You are on page 1of 25

BAB I

1.1 Latar Belakang

Evolusi adalah proses perubahan struktur tubuh makhluk hidup yang


berlangsung sangat lambat dan dalam waktu yang sangat lama. Evolusi juga
merupakan perkembangan makhluk hidup yang berlangsung secara perlahan-lahan
dalam jangka waktu yang lama dari bentuk sederhana ke arah bentuk yang komplek.
Evolusi juga dapat diartikan proses perubahan yang berlangsung sedikit demi
sedikit dan memakan waktu yang lama.

Selama kehidupan masih tetap berlangsung, kejadian-kejadian alam akan


terus menyertai aktifitas kehidupan setiap organisme yang ada didunia. Setiap saat
berlangsung peristiwa-peristiwa alam yang erat hubungannya dengan kelangsungan
hidup organisme yang ada di dalam nya, seperti banjir, gunung meletus, wabah
penyakit, tanah longsor, badai, angin topan, gempa bumi dan sebagainya. Keadaan
ini dapat diartikan bahwa alam telah melakukan seleksi terhadap organism yang ada
di dalamnya.

Apabila organism tersebut mampu beradaptasi, maka organism tersebut


akan dapat bertahan hidup, tetapi bagi organisme yang tidak mampu beradaptasi,
maka organisme tersebut akan bertahan hidup, tetapi bagi organisme yang tidak
mampu beradaptasi akan mati dan akhirnya punah. Peristiwa inilah yang disebut
dengan seleksi alam yang erat kaitannya dengan jenis (spesies), macam (varian),
rantai makanan, perkembangbiakan secara kawin, genetika dan adaptasi.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa pengertian seleksi alam?
 Teori apa saja yang mendukung adanya proses seleksi alam?
 Apa saja contoh-contoh yang mendukung proses seleksi alam?
 Bagaimana peran kreatif seleksi alam?
 Apa saja macam-macam dari seleksi alam?
1.3 Tujuan
 Untuk mengertahui apa pengertian seleksi alam.
 Untuk mengetahui teori apa saja yang mendukung proses seleksi alam.
 Untuk mengetahui contoh-contoh yang mendukung seleksi alam.
 Untuk mengetahui bagaimana peran kreatif seleksi alam.
 Apa saja macam-macam dari seleksi alam.
BAB II

2.1 Pengertian Seleksi Alam

Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk memilih
makhluk hidup yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang tidak
dapat terus bertahan hidup. Makhluk hidup yang terus dapat bertahan hidup akan
tetap hidup sedangkan makhluk hidup yang tidak dapat bertahan hidup akan mati.
Selama kehidupan di bumi ini terus berlangsung, peristiwa alam juga akan terus
berlangsung menyertai aktivitas kehidupan makhluk hidup. Peristiwa alam tersebut
dapat berlangsung setiap saat dan setiap waktu tanpa adanya kesiapan dari makhluk
hidup yang ada di alam ini. Peristiwa alam tersebut erat hubungannya dengan
kelangsungan hidup makhluk hidup seperti banjir, tanah longsor, gunung meletus,
gempa bumi, dan bencana alam lain.
Keadaan tersebut dapat di artikan bahwa alam telah melakukan seleksi
terhadap mahluk hidup yang ada di dalamnya. Mahluk hidup yang mampu bertahan
hidup akan dapat bertahan hidup, sedangkan mahluk hidup yang tidak bertahan
hidup akan mati dan mengalami kepunahan. Seleksi alam erat kaitannya dengan
jenis (spesies), macam (varian), rantai makanan, jaring-jaring makanan,
perkembangbiakan secara kawin, genetika dan adptasi. Proses perubahan karena
seleksi alam tersebut berlangsung secara perlahan, sedikit demi sedikit, dan dalam
jangka waktu yang relatif sangat lama (ratusan, ribuan bahkan jutaan tahun).
Seleksi alam adalah keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi
(kemampuan individu yang tidak sama untuk bertahan hidup dan reproduksi),
seleksi alam terjadi melalui suatu interaksi antara lingkungan dan keanekaragaman
yang melekat diantara individu organisme yang menyusun suatu populasi. Produk
seleksi alam adalah adaptasi pepoulasi organisme dengan lingkungannya. Seleksi
alam yang dimaksud dalam teori evolusi adalah teori bahwa makhluk hidup yang
tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya lama kelamaan akan punah. Yang
tertinggal hanyalah mereka yang mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Dan
sesama makhluk hidup akan saling bersaing untuk mempertahankan hidupnya.
Teori seleksi alam bersandar pada tiga prinsip utama :
1. Pada setiap generasi dihasilkan keturunan yang jumlahnya banyak, lebih
banyak daripada yang apat didukung oleh sumber-sumber terbats (makanan,
air, tempat teduh dan pasangan kawin)
2. Terdapat variasi yang dapat diwariskan dalam populasi keturunan yang
terlalu besar.
3. Terjadi kompetisi demi kesintasan, yang menyebabkan varian-varian yang
teradaptasi denga lebih baik terhadap lingkungan tertentulah yang akan
berhasil dan menghasilkan keturunan yang mewarisi sifat-sifat adaptif
tersebut.
Seleksi Alam merupakan suatu populasi memiliki kemampuan yang sama
untuk bertahan hidup dan menghasilkan keturunan. Populasi terdiri dari individu
yang bervariasi dan rata-rata beberapa varian menghasilkan lebih banyak keturunan
dibandingkan yang lain. Keberhasilan yang berbeda dalam reproduksi ini adalah
seleksi alam dan alel akan diturunkan ke generasi berikutnya.
Seluk-beluk seleksi alami adalah pentingnya populasi dalam evolusi. Suatu
populasi adalah satuan terkecil yang dapat berkembang. Evolusi dapat diukur
sebagai peruahan dalam pembagian relative variasi dalam suatu populasi selama
beberapa generasi. Contoh kerja seleksi alam adalah kegiatan para saintis menguji
hipotesis Darwin bahwa paruh burung Finch Galapagus merupakan adaptasi
evolusioner terhadap sumber makanan yang berbeda.
Masih jelas teringat di benak kita tentang teori evolusinya yang
menceritakan bahwa awalnya jerapah ada yang berleher pendek dan ada yang
berleher panjang. Lalu jerapah yang berleher panjang lebih mudah menjangkau
daun-daun muda yang tempatnya memang lebih tinggi dibandingkan dengan
jerapah berleher pendek. Akhirnya, jerapah berleher panjang dapat bertahan hidup
dan jerapah berleher pendek perlahan-lahan akan punah. Ini yang disebut Charles
Darwin sebagai “Seleksi Alam”.
Seleksi alam adalah proses dimana mutasi genetika yang meningkatkan
reproduksi menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke generasi yang
lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang “terbukti
sendiri” karena:
a) Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme.
b) Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup.
c) Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup
dan bereproduksi.
Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk
bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang
lebih menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan
yang tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi
selanjutnya.

2.2 Hukum-hukum yang Melatarbelakangi Seleksi Alam.


Pemikiran Darwin menyatakan bahwa bentuk mahluk hidup dengan struktur
baru yang disebutnya sebagai bentuk modern, adalah diperoleh dari makhluk hidup
dari warisan makhluk hidup yang telah ada sebelumnya tetapi dengan suatu
modifikasi. Modifikasi makhluk individu merupakan adaptasi terhadap
lingkungannya. Individu yang mempunyai kecocokan yang lebih besar dengan
lingkungannyalah yang mampu bertahan, karena itu lingkungannya berperan
sebagai penyeleksi terhadap kelestarian makhluk hidup dari generasi kegenerasi,
sehingga kemudian disebut dengan istilah seleksi alam. Seleksi alam menyatakan
bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih mampu menyesuaikan diri dengan
kondisi alam habitatnya akan mendominasi dengan cara memiliki keturunan yang
mampu bertahan hidup, sebaliknya yang tidak mampu akan punah.
Sebagai contoh, dalam sekelompok rusa yang hidup di bawah ancaman
hewan pemangsa, secara alamiah rusa-rusa yang mampu berlari lebih kencang akan
bertahan hidup. Itu memang benar. Akan tetapi, hingga kapan pun proses ini
berlangsung, tidak akan membuat rusa-rusa tersebut menjadi spesies lain. Rusa
akan tetap menjadi rusa.
Maka pengertian seleksi alam menurut Darwin dapat dideskripsikan sebagai
barikut :
1. Di alam, individu-individu berbeda dengan sesamanya,
2. perbedaan ini meskipun hanya sebagian kecil saja, ditentukan oleh faktor
yang diteruskan melalui pewarisan sifat, dan
3. kapanpun perbedaan-perbedaan ini menyangkut ketahanan, yaitu
keberhasilan bertahan sampai usia reproduksi, sehingga makhluk hidup
mampu memberikan keturunan.
Seleksi alam berperan sebagai mekanisme pengeliminasi individu-individu
lemah dalam suatu spesies. Ini adalah kekuatan konservasi yang menjaga spesies
yang ada dari kepunahan. Namun mekanisme ini tidak memiliki kemampuan
mengubah satu spesies ke spesies lain. Seleksi alam hanya mengeliminir individu-
individu suatu spesies yang cacat, lemah atau tidak mampu beradaptasi dengan
habitatnya. Mekanisme ini tidak dapat menghasilkan spesies baru, informasi genetis
baru, atau organ-organ baru. Dengan demikian, seleksi alam tidak mampu
menyebabkan apa pun berevolusi. Darwin menerima kenyataan ini dengan
mengatakan: "Seleksi alam tidak dapat melakukan apa pun sampai variasi-
variasi menguntungkan berkebetulan terjadi". Karena itulah neo-Darwinisme
harus mengangkat mutasi sejajar dengan seleksi alam sebagai "penyebab
perubahan-perubahan menguntungkan". Akan tetapi, seperti yang akan kita lihat,
mutasi hanya dapat men-jadi "penyebab perubahan-perubahan merugikan".
Teori Darwin tentang evolusi melalui seleksi alam didasarkan pada dua
fakta sederhana yaitu:
a. Adanya variabilitas
b. Kesamaan antara induk dan keturunannya, dan satu kesimpulan bahwa variasi-
variasi yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemungkinan
makhluk hidup untuk tertahan dan berproduksi.darwin percaya bahwa
perubahan kondisi akan menghasilkan variasi baru. Ini merupakan hasil yang
segera tampak sebagai akibat adanya seleksi dan akhirnya menghasilkan
perubahan evolutif yang tetap.
Tidak dipungkiri lagi ide Darwin tentang seleksi alam merupakan konsep
biologi yang sangat penting. Ide seleksi alam sebagai mekanisme evolusi
didasarkan pada beberapa ide yaitu :
a. Mahluk hidup yang dilahirkan jauh lebih banyak daripada mahluk hidup
yang dapat bertahan pada keadaan lingkungan dengan makanan terbatas.
b. Ketersediaan kebutuhan hidup yang terbatas mengakibatkan terjadinya
kompetisi di antara mahluk hidup. Kompetisi terjadi sangat hebat di antara
individu-individu yang sama jenisnya, karena mereka memiliki keperluan
atau kebutuhan hidup yang sama.
Dua inti pokok dari teori Darwin :
1. Spesies yang hidup dimasa sekarang berasal dari masa lampau.
2. Evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam.

2.3 Teori-teori tentang seleksi alam


1. J.B Lamarck

Jean Baptiste Lamarck (1774-1829) adalah seorang ahli biologi dari


Perancis yang membuat suatu teori mengenai makhluk hidup yang sederhana
dengan yang modern mamiliki suatu hubungan asal-muasal. Teori Lamarck dikenal
dengan paham "use and disuse" dari buku Philosophie Zoologique yang sudah tidak
dapat diterima alias gagal.

Dalam bukunya lamarck menjelaskan teorinya dengan inti sari sebagai


berikut di bawah ini :

1. Makhluk hidup sederhana adalah nenek moyang dari makhluk hidup yang
sempurna / modern dengan tingkat kompleksitas yang tinggi.
2. Makhluk hidup akan senantiasa beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan
lingkungan sekitarnya dengan menggunakan organ tubuhnya.
3. Organ tubuh yang sering dipakai atau digunakan akan berkembang ke taraf
yang lebih baik, sedangkan organ yang jarang ataupun yang tidak pernah
digunakan akan menghilang.
4. Perubahan organ tubuh akan diwariskan dan diturunkan ke generasi
berikutnya atau keturunannya.
2. Charles Darwin
Charles Darwin (1809-1882) memiliki nama panjang Charles Robert
Darwin adalah ilmuwan asal negara Inggris yang menemukan hasil penelitian di
pulau galapagos untuk menunjang teori evolusi. Charles Darwin disebut sebgai
bapak evolusi karena memiliki data yang lebih lengkap untuk menguatkan teori
evolusi. Charles Darwin mengeluarkan dua buah buku yang memberikan andil yang
cukup penting bagi perkembangan teori evolusi, yakni :
1. On the origin of species by means of natural selections - tahun 1859
2. The descent of man - tahun 1857
Dua inti pokok dari teori darwin :
1. Spesies yang hidup di masa sekarang berasal dari makhluk hidup yang
berasal dari masa lampau.
2. Evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam (natural selections)
3. Teori evolusi Count de Buffon (1707-1788). Buffon berpendapat bahwa
variasi-variasi yang terjadi karena pengaruh alam sekitar diwariskan sehingga
terjadi penimbunan variasi.
4. Alfred Russel Wallace (1823-1913) mengadakan pengamatan tentang adanya
penyebaran flora dan fauna di wilayah oriental yaitu Sumatera, Jawa, dan
Kalimantan yang ternyata mempunyai banyak persamaan dengan wilayah
Australia dan Maluku serta Sulawesi sebagai daerah transisi. Dengan gagasan
dan teori kedua tokoh yaitu, Malthus dan Wallace, maka Darwin menggunakan
teori evolusinya lebih lanjut. Ide-ide Darwin berdasarkan hasil observasinya
antara lain seperti berikut.
1. Tidak ada individu yang sama. Antara individu satu dengan yang lainnya
mempunyai perbedaan atau variasi walaupun dalam satu spesies dan variasi
tersebut bersifat menurun.
2. Setiap populasi cenderung bertambah banyak karena mempunyai
kemampuan untuk bereproduksi.
3. Bertambahnya populasi tidak akan berjalan terus-menerus, tetapi kenaikan
populasi akan dipengaruhi oleh faktor-faktor pembatas.
4. Jumlah individu yang dilahirkan lebih banyak daripada individu yang dapat
bertahan hidup.
5. Individu-individu akan mengadakan persaingan untuk mendapatkan
makanan agar dapat mempertahankan hidupnya.
6. Adanya seleksi alam akan mengakibatkan individu harus beradaptasi
dengan lingkungannya. Individu yang dapat beradaptasi akan dapat terus
hidup dan akan mewariskan sifat-sifatnya pada keturunannya.
Pertentangan antar teori
1. Lamarck versus Darwin
Menurut teori Lamarck, jika leher jerapa terus-menerus digunakan untuk
menjangkau dahan yang tinggi, maka leher itu akan memanjang. Keturunan
berikutnya memiliki leher yang lebih panjang, demikian seterusnya. Menurut teori
ini baik jerapah berleher pendek maupun berleher panjang memiliki jumlah ruas
tulang leher yang sama. Perbedaannya terletak pada panjang pendeknya tulang
leher. Sedangkan menurut teori Darwin, ada berbagai variasi jerapah yakni jerapah
berleher pendek dan jerapah berleher panjang yang dapat menggapai daun di tempat
yang tinggi. Jerapah yang berleher pendek tidak mendapat makanan dan akhirnya
akan mati. Dengan demikian jerapah yang berleher pendek terkena seleksi alam,
sedangkan jerapah yang berleher panjang tetap lestari.
2. Lamarck Versus Weismann
Menurut Lamarck, lingkungan berpengaruh terhadap makhluk hidup.
Secara alami, kondisi lingkungan senantiasa berubah. Agar tetap lestari, makhluk
hidup harus beradaptasi. Artinya makhluk hidup juga mengalami perubahan.
Perubahan tersebut diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke generasi.
Sedangkan menurut August Weismann, perubahan jaringan tubuh karena faktor
lingkungan tidak diwariskankepada keturunannya. Perubahan yang diwariskan
kepada keturunannya adalah perubahan tingkat gen pada sel-sel germinal dan sel-
sel gamet. Jadi makhluk hidup dapat berubah jika gen sel-sel germinal dan sel gamet
yang dikandungnya mengalami perubahan. Perubahan gen akan diwariskan kepada
keturunannya. Perubahan lingkungan yang tidak mempengaruhi gen, tidak akan
berpengaruh kepada keturunannya.
3. Darwin Versus Weismann
Dari uraian diatas tampak bahwa Weismann lebih cenderung kepandangan
Darwin tentang seleksi alam. Evolusi menyangkut cara pewarisan gen-gen melalui
sel-sel kelamin, dengan kata lain, evolusi adalah gejala seleksi alam terhadap
faktor-faktor genetik.
Konsep pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran
evolusi mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya.
Namun, ini tidaklah sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran
mengukur proporsi generasi tersebut untuk membawa gen sebuah organisme.
Karena itu, jika sebuah alel meningkatkan kebugaran lebih daripada alel-alel
lainnya, maka pada tiap generasi alel tersebut menjadi lebih umum dalam popualasi.
Contoh-contoh sifat yang dapat meningkatkan kebugaran adalah peningkatan
keberlangsungan dan fekunditas. Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang
disebabkan oleh alel yang kurang menguntungkan atau merugikan mengakibatkan
alel ini menjadi lebih langka. Adalah penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran
sebuah alel bukanlah karakteristik yang tetap. Jika lingkungan berubah, sifat-sifat
yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan bisa menjadi menguntungkan dan
yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi merugikan.

2.4 Contoh-contoh seleksi alam


1. Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia
Contoh kupu-kupu Biston betularia di inggris. Kupu-kupu biston betularia
terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang cerah dengan yang bersapap gelap.
Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat baik untuk adaptasi kupukupu
yang bersayap cerah. Namun karena limbah jelaga industri di inggris yang semakin
banyak dan mengotori pepohonan sehingga pohon menjadi gelap yang akhirnya
menjadi lebih adaptif untuk kupu-kupu yang bersapap gelap daripada yang terang.
Hasilnya perkembangan kupu-kupu bersayap gelap meningkat tajam dan sayap
cerah berkurang drastis.
Pada saat sebelum terjadinya revolusi di Inggris, udara di Inggris masih
bebas dari asap industri, sehingga populasi ngengat biston betularia hitam menurun
karena tidak dapat beradaptsi dengan lingkungannya. namun setelah revolusi
industri, udara di Inggris menjadi gelap oleh asap dan debu industri, sehingga
populasi ngengat biston betularia putih menurun karena tidak dapat beradaptasi
dengan lingkungan, akibatnya mudah ditangkap oleh pemangsanya. Kettlewell’s
seorang dari Oxford University pada tahun 1966 telah menyelidiki kupu hitam dan
putih Biston betularia (di Inggris). Kupu hitam banyak ditemui di daerah industri
(tercemar) dan sedikit di daerah yang tidak tercemar, dan kupu putih sebaliknya.
Untuk mengecek adanya perbedaan yang dikaitkan dengan penambahan
lingkungan maka Kettlewell’s mempelajari perkembangan populasi kupu ini
dengan cara “Marking recapture” yaitu menandai sejumlah kupu dari dua warna itu,
kemudian dilepas di daerah tercemar (Birminghan) dan di daerah yang tidak
tercemar (Dorset), setelah beberapa waktu ditangkap kembali, hasilnya sebagai
berikut:
Birminghan (tercemar) Dilepas Ditangkap kembali
Hitam 477 19%
Putih 137 40%
Dorset(tak tercemar)
Hitam 437 6%
Putih 496 12,5%

Kesimpulan dari tabel diatas adalah:


1. Penyebaran kupu hitam berkorelasi dengan derajat pencemaran.
2. Ada mutasi putih ke hitam.
Demikian pula yang diperlihatkan dalam penggunaan DDT terhadap
serangga. Peningkatan penggunaan DDT mengakibatkan berkurang kekebalannya
terhadap serangga.

2. Terjadinya spesies baru burung Finch di Kepulauan Galapagos


Kepulauan Galapagos berada di kawasan Amerika Selatan. Pada waktu
melakukan ekspedisi di Kepulauan Galapagos, Darwin menemukan berbagai jenis
burung yang sebelumnya tidak pernah dikenal. Burung-burung memiliki paruh dan
kebiasaan makan yang berbeda-beda. Darwin memeperkirakan burung-burung
tersebut merupakan keturunan burung Finch yang berasal dari daratan Amerika
Selatan. Pada mulanya lingkungan dan makanannya yang baru. Lama-kelamaan
muncullah berbagai spesies burung Finch yang baru. Berung Finch yang tidak dapat
beradaptasi akan terseleksi, sehingga hanya burung-burung Finch yang mampu
beradaptasi saja yang dapat bertahan hidup.
c. Zarafah yang berleher panjang

Menurut Darwin, pada mulanya tidak semua zarafah berleher panjang. Oleh
karena sumber makanan mereka yang berupa daun-daun muda di pucuk-pucuk
pohon yang tinggi, hanya zarafah berleher panjang saja yang dapat bertahan hidup.
Zarafah-zarafah berleher pendek punah terseleksi oleh alam.
d. Punahnya dinosaurus dan reptil-reptil raksasa

Punahnya dinosaurus dan reptil-reptil raksasa lainnya diduga karena tidak


dapat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi pada
zaman Mesozoikum 180 juta tahun yang lalu. Para peneliti menduga bahwa pada
saat itu terjadi tabrakan antara bumi dan meteor. Tabrakan tersebut menyebabkan
bumi tertutup debu. Akibatnya, sinar matahari tidak sampai ke permukaan bumi.
Hal ini menyebabkan tumbuhan tidak dapat melakukan fotosintesis dan akhirnya
mati. Matinya tumbuhan diikuti dengan matinya dinosaurus pemakan rumbuh-
tumbuhan dan akhirnya dinosaurus pemakan daging juga mati.
e. Contoh seleksi alam pada manusia

Manusia merupakan organisme paling maju di bumi. Manusia, organisme


yang tidak mempunyai senjata untuk membela diri, merupakan satu-satunya
organisme yang kemudian menggunakan kemampuan otak untuk dapat bertahan
hidup. Secara umum terlihat bahwa evolusi memberikan kecenderungan
penyempurnaan. Hal-hal baik dipertahankan, sedangkan hal yang buruk terseleksi
dan punah. Salah satu hal baik yang selalu kita jumpai adalah pertambahan ukuran
yang berarti evolusi menuju kepada komponen tersier.

Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya
bervariasi, misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang
pertama adalah seleksi berarah (directional selection), yang merupakan geseran
nilai rata-rata sifat dalam selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung
menjadi lebih tinggi. Kedua, seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan
seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi
lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik
organisme yang pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan organisme
dengan tinggi menengah tidak. Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection),
yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar
nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki
tinggi badan yang sama.

Gen manusia berevolusi dengan cepat di benua Eropa, Asia dan Afrika.
Namun perubahan tersebut berbeda-beda sesuai dengan benua asalnya. Akibatnya,
manusia secara genetik menjadi semakin berbeda satu dengan lainnya. Contoh
karakter yang semakin muncul adalah mata biru dan kulit putih di Eropa Utara serta
ketahanan terhadap malaria di Afrika. Hal itu terjadi karena turunnya tingkat kawin
mawin antar benua dibanding pada masa nenek moyang manusia modern
meninggalkan Afrika untuk menyebar ke seluruh dunia Lima ribu tahun merupakan
waktu yang sangat singkat bila menyangkut sebuah proses evolusi. Namun dalam
evolusi manusia ini, hanya dalam 100 sampai 200 generasi, gen yang
menguntungkan dan terseleksi telah dimiliki oleh 30%-40% populasi manusia.
Salah satu faktor yang menyebabkan evolusi cepat ini adalah perubahan
lingkungan. Pola dan bahan makanan kita berubah dengan cepat, demikian juga
dengan timbulnya berbagai penyakit. Ini semua memaksa spesies manusia untuk
’berubah’, agar dapat terus bertahan hidup walau apa pun yang terjadi.

2.4 Macam-macam Seleksi Alam


Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya
bervariasi, misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang
pertama adalah seleksi berarah (directional selection), yang merupakan geseran
nilai rata-rata sifat dalam selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung
menjadi lebih tinggi. Kedua, seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan
seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi
lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik
organisme yang pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan organisme
dengan tinggi sedang tidak. Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection), yaitu
seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai
rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki tinggi
badan yang sama.
1) Seleksi Penstabilan
Seleksi alamiah sering bekerja untuk menyingkirkan individu dari kedua
fenotip ekstrim tersebut,di samping meningkatkan keberhasilan reproduksi fenotip
yang mendekati nilai rata-rata. Dalam hal yang demikian, seleksi alamiah
merupakan kekuatan yang bekerja untuk memelihara suatu keadaan tetap pada saat
tertentu. Misalnya, ekor panjang dan ekor pendek itu keduanya tidak
menguntungkan bagi tikus. Faktor-faktor yang mungkin melibatkan seperti halnya
daya tarik pada lawan jenis, kemudahan gerak, kerugian karena pemangsa. Pada
manusia misalnya, insiden mortalitas bayi itu lebih tinggi baik pada bayi dengan
bobot sangat berat maupun dengan bobot yang sangat ringan. Jadi bayi dengan
bobot rata-rata pada waktu lahir terseleksi,dan yang bobotnya pada kedua ekstrim
itu tersingkir. Polimorfisme berimbang yang terjadi karena kemampuan superior
heterozigot merupakan contoh yang lain.
2) Seleksi Berarah
Suatu populasi mungkin dapat berada dalam keadaan dimana individu-
individu yang menempati satu ekstrim dari kisaran fenotiplebih disukai daripada
yang lain-lain. Hal ini terjadi akibat perubahan pada lingkungan fisiknya. Polusi
udara yang disebabkan oleh revolusi industri di Britania Raya berakibat evolusi
populasi berwarna lebih gelap pada banyak sekali spesies ngengat-melanisme
industri. Pergeseran fenotip ini biasa disebut penggantian ciri. Ini adalah akibat dari
seleksi berarah. Jadi seleksi berarah adalah kekuatan dinamis yang menyebabkan
perubahan progressif dalm genotip dan oleh karena itu perubahan evolusioner.
Gambar diatas menunjukkan bahwa ada tiga cara seleksi alamiah yang dapat
mengubah distribusi fenotipe populasi. Pada setiap kasus, sumbu X merupakan
kisaran variasi sifat yang dipertimbangkan sedangkan sumbu Y merupakan kisaran
jumlah individu dalam populasi di tempat tersebut.
Grafik sebelah kiri menunjukkan seleksi penstabilan bekerja melawan
individu yang ekstrim dari sifat yang terseleksi. Polimorfisme berimbang
merupakan salah satu contoh seleksi penstabilan. Grafik tengah menunjukkan
seleksi berarah menguntungkan fenotipe pada stu ujung kisaran tersebut, sehingga
menimbulkan pergeseran bertahap dalam distribusi fenotipe pada populasi tadi.
Grafik kanan menunjukkan seleksi distruptif menguntungkan tipe ekstrim di ats tipe
intermediate. Hal ini dapat menyebabkan pemisahan populasi itu menjadi dua
subpopulasi.
3) Seleksi Disruptif
Tampaknya ada keadaan tertentu dimana individu pada kedua ekstrim dar
kisaran fenotipnya lebih sesuai dari pada yang terdapat di tengah-tengah. Hal ini
dinamakan seleksi disruptif atau seleksi terganggu. Arti penting evulisionermya
terdapat pada kenyataan bahwa seleksi disruptif itu dapat menimbulkan
terpecahnya lungkang (pool) gen tungal menjadi dua lungkang gen yang berbeda.
Hal ini dapat merupakan suatu cara pembentukan spesies baru.
Residu dari operasi pertambahan sering kali mengandung ion metal toksik
dalam konsentrasi sangat tinggi, sehingga sebagian besar tumbuhan tak dapat
tumbuhan ditempat tersebut. Akan tetapi, beberapa spesies yang kuat, misalnya
rumput tertentu, mampu mentebar dari tanah sekitarnya yang tak terkontaminasi
sampai diatas timbunan limbah tersebut. Pemeriksaan pada tumbuhan ini
memperlihatkan bahwa mereka telah mengembangkan daya tahan yang tinggi
terhadap ion-ion toksik, disamping itu pada saat yang sama mengembangkan pula
kekurangmampuan tumbuh pada tanah yang tak terkontaminasi. Karena
penyerbukan pada rumput terjadi oleh angin, maka terjadi persilangan antara
populasi yang resisten dan tak resisten, namun akhirnya terjadi seleksi disruptif.
Laju kematian yang lebih tinggi pada tumbuhan yang kurang resisten yang tumbuh
pada tanah yang terkontaminasi, dibandingkan dengan laju kematian yang lebih
tinggi pada tumbuhan yang lebih resisten yang tumbuh pada tanah yang tak
terkontaminasi, menyebabkan divergensi meningkat dan populasinya terbagi
menjadi dua sub populasi dengan perwujudan ekstrim sifat ini.
Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi
untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan
meningkatkan daya tarik suatu organisme. Sifat-sifat yang berevolusi melalui
seleksi seksual utamanya terdapat pada pejantan beberapa spesies hewan.
Walaupun sifat ini dapat menurunkan keberlangsungan hidup individu jantan
tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang besar dan warna yang cerah dapat
menarik predator). Ketidakuntungan keberlangsungan hidup ini diseimbangkan
oleh keberhasilan reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan.
Bidang riset yang aktif pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi
alam diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok
organisme, dan bahkan spesies. Dari model-model ini, tiada yang eksklusif, dan
seleksi dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara serentak. Di bawah tingkat
individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di seluruh genom.
Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi kelompok, dapat mengijinkan
evolusi ko-operasi.
2.5 Peran Kreatif Dari Seleksi Alam
Haldane telah menghitung berapa lama fenotif baru dapat diciptakan.
Misalnya, bila setiap 15 gen berada dalam 1 persen dari individu suatu populasi,
maka kemungkinan 15 gen tersebut terdapat bersama – sama adalah 1 didalam 1030
individu. Tetapi belum pernah ada suatu populasi dari organisme tinggi yang terdiri
1030 individu. Jumlah tanaman tinggi sepanjang sejarah kehidupan belum pernah
mencapai angka di atas. Sehingga kesempatan kelima gen dapat berada bersama
adalah sangat kecil. Lebih – lebih kesempatan ke-15 gen itu berada bersama – sama
pada beberapa individu. Dengan perkataan lain bahwa fenotip yang dihasilkan oleh
aksi bersama dari 15 gen tidak akan terdapat di dalam populasi.
Masih menurut Haldane, jika terdapat seleksi alam yang berjalan dalam
tingkatan sedang, hanya akan dibutuhkan waktu kurang lebih 10.000 tahun bagi
setiap gen untuk bertambah dari frekuensi 1 % menjadi 99 %. Jika setiap gen telah
terdapat di dalam 99 % dari populasi, 86 % dari individu di dalamnya akan
mempunyai ke-15 gen yang telah disebutkan di atas. Jadi pada peristiwa seleksi,
meskipun tanpa adanya mutasi baru dapat menghasilkan suatu fenotip baru dengan
adanya kombinasi gen.
Gambaran sebenarnya dari perubahan yang telah diterangkan di atas secara
hipotesis, telah dibuktikan oleh para ahli pertanian dari Universitas Illionis
(Amerika Serikat). Percobaan tentang seleksi pada seleksi jangka panjang. Para ahli
memilih biji jagung dengan kandungan minyak tinggi dan dilakukan selama 50
generasi. Dalam waktu tersebut terdapat kenaikan kandungan minyak secara
berangsur – angsur. Hal tersebut terjadi dari formasi kombinasi gen yang dihasilkan
dari suatu sesi mutasi baru.
Perhitungan sederhana dibawah ini menunjukkan percobaan di atas. Para
ahli pertanian menanam jagung sebanyak 200 – 300 pohon untuk setiap generasi.
Dikalikan dengan angka 50, maka jumlah jagung yang telah ditanam selama
percobaan adalah 10.000 – 15.000, kecepatan mutasi untuk setiap gen jagung
adalah 1 untuk setiap 50.000 tumbuhan. Hal itulah yang menyebabkan tidak
mungkinnya satu mutan ke penambahan kadar minyak tentu adanya suatu seri
mutasi semacam itu tidak akan terjadi. Penambahan secara berangsur dari kadar
minyak selama 50 generasi dengan seleksi harus bersandar pada pembentukan suatu
kombinasi gen baru dan bukannya karena mutasi.
Kombinasi gen baru yang dihasilkan dari seleksi sering menghasilkan suatu
perubahan alel yang awalnya resesif menjadi dominan. Suatu alel tidak bertindak
secara otomatis sebagai resesif atau dominan. Latar belakang genetik menentukan
aktivitas suatu alel. Bila latar genesis berubah lewat pergeseran dari suatu gen, maka
aktivitas dari gen – gen lain sampai pada batas tertentu.
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pada populasi biparental, seleksi
alam atau buatan menentukan arah perubahan. Sebagian besar dengan perubahan
frekuensi dari gen yang muncul karena mutasi sembarang (random mutation) dari
beberapa generasi sebelumnya. Hal ini akan mewujudkan adanya kombinasi gen
yang berudan aktivitas gen yang menghasilkan fenotip baru. Mutasi yang umumnya
bukanlah suatu kekuatan pengaruh pada evolusi, peran evolusi yang terutama bagi
mutasi baru (dan kombinasi baru dari gen) adalah pengganti persediaan variabilitas
di dalam gen pool, yang pada akhirnya melengkapi potensi mana seleksi yang akan
dating dapat bertindak.

2.6 Peran Pengawet (Konservatif) dari Seleksi Alam


Telah dijelaskan tentang peran kreatif seleksi alam yang mengarah ke
pembentukan kombinasi gen baru yang dapat memberi arah terhadap proses
evolusi. Sebaliknya, seleksi alam juga dapat berperan sangat penting sebagai factor
konservatif atau pengawet. Setiap organisme sepanjang perjalanan evolusinya,
telah memiliki susunan gen yang dapat saling mempengaruhi menurut jalan yang
tepat dalam mengatur proses pertumbuhan, faal, biokimia dimana kelangsungan
hidup suatu spesies tergantung.
Segala sesuatu yang merusak interaksi harmonis dari genbiasanya
merugikan spesies yang bersangkutan. Tetapi pada populasi yang berbiak secara
seksual, penggolongan gen baru ini akan berkurang daya adaptasinya daripada
golongan asli (meskipun beberapa dapat lebih besar daya adaptasinya). Sebagian
besar dari adaptasi baru cenderung merusak penggolongan gen yang
menguntungkan, yang mana kekuatan hidup dari sesuatu spesies tergantung.
Seleksi alam bekerja secara tetap untuk melenyapkan semua kombinasi,
kecuali kombinasi yang sangat menguntungkan, mengimbangi rekombinasi dan
mutasi merusak. Dengan demikian seleksi alam juga merupakan faktor utama
dalam mempertahankan stabilitas tanpa hal itu tentu terjadi kekacauan.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Seleksi alam adalah pemilihan yang dilakukan oleh alam untuk memilih
makhluk hidup yang dapat terus bertahan hidup dan makhluk hidup yang
stidak dapat terus bertahan hidup.
2. Teori yang mendukung adanya proses terjadinya seleksi alam:
 J.B. Lamarck
 Charles Robert Darwin
 Count de Buffon
 Alfred Russel Wallace
3. Contoh-contoh seleksi alam:
 Kupu-kupu Biston betularia
 Jerapah berleher panjang dan pendek
 Burung Finch di kepulauan Galapagos
 Punahnya dinasaurus
 Variasi gen pada manusia.
4. Macam-macam seleksi alam
 Seleksi penstabilan
 Seleksi berarah
 Seleksi disruptif
5. Peran kreatif seleksi alam, secara ringkas dapat dikatakan bahwa pada
populasi biparental, seleksi alam atau buatan menentukan arah perubahan.
Sebagian besar dengan perubahan frekuensi dari gen yang muncul karena
mutasi sembarang (random mutation) dari beberapa generasi sebelumnya.
6. Peran konservatif seleksi alam, setiap organisme sepanjang perjalanan
evolusinya, telah memiliki susunan gen yang dapat saling mempengaruhi
menurut jalan yang tepat dalam mengatur proses pertumbuhan, faal,
biokimia dimana kelangsungan hidup suatu spesies tergantung.
3.2 Saran
Setelah kita mengetahui pengertian, contoh-contoh, dan bukti-bukti tentang
seleksi alam diatas, maka disarankan bagi para pembaca yang memiliki
pengetahuan lebih dapat menambahkan pengetahuannya dalam pembuatan
makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
ririsriezqia.blogspot.com/2013/01/kelangsungan-hidup-organisme.html

http://budisma.web.id/materi/sma/biologi-kelas-xii/evolusi/

http://old.kaskus.co.id/showthread.php?t=15127345

Douglas J Futuyma. 1942. Evolutionary Biologi. USA: Sinauer


Associates.

Iskandar, dkk. 1980 / 1994. EVOLUSI. Bandung : Jurusan Biologi FMIPA


ITB.

George H fried. 2006. BIOLOGI. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Prawoto,Dkk. 1987. EVOLUSI. Jakarta: Karunika Jakarta.Universitas


Terbuka.

Prawoto,dkk. 1987. Materi Pokok Evolusi. Jakarta: karunika.

http:\\evolusi\Adaptasi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia


bebas.htm

http:\\evolusi\Charles Darwin - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia


bebas.htm

http:\\evolusi\Evolusi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia


bebas.htm

http:\\evolusi\Kelangsungan Hidup Makhluk Hidup Melalui Adaptasi,


Seleksi Alam Dan Perkembangbiakan 9_1 - Crayonpedia.htm

http:\\evolusi\Macam & Jenis Adaptasi Makhluk Hidup - Morfologi,


Fisiologi Dan Tingkah Laku Untuk Menyesuaikan Diri
Organisasi_Org.htm

http:\\evolusi\Seleksi alam - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia


bebas.htm

http:\\evolusi\Teori Evolusi Charles Darwin Tentang Seleksi Alam Dari


Inggris Dgn Buku On the Origin of Species by Means of Natural
Selections Organisasi_Org.htm

You might also like