
regenerasi jaringan berbasis stem cell. Stem cell dapat diisolasi dari pulpa gigi sulung
manusia yang akan tanggal dan disebut Stem Cells from Human Exfoliated Deciduous
(SHED). Stem Cells from Human Exfoliated Deciduous (SHED) mempunyai kelebihan
apabila dibandingkan dengan stem cell jenis lain karena berasal dari jaringan yang muda
sehingga mampu berdiferensiasi menjadi jenis sel yang lebih beragam, potensi proliferasi
dan regenerasinya lebih besar (Puspitasari et al, 2014).

Sumber:
Avinash, K., S. Malaippan, J. N. Dooraiswamy. 2017. Methods of isolation and characterization
of stem cells from different regions of oral cavity using markers: a systematic review.
International Journal of Stem Cells. 10(1): 12-20.

Chalisserry, E. P., S. Y. Nam, S. H. Park, S. Anil. 2017. Therapeutic potential of dental stem
cells. Journal of Tissue Engineering. 8: 1–17.

Puspitasari, T. W., T. Saskianti, U. Tedjosasongko. 2014. Karakterisasi stem cell pulpa gigi
sulung dengan modifikasi enzim tripsin. Dental Journal. 47(2): 115-119.

You might also like